"...Dalam pertandingan babak 16 besar Piala Dunia pertama yang baru berakhir, muncul kemenangan tak terduga terbesar Piala Dunia ini sejauh ini! Tim tuan rumah Brasil yang menjadi favorit juara justru tersingkir di babak 16 besar... Mereka kalah melalui adu penalti yang kejam. Dalam 90 menit penuh, Brasil dan Tim China bermain imbang 1-1. Selama 30 menit perpanjangan waktu, kedua tim gagal mencetak gol sehingga pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti yang menentukan..."
"Pada adu penalti, pemain pertama Brasil yang tampil adalah David Luiz. Ia berhasil menendang bola masuk ke gawang. Pemain pertama China Zheng Zhi juga sukses mengeksekusi penalti. Di babak kedua, Willian gagal, namun tembakan He Ying dari China juga berhasil ditepis oleh César... Di babak ketiga, Marcelo dari Brasil menemui sasaran, sementara Wu Lei gagal. Pada penalti keempat yang krusial, Hulk dari Brasil yang tampil pertama gagal setelah tendangannya ditepis Sun Pan. Sementara Yang Muge berhasil mencetak gol di bawah tekanan, skor kedua tim imbang 2-2. Di babak penentuan, tendangan penalti Neymar berhasil dihalau Sun Pan. Zhou Yi sebagai penendang terakhir melakukan gerakan penuh tipuan, dramatis dan artistik untuk memasukkan bola ke gawang. Akhirnya China mengalahkan Brasil 3-2 lewat adu penalti, secara historis lolos ke babak Delapan Besar Piala Dunia..."
"Usai pertandingan, suporter Brasil yang kecewa berat menggelar kerusuhan di luar stadion. Tiga mobil terbalik, sebuah bus dibakar, dan bus tim Brasil dicegat untuk mencegah keberangkatan... Kepolisian Brasil mengerahkan pasukan untuk berhadapan dengan suporter yang emosional... Bus tim China berhasil meninggalkan stadion dengan pengawalan ketat polisi. Tiga jam setelah kepergian mereka, bus Brasil baru bisa keluar dari lokasi... Selain di Belo Horizonte, kerusuhan suporter juga terjadi di beberapa kota lain di Brasil... Kedutaan besar berbagai negara mengeluarkan peringatan keselamatan bagi wisatawan dan suporter mereka..."
“……Sebelum pertandingan, tak ada yang menyangka bahwa tuan rumah Brasil justru akan tersingkir di pekan pertama babak penyisihan Piala Dunia. Kurangnya persiapan mental seluruh negeri terhadap hasil akhir ini mungkin menjadi penyebab seringnya kerusuhan terjadi… Yang kecewa bukan hanya suporter Brasil, tapi juga media mereka yang serentak mengkritik setiap anggota timnas dengan menggunakan kata-kata paling keras. Mereka sepakat bahwa pelatih Scolari harus segera mengundurkan diri… Namun Scolari menolak mundur dalam konferensi pers setelah pertandingan, bahkan bersitegang dengan wartawan yang hadir, membuat acara itu berakhir dengan ketidakpuasan…”
“……Scolari dalam konferensi pers setelah laga menyerang Wasit utama Webb yang dianggap memihak Tim China. Ia mengatakan kelompok wasit sama sekali tidak mau memberikan apa pun kepada Brasil. Menurutnya hal ini sangat menggelikan karena ini kan kandang sendiri Brasil… Hulk juga dalam wawancara pascapertandingan menyatakan bola yang ia cetak gol sama sekali bukan handball, melainkan dihentikan menggunakan dada. Namun dari berbagai sudut rekaman ulang slow motion, keputusan Webb ini tidak ada masalah sama sekali…”
“……Berbeda kontras dengan suporter Brasil yang kecewa dan marah adalah suporter China yang ber-euforia usai pertandingan. Beberapa suporter menyatakan kegembiraan mereka setelah pertandingan... Namun bagi suporter China, ini bisa disebut sebagai 'dilema bahagia'... Karena sebagian suporter China sama sekali tak menyangka Tim China bisa lolos ke Delapan Besar, masa sewa hotel mereka telah habis sehingga harus mencari penginapan baru. Meski begitu, semua tetap bahagia. Seorang suporter China yang bersemangat mengatakan kepada wartawan kami: 'Bahkan jika harus tidur di pinggir jalan, kami akan terus mendukung Tim China'... Namun kami mengingatkan para suporter China di Brasil untuk tetap waspada akan keselamatan diri dan harta benda...”
