Sambil menyantap sarapan, mereka berdiskini menu makan siang dan malam. Sepertinya selain masak dan makan, hari ini benar-benar tak ada kerjaan. Zhang Yifan yang punya stok di ruang pemanfaatan tiba-tiba merasa jadi saudagar kaya. Sayangnya persoalan daging belum terpecahkan, memang sulit diatasi. Maka dengan gegabah ia mengeluarkan sayur buah merek ruang pemanfaatan masing-masing sekitar 1 kilogram, tak peduli reaksi terkejut orang-orang, menumpuknya jadi gunungan. Kebetulan, putranya Yang Ze usai makan malam langsung menarik Yang Yang main catur, Runheng juga ikut tantang paman iparnya. Yifan meninggalkan kerumunan, mengaku mau ke kamar kecil, menghindar ke kamarnya.
Memperkirakan orang tua dan kakaknya sudah duduk istirahat, Zhang Yifan masuk ke ruang pemanfaatan. Meski kesadarannya masuk ke ruang itu tak mengubah waktu di luar, di bawah sadar ia tetap berharap selama di dalam, orang tuanya tidak mempertahankan sikap sibuk.
Di ruang pemanfaatan, semuanya masih sama: persediaanku yang menumpuk, lebih dari 20 mobil kecil, bahan makanan dan sayuran yang spektakuler, dua baris pohon buah, tentu juga sampah berupa tumpukan tikus mati dan setengah tumpukan jerami. Di mana jerami yang ditanam Xu Wenqiang?
Membicarakan Cao Cao, Cao Cao pun datang. Xu Wenqiang muncul diam-diam, sebuah meja muncul di hadapan dua orang. Dengan isyarat tangan, Xu Wenqiang mempersilakan mereka duduk. Mengikuti gerakannya, dua kursi ber-sandaran terletak di samping meja.
Ini pertama kalinya Xu Wenqiang menunjukkan inisiatif untuk mengobrol sejak kemunculannya. Apa yang ingin ia bicarakan? Zhang Yifan tidak menyamarkan rasa ingin tahunya, menatap Xu Wenqiang dengan pandangan penuh eksplorasi dan sukacita.
Dengan senyum sopan yang tetap: "Terlihat kamu sangat bahagia."
Yifan mengangkat sudut bibirnya: "Tentu. Kalau kau jadi aku, pasti juga akan sebahagia ini."
Orang di seberang menghela napas: "Tak kusangka, kamu mudah sekali dipuaskan."
Mudah? Dengan mendapat begitu banyak makanan, apa lagi yang kurang? Menurutku, siapapun akan puas dalam posisi ini.
"Wanita memang mudah puas. Tentu saja, wanita di Bumi kalian." Xu Wenqiang mengangkat alis, kilatan pandangan meremehkan yang halus terlihat di matanya: "Tak pernahkah kamu berpikir tentang rencana ke depannya?"
"Masa depan?" Zhang Yifan mengulang dengan lembut: "Ke depannya, sebagai orang biasa, aku hanya bisa berusaha menjaga keselamatan diri dan keluarga. Apa lagi yang bisa kulakukan?"
"Tidak, tidak," Xu Wenqiang menggelengkan kepala, tidak setuju: "Bagaimana mungkin kamu orang biasa? Harus kamu tahu, tidak menghitung di tempat lain, hanya di bumi saja, orang yang memegang kalung ini tidak kurang dari 10.000 atau 8.000. Orang lain tidak menemukan rahasia ruang pemanfaatan, hanya kamu yang membukanya. Bagaimana mungkin kamu orang biasa?"
Zhang Yifan menunjukkan ekspresi bingung.
Xu Wenqiang menjelaskan: "Tidak semua orang bisa membuka ruang pemanfaatan - 'energi' yang dia kirim terlihat seperti cahaya perak bagimu. Bagi orang lain, cahaya ini mematikan. Ia langsung menembus kedalaman otak. Jika tidak cocok dengan gelombang otak manusia, tidak akan menyatu. Konsekuensinya yang ringan jadi bodoh, yang parah kematian otak. Tidak semua tahan. 'Dia' sudah mencoba pada setiap pemilik kalung. Sayangnya, beberapa dapat kalung tapi tidak pernah melihatnya, kalau tidak..." Xu Wenqiang berhenti bicara.
"Kalau tidak, bumi akan punya lebih banyak orang bodoh atau kematian tak jelas sebabnya." Zhang Yifan menyelesaikan kalimatnya dengan geram.
