Harus diakui perkataan Zhang Yifan ada benarnya. Arah perkembangan situasi masih misterius. Mengingat misi yang dibawa, memang segala cara digunakan untuk membawanya. Tentang rencana setelahnya, memang belum jelas.
Melihat Li Xiujie tidak membantah, Zhang Yifan tidak mendesak. Dia berpaling ke Yang Yang: "Yang Yang, bagaimana menurutmu jika orang Shencheng menemukan kita?"
Yang Yang mengusap pelipisnya, diam seribu bahasa.
Zhang Yifan menoleh lagi ke Li Xiujie: "Pelatih Li, ada pendapat brilian?"
Li Xiujie menggelengkan kepala perlahan.
Ruangan sunyi sejenak. Yang Yang membuka suara: "Masih ada urusan, Pelatih Li? Yifan baru kembali, masih kelelahan. Dia perlu istirahat."
Li Xiujie memandang Zhang Yifan. Zhang Yifan berdiri: "Lebih baik kau menginap di tempat Lingxi. Aku akan ambilkan makanan. Ada alat komunikasi?"
Li Xiu Jie mengeluarkan sebuah interkom dari karung mantel tebal dan menyodorkannya: "Channel ini sudah diatur, aku akan memberi pemberitahuan jika ada urusan, jangan lepaskan dari badan."
Zhang Yifan mengangguk menyambutnya, lalu dua karung muncul di tanah berisi sayur dan buah. Zhang Yifan menunjuk sambil berkata: "Aset-aset ini, aku punya banyak. Harapanku bisa mempercayai kalian."
Li Xiu Jie mengangguk, mengangkat barang-barang itu, lalu membuka pintu keluar.
Baru tiga hari meninggalkan rumah, rasanya seperti tiga bulan. Pulang ke rumah justru mood-nya semakin tegang. Kepasrahan Li Xiu Jie, sikap meremehkan Xu Wenqiang, ancaman militer - semua konflik ini berdesakan di hati Zhang Yifan. Langkah apa yang sebenarnya harus dia ambil?
Kembali ke kamar bersama Yang Yang, baru lah pengantin ini punya waktu berdua. Lilin terbakar, Zhang Yifan duduk di tepi tempat tidur dengan wajah muram, sementara Yang Yang di sisi seberang mengerutkan kening. Keduanya sibuk dengan urusan hati masing-masing, tanpa kehangatan yang dibayangkan.
Setelah setengah hari, Zhang Yifan menoleh bertanya: "Yang, pasukan benar-benar akan datang, bagaimana ini?"
Yang Yang mengusap pelipisnya, menunggu sejenak sebelum menghela nafas: "Kalau benar-benar mentok, kolaborasi saja lah. Sekarang periode khusus, tidak ada aturan yang mengikat. Tidak mudah menjaga keamanan seumur hidup." Dia berhenti sejenak, mengambil bantal untuk Zhang Yifan: "Pasti kau belum tidur nyenyak beberapa hari ini. Istirahatlah dulu. Gas aja, jalan pasti terbuka nanti."
Mobil sampai di kaki gunung pasti ada jalan, ya? Zhang Yifan berbaring, membiarkan Yang Yang merapikan selimutnya: "Tidurlah yang nyenyak, bicaranya nanti setelah bangun."
Menutup mata tapi tak ada rasa kantuk, perasaan tidak nyaman semakin menguat. Zhang Yifan tak bisa lagi berbaring, bangun dan duduk: "Yang, konsentrasiku buyar. Aku merasa pasti akan terjadi sesuatu."
Yang Yang terdiam sejenak sebelum menghibur: "Sudah begini, apa lagi yang bisa terjadi? Kau terlalu lelah beberapa hari ini. Jangan dipikirkan, istirahatlah dulu."
Makan malam dengan pangsit sebagai perayaan reun keluarga. Zhang Yifan menyembunyikan kegelisahan dengan senyuman paksa, atmosfer agak sunyi, hanya dua anak yang riang gembira.
Setelah makan, semua duduk di ruang tamu mengobrol santai. Sesekali Zhang Yifan menyelipkan kesadarannya ke ruang pemanfaatan. Ternyata Kristal Inti merah di lahan hitam terus menyerap energi kabut hitam, sementara Kristal Inti di tanah biasa tak berubah sama sekali.
Lahan hitam bisa ditanami dan menyerap energi Kristal Inti. Lalu, bisakah lahan hitam menampung nyawa? Zhang Yifan memandang Xu Wenqiang yang sedang menganalisis benda-benda peradaban lain di ruang pemanfaatan, lalu melihat pesawat raksasa itu. Andai bisa mengeluarkan pesawat dari ruang dan memindahkan keluarga ke dalamnya, takkan ada lagi yang ditakuti.