“Tadi malam di Kota Belo Horizonte terjadi insiden penyerangan terhadap suporter... Beberapa suporter Brasil yang marah karena kekalahan menyerang sekelompok turis Korea yang kebetulan berada di sana, menyebabkan dua suporter Korea luka ringan... Menurut informasi, suporter Brasil yang mabuk itu mengira para suporter Korea tersebut sebagai suporter China...”
“Banyak hal bisa dibahas tentang pertandingan ini, tapi yang paling menarik adalah tendangan penalti terakhir dalam adu penalti. Zhou Yi yang mengeksekusi penalti tersebut memberikan wawancara eksklusif. Ditanya alasan memilih cara unik dalam mengeksekusi penalti, Zhou Yi mengaku itu adalah ide spontan untuk mengejutkan kiper lawan. Meski konsepnya sederhana, namun keberanian memilih cara seperti itu di bawah tekanan pertandingan yang begitu besar benar-benar pantas disebut sebagai 'Keahlian tinggi dan keberanian besar'.”
“……Setelah pertandingan, video penalti Zhou Yi menempati posisi mencolok di berbagai media berita… Gaya eksekusi penalti aneh Zhou Yi menjadi topik yang menarik untuk dibahas oleh media dan suporter di seluruh dunia… Seorang komentator asing terkejut menyatakan Zhou Yi telah mengubah bayangan yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan di pikiran menjadi kenyataan… Ada juga komentator yang berulang kali berseru 'tidak masuk akal'. Media Brasil pasca pertandingan menganggap timnas Brasil yang menghadapi penalti seperti ini membuat mereka tidak bisa berkata-kata…”
“Dengan satu penalti ini saja, Zhou Yi sudah cukup tercatat dalam sejarah Piala Dunia. Belum pernah ada pemain yang menggunakan cara eksekusi seperti ini dalam adu penalti Piala Dunia… Kupikir beberapa tahun kemudian, adegan ini masih akan menempati posisi penting dalam momen-momen menarik Piala Dunia…”
……
“Bangsat, enggak adil! Adu penalti kan jelas-jasadar gue yang ngeblok dua tendangan orang itu, bahkan bikin satu lagi gagal, kok malah elo yang jadi pusat perhatian?”
Di hotel tempat Timnas menginap, Sun Pan sambil melihat-lihat berita di HP terus menggerutu ke Zhou Yi yang ada di sebelahnya.
“Ini bukti mata netijen tuh tajem banget. Mereka tau siapa pejuang utama tim ini.” Zhou Yi tanpa sungkan melahap semua pujian yang ditujukan padanya dari dunia maya.
“Pergi sana lo!”
“Zhou Yi, berani banget sih lo main-main gitu. Kalau sampe gagal nyundul tuh bola, hasilnya bisa beda jauh...” Yang Muge geleng-geleng ingat kejadian waktu itu, masih aja ngerasa Zhou Yi udah kelewat edan.
"Tapi Zhou Yi justru tertawa sambil menepuk bahu Sun Pan: 'Takut apa? Kita masih punya Pan-Pan kan? Kalau aku gagal, skor tetap 2-2, lanjutin aja. Pintu Anti Maling Panpan, jaminan aman. Pan-Pan tinggal tepis lagi dong?'"
"Sun Pan mengangkat bahu melepaskan tangan Zhou Yi: 'Sekarang baru ingat kebaikanku?'"
