Zhang Yifan merasa senang. Dalam waktu kurang dari setengah hari, dia tidak hanya mengatur material untuk pembangunan pulau keamanan, tapi juga mendapat pasokan gas alam. Yang terpenting, mereka janji akan membangun vila lengkap dengan material dan tenaga kerja.
Ini dijanjikan Kolonel Qian. Tentu dengan konsekuensi: Villa yang memuaskan Zhang Yifan harus dibayar dengan pasokan sayur 100 ton/hari selama 3 bulan berturut-turut. Dengan ini, total output sayur dan buah hariannya mencapai sekitar 150 ton.
150 ton adalah konsep apa, itu adalah 15 truk besar berkapasitas 10 ton. Tapi, bagi Zhang Yifan, ini hanyalah puluhan unit Kristal Inti dan segmen waktu beberapa menit di ruang pemanfaatan saja.
Menghadapi permintaan harga selangit dari Kolonel Qian, Zhang Yifan tidak menawar sama sekali, bahkan tidak mengerutkan dahi sedikitpun sebelum menyetujui. Melihat reaksi kaget semua orang, Zhang Yifan menjelaskan: "Vila ini kubangun untuk diriku sendiri, sudah sepantasnya aku mengorbankan lebih. Tapi dengan jumlah sayur dan buah sebanyak ini, aku juga kesulitan. Jadi setiap hari hanya bisa menyerahkan satu jenis sayur dan satu jenis buah pada kalian."
Tidak ada yang memprotes poin ini, tapi dalam hati mereka terkejut dengan kemampuan Zhang Yifan menyediakan sayur dan buah dalam jumlah besar setiap hari.
Setelah saling menandatangani, kekuatan mengikat kontrak ini hampir nol. Pihak manapun bisa merobek perjanjian ini kapan saja. Tapi dengan adanya dokumen ini, setidaknya ada aturan yang berlaku. Usai menandatangani, kedua belah pihak tak sengaja menarik napas lega.
Semua puas, lalu Kolonel Qian seolah tak sengaja melihat sekeliling dan menanyakan keberadaan kecoak mutan yang dibunuh Zhang Yifan.
Zhang Yifan sangat sensitif mendengar kata "makhluk mutan". Saat Kolonel Qian bertanya, ia melirik sang kolonel: "Benda itu tidak bisa dibuang sembarangan, akan memicu makhluk mutan lain. Semuanya sudah dimaksimalkan di ruang pemanfaatan." Ia tak mau berpanjang lebar, langsung mengambil sikap formal untuk mengakhiri pertemuan.
Kolonel Qian malah melambaikan tangan: "Pak Zhang, tadi kita berdiskusi tentang masalah rakyat. Selanjutnya, masih ada hal yang perlu bantuan Pak Zhang."
Melihat pandangan Zhang Yifan yang bingung, Kolonel Qian melanjutkan: "Guru Zhang, saya perhatikan Anda bukan tipe yang serakah. Meski Anda terus menyebut bisnis dan transaksi, perbuatan Anda selalu untuk rakyat dan melayani masyarakat. Perilaku Anda membuat kami kagum."
Zhang Yifan tetap menatap Kolonel Qian dengan ekspresi tak bisa ditebak. Dia menyambung: "Kita sama-sama tahu, musuh terbesar kita bukan kegelapan atau kekurangan sayur, tapi makhluk mutan. Selama makhluk mutan belum dihancurkan, manusia akan terus gemetar ketakutan. Guru Zhang. Kemampuan airship Anda menghancurkan makhluk mutan 10-100 kali lebih baik dari senjata tercanggih militer kami, tapi fungsinya belum mencapai 1%. Sebagian besar waktu, itu hanya alat transportasi. Guru Zhang, saya harap kita bisa bertransaksi lagi tentang airship ini. Tenang, kami tidak akan merebutnya. Ini tetap milik Anda. Kami hanya ingin mempelajari dan memproduksi replikanya. Jika replikasi sukses, apa lagi yang perlu ditakuti dari makhluk mutan?"
Zhang Yifan menggelengkan kepala: "Kolonel Qian, saya sudah bilang jangan incar airship saya. Jangan bahas ini lagi, nanti merusak hubungan baik kita."
Melihat kekecewaan di mata Kolonel Qian yang ragu-ragu, Zhang Yifan menambahkan: "Saya harap kedua belah pihak bisa mematuhi konten kontrak."
Setelah mengantar keempat orang pergi, Zhang Yifan menarik napas lega. Sekarang waktunya melunasi hutang.
Di ruang pemanfaatan, tepat di tengah terdapat pulau keamanan. Di kedua sisi yang jauh, satu sisi adalah peternakan 300 ekor kecoak mutan, sisi lain adalah taman belakang sendiri. Di antara keduanya terbentang lahan perawan yang luas. Zhang Yifan berencana membuka basis penanaman baru antara pulau keamanan dan taman belakangnya.
