Tiga orang itu terpaku mulut menganga. Tak ada yang berani membuka tutup lampu tambang di kepala. Mereka meringkuk di balik jendela, hanya Yifan yang bisa melihat kerumunan tikus gila-gilaan di luar: "Tikus sebanyak ini tak bisa dibunuh dengan pisau terbang." Bisik Yifan perlahan.
“Langsung dibakar pakai api. Yifan kamu semprot bensin, aku yang nyalakan.” Yang Yang berbalik ingin mengambil semprotan bertekanan, dalam gelap tidak jelas melihat, kakinya menyentuh pisau terbang kaca di lantai, suara "pak!" membuat mereka kaget, Yifan meraih lengan Yang Yang: "Jangan bergerak, aku yang ambil."
Ternyata membakar adalah metode terbaik, lagipula tikus mutan sebanyak ini kalau tidak dihabisi, mereka tidak berani pulang.
Memberi tekanan cukup pada semprotan, Zhang Yifan membuka jendela, riuh jeritan dan gesekan terdengar, tikus-tikus mutan di bawah berdesakan seperti gundukan, bahkan lebih - seluruh jalan depan gedung dan tanah berbatu yang belum dibersihkan di pinggir jalan, semuanya tenggelam dalam lautan tikus.
Bensin menyembur keluar seperti kabut, aroma menyengat perlahan memenuhi udara, gerombolan tikus di bawah terganggu oleh bensin. Bau bensin ini menutupi aroma darah, membuat tikus mutan di lapisan atas bingung. Mereka berhenti berdesakan, seolah mencari sumber aroma. Beberapa pasang mata coklat menatap Yifan, tubuh gemuk berbulu tiba-tiba melepaskan diri dari kerumunan, berlari ke gedung - berusaha memanjat ke atas.
Karena panik, Zhang Yifan langsung "pak!" menutup jendela, suaranya terdengar sangat jelas dalam kegelapan. Yiping bertanya gugup: "Ada apa?"
Yifan menenangkan diri dan berkata, "Ada beberapa tikus mencoba naik ke lantai atas, aku akan cek lagi." Melalui kaca, sudut tembok gedung mereka sama sekali tidak terlihat. Setelah menunggu beberapa detik, tidak ada tikus yang merayap di jendela ini. Zhang Yifan menatap Yiping dan Yang Yang yang sama sekali tidak bisa melihat dalam kegelapan, hanya bisa menunggu instruksinya dengan gugup.
Botol semprot di tangannya masih tersisa setengah bensin. Zhang Yifan menyodorkan botol itu ke tangan Yang Yang: "Semprotkan ke luar, usahakan sejauh mungkin. Di luar tanah penuh tikus dari segala arah. Aku akan jadi pengintai untukmu."
Yang Yang mengeluarkan suara "Hmm" sambil memompa tekanan botol. Zhang Yifan memutuskan untuk menambahkan "makanan" untuk tikus-tikus itu agar mereka melupakannya: "Tunggu dulu, aku akan lempar beberapa tikus mati." Masih banyak tikus yang sudah dikumpulkan Kristal Intinya di ruang penyimpanan. Zhang Yifan mengambil beberapa ekor, memegang ekornya, lalu melemparkannya.
Tikus-tikus di lantai bawah langsung mengamuk, bahkan melompat-lompat berebut makanan. Zhang Yifan memegang pisau terbang sambil menjulurkan badan untuk mengamati ke bawah. Di sisi temboknya tidak ada tikus. Rupanya tikus-tikus tadi juga ikut berebut tikus mati. Di jendela lain, Yang Yang menyemprotkan bensin. Di udara, aroma bensin perlahan-lahan menutupi bau anyir darah.
"Ini tidak bisa, lagipula tikus-tikus di dalam ruang pemanfaatan sendiri juga bingung bagaimana menanganinya, lebih baik berikan keuntungan pada tikus luar dulu, kita cukup menyisakan beberapa ekor saja." Zhang Yifan berkoordinasi dengan Yang Yang, melemparkan satu-satu ke timur dan barat, berusaha sejauh mungkin dari bangunan kecil mereka. Kawanan tikus di lantai bawah yang gempar perlahan bergeser, menjauh beberapa meter dari bangunan. Tikus-tikus saling menginjak-injak, bahkan menumpuk hingga setengah meter lebih tinggi.
Setelah menutup jendela, Yifan berpesan: "Kalian berdua jangan bergerak, aku akan ke jendela ruangan sebelah untuk membakar."
"Gimana caranya? Bau bensinnya sangat menyengat, apakah bisa meledak?" Yiping sama sekali buta informasi, sangat gugup.
"Tidak mungkin, tenang saja. Sebelumnya aku sudah pernah membakar sekali." Yifan mengeluarkan pisau terbang kaca, melepas lakban di gagangnya, menggosokkannya ke bibir sprayer, lalu berbalik menuju ruangan lain.
