"Kapten Tim China Zhou Yi langsung memberikan wawancara eksklusif kepada jurnalis kami usai pertandingan. Tentang pencapaian bersejarah Tim China masuk 4 besar Piala Dunia yang menyamai rekor tim Asia terbaik versi Korea Selatan, inilah pernyataannya..."
Zhou Yi muncul di layar: "Bisa menciptakan sejarah memang menyenangkan, ini hasil kerja keras seluruh tim. Tapi saya tidak menganggap ini sebagai batas atas, melainkan titik awal yang baru..."
Suara wartawan terdengar bergetar: "Apakah ini berarti kita akan melangkah lebih jauh?"
"Mengapa tidak?" Zhou Yi membalas dengan pertanyaan.
"Tapi selanjutnya kan semifinal. Lebih jauh lagi berarti... final..." Wartawan itu terkesiap.
"Kalau bisa, siapa yang tidak mau masuk final? Tim mana pun yang sampai di semifinal, pasti tidak hanya berpikir berhenti di sini kan?" Zhou Yi kembali mengajukan pertanyaan balik.
Wartawan itu tersadar dari kekagumannya, harus mengakui kebenaran perkataan Zhou Yi.
"Tentu, pencapaiannya adalah soal lain. Tapi kami pasti akan berjuang keras menuju target itu."
Di layar TV, ekspresi Zhou Yi tidak terlihat antusias, nada bicaranya pun datar.
Para wartawan telah mewawancarai beberapa pemain China, Zhou Yi adalah yang paling tenang. Mungkin karena dia tidak pernah menganggap lolos ke semifinal Piala Dunia sebagai target tertinggi.
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Lippi berkata: "Saya senang bisa menorehkan sejarah baru untuk sepak bola Tiongkok. Senang tim bisa menghadirkan kebahagiaan untuk suporter China melalui kemenangan ini. Tapi Piala Dunia belum berakhir, pekerjaan kita semua juga belum selesai. Belum saatnya merayakan, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh dan mempelajari lawan berikutnya..."
Seorang wartawan bertanya: "Di semifinal, kalian akan menghadapi timnas Jerman, favorit juara Piala Dunia kali ini. Bagaimana pandangan Anda?"
“Timnas Jerman tentu sangat kuat, mereka adalah favorit juara. Tapi saya percaya pada para pemain saya, kami juga kuat. Ini terlihat dari perjalanan kami mengalahkan tim-tim seperti Spanyol dan Brasil...”
Lippi tampak penuh kepercayaan diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun timnya.
Tak ada yang akan mengejek atau meragukan keyakinan Lippi ini, karena hasil pertandingan terbukti jelas di depan mata. Bagaimana perjalanan Tim China sampai ke tahap ini bisa dilihat oleh semua yang matanya tak buta. Apakah tim China ini kuat atau tidak, sudah bukan pertanyaan lagi.
……
Setelah pertandingan berakhir, pekerja media China langsung masuk ke ritme kerja intensif. Mereka harus mengirim naskah ke dalam negeri dalam waktu tercepat, sementara rekan di dalam negeri juga harus menyunting dan menata letak secepatnya. Koran tradisional harus segera dikirim ke percetakan agar bisa terbit pagi hari saat orang berangkat kerja.
Media online berbeda dengan koran, tapi tuntutan kecepatan dan ketepatan waktu mereka justru lebih tinggi. Begitu selesai disunting, mereka bisa langsung mengunggahnya ke internet untuk dibaca publik. Siapa yang bisa merebut momentum pertama akan menarik perhatian terbanyak.
Pekerja media televisi juga sangat sibuk, harus mengedit highlight pertandingan yang baru berakhir, membuat berbagai video pendek untuk digunakan di program-program berbeda...
Tim China secara bersejarah lolos ke semifinal Piala Dunia, menyamai rekor terbaik tim Asia yang sebelumnya diciptakan Korea Selatan, menjadi pusat perhatian seluruh rakyat Tiongkok.
“Ini adalah persaingan antar media, tidak ada yang mau kalah dalam kompetisi ini……”
“Selain para pekerja media, netizen biasa dan para suporter juga melanjutkan euforia perayaan mereka di internet.”