"'Aku selalu tahu kebaikanmu.' Zhou Yi tersenyum. 'Kalau kamu ga ngeblok tembakan Neymar, pasti aku ga main begini. Karena kamu berhasil, baru aku bisa manuver gini.'"
"Guo Nu menyela: 'Kukira kamu yakin...'"
"'Yakin apaan!' Sun Pan menggerutu."
"'Memang ga yakin, cuma judi. Semua penalti sama aja, cuma masalah menang atau kalah.' Zhou Yi menggeleng."
"He Ying diam seribu bahasa. Ia gagal eksekusi penalti kedua Tim China, dan kegagalan ini mempengaruhi performa Wu Lei di penalti ketiga, akhirnya membawa Tim China ke jurang kekalahan..."
"Saat tim berdiskusi tentang adu penalti, ia merasa bersalah sehingga memilih diam."
"Zhou Yi merasakan kesunyian dan emosinya, menepuk bahu He Ying: 'Lupakan, anggap aja kasih kesempatan Pan-Pan cari perhatian.'"
"'Iya bener,' Yang Muge ikut menghibur."
"'Ngapaain cari perhatian! Semua perhatian udah direbut Zhou Yi!' Sun Pan menggeretak gigi."
"'Ini pilihan rakyat.' Zhou Yi dengan tak tahu malu mengangkat tangan."
“He Ying juga bisa merasakan niat baik teman-temannya, tapi dia masih tidak mau melanjutkan pembicaraan tentang penalti, lalu mengalihkan topik: "Siapa lawan kita berikutnya?"”
“Kolombia.” Zhou Yi berkata. “Kemarin mereka menang 2:0 atas Uruguay.”
“Lagi-lagi tim Amerika Selatan...”
“Berarti semifinal sudah dipastikan?” Sun Pan bertanya.
“Jangan terlalu cepat senang. Kolombia juga tidak lemah. Ini wilayah Amerika Selatan, bisa dianggap kandang sendiri bagi semua tim Amerika Selatan. Kita harus tetap waspada.” Yang Muge bersikap hati-hati.
“Baiklah, kalau... maksudku kalau-kalau, jika, tidak sengaja... kita menang atas Kolombia dan lolos ke semifinal, siapa lawan kita selanjutnya?” Meski mulut Sun Pan berkata begitu, sepertinya dia sudah yakin Tim China bisa lolos ke semifinal dan mulai penasaran dengan lawan di babak berikutnya.
Yang Muge mulai mengeluarkan HP untuk mencari informasi. Tapi Zhou Yi langsung menjawab: “Topiknya masih terlalu jauh... Jika kita mengalahkan Kolombia dan masuk semifinal, lawan kita kemungkinan akan menjadi pemenang antara Jerman dan Aljazair, melawan pemenang antara Prancis dan Nigeria...”
“Susah diucapkan...” Guo Nu mengerutkan alis.
“Di babak 16 besar, pemenang antara Jerman dan Aljazair akan bertemu di perempat final dengan pemenang lain dari babak 16 besar antara Prancis dan Nigeria...” Zhou Yi menjelaskan.
“Lalu apa lagi yang perlu dibicarakan? Pasti salah satu antara Prancis atau Jerman!” kata Sun Pan. “Apakah kalian pikir Jerman akan kalah dari Aljazair, dan Prancis kalah dari Nigeria?”
“Ternyata benar…” Yang Muge mengangguk.
“Jerman atau Prancis…” He Ying mulai membayangkan momen itu, meski pertandingan melawan Kolombia belum dimulai, pikirannya sudah melayang ke babak semifinal.
Meskipun Tim China saat ini di Piala Dunia setiap langkah maju adalah menciptakan sejarah.
Tapi itu adalah sejarah sepak bola Tiongkok.
Jika Tim China bisa masuk semifinal, itu akan menyamai prestasi terbaik tim Asia di Piala Dunia.
Jika Tim China bahkan bisa masuk final, itu akan menciptakan rekor baru untuk tim Asia di Piala Dunia, sebuah sejarah yang sama sekali baru.
Masuk final…
Seperti mimpi.
