Yang Yang berbalik pergi dengan perasaan lega. Kemarin kakak sulung dan kakak kedua memang sudah menunjukkan penyesalan. Setelah ia menegur mereka habis-habisan, kini situasi aman. "Bagaimanapun kita masih keluarga - di satu sisi saudara kandungku, di sisi lain keluarga mertua istriku. Di mata orang luar, kita tetap bagian internal."
Ini adalah pertemuan pertama sejak kegelapan datang yang dihadiri seluruh 16 penghuni atap yang sama. Dipimpin Zhang Yifan, ia pertama melaporkan kondisi keamanan area perumahan dan sekitarnya, lalu mengumumkan penemuan gudang bahan makanan kecil. "Dengan menjamin keamanan kita sendiri," tegasnya, "kita harus berusaha maksimal menolong orang-orang di sekitar."
Begitu selesai, Ayah Zhang langsung menyatakan dukungan. Yiping dan Dong Zhipeng mengangkat tangan setuju. Di bawah tekanan arus tak terhindarkan, tak hanya Yang Zhi dan Yang Yong yang merasa bersalah ikut mendukung, bahkan Yang Ze dan Dong Runheng yang masih bingung pun memberikan suara persetujuan.
Selanjutnya semua orang merundingkan metode konkret untuk bantuan. Zhang Yifan yang biasanya berpenampilan mencolok menyatakan proses penyelamatan harus dilakukan secara high profile, serta perlu membuat statistik populasi permanen di area perumahan yang akan diselamatkan - jumlah laki-laki dan perempuan, usia, keahlian khusus, dan lain-lain. Dia menegaskan ini bukan kegiatan amal, melainkan untuk membentuk tim pemusnah tikus sendiri dari populasi yang diselamatkan. Zhang Yifan hanya menyampaikan rencananya secara singkat. Xu Wenqiang yang memaksa diri keluar untuk mencari bantuan lebih banyak orang, jelas memiliki tujuan lain.
Proposal ini menuai kontroversi. Pendapat Ayah Zhang dan Mama Zhang adalah melakukan secara low profile, menyelamatkan sebanyak mungkin orang tanpa menarik perhatian yang bisa menimbulkan masalah. Yiping justru mendukung ide Yifan, dengan memiliki tim sendiri, keamanan di masa depan akan lebih terjamin. Yang Zhi dan Yang Yong bijak memilih tidak memberikan pendapat.
Karena ketekunan Yifan, poin ini akhirnya disetujui. Namun Yiping mengingatkan hari ini sudah tanggal sebelas Tahun Baru Imlek, bahan makanan yang dikirim pemerintah sebelumnya hanya cukup sampai tanggal enam. Banyak keluarga sudah kehabisan makanan sejak lama, jadi sore ini harus segera mengirim bahan makanan ke rumah-rumah. Pekerjaan statistik bisa ditunda dulu, baru dimulai besok pagi. Alasan Yiping memang masuk akal, Yifan tidak punya dasar untuk menolak.
Ayah Zhang menambahkan poin lain: bagaimana mengirimkan bahan makanan secara tertib ke tangan setiap orang, memastikan setiap area perumahan mendapat jatah tanpa menimbulkan kerusuhan atau perebutan, tentu saja juga tidak membuat anggota tim sendiri kelelahan.
Usulan Ayah Zhang sekali lagi mendapat dukungan. Setelah diskusi, semua sepakat untuk sementara membagikan 1 kilogram beras per orang dengan unit lantai atas sebagai dasar distribusi. Pembagian akan dilakukan sambil melakukan statistik, merekrut personil untuk membantu pekerjaan pencatatan dan pemeriksaan, dengan upah setengah kilogram beras.
Untuk mencegah perebutan, perlu diumumkan terlebih dahulu ke warga perumahan. Tugas ini akan dijalankan terlebih dahulu oleh Yifan dan Yang Yang. Melihat jam, sudah hampir pukul 11. Keluarga sendiri sebaiknya makan sampai kenyang dulu baru bisa bekerja optimal. Dengan rekaman walkman, pekerjaan pemberitahuan menjadi jauh lebih sederhana.
Mengendarai mobil off-road, meluncur perlahan di area perumahan, volume suara dimaksimalkan: "Perhatian warga kompleks, area perumahan saat ini dalam kondisi aman sementara tanpa adanya makhluk mutan, distribusi bahan pangan akan dilakukan pada sore hari pukul 1 tepat untuk Gedung 1 dan 2; pukul 1:30 untuk Gedung 3 dan 4,...... Setiap orang dibatasi 1 kilogram, harap siapkan karung sendiri. Bagi yang berusaha merebut, tidak menjaga ketertiban, atau tidak antri, tidak akan diberikan distribusi. Perhatian warga kompleks, area perumahan saat ini dalam kondisi aman sementara tanpa adanya makhluk mutan, distribusi bahan pangan akan dilakukan pada sore hari pukul 1 tepat untuk Gedung 1 dan 2; pukul 1:30 untuk Gedung 3 dan 4,...... Setiap orang dibatasi 1 kilogram, harap siapkan karung sendiri. Bagi yang berusaha merebut, tidak menjaga ketertiban, atau tidak antri, tidak akan diberikan distribusi..."