Xu Wenqiang tidak menunjukkan penyesalan: "Benar. Mencari makhluk dengan gelombang otak yang cocok sempurna dengan getaran energi ini tidak mudah. Untuk eksperimen kami, kami tidak merasa bersalah. Bagaimanapun kita dua spesies berbeda, dari planet berbeda. Level kehidupan kami jelas jauh lebih tinggi."
Setelah jeda, nada bicaranya penuh penghinaan: "Lagipula, bukankah insiden serupa di bumi sudah banyak? Bukankah eksperimen manusia pada sesamanya juga sudah sering terjadi?"
"Xu Wenqiang mengatakan fakta, Zhang Yifan tidak bisa membantah, hanya bisa memindahkan topik: 'Barusan kamu bilang selama gelombang otak cocok dengan energi itu, ruang pemanfaatan bisa dibuka, benar?'"
Xu Wenqiang juga tidak mempermasalahkan, mengangguk berkata: "Benar."
"Tapi dulu kamu pernah bilang, ruang pemanfaatan telah menyerap banyak roh." Zhang Yifan teringat penjelasan Xu Wenqiang tentang penamaan.
"Itu salah satu dari banyak karakteristik ruang pemanfaatan, faktor nasib juga berperan. Makanya," Xu Wenqiang berkata penuh arti: "Lihat, gelombang otakmu unik. Kamu menyerap energi tapi menolak 'Dia', bahkan bisa dibilang menghancurkan 'Dia'. Secara kebetulan kamu juga mengirimkan Kristal Inti lebih awal, lolos dari krisis penamaan. Ruang pemanfaatan ini seolah dibuat khusus untukmu. Jadi jangan merendahkan diri, mengaku sebagai orang biasa."
Zhang Yifan membuka bibirnya. Perkataan ini terdengar sangat logis.
Setelah Zhang Yifan mencerna perkataan Xu Wenqiang beberapa saat, Xu Wenqiang melanjutkan: "Negaramu punya pepatah kuno 'Nasib dunia ada di tangan rakyat jelata'. Planetmu sekarang sudah sampai di ambang hidup-mati. Bukankah kamu harus memikul tanggung jawab besar ini?"
Tanggung jawab besar? Harus aku pikul? Bagaimana caranya? Mata Zhang Yifan membelalak.
“Kini bumi diliputi kegelapan, langit tertutup lapisan energi tebal yang menutupi langit dan matahari. Suhu udara sangat dingin, kondisi ini akan berlangsung dalam waktu lama seperti zaman es dulu. Tanpa sinar matahari, tak ada kehangatan dan tumbuhan, berarti tidak ada jalan bertahan hidup bagi manusia. Ini logika dasar yang dipahami setiap manusia. Menurutmu, dengan teknologi bumi saat ini, bisakah menghilangkan lapisan energi di langit dan mengembalikan cahaya?”
“Tidak bisa, ini jawaban yang jelas.” Xu Wenqiang berkata satu per satu.
Zhang Yifan ingin membantah. Ia teringat cuplikan film: mulut gua vertikal yang dalam tak terlihat dasarnya, di bawah tanah ada pabrik luas dengan pesawat luar angkasa raksasa, pintu-pintu tersegel yang hanya bisa dibuka dengan sidik jari atau iris mata. Para ilmuwan bekerja tanpa henti di bawah tanah, dijaga ketat prajurit bersenjata... Pasti ada solusi. Saat hendak membuka topik, ia ragu. Mengembalikan cahaya ke bumi adalah hal yang masih jauh. Terpaksa mengakui, teknologi bumi belum sampai level mahakuasa. Yifan mengangguk lesu, menerima jawaban itu.
“Makhluk mutan sekarang berbeda dari karnivora mana pun di bumi. Kawanan tikus dan kecoak ini menguasai setiap sudut daratan. Tanpa predator alami, hanya dengan jumlah dan kecepatan, mereka bisa mendominasi bumi. Orang biasa bertangan kosong jelas tak mampu, bahkan prajurit bersenjata lengkap pun bukan lawannya. Kau sudah pernah berurusan dengan mereka, tak perlu penjelasan lebih.”
Terus mengangguk dengan perasaan tak berdaya.
"Pasukan mengontrol bahan makanan, tapi tidak bisa mengirimkannya ke tangan orang biasa; rakyat jelata menanti-nanti, tapi tak bisa mendapatkannya. Ini masalah sulit dipecahkan pasukan dalam waktu singkat, sekaligus masalah paling mendesak yang perlu diselesaikan."
