Alat pengusir serangga ultrasonik telah dipasangi Kristal Inti. Zhang Yifan meletakkannya di kursi penumpang, lalu perlahan memutar tombol ke kanan.
Ini kali kedua Zhang Yifan mengamati kecoak mutan dari jarak dekat. Mereka merayap mendekat dengan gila-gilaan - bahkan tidak bisa disebut merayap lagi, kecepatan mereka sungguh luar biasa. Seperti banjir bandang yang meluap dari pintu air, menyapu permukaan tanah. Seolah-olah dalam sepersekian detik, mereka sudah memenuhi seluruh jalan. Entah ini ilusi atau tidak, Zhang Yifan merasa ukuran kecoak mutan di depan itu bertambah besar. Meski matanya terus mengamati, tangannya tak berhenti tetap memutar tombol ke kanan secara perlahan.
Kecoak-kecoak mutan itu mengancam dengan cakar mereka, berduyun-duyun datang seperti air bah. Seolah gelombang ultrasonik tak ada, mereka menutupi mayat tikus-tikus mutan yang sudah mati. Yang di belakang terus mendesak masuk, berdesak-desakan mencoba menyusup ke dalam. Tampaknya mereka tidak bisa menolak godaan mayat tikus mutan itu. Mayat beberapa tikus mutan di depan segera tenggelam dalam kerumunan, lalu tubuh-tubuh mereka membentuk benda bulat yang terdiri dari kecoak-kecoak mutan. Benda bulat ini terus membesar, dalam beberapa tarikan napas sudah membentuk bukit kecil. Tidak hanya menutupi mayat tikus mutan, tapi juga menyembunyikan baunya.
Kecoak mutan masih terus berdatangan, ukurannya jauh lebih kecil di bagian belakang. Mereka kehilangan target, untuk sementara terlihat agak bingung. Kemudian mereka menemukan mobil yang merupakan makhluk raksasa ini, dengan sedikit aroma daging yang bocor dari dalamnya. Mereka menjadi gembira, menemukan target berburu baru, lalu berbalik merangkak menuju mobil.
Zhang Yifan sedikit panik, bukan karena kehilangan kepercayaan pada pengusir serangga ultrasonik, tapi karena refleks psikologis saat melihat begitu banyak hal memuakkan merangkak ke arahnya. Gerakan tangan kanannya tak berhenti, sambil memanjatkan doa dalam hati: lebih baik cepat, jangan biarkan makhluk menjijikkan ini naik ke mobil. Matanya menatap kaca depan yang mulai menampakkan dua antena bergoyang kecoak mutan, diikuti kepala dan perut yang buruk rupa.
Biasanya Zhang Yifan hanya melihat punggung kecoak. Kini pertama kalinya menyaksikan perut kecoak, apalagi yang diperbesar lebih dari sepuluh kali lipat. Melihat kulit berkerut di bawahnya dengan enam kaki berbulu panjang, gigi tajam dan mulut menganga, bulu kuduknya langsung berdiri. Merinding menyelimuti tubuhnya bertubi-tubi. Fisiknya secara bawah sadar bersandar ke jok kursi, seolah bisa menghindari monster buruk rupa di depan mata. Benar-benar mengerikan.
Tangannya masih belum berhenti, bahkan ritme gerakannya tak berubah. Saat kaca depan hampir sepenuhnya tertutupi, Zhang Yifan akhirnya menemukan aktivitas mencurigakan pada kecoak di depannya.
Kumis mereka tidak lagi bergoyang seceria tadi, kepala sedikit terangkat seolah ada kebingungan. Zhang Yifan terus memutar tombol, alat pengusir serangga memancarkan gelombang suara tak kasat mata ke delapan penjuru. Kecoak akhirnya menerima informasi mengganggu yang kian menguat dan sangat menjengkelkan. Dengan kesal mereka berbalik arah, merangkak turun dari kaca mobil.
Seperti saat datang, mereka mundur sama cepatnya. Beberapa kecoak besar masih ragu-ragu. Zhang Yifan memutar tombol sedikit ke kanan. Langkah mereka langsung jadi cepat. Tak lama, di jalan raya hanya tersisa mobil Zhang Yifan yang sepi terparkir. Depan mobil kosong melompong, jasad tikus-tikus sudah lenyap tanpa jejak. Melihat lebih dekat, yang tersisa hanyalah gigi tikus seputih salju sepanjang satu jengkal.
Zhang Yifan lunglai di kursi mobil, keringat dingin telah membasahi baju dalam. Tampaknya alat pengusir gelombang suara masih valid, hanya belum tahu apakah di level yang sama bisa mengusir tikus mutan.