“Karena pertandingan ini dimulai pukul 04.00 waktu Beijing, setelah pertandingan berakhir sudah hampir pukul 06.00 dan langit mulai terang.”
“Para suporter yang begadang semalaman sama sekali tidak mengantuk. Mereka membuka tirai, memandang langit timur yang mulai memutih di luar jendela, lalu melanjutkan pantauan terhadap semua berita tentang Tim China.”
“Weibo, Hupu, Zhihu, Post Bar, QQ, Weixin... Semua komunitas internet dipenuhi topik tentang Tim China. 'Kami menang' menjadi frasa yang paling sering muncul.”
“Para komentator lucu juga turun tangan, menuangkan kecerdasan mereka untuk sepak bola Tiongkok.”
“Bedanya, dulu mereka membuat meme yang mengejek sepak bola Tiongkok, sekarang meme mereka penuh pujian dan air mata haru.”
“Saatnya mengungkap identitasku sebagai suporter senior 30 tahun!”
“Tak perlu lagi melihat 'pencapaian sejarah terbaik' memuakkan dari Tim Korea Selatan itu!”
“Tadi ada suara petasan dua kali di kompleks kami, persis seperti Tahun Baru!”
“Dua kali? Di sini sampai sekarang masih ada yang menyalakan... Luar biasa! Barusan saya lihat jalan di kompleks sudah tertutupi serpihan kertas merah, benar-benar 'darah membasahi bumi'!”
……
Di internet internasional, menanggapi cuitan Zhou Yi sebelumnya yang mengucapkan selamat atas lolosnya timnas Jerman ke semifinal, Markus Wagner juga membalas dengan cuitan: "Selamat, sahabatku! Sekarang kita bisa bertemu di semifinal! Nanti aku tidak akan mengampunimu di lapangan!"
Kemudian dia mention @Zhou Yi.
Tidak hanya media China yang memberitakan besar-besaran kemenangan Tim China, media Jerman juga memperhatikan kabar lolosnya Tim China ke semifinal.
Karena dalam tim ini terdapat tiga pemain yang bermain di Bundesliga, terutama Zhou Yi yang sangat familiar di media Jerman.
Justru karena mengenal betul kehebatan Zhou Yi, media Jerman tidak ada satu pun yang menganggap ini hasil bagus untuk timnas Jerman ketika Tim China menjadi lawan semifinal mereka. Sebaliknya, sikap mereka sangat hati-hati.
"...Dengan pemain inti absolut Borussia Dortmund dan pilar utama sayap, gelandang bertahan pilar utama Schalke 04, penyerang utama Paris Saint-Germain, bek tengah utama Inter Milan, serta kiper utama Chelsea... Tim China yang satu ini sangat berbeda dengan persepsi kita sebelumnya. Menurut saya kita harus lebih waspada, bertemu Tim China di semifinal sama sekali bukan kabar baik. Mereka sudah berhasil mengalahkan Spanyol, Brasil, dan Kolombia secara beruntun, terutama pertandingan melawan Brasil dimana mereka membuat tuan rumah yang arogan itu merasakan pahitnya kekalahan..."
“Löw menyatakan bahwa dia telah serius mempelajari rekaman pertandingan Tim China dan akan menemukan cara untuk mengatasi mereka. Saran saya adalah, apapun yang terjadi, kita harus menekan Zhou Yi - dia adalah otak Tim China dan sangat penting bagi mereka!”
“Jangan lupakan Yang Muge dan Yan Min. Yang Muge adalah gelandang bertahan pilar utama Gelsenkirchen yang berhasil menetralisasi James Rodríguez yang sedang on-fire dalam empat pertandingan terakhir. Sedangkan Yan Min adalah pemain penyerang sayap dengan kemampuan menerobos yang luar biasa...”
