Benar-benar ketakutan yang menjadi kenyataan, "Baru keluar dari sarang serigala, masuk ke mulut harimau". Zhang Yifan tak menyangka kecoak mutan datang secepat ini. Baru 1 menit sejak tikus mutan mundur, bahkan Kristal Inti pun belum sempat diambil, kecoak mutan sudah muncul entah dari mana. Kengerian mereka bukan hanya bisa memakan tikus mati, tapi juga bisa memanjat sampai ke atap, menyisakan sedikit ruang bertahan bagi mereka.
“Jika gerombolan tikus mutan yang maju bisa diibaratkan gelombang laut, maka kecoak mutan bagaikan pasir hisap, di mana pun mereka sampai, tak tersisa satu butir pun.” Wajak Zhang Yifan berubah pucat. Sebuah mobil Volkswagen tiba-tiba muncul di hadapannya. Mobil ini tak sekokoh mobil off-road Dong Zhipeng, sayangnya mobil off-road itu tertinggal di sisi lain truk tangki, rodanya sudah terkikis asam pekat.
“Naik mobil! Bahaya mengintai!” teriak Zhang Yifan sambil membuka pintu kabin yang paling dekat dengan dirinya.
"Kecoak mutan memiliki kebutuhan yang luar biasa terhadap jasad tikus mutan dan Kristal Inti biru. Namun yang sangat aneh, mereka sepertinya menghindari tikus mutan yang masih hidup. Mereka hanya tertarik pada jasad tikus mutan, dan tidak pernah muncul bersamaan dengan tikus mutan yang masih hidup."
Ling Xi yang baru saja turun dari pagar tangga untuk menutup katup tangki truk korosif, berada paling dekat dengan mobil. Mendengar peringatan itu dia masih tertegun, namun suara mobil Zhang Yifan yang tiba-tiba bergerak membuatnya menyadari parahnya situasi. Zhang Yifan tidak akan memberi sinyal bahaya tanpa alasan.
"Cepat naik mobil! Tutup pintu—cepat!" Serunya sambil membanting pintu mobil dengan keras "Braak!".
Di kacamata penglihatan malam, bayangan-bayangan hijau kecil bergerak secepat kilat, jauh lebih cepat dari kecepatan tikus mutan. Wajah Ling Xi dan yang lain berubah pucat, mereka sadar telah menghadapi kecoak mutan yang menurut rumor lebih mengerikan dari tikus mutan.
"Naik mobil, cepat! Cepat!!" teriak Ling Xi sambil berlari ke mobil. Dua orang di atap mobil tak sempat turun lewat tangga, melemparkan pedang tebas di tangan mereka, lalu melompat ke kap mesin mobil. Keduanya mendarat di kap mobil dan berguling ke sisi lain, hampir bersamaan dengan Ling Xi yang membuka pintu mobil.
Sebelum penumpang sempat duduk dengan stabil, Zhang Yifan langsung melepas rem tangan dan memasukkan gigi mundur. Mobil melaju kencang ke belakang. Masih ada satu orang di belakang. Zhang Yifan tak tahu apakah orang itu sudah menutup katup, secara refleks ia mundurkan mobil untuk menyelamatkannya. Di tanah tersisa puluhan bangkai tikus mutan. Mobil berguncang saat mundur. "Braak!" terdengar di atap mobil. Refleks Zhang Yifan menginjak rem. Ban menggesek tanah dengan suara keras. "Gulp!" Orang di atap mobil terlempar ke tanah karena inersia pengereman. Saat orang itu mencoba bangun, Zhang Yifan panik melihat puluhan kecoak mutan sudah merayap di tubuhnya.
Melalui night vision goggles, Ling Xi dan yang lain melihat rekan mereka jatuh ke tanah yang dipenuhi tubuh-tubuh kecoak mutan. Kecepatan serangga itu luar biasa.
Zhang Yifan menoleh sambil "klik!" mengunci keempat pintu mobil. Orang itu terpaksa ditinggalkan.
“Ah—tidak—” Orang itu menggerakkan tangannya dengan cepat, menghantam kecoak mutan di tubuhnya. Tapi dalam sekejap mata, seluruh tubuh dan kepalanya seolah mengenakan baju zirah dari kecoak mutan.
“Buka pintu mobil!” Ling Xi di belakang meraih ke arah Zhang Yifan, hendak menekan tombol pembuka pintu yang hanya bisa dikontrol supir. Zhang Yifan berkata dingin: “Kau ingin kita semua mati di sini?”
Zhang Yifan memalingkan kepala, tidak melihat bayangan putus asa di luar, juga tidak menghiraukan tangan kaku di sampingnya. Memberikan gas, mobil pun mulai bergerak.
Zhang Yifan memilih jalan yang sedikit kecoak mutannya. Mobil meliuk-liuk menjauhi tangki trailer, menjauhi sosok yang putus asa itu.
