Zhang Yifan sama sekali tidak menyadari gaya bertarung anehnya di mata orang lain. Kemampuannya melihat cahaya biru Kristal Inti secara langsung adalah hal yang tak terduga bagi mereka, karena Kristal Inti tidak bercahaya seperti mutiara malam.
Tanpa disadari, Zhang Yifan memasuki status pengamatan. Dalam radius perhatiannya yang terfokus, persepsinya meningkat drastis menjadi sangat tajam. Koordinasi antara tangan dan otak semakin mumpuni, gerakan tangan mengikuti pikiran secara natural seolah telah dilatih ribuan kali. Koordinasi otot juga meningkat, meminimalkan langkah yang tidak perlu.
Dengan partisipasi Zhang Yifan, proses pengambilan Kristal Inti dan pengumpulan pisau terbang kaca menjadi dua kali lebih cepat. Dalam lebih dari sepuluh menit, semua tikus mati dalam empat kantong beras telah diproses dan dikemas kembali.
Kristal Inti berbagai ukuran memenuhi hampir setengah ember, pisau terbang kaca yang masih bisa digunakan juga menumpuk banyak, dikumpulkan di atas sehelai kain sprei besar dan diikat sembarangan. Tangan setiap orang berlumuran darah-darah, terlihat mengerikan.
Zhang Yifan melepas sarung tangan kiri, hati-hati agar tangannya tidak menyentuh darah: "Kita segera turun, lewat pintu 103, lepas sepatu di depan pintu, masuk langsung ke kamar mandi, letakkan semua pakaian di bak mandi. Jangan lepas baju sendiri, biarkan Kakak ipar pertama dan kedua yang membantu. Selain itu, gerakan saat turun harap pelan-pelan, jangan sampai tetangga tahu kita menuju lantai berapa. Paham?" Meski sudah didiskusikan sebelumnya, Zhang Yifan masih merasa khawatir.
Tangan kiri menekan interkom: "Kakak, Kakak ipar pertama dan kedua, ke depan pintu 103, kami segera turun." Hanya dalam hitungan detik, tangannya sudah mulai kaku, buru-buru memakai sarung tangan lagi.
Yang Yang mengumpulkan ember berisi Kristal Inti ke dalam kantong plastik hitam tebal, mengikatnya rapat. Beberapa orang berjalan pelan-pelan mengikuti sorotan senter kecil. Zhang Yifan di barisan paling belakang, sambil meraba-raba menyimpan tikus mati dan pisau terbang kaca ke dalam ruang pemanfaatan.
Pintu 103 terbuka perlahan. Kakak ipar pertama, kedua, dan Yiping sudah menunggu dengan sarung tangan di depan pintu. Area depan pintu agak sempit, hanya bisa dilalui satu orang sekaligus, membuat beberapa orang saling berdesakan di sana.
Zhang Yifan menunggu di barisan paling akhir. Melihat Yang Yang sudah masuk lebih dulu, ia menyalakan lampu tambang lalu berbalik menuju pintu elektronik. Zhang Yifan ingat pernah membunuh beberapa serangga dengan pedang, ingin memanfaatkan waktu ini untuk memeriksa apakah bisa mengidentifikasi jenis makhluk apa itu.
Di bawah sorotan cahaya, beberapa ekor serangga sepanjang telapak tangan tergeletak tak bergerak di tanah. Ada yang terbelah dua, cairan coklatnya baru saja mengalir keluar lalu langsung membeku. Zhang Yifan berjongkok di tanah, "Serangga ini benar-benar jelek," kulit luarnya hitam kecoklatan, sepertinya ada dua sayap tipis, dengan dua antena panjang di kepala yang terlihat sangat familiar.
Yang Zhi berjongkok di samping Zhang Yifan, setelah mengamati sebentar tiba-tiba berkata: "Kok mirip banget sama 'kecoak tua' ya?"
"Kecoak tua?" Zhang Yifan mengulangi perkataan Yang Zhi, "Kecoak tua? Iya, bener. Serangga ini memang kecoak tua."
Di wilayah Timur Laut, kecoak punya nama lain yaitu "lao zhan". Bagi masyarakat Timur Laut, kecoak adalah hal yang sangat familiar. Anak-anak yang lahir di era 70-an mana ada yang belum pernah menginjak puluhan kecoak tua sampai mati. Sampai sekarang pun, banyak rumah masih terus dihuni kecoak, apalagi tempat umum seperti hotel. Tapi kecoak biasa umumnya hanya sepanjang 1 cm, yang 2 cm sudah termasuk besar. Individu yang tumbuh sampai 4 cm biasa disebut "Jin Kecoak". Mana ada kecoak tua sebesar ini yang ukurannya melebihi "Jin Kecoak" dan muncul dalam jumlah sebanyak ini. Jangan-jangan omonganku yang sembarangan waktu lalu benar-benar menjadi kenyataan?
"Kecoak tua?" Dong Zhipeng yang belum masuk kamar ikut menoleh dan mendekat: "Mirip, mirip kecoak tua."
"Bukan cuma mirip, ini memang kecoak tua," kata Yang Zhi dengan penegasan pasti.