“Selain itu, saya yakin Sun Pan akan menjadi masalah besar bagi kita. Jelas terlihat dia adalah kiper yang semakin kuat saat menghadapi lawan tangguh. Serangan timnas Jerman justru mungkin akan memicu performa puncaknya... Saya ingatkan semua: Masih ingat bagaimana Borussia Dortmund tersingkir dari Piala Jerman oleh Kickers Offenbach (tim divisi tiga)? Saat itu kiper Offenbach adalah Sun Pan yang berhasil membawa pertandingan ke adu penalti, lalu mengalahkan Dortmund dengan kemampuan pribadinya... Saya yakin Lippi akan mempelajari pertandingan itu dan Tim China pasti akan berlatih penalti intensif sebelum semifinal...”
……
Sementara bersukacita atas lolosnya Tim China ke semifinal, suporter dalam negeri juga mulai memfokuskan perhatian pada laga semifinal melawan Jerman.
Begitu mencapai semifinal, sudah pasti tidak ada lagi lawan yang lemah.
Sejujurnya, dari empat tim di daftar semifinal, mungkin yang terlemah justru Tim China...
Tepat setelah pertandingan Tim China melawan Kolombia berakhir, dua pertandingan perempat final tersisa juga telah selesai dimainkan keesokan harinya.
Argentina berhasil mengalahkan Belgia 1-0 berkat gol Higuain di menit kedelapan, menjadi tim ketiga yang melaju ke semifinal Piala Dunia.
Di pertandingan perempat final lainnya, Belanda bermain imbang 0-0 dengan Kosta Rika selama 120 menit. Di menit terakhir perpanjangan waktu, pelatih Belanda Van Gaal melakukan penyesuaian pergantian pemain dengan menarik kiper utama Cillessen.
Pergantian seperti ini sangat langka, karena kiper biasanya hanya diganti jika mengalami cedera.
Namun substitusi ini memiliki tujuan yang sangat jelas: mempersiapkan adu penalti.
Van Gaal memasukkan kiper cadangan Belanda, Krul.
Kiper pengganti ini langsung menghadapi adu penalti antara Belanda dan Kosta Rika setelah masuk.
Dalam lima babak penalti, Krul berhasil menebak arah yang benar di semua tendangan dan menepis dua tendangan penalti, akhirnya membantu Belanda mengeliminasi Kosta Rika 4-3 melalui adu penalti untuk lolos ke semifinal.
Dengan demikian, semifinal diisi oleh dua tim Eropa, satu tim Amerika Selatan, dan satu tim Asia.
Dibandingkan dengan kekuatan dunia seperti Jerman, Belanda, dan Argentina, keberhasilan historis China masuk semifinal Piala Dunia memang yang terlemah, meskipun performa mereka di turnamen kali ini mungkin tidak buruk...
Saat ini di semifinal menghadapi timnas Jerman yang jadi favorit juara, para suporter Timnas Tiongkok punya banyak pemikiran.
Ada yang berpikir, kalau sudah sampai semifinal, kenapa kita tidak bisa lolos ke final dan ciptakan prestasi terbaik tim Asia dalam sejarah Piala Dunia?
Ada juga yang berpikir lebih jauh - kalau bisa masuk final Piala Dunia, kenapa tidak sekalian bermimpi jadi juara? Timnas Tiongkok menjuarai Piala Dunia! Jika ini benar terjadi, ini bukan lagi sekadar meme ejekan sepak bola Tiongkok di internet... Hasil seperti ini bikin merinding hanya dengan membayangkannya.
Tapi sebagian lain berpendapat, tim Jerman terlalu kuat. Kita tidak boleh beri ekspektasi berlebihan dan tekanan terlalu besar ke Timnas Tiongkok yang justru bisa ganggu performa. Faktanya, pencapaian Timnas Tiongkok sudah jauh melampaui prediksi. Selanjutnya kita harus santai menikmati pertandingan, menang atau kalah tidak penting.
Kedua pandangan ini punya banyak pendukung. Kedua kubu bertengkar panas di internet.
Kelompok kedua menuduh yang pertama berkhayal, sementara kelompok pertama menganggap yang kedua pengecut yang takut bermimpi...
Sebenarnya perbedaan pemikiran ini tidak hanya terjadi di kalangan suporter. Di internal Timnas Tiongkok sendiri juga muncul ketidaksepakatan...