Pintu tertutup tak bisa menahan sorakan perih. Ling Xi mengeluarkan satu kata dari sela gigi: “Senjata.” Zhang Yifan terkejut, segera paham Ling Xi sedang meminta senjatanya kembali untuk memberi ketenangan pada orang di luar.
Zhang Yifan tidak menjawab, mempercepat laju mobil.
“Apa kau memiliki hati selaput besi?” Ling Xi mengaum, mengguncang bahu Zhang Yifan. Kebetulan mengguncang bagian yang terluka semalam. Zhang Yifan tak sempat menghindar, bahunya terasa perih menusuk. Tangan yang memegang setir gemetar, mobil yang sudah meliuk-liuk nyaris menabrak pohon besar kering di pinggir jalan.
“Lepaskan——Kau gila.” Zhang Yifan berteriak histeris, “Lihat mobilnya, lihat kacanya. Mau mati silakan sendiri jajak bawa aku.” Di kaca mobil, beberapa bayangan hitam memuakkan sedang menggerakkan dua antena panjang.
Ling Xi melepaskan pegangan dengan putus asa, kedua tangan bergetar menutupi wajahnya.
Zhang Yifan tak lagi mempedulikan Ling Xi. Badannya bergeser ke kanan, diam-diam meletakkan pengusir serangga di sebelah kiri. Tanpa menyalakan lampu mobil, gelap sama dalam dan luar mobil. Ling Xi dan yang lain tak bisa melihat jelas.
Gerbang Selatan tak bisa kembali. Gerbang Utara seharusnya tidak jauh. Gedung operasional yang megah itu ada di Selatan, pabrik dan transportasi seharusnya lewat Utara. Tapi sekarang arah mana sebenarnya Utara?
“Ada yang tahu arah Gerbang Utara?” Zhang Yifan memaksa bertanya. Orang di sampingnya mengangkat pergelangan tangan kiri, melihat sesaat, lalu menunjuk diam-diam. Dua orang di belakang sudah memakai headset, berbisik-bisik sesuatu.
Zhang Yifan mengemudi secara mekanis. Tak mau tahu apa yang mereka bicarakan. Hanya ingin pulang, tidur di ruang bawah tanah hangat rumahnya. Andai ini semua mimpi! Ngapain dia nekat keluar?
Pandangan tiba-tiba terbuka. Di kejauhan, pintu gerbang hanya memiliki palang penghalang. Di luarnya terhampar jalan raya lebar, dengan tiga jeep militer hijau tua berjejer.
Hati Zhang Yifan mendidih. Mereka datang terlalu cepat.
Dua orang turun tergesa-gesa dari mobil di seberang, palang penghalang terangkat. Tak lama kemudian mereka kembali masuk ke kendaraan. Tiga jeep militer mulai bergerak menuju pusat Kota Fuyuan.
"Ikuti mereka." Suara berat Ling Xi terdengar dari belakang.
Zhang Yifan mengendalikan mobil dengan hati-hati keluar dari gerbang utama lalu berhenti: "Kalian turun."
Penumpang di dalam mobil terkejut. Zhang Yifan menaikkan volume suaranya dengan nada dingin: "Turun."
Suasana dalam mobil mendadak hening. Ling Xi bingung bagaimana menjelaskan bahwa mereka tak berniat jahat, tapi bagaimana meyakinkannya?
"Kak Zhang," Ling Xi ragu sejenak, mengubah panggilan formal 'Nyonya Zhang' menjadi lebih akrab: "Kak Zhang, atasan kami ingin berbicara denganmu."
"Aku lelah. Ingin istirahat. Bukankah kalian sudah tahu alamat rumahku?" Suara Zhang Yifan terdengar sangat kesepian.
Setelah melapor, beberapa saat kemudian Zhang Yifan mendengar jawaban rendah: "Paham." Kemudian Ling Xi berkata padanya: "Kak Zhang, kami akan mengawalmu pulang untuk memberi kabar. Kau juga tak ingin merepotkan keluargamu, bukan? Atau... kami bisa menjemput mereka untuk pergi bersama." Kalimat terakhir itu jelas-jelas ancaman.
Tangan kiri Zhang Yifan memegang setir, tangan kanan terbiasa di tuas transmisi. Meski matanya menatap lurus ke depan, sudut pandangnya menangkap gerakan samar penumpang di kursi depan yang mulai bersiap. Sepertinya jika dia menolak lagi, mereka akan merebut kendali. Pasti Ling Xi di belakang juga berpikir sama.
Jangan terburu-buru, pikirkan baik-baik. Hari ini pasti akan tiba. Tiba-tiba teringat, kesadaran masuk ke ruang pemanfaatan.
Melihat segala yang familiar di ruang pemanfaatan, perasaan gugup Zhang Yifan sedikit reda. Perlahan ia duduk di gelap. Apakah mereka berani menyentuh keluarganya? Mungkin mereka akan bernegosiasi atau mengawasi keluarganya, tapi setidaknya sebelum perundingan gagal, mereka tidak akan menyakiti HP.