“Yifan, lihat apakah ada Kristal Inti di tubuh mereka?” Dong Zhipeng mengingatkan. Sekarang semua orang telah mengakui sebutan Kristal Inti ini.
Zhang Yifan mengangguk, mengeluarkan pisau terbang. Kecoak-kecoak tua ini sudah terbelah dua, mencari Kristal Inti benar-benar sulit dimulai.
“Aku saja.” Yang Zhi yang tumbuh besar bermain serangga, tak seperti orang kota yang takut kecoak. Dengan sarung tangan, dia meraih kecoak lalu membelahnya. Tungkai, kepala dan badan kecoak terpisah. Saat diremas, meski beku, cairan dan potongan coklat kehitaman menyebar di tangan - memuakkan.
Untungnya mereka pernah membedah tikus mati. Kemampuan bertahan masih cukup baik. Hanya merasa tak nyaman sebentar, lalu fokus memantau tangan Yang Zhi.
“Di situ.” Zhang Yifan melihat kabut merah di telapak tangan Yang Zhi yang terbuka.
“Di mana?” Yang Zhi mengaduk-aduk tumpukan benda memuakkan itu.
“Jangan bergerak.” Zhang Yifan mengangkat butiran dengan ujung jari. Setelah diremas, bagian tubuh mana sudah tak bisa dibedakan. Di antara jaringan yang hancur, butiran merah segar sebesar ujung jarum terlihat. Kristal Inti merah menyala itu seolah terbakar, keindahannya tak tertutupi oleh jaringan menjijikkan di sekitarnya.
“Sekecil ini.” Dong Zhipeng berkata dengan kecewa.
“Cari lagi, periksa kecoak lainnya.” Zhang Yifan secara naluri merasakan Kristal Inti merah menyala ini tidak biasa. Meski kecil, bagian dalamnya seolah mengandung api yang berpindah-pindah.
Yang Zhi mengambil seekor kecoak lagi, menggosok dan menekannya. Zhang Yifan kembali menemukan Kristal Inti kecil berwarna merah menyala. Dua orang ini berkoordinasi dengan baik. Dalam beberapa menit, mereka memeriksa semua kecoak di koridor. Telapak tangan Zhang Yifan kini memegang enam "ujung jarum" merah menyala.
Zhang Yifan melirik pintu elektronik. Di luar masih gelap gulita, suara gesekan pasir terus terdengar. Beberapa orang yang berkutat di sini membuat bau aneh khusus dari kecoak memenuhi koridor, menyebar keluar pintu elektronik dan menarik perhatian kecoak-kecoak luar yang mati-matian berusaha masuk.
“Apa yang kalian lakukan? Masuk sekarang!” Suara Jie terdengar dari pintu. Dong Zhipeng segera berjalan ke pintu, diikuti Yang Zhi. Zhang Yifan memandangi potongan-potongan kecoak berserakan di lantai sambil menghela napas, “Jie, lemparkan kain lap ke sini.”
Barang-barang ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Bau ini akan membuat kecoak di luar pintu jadi gila-gilaan. Zhang Yifan dengan waspada menggenggam Kristal Inti, berusaha membersihkan debu kecoak dengan kain lap sebaik mungkin. Akhirnya ia memasukkan kain lap ke dalam kantong plastik dan melemparkannya ke ruang pemanfaatan sambil hati-hati menggerutu, “Ruang penyimpanan ini hampir berubah jadi tempat sampah.”
Di pintu mengganti sepatu, menaruh Kristal Inti ke mangkuk terpisah, lalu ke kamar mandi melepas pakaian luar dan sarung tangan, Zhang Yifan tak sabar untuk memeriksa Kristal Inti.
Makan siang tertunda, kakak ipar perempuan pertama dan kedua serta Zheng Chun sedang membersihkan dan mendisinfeksi baju berdarah mereka, Yiping menangani Kristal Inti, orang tua menjaga tiga anak, Yang Yang dan yang lain sibuk memeriksa ulang semua jendela, lubang observasi dan saluran pembuangan, sementara Zhang Yifan hanya mengikuti Yiping tak bertujuan sambil menatapnya membersihkan Kristal Inti.
Di ruang pemanfaatan Zhang Yifan masih tersisa puluhan pisau terbang kaca, dia dan Yang Yang bisa membunuh lebih dari 400 tikus, puluhan tikus lainnya tidak sempat dikumpulkan, menguntungkan kecoak, beberapa tikus mati juga dimangsa oleh sesamanya.
Di baskom stainless steel terdapat lebih dari setengah mangkuk Kristal Inti biru jernih, setelah dibersihkan dan dikeringkan tampak mempesona seperti giok. Menghadapi enam "ujung jarum" merah menyala itu, Yiping kebingungan - terlalu kecil, mudah tercecer ke saluran air. Yifan turun tangan langsung, menggunakan sendok kecil membersihkannya satu per satu, lalu mengosongkan botol vitamin dari ruang pemanfaatannya dan menyimpan Kristal Inti dengan hati-hati ke dalamnya sebelum memasukkannya ke saku tempelnya.