Pertama membuka jendela, kemudian menyalakan kain di pisau terbang kaca dengan pemantik api. Zhang Yifan melemparkannya dengan kuat, pisau terbang kaca yang terbakar itu mengeluarkan suara "swish!" saat menancap di tubuh tikus mutan gemuk. Bulu tikus itu sudah dibasahi bensin sebelumnya, sementara pisau terbang sengaja hanya ditancapkan di tubuhnya. Rasa sakit yang mendadak ditambah api yang tiba-tiba menyala membuat tikus itu panik, berlari kocar-kacir di tengah kerumunan.
Seketika, tanah berubah menjadi lautan api. Tikus yang terbakar maupun tidak, semuanya berlarian kacau sambil berteriak histeris. Mereka panik mencari jalan keluar, sebagian besar menuju jalan raya yang kosong, beberapa yang pusing malah menabrak tembok gedung kecil. Nyala api di tanah tidak melesat ke angkasa seperti sebelumnya. Soalnya dulu kecoak dikepung bensin terbakar, sementara tikus mutan kali ini terlalu banyak. Mustahil dikepung api. Begitu tikus-tikus mulai kabur ke segala arah, lautan api langsung terpecah-pecah. Kelompok-kelompok api kecil memisahkan diri sambil berkilauan menuju kejauhan. Ada yang hanya lari 10-an meter lalu diam, lebih banyak lagi yang lari lebih jauh. Dalam kegelapan, kelompok-kelompok api ini melompat-lompat dan menyebar, menciptakan pemandangan yang cukup indah.
Zhang Yifan menyembulkan setengah badannya, matanya berusaha memindai ke delapan penjuru. Rupanya tikus-tikus yang tadinya menyerbu dari segala arah sudah bersembunyi dalam waktu kurang dari 1 menit. Di tanah hanya ada ratusan tikus yang menggeliat entah mati terbakar atau pingsan.
Zhang Yifan memandang bingung ke tikus-tikus yang tersungkur di luar. Rangkaian api kecil masih membentang sepanjang jalan hingga jauh. Sedangkan tikus hidup yang masih berlarian hampir tak terlihat. Apa ini sudah berakhir? Ke mana larinya tikus-tikus itu? Mayat tikus berserakan ke segala arah. Memunguti mereka pasti kerja fisik yang melelahkan. Hanya saja tak tahu apakah nanti akan ada pasukan kecoak datang merebut bangkai tikus ini.
Zhang Yifan menutup jendela, lalu berjalan ke ruangan Yang Yang dan Yiping: "Kakak, Yang Yang, kita turun sekarang untuk mengambil tikus mati atau menunggu dulu?"
Yang Yang dan Yiping masih memantau nyala api di luar jendela, tanpa menoleh saat mendengar suara Yifan: "Lebih baik tunggu. Banyak tikus itu entah bersembunyi di mana, jangan-jangan mereka kembali." Yiping sangat berhati-hati.
Yifan mematuhi dan berdiri di dekat jendela, mengamati melalui kaca. Nyala api sudah menyusut jadi pulau-pulau kecil yang tak bergerak.
Tiba-tiba jantung Zhang Yifan berdebar kencang. Kawanan tikus yang baru saja kabur secara diam-diam menyerang balik dari delapan penjuru seperti serigala lapar, menerkam bangkai sesamanya di tanah. Mereka merobek-robek dan memperebutkan mayat dengan gila-gilaan, membuat bulu kuduk Zhang Yifan merinding.
Dengan sisa-sisa nyala api, Zhang Yiping dan Yang Yang juga melihat gerombolan tikus yang kembali. Mereka spontan berteriak shock: "Ya Tuhan! Jumlah tikus mutan ini sepertinya lebih banyak dan lebih gila dari sebelumnya!"
Ketiganya mengamati gelapnya luar ruangan dari dalam kegelapan, bingung harus berbuat apa. Mereka menyaksikan tren peningkatan jumlah tikus di luar yang semakin mengkhawatirkan.
Yang Yang tiba-tiba bertanya: "Yifan, apa di ruang pemanfaatanmu ada botol kaca kosong? Botol bir atau botol kecap boleh."
Zhang Yifan menggelengkan kepala: "Yang kosong tidak ada. Tapi ada setumpuk minuman dalam botol kaca. Mau dipakai untuk apa?"
“Membuat peluru pembakar. Dulu saya pernah lihat di internet, botol kaca diisi setengah bensin, tutupnya disumbat, lalu dililitkan kain bekas yang sudah direndam bensin, dinyalakan, lalu dilempar sekuat-kuatnya. Asal botolnya pecah, di mana pun jatuhnya akan langsung terbakar.” Mata Yang Yang berpendar dalam kegelapan.
“Benar, di film 'Walter Defends Sarajevo' juga dibuat peluru pembakar seperti itu.” Yiping yang mendengarnya langsung bersemangat menambahkan.
Yifan tak menunggu Yang Yang selesai bicara. Ia langsung mengeluarkan sekardus minuman blueberry botol kaca dari ruang pemanfaatannya, lalu berjongkok sambil menyalakan lampu tambang di kepalanya. Pisau terbangnya menyayat kemasan kardus, memperlihatkan 12 botol kaca tersusun rapi di dalamnya.