Zhang Yifan termenung memikirkan urusan hatinya, tak menyadari ruang tamu perlahan hening. Semua orang menatapnya, khawatir mengganggu proses berpikirnya. Zhang Yifan akhirnya tersadar akan kesunyian di sekitarnya. Melihat sorotan mata semua orang tertuju padanya, ia kebingungan menatap satu per satu lalu bertanya: "Ada apa? Kenapa pada menatapku?"
Yiping dengan pandangan penuh keingintahuan berkata: "Kami lihat kamu sedang sangat fokus, takut mengganggu. Lagi memikirkan apa?"
Bagaimana menjelaskan ini? Tidak bisa lagi seperti dulu yang bisa bercerita tanpa menyembunyikan apapun, kecuali dirinya sudah punya strategi yang cukup untuk memberi mereka harapan. Akhirnya ia tersenyum dan berkata: "Tidak ada apa-apa, cuma mikir kapan bisa melihat matahari lagi."
Begitu kata-kata itu terucap, Zhang Yifan langsung menyesal. Senyum menghilang dari wajah semua orang. Dong Runheng bertanya dengan penuh harap: "Tante, kamu tahu kapan kita bisa lihat matahari lagi?" Di matanya, tante kecilnya adalah orang paling hebat di dunia.
Melihat harapan di mata Runheng, Zhang Yifan tak tega membuatnya kecewa. Dengan lembut ia menjelaskan: "Runheng, awan hitam di langit itu sebenarnya harta karun. Mereka seperti bensin, termasuk sumber energi. Nanti kalau manusia sudah menemukan cara memanfaatkannya, awan hitam itu akan cepat bubar. Bahkan mungkin saat itu orang-orang malah tidak mau semua awan hitam hilang."
Dong Runheng menggelengkan kepala, wajahnya pilu: "Aku lebih memilih tidak punya harta karun. Aku rindu matahari jaman dulu, langit biru, awan putih. Aku kangen teman-temanku."
Sepersekian detik, setiap orang teringat kolega dan teman-teman lamanya, wajah-wajah dipenuhi kebingungan. Zhang Yifan tak sengaja teringat murid-muridnya, memikirkan Bu Zhou, apakah mereka semua baik-baik saja?
……
Keesokan harinya belum pukul tujuh, Zhang Yifan masih belum bangun, suara Li Xiu Jie sudah terdengar dari walkie-talkie. Dia dan Ling Xi ingin datang berdiskusi dengan Zhang Yifan.
Janji pukul delapan. Zhang Yifan buru-buru bangun, membangunkan Zhang Yiping yang doyan tidur. Setelah sarapan, tepat pukul delapan, suara kembali berbunyi di walkie-talkie: mereka sudah di depan pintu elektronik. Yang Yang membuka pintu. Setelah masuk, beberapa orang duduk di ruang tamu 102.
Di sisi Zhang Yifan selain Yang Yang, Yiping dan Dong Zhipeng juga dibawakan. Setelah saling memperkenalkan lagi, dua orang yang tidak mengenakan seragam militer itu tak memiliki kharisma khas tentara. Zhang Yifan membandingkan dengan cermat: Ling Xi sekitar 24-25 tahun, seagresif pedang terhunus, mata bersinar tajam. Li Xiu Jie terlihat jauh lebih anggun. Ling Xi berdiri, "Pak!" memberi hormat ala militer ke Zhang Yifan: "Kakak Zhang, terima kasih. Saat itu tanpa Anda, tim kecilku dan belasan orang itu pasti sudah terkubur di mulut tikus. Budi penyelamatan nyawa ini takkan kulupakan seumur hidup."
Zhang Yifan terdiam sejenak, ikut berdiri: "Ling Xi, tak perlu begitu. Cepat duduk."
Setelah duduk, Li Xiujie menyapu pandang ke semua orang, lalu menatap langsung Zhang Yifan dan berkata: "Yifan, semalam saya dan Ling Xi serta beberapa orang lainnya berdiskusi, ingin mengorganisir warga dari empat area perumahan ini untuk membentuk tim yang memiliki kemampuan swa-selamat dan disiplin."
Zhang Yifan dan beberapa orang lainnya saling pandang. Yifan bertanya: "Apakah kamu mewakili militer, maksudnya pasukanmu, atau mewakili..."
Li Xiujie dengan serius menjawab: "Tim ini milikmu. Saya dan Ling Xi hanya membantu dari samping. Tapi Yifan, kami tidak menyarankanmu untuk tampil langsung." Sambil berkata demikian, ia melihat ke tiga orang lainnya.
