Rupanya tikus masih memiliki rasa takut terhadap serangan api mereka. Zhang Yifan kembali ke sisi Yiping dan Yang Yang: “Kita dikepung tikus, depan dan belakang. Yang depan berada di luar garis pertahanan pertama kita, yang belakang berjarak sekitar dua puluh meter dari bangunan, tapi jumlah tikus di belakang tidak sebanyak di depan.”
Zhang Yifan mengamati tikus-tikus di luar dengan cermat: “Botol molotov yang kulempar tidak terlalu jauh. Sepertinya tikus-tikus ini paham tentang jarak. Dulu pernah dengar tikus sangat pintar. Sekarang mereka diam saja di luar, tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerang. Jumlahnya...” Zhang Yifan memandang ke kejauhan, formasi kepung tikus belum sempurna: “Kurasa kita dalam masalah, jumlah mereka tampaknya bertambah banyak.”
Yiping menyeret lengan Yifan: "Kepintaran tikus sudah diakui. Kamu bilang mereka mengepung kita, pasti mereka mengikuti aroma mobil. Perhatikan baik-baik, apakah ini spontan atau ada yang memberi perintah?"
Zhang Yifan menempel erat di kaca. Tanpa sadar ia mengaktifkan format serangan. Seketika, jarak dengan tikus mutan seolah menyusut. Setiap pergerakan tikus mutan terlihat jelas di hadapannya.
Zhang Yifan menyapu pandang satu per satu. Tikus dalam visinya seakan merasakan genting, mulai menggeliat ingin mundur. Namun di belakang sudah berdesakan tikus, tak ada celah untuk mundur. Untung perasaan bahaya itu hanya sesaat. Tak lama kemudian, tikus-tikus yang gelisah itu kembali tenang.
Zhang Yifan mengamati seluruh area, tak menemukan keanehan. Tak terlihat tikus yang sedang memamerkan kekuatan sambil memberi perintah. Kecuali sedikit aktivitas mencurigakan pada tikus yang sedang dia amati, gerakan mereka sama seperti sebelumnya — Tunggu, tiba-tiba Zhang Yifan menyadari: saat matanya tanpa sengaja menatap ke kejauhan, ada sekelompok tikus yang terlihat berbeda. Ia memusatkan perhatian: "Aneh, kelompok tikus di belakang itu mirip dengan gerombolan tikus ganas tadi. Aku ingat sudah membunuh banyak, tapi jumlah mereka malah bertambah. Ratusan... Tidak, mungkin ribuan ekor. Saya tidak bisa memastikan jumlahnya."
“Di posisi apa mereka berada, apakah langkah mereka bisa dilihat jelas?” Yiping bertanya dengan gusar.
Yifan menjauh dari jendela, berjongkok, membuka tutup lampu tambang di kepalanya, mengeluarkan kertas dan pena. Yiping dan Yang Yang ikut mendekat.
Yifan menggambar posisi bangunan kecil di kertas, lalu menambahkan Jalan Raya Shenfu: "Lihat, ini gerombolan tikus di barisan depan, mereka berdesakan mengelilingi. Di bawah Jalan Raya Shenfu, ada jenis tikus yang kusebutkan tadi, mudah dibedakan, mereka lebih aktif dan seolah membentuk lapisan isolasi, mengelilingi setengah lingkaran tepat di dalam garis pertahanan ketiga. Bagian belakang gedung kita akan kuperiksa lagi nanti. Masih banyak tikus di belakangnya, mirip pasukan cadangan."
Zhang Yifan menggambarkan apa yang dilihatnya di kertas: "Tidak terlihat siapa pimpinannya, juga tidak jelas bagaimana komunikasi antar mereka."
Ketiganya menatap kertas beberapa saat, Yiping berkata: "Kita harus bertindak dulu, mencari cara pulang. Menurutku ini tidak seaman di rumah."
Yang Yang mengangguk: "Aku juga khawatir dengan kaca ini. Mari kita bertindak. Sesuai rencana, kita bakar dulu garis pertahanan ketiga, lalu yang pertama. Saat apinya menyala, kita langsung keluar. Kristal Inti jangan diambil dulu, prioritas keamanan."
Yifan menunjuk peta di kertas dengan pena: "Saat pulang nanti, Yang Yang, kamu yang menyetir. Kakak duduk di kursi depan. Di jalan akan kusiapkan drum solar untuk menghalangi mereka. Lebih baik ambil beberapa mobil, setelah aman kita ganti kendaraan agar tidak dikejar tikus."
“Di area perumahan kita, ada banyak mobil di parkiran bawah tanah, sekitar dua puluh lebih. Nanti aku masukkan mobil ke dalam, setelah kamu berhenti mengemudi baru kita keluar, hanya perlu tambahan waktu 2-3 menit.” Yang Yang mengajukan proposal.
“Lihat situasi dulu, baru putuskan setelah keluar. Mari kita mulai!” Yifan berdiri sambil melemparkan beberapa kursi ke dalam ruang pemanfaatan.
Formasi kepung tikus mutan telah sempurna. Mereka tidak terburu-buru menyerang, menurut dugaan Zhang Yifan karena dua alasan: pertama takut api, kedua kelelahan. Tikus di dalam tiga garis pertahanan kurang dari separuh, apakah bisa dimusnahkan semua masih menjadi masalah.