Volume diatur ke maksimum, Zhang Yifan dan Yang Yang duduk di dalam mobil yang bergerak pelan di area perumahan. Setiap melewati dua gedung, mereka berhenti 2-3 menit untuk memutar pemberitahuan beberapa kali.
Di area perumahan, mobil offroad menyalakan lampu besar. Suara Zhang Yifan yang jelas dan tegas menerobos kegelapan sunyi, bergema di langit atas kompleks. Suara ini mewakili kelangsungan hidup, harapan, serta keseriusan Zhang Yifan untuk keluar dan memperkuat diri.
Siang hari hanya menyantap mi sederhana. Semua paham, semakin cepat mengirim bahan makanan, semakin banyak orang yang akan diselamatkan. Setelah makan, kecuali Ayah Zhang dan Mama Zhang yang mengawasi tiga anak di rumah, yang lain dengan perlengkapan lengkap dan pakaian hangat keluar dari pintu.
Setelah kegelisahan awal berlalu, benar-benar tak terlihat tikus mutan dan kecoak. Hati setiap orang dipenuhi kegembiraan. Zhang Yifan telah mengeluarkan mobil offroad Dong Zhipeng lebih awal, diparkir di antara Gedung 1 dan 2, menghadang persimpangan jalan. Bagasi dibuka penuh dengan karung beras yang ditumpuk rapat. Kursi mobil pun dipenuhi karung beras. Yang Zhi dan Yang Yong terkesima: "Bagaimana Zhang Yifan bisa mengangkat sebanyak ini?"
Di samping mobil, Zhang Yifan juga menyiapkan tumpukan kayu bakar yang dikumpulkan sepanjang perjalanan, kini berserakan di tanah. Tanpa menunggu perintah, Yang Zhi dan Yang Yong segera bertindak. Dengan cepat, kayu-kayu itu diikat menjadi berkas-berkas berbentuk obor.
Obor dinyalakan. Karung beras dikeluarkan satu per satu. Mulut karung dibuka dengan hati-hati. Kali berikutnya, karung-karung ini akan diisi dengan "Beras Merek Ruang" dari dimensi khusus.
Klakson jernih mobil off-road menerobos kesunyian gelap, obor yang membakar mengusir ketakutan kegelapan. Yang Yang, Yang Zhi, Yang Yong dan Dong Zhipeng berdiri memegang obor di kedua sisi mobil. Yang Baisong dan Yang Haotian menjaga karung beras, kakak ipar pertama dan kedua bertanggung jawab membagikan beras, Yiping dan Zheng Chun mengurus pendaftaran, sementara Yifan berdiri di samping tanpa ikut campur.
"Distribusi pangan dimulai——"
Dalam keheningan sesaat, pintu elektronik Gedung 1 terbuka. Seorang pria menyambar keluar membawa kantong kain - masih terlihat jelas bekas logo toko baju dari masa keemasan di pusat perbelanjaan.
Pria itu berpakaian rapi, jelas sudah mempersiapkan diri. Begitu melihat keributan di bawah, buru-buru berlari: "Mana distribusinya? Di mana pembagiannya?"
Yiping menyambut: "Jangan terburu-buru. Daftar dulu, beberapa menit tidak masalah. Anda dari lantai berapa di Gedung 1?"
Pria itu menggosok-gosokkan tangan: "Eh, tolong isikan untukku. Saya dari lantai 4."
Yiping melanjutkan: "Empat nol berapa? Nama lengkap? Jumlah anggota keluarga? Usia?"
"Ah, 401. Nama saya Zhao Xiao." Selang beberapa kata, dua puluh lebih orang sudah berhamburan dari gedung-gedung, menggemuruh mengerumuni mobil off-road.
Yang Zhi mengangkat obor tinggi-tinggi, maju selangkang menghalangi di depan beras: "Jangan berdesakan! Gedung 1 kiri, Gedung 2 kanan! Antri dulu untuk daftar, tidak tertib tidak dikasih! Antri! Antri!" Yang Yong juga maju beberapa langkah sambil mengibaskan obor ke arah kerumunan.
Kedua orang ini dengan penampilan dewa dan roh jahat itu mendekat, kerumunan langsung saling dorong-dorong membentuk dua barisan. Orang di depan dengan gugup memantau Yang Yong, Yang Zhi, dan Mi, sementara yang di belakang menjulurkan leher ingin melihat. Beberapa berteriak: "Kelaparan nih, bagikan dulu berasnya, pendaftaran bisa nanti saja." "Iya, kan kita tetangga, jangan sampai salah." Yang Zhi dan Yang Yong terus berteriak, meski suara kerumunan tak henti, antrian tetap terbentuk. Pendatang baru buru-buru mengantri di ujung barisan.
Tapi ada yang tak mau antri. Seorang pria kekar berpostur tinggi menyelak ke depan menuju Mi di bawah obor. Aksi nyelaknya membuat semua panik. Antrian yang rapi langsung kacau balau. Orang-orang berdesakan disertai suara keributan yang makin keras.
"Aku duluan, kamu ke belakang!"
"Jangan dorong-dorong!"
"Cepetan dong! Gila kau, ngapain nyelak?!"