Yifan melihat ke Yang Yang yang tanpa ekspresi, lalu ke Yiping yang terlihat sangat berminat. Menatap pandangan Yifan, Yiping mengedipkan mata dan bertanya: "Apa rencana detail kalian? Tolong jelaskan secara lengkap."
"Sementara baru ada garis besar, detail masalah masih perlu didiskusikan bersama," kata Li Xiujie. "Kami berencana pertama-tama melengkapi data pribadi semua orang, lalu mengelompokkan berdasarkan keahlian menjadi tim berbeda. Fokus utama adalah tim penjaga keamanan area perumahan. Meski mungkin tidak bisa melawan makhluk mutan, tapi sebagai penjaga keamanan untuk mencegah kerusakan buatan manusia masih bisa efektif."
Memandang Yifan, ia menambahkan: "Semua warga di area perumahan memiliki keluarga. Membentuk tim yang bisa melindungi rumah dan keluarga sendiri, setiap orang pasti akan dengan sukarela bergabung."
Semua orang mengangguk setuju.
"Tapi beberapa masalah ekonomi yang terlibat ini membutuhkan bantuan dana darimu. Saya yakin kamu tidak akan menolak." Zhang Yifan mengangguk.
"Di sini kami punya rencana sederhana," Ling Xi melanjutkan: "Langkah pertama adalah memahami tingkat hunian, komposisi gender, usia, dan kelas pekerja di empat area perumahan ini - yang mungkin sudah kalian data sebelumnya."
Beberapa orang mengangguk.
"Langkah kedua adalah membentuk struktur tim terpadu untuk keamanan, logistik, dan pembangunan. Kami yakin makhluk mutan tidak akan mudah dihancurkan. Untuk meminimalisir kerugian, pertama-tama gabungkan penduduk empat area menjadi satu wilayah terpadu guna menjamin keamanan hunian. Selanjutnya perkuat tembok pembatas dan pintu gerbang, tutup jendela kaca di lantai satu dan dua, dan lain-lain. Detail teknisnya masih perlu didiskusikan lebih lanjut."
Melihat semua menyimak dengan antusias, Ling Xi melanjutkan: "Analisis kami menunjukkan pasokan gas dan pemanas akan segera terputus. Masalah pemanas ruangan, air bersih, dan pasokan gas akan menjadi kritis. Langkah berikutnya adalah mengatasi masalah pasokan makanan dan sistem pemanas di dalam area - bidang yang bukan spesialisasi kami, jadi perlu partisipasi aktif warga." Yifan dan Yiping segera mengambil alat tulis untuk mencatat.
"Jika kita bisa menyelesaikan masalah genting ini bagi warga, kepercayaan dan kekompakan mereka akan terbentuk. Yifan, saat itu kita akan memiliki pasukan sendiri, benteng pertahanan kita sendiri, sebuah tempat berpijak di era kegelapan ini." Li Xiu Jie berseru penuh keyakinan: "Tapi semua ini harus dilakukan diam-diam. Sebelum memiliki kemampuan bertahan yang memadai, jangan sampai publik mengetahui, terutama Yifan - jangan sekali-kali menampakkan diri dengan gegabah!"
Melihat tidak ada yang menolak sarannya, Li Xiujie melanjutkan: "Dalam dua hari ini, kegiatan pemusnahan tikus di kota kita pasti akan dimulai. Nanti, kita akan mencari beberapa orang yang bertanggung jawab di setiap gedung untuk rapat bersama di ruang rapat kantor pengelola kompleks. Jika terlalu banyak orang, kita akan rapat di supermarket Tesco. Yifan, kamu tidak perlu ikut rapat."
Yiping mengangguk: "Instruktur Li benar. Yifan, setelah rapat biarkan Yang Yang yang menjelaskan padamu."
Melihat Yifan tidak menolak, Li Xiujie menutup pembicaraan: "Yifan, sampai level apa jaminan ekonomi yang bisa kamu berikan? Bisakah dijelaskan? Saat rapat nanti, kita bisa memberikan penenang hati untuk semua."
Hati Yifan berdesir, namun yang keluar justru pertanyaan: "Sampai kapan komandanmu bisa menyembunyikaniku?"
Pertanyaan ini menjadi perhatian semua orang. Mendengar Zhang Yifan bertanya langsung, semua pandangan tertuju pada wajah Li Xiujie. Setelah berpikir sejenak, Li Xiujie menjawab: "Menurutku ini tergantung keberhasilan pemusnahan tikus di Shencheng. Saat ini mereka masih sibuk dengan urusan kita. Begitu Fuyuan terlihat tenang di permukaan, mereka akan menyisihkan waktu untuk mencari kita. Jadi sekarang kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin membentuk kekuatan inti. Yifan, karena kamu tidak mau berkolaborasi dengan militer, maka kamu harus punya tim sendiri."