Zhang Yifan menarik napas dalam-dalam dan membuka jendela. Tiba-tiba tikus-tikus itu gelisah, menunjukkan kecemasan mereka. Apakah mereka bisa melihat dalam kegelapan? Tanpa pikir panjang, dua botol pembakar dilempar berurutan dari jendela, bertabrakan di udara sekitar garis pertahanan ketiga. "Braak!" Bola api mekar di atas kawanan tikus. Zhang Yifan tidak punya waktu melihat hasilnya, botol pembakar terus diterbangkan seperti meteor yang mengejar bulan.
Garis pertahanan ketiga sepanjang 50 meter lebih. Zhang Yifan melemparkan 5 grup botol pembakar. Kobaran api setinggi 1 meter lebih membagi tikus mutan menjadi dua bagian. Gelombang panas memaksa tikus berdesakan ke arah lantai atas. Tikus yang terbakar kabur panik, memicu api yang lebih besar. Dalam hitungan detik, garis pertahanan ketiga telah sepenuhnya terbakar.
Tikus-tikus yang panik hampir mencapai garis pertahanan pertama. Cahaya api tiba-tiba muncul di hadapan mereka - lima titik api yang terlihat lebih padat karena garis pertahanan pertama hanya sepanjang 30 meter lebih. Beberapa yang cepat berhasil masuk, ada yang langsung terjatuh ke lautan api, lebih banyak lagi didorong masuk oleh tikus-tikus di belakang.
Dua garis pertahanan seperti bulan sabit mengurung tikus-tikus mutan. Perlu diketahui, Zhang Yifan menggunakan dua setengah dari tiga tumpukan jerami untuk membuat setiap garis pertahanan setinggi 200 cm dan selebar 1 meter. Setelah dinyalakan dengan botol pembakar, asap pekat bercampur api menciptakan momentum yang memaksa.
Tikus-tikus yang beruntung berada di antara dua jalur api belum sempat bersyukur, sekelompok botol pembakar lagi berjatuhan ke dalam formasi kepung. Tikus di garis pertahanan berlarian kacau bagai tentara yang kocar-kacir, berteriak-teriak tak karuan, berlarian tanpa arah seperti lalat tak berkepala, saling menginjak-injak, berusaha menghindari kobaran api yang membara.
Tikus yang berhasil masuk ke Tembok Api pertama patut dianggap paling beruntung. Jumlah mereka sangat besar, sekitar seribu ekor. Begitu Yang Yang dan Yiping melihat mereka masuk, langsung melemparkan pisau terbang.
Menghadapi bahaya, potensi para tikus sepenuhnya bergemuruh. Bukan lari keluar dari lautan api, melainkan meluncur keluar bagai proyektil. Pisau terbang Yang Yang dan Yiping tak pernah meleset—bukan karena bidikan yang presisi. Saat pisau terlepas dari genggaman, tikus target sudah kabur lebih dulu. Yang sial adalah tikus di belakangnya, baru saja keluar sambil bersyukur telah jauh dari lautan api dengan jantung berdebar-debar, tiba-tiba tumbang di bawah pisau terbang.
Di luar jendela situasi kacau balau. Suara retak-retak api yang membakar bercampur jeritan tikus. Kobaran api membuat tikus berlarian histeris, sementara kepanikan massal tikus justru semakin memicu perluasan kobaran api.
Zhang Yifan mengeluarkan botol semprot—pisau terbang tak bisa menyelesaikan nyawa seribu tikus. Hanya api yang efektif. Lagipula di lantai bawah tak ada penghuni, kaca meleleh pun tak masalah. Zhang Yifan waspada menghindari tikus yang terbakar sambil mengantisipasi ledakan bensin di udara. Hujan bensin yang bertebaran membawa aroma menyengat. Bau familiar ini membuat tikus-tikus menjerit putus asa. Di balik aroma ini tersembunyi nyala api yang berkobar-kobar!
Bakarlah, sang Surya! Biarkan api memenuhi tanah lapang di lantai bawah. Sebilah pisau terbang bercorak api menghujam tubuh tikus gemuk. Nyala api menyebar di tubuh tikus. Rasa perih dan kepanikan membuatnya benar-benar putus asa. Tiba-tiba ia menunjukkan kekejaman mengerikan, berbalik arah mulai menyerang sesamanya—kalau terbakar, biar semua ikut terbakar.
Zhang Yifan mencari target, khusus memilih tikus gemuk untuk diserang. Setelah disemprot bensin, pisau terbang berapi pun dilemparkan.
Tak ada tikus yang berpikir untuk menyerang. Kabur dari lautan api, hindari pisau terbang, lari cepat!
Melintasi lautan api, Zhang Yifan melihat tikus di luar mulai mundur. Ya, mereka mundur perlahan seolah ragu. Zhang Yifan memutuskan memberi solusi: mundur ke arah Shencheng atau Fuyuan City.
Sekelompok botol molotov lagi mengaum ke kanan depan. Mereka melampaui tiga garis pertahanan dengan kecepatan dan jarak yang membuat Zhang Yifan sendiri terkejut. Nyala api "boom" memberi peringatan tegas pada tikus-tikus yang mundur seperti air bah ke arah Shencheng, meninggalkan sesama yang terjebak dalam kobaran api.
Di bawah cahaya api yang membara, Yang Yang dan Yiping menyaksikan mundurnya tikus, tak kuasa menahan sorak gembira.
Zhang Yifan baru bisa bernapas lega. Situasi tikus di belakang gedung kecil tak jelas. Ia berlari ke jendela selatan namun tak terlihat jejak tikus. Rupanya tikus memang makhluk pintar.
Hatinya langsung rileks. Kembali ke depan, melihat sisa tikus yang bergulat sekarat, senyum merekah di wajahnya: "Semua ini Kristal Inti."