Tapi begitu ditangkap, nasibnya ada di tangan mereka. Jika tidak kooperatif dan enggan mengungkap rahasia ruang pemanfaatan, pasti mereka akan menyita semua aset di set peralatan untuk dianalisis. Kalung kepala tengkorak di lehernya pasti menarik kecurigaan.
Mungkin ia akan dikurung, atau dihadapi dengan metode kejam. Berapa banyak orang di era sinar matahari dulu yang merampas properti dan HP orang lain dengan dalih "menyelamatkan rumah/umat manusia"? Di era kegelapan kiamat tanpa hukum ini, kejahatan seperti di adegan film/Siaran pasti lebih parah. Zhang Yifan baru menyadari betapa tak berdayanya dirinya.
Tidak boleh masuk ke tangan mereka. Tidak boleh ikut mereka.
Tapi bagaimana dengan orang tua dan keluarga? Tinggalkan mereka?
Awalnya ingin menggunakan tikus mutan untuk menghalangi para militer, mengapa tiba-tiba malah menyelamatkan mereka?
Zhang Yifan merasakan perasaan kompleks, di hadapannya bergantian bayangan orang tua yang sudah renta dan anak lelaki yang lucu, serta sosok tentara yang terus menyapu dengan tembakan. Apakah dia melakukan kesalahan? Zhang Yifan menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Setelah lama, Zhang Yifan mengangkat kepala dengan keteguhan di wajah. "Tidak, aku takkan menyerahkan harta karun ini ke tangan orang lain. Aku juga takkan membiarkan diriku terancam lagi."
Kesadarannya kembali ke dalam mobil: "Aku harus memberi kabar ke keluarga. Pertama aku harus pulang dulu." Ucap Zhang Yifan dengan tenang namun tegas, sembari diam-diam menyimpan alat pengusir serangga.
Permintaan Zhang Yifan segera disetujui. Tanpa berkata lagi, dia menghidupkan mobil. Beberapa menit kemudian, Green View Residence muncul dalam pandangan.
"Kau hanya punya 10 menit." Ucap Ling Xi tiba-tiba saat mobil berbelok mendekati gerbang.
Zhang Yifan menjawab dingin: "Setengah jam." Mobil berhenti di depan rumahnya: "Jangan ganggu keluargaku." Bahkan kunci mobil tak dicabut, dia mengguncangkan pintu mobil dengan keras.
Memandangi pintu rumahnya, tiba-tiba keberaniannya menghilang. Awalnya dia hanya ingin hidup tenang bersama keluarga, tapi karena kesalahan bertubi-tubinya, terpaksa meninggalkan mereka. Adakah yang lebih menyakitkan di ambang kiamat ini?
Zhang Yifan mengatur napas untuk meredakan emosi, lalu membuka pintu.
Seperti dugaan, orang tua masih terjaga. Kakak perempuannya menemani mereka di ruang makan 101 untuk mengobrol. Saat melihat Yifan kembali, mereka jelas-jelas lega.
“Sudah pulang, Ayah, Ibu sedang khawatir.” Yiping berdiri, “Besok masih banyak kerjaan, aku tidur dulu.”
“Tunggu.” Yifan menahan Yiping: “Ayah, Ibu, aku…” Hidungnya tersedu, air matajatuh.
“Ada apa? Yifan, kenapa? Kenapa menangis?” Mama panik, buru-buru mendekat, menarik lengan Yifan, mengamatinya dari atas ke bawah, memeriksa apakah ada luka.
Ayah juga buru-buru berkata: “Kalau ada masalah bicaralah, ngapain nangis?”
“Bu, aku baik-baik saja.” Yifan mengusap air mata, berkata pada orang tua: “Kita turun.” Memimpin jalan menuruni tangga, semua saling pandang lalu mengikuti.
Zhang Yifan lebih dulu masuk kamar orang tua, melihat sekeliling, membuka lemari, mengeluarkan beberapa baju zirah dari rak paling bawah, mengambil alat pengusir hama sonik: “Ayah, Ibu, Kak, area perumahan kita bebas makhluk mutan karena ini.” Lalu menjelaskan cara pakainya detail-detail, mengeluarkan segenggam Kristal Inti berukuran 1 unit energi, dimasukkan ke tiga botol obat kecil, diberikan ke orang tua dan kakak: “Taruh di tempat yang tidak mencolok.” Tapi kemudian menarik kembali: “Lebih baik tidak usah, kalau sampai menarik kecoak mutan jadi repot.” Sambil mengganti Kristal Inti baru di alat itu.
Meletakkan alat pengusir di bawah lemari, tampak seperti pemanas listrik biasa, dengan baju tergantung di atasnya, sangat tidak mencolok. Baru kemudian Zhang Yifan lega, berkata pada keluarga: “Ingat, radius valid alat ini 500-800 meter.”