Zhang Yifan menenangkan diri: "Revolusi belum berhasil, kawan masih harus berjuang." Dengan sabar ia menggerakkan mobil melanjutkan perjalanan ke arah Shencheng.
Di perjalanan pulang, Zhang Yifan merasa gembira. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada gear yang sama, baik tikus mutan maupun kecoak mutan sama-sama berhasil diusir oleh alat pengusir serangga sonik. Zhang Yifan terus menyalakan alat tersebut, sekaligus mengumpulkan beberapa tumpukan jerami dan kayu bakar. Saat tiba di Green View Residence, waktu yang dihabiskan kurang dari 1 jam.
Saat membuka pintu, dia terkejut melihat seluruh keluarga termasuk dua anak sedang duduk di ruang tamu 101 dengan ekspresi serius menatapnya.
"Ada apa? Terjadi apa?" tanya Zhang Yifan dengan gugup.
"Waah--" Yang Ze langsung menangis dan memeluk Zhang Yifan: "Mama, kami sangat ketakutan! Mama kabur diam-diam lagi, waah--"
Baru sekarang Zhang Yifan sadar bahwa aksinya kabur diam-diam tanpa pamit sudah ketahuan.
Sambil memandang sekeliling, dia menepuk-nepuk punggung Yang Ze: "Jangan nangis. Mama punya kabar baik. Area perumahan kita dan area tetangga sudah tidak ada tikus mutan dan kecoak lagi. Nanti, kamu bisa latihan mobil di luar bersama kakek nenek."
Kali ini bukan hanya Yang Yang yang terkejut. Dengan buru-buru Zhang Yifan berkata: "Mama ganti baju dulu, nanti kita diskusi bareng." Yang Yang mengikuti Zhang Yifan ke kamar. Zhang Yifan tak tega menyuruhnya pergi. Saat berganti baju, diam-diam dia menyimpan alat pengusir serangga sonik di lemari lalu menutupinya dengan baju. Zhang Yifan memilih tidak memberitahu tentang alat tersebut, hanya menjelaskan bahwa dia baru saja memastikan tidak ada tikus dan kecoak di sekitar.
Buru-buru kembali ke 101, melihat pandangan penuh harap semua orang, Zhang Yifan pun tak bisa menahan kegembiraannya: "Ayah, Ibu, tadi aku keluar mengendarai mobil berkeliling, bahkan menggunakan tikus mati sebagai umpan untuk memancing sebentar. Area perumahan kita ini, dan area selatan, timur-barat kedua area, sama sekali tidak ada tikus mutan dan kecoak. Baru saat berjalan terus ke arah Shencheng sampai ke area perumahan vila, baru ketemu kecoak mutan. Menurutku ini karena operasi pemusnahan tikus kita beberapa kali sebelumnya sudah membuat semua tikus kabur." Pernyataan ini agak dipaksakan.
Yiping berkata dengan tidak percaya: "Tidak mungkin, bagaimana bisa tidak ada tikus dan kecoak?" Semua orang menunjukkan ekspresi tidak percaya.
"Benar, masalah sebesar ini mana mungkin aku bercanda. Dan aku juga menemukan hal aneh: di tempat yang ada tikus mutan, tidak ada kecoak mutan. Begitu tikus mutannya mati, kecoak-kecoak langsung berbondong-bondong datang." Yifan berkata serius: "Ada kabar baik lagi, aku menemukan gudang bahan makanan berisi beras seputih salju."
"Sekarang berasnya mana?" Ayah bertanya dengan gusar.
"Tentu saja sudah kubawa semua kembali." Zhang Yifan menjawab penuh kemenangan.
Rapat kali ini tidak menghindari kehadiran Yang Ze dan Dong Runheng. Mendengar Yifan bilang sudah membawa kembali beras, kedua anak ini spontan melihat ke sekeliling dan bertanya bingung: "Dibawa ke mana? Kok tidak kulihat?"
Semua orang tertawa. Masalah ruang ini belum diketahui dua bocah itu, dan semua orang tidak bermaksud memberitahunya. Melihat semua tersenyum, Yang Ze dan Runheng cemberut ingin kabur, tapi enggan melewatkan cerita para orang dewasa.
Ayah tiba-tiba berkata: "Masalah sebesar ini, Yang Yang, ajak kakak-kakakmu berdiskusi. Bagaimanapun juga, kita satu keluarga."
Wajah Yang Yang memerah, ia melirik Yifan: "Ayah, kemarin aku di tempat kakak, mereka sudah menyesal. Kedepannya tidak akan begitu lagi."
"Kalau begitu, kau duluan ke sana memberi tahu. Sebentar lagi kita semua ke ruang 103."