Luas lahan penanaman kali ini tidak boleh terlalu kecil. Setelah melakukan kalkulasi singkat, dua lahan hitam berukuran 1000 meter persegi muncul berdampingan di tengah-tengah. Pertama disiram merata dengan air danau, kemudian Zhang Yifan memulai proses penanaman, pemupukan, dan panen yang berulang. Dengan cepat, area kosong dipenuhi gunungan sayuran segar dan buah-buahan yang baru dipetik. Dengan suara tegas, Zhang Yifan menanam semua persediaan sayur dan buahnya. Setelah berpikir, beberapa putaran terakhir ditanami kedelai - persediaan minyak goreng juga menipis - barulah ia keluar dari ruang tersebut.
Di dunia nyata masih pukul 7 pagi. Jadwal hari ini tidak berubah: Yang Yang yang memerangi "monster", Zhang Yifan yang mengumpulkan "monster". Kecepatan memerangi dan mengumpulkan monster hampir seimbang. Karena peringatan Xu Wenqiang kemarin, hari ini Zhang Yifan tidak berani lengah lagi. Mereka terus berkoordinasi sampai pukul 12 siang. Keduanya mengalami kelelahan - bukan fisik, melainkan kelelahan mental.
Kembali ke Green View Residence, Ling Xi dan yang lain sudah mengumpulkan sebagian orang, semuanya berkumpul di supermarket Tesco. Sebagian besar di sini adalah wanita dan anak-anak, setiap orang dikelilingi beberapa tas besar. Zhang Yifan menghela nafas, bagaimana ruang pemanfaatan bisa mencerna begitu banyak orang yang tiba-tiba masuk? Untungnya ruang itu hangat dan ada makanan, tidak akan membeku atau kelaparan. Memikirkan makanan, teringat lagi pada tabung gas elpiji. Sore nanti, lebih baik prioritaskan mengumpulkan tabung gas elpiji dulu.
Setelah menjelaskan misi kembali ke Ling Xi, buru-buru makan siang, Zhang Yifan dan Yang Yang kembali ke perumahan pabrik baja. Kali ini, tugas Yang Yang adalah mengawasi. Melalui layar, melihat Zhang Yifan keluar-masuk pintu setiap unit berulang kali sementara dirinya tak bisa berbuat apa-apa, hati nya sangat kecewa.
Kecepatan Zhang Yifan sudah sangat ekstrim, rata-rata kurang dari 5 menit bisa membuka kunci 6-7 lantai sebuah unit. Tapi dalam 2 jam, hanya menyelesaikan 7-8 gedung. Dengan gigit gigi bertahan 1 jam lagi, hampir pukul 4, buru-buru kembali ke Green View Residence untuk menjemput orang.
Lebih dari 300 orang, setiap 10 orang per pintu unit. Untung cahaya yang dipancarkan kapal udara cukup terang, kalau tidak, dalam hitam pekat ini, tak ada yang berani masuk ke kamar penuh tulang putih untuk mengangkut tabung gas elpiji dan peralatan memasak.
Semangat semua orang menggebu, berharap setiap keluarga bisa dapat 1 tabung gas elpiji agar tidak perlu makan di kantin. Dalam waktu lebih dari sepuluh menit, di depan setiap gedung sudah menumpuk setumpuk tabung dan kompor yang berhasil dibongkar.
Setelah mengantar orang ke lahan hitam, Zhang Yifan baru mengumpulkan guci dan peralatan memasak. Dia benar-benar takut jika melakukan keduanya bersamaan, orang bisa salah ditempatkan. Sepanjang siang, hasilnya kurang dari 1.000 set. Zhang Yifan merasa gagal, memberitahu Yang Yang untuk melanjutkan kerja malam ini.
Kloning-nya tak berdaya. Harus melawan monster, mengambil rampasan perang, sekaligus membersihkan medan perang. Tak ada yang bisa dihentikan. Terpaksa mengorbankan waktu istirahat. Yang Yang masih bisa mengaktifkan mode mengemudi otomatis saat lelah, tapi Zhang Yifan harus melakukannya sendiri. Saat naik ke kapal udara pukul 10 malam, dia benar-benar tak ingin bergerak lagi. Memikirkan aktivitas mengumpulkan monster, membuka kunci, dan pengulangan proses yang sama besok, kepalanya langsung pusing.
Syukurlah, kakak perempuan dan iparnya mengatur pulau keamanan dengan cukup baik. Tak ada kekacauan. Laki-laki dan istri dipisahkan untuk istirahat, ada penjaga malam. Semua diperingatkan: di pulau keamanan, jika terjadi perselisihan - tak peduli siapa yang salah - kedua belah pihak akan diusir. Tak ada penilaian benar-salah, juga kesempatan kedua.
Masih belum bisa langsung tidur. Harus menemui Xu Wenqiang. Kemarin kabur tanpa pamit, hari ini juga belum memutuskan ingin belajar apa. Melihat Yang Yang berbaring nyaman, Zhang Yifan masuk ke ruang dimensi.
Xu Wenqiang tampak iseng duduk di batu pengganti. Melihat Zhang Yifan masuk, dia mengangguk: "Akhirnya ingat padaku?"
Zhang Yifan melihat sekeliling, mencari batu lain untuk duduk: "Aku sangat kesal, sama sekali tak ada rasa achievement. Baru bisa istirahat sebentar, langsung datang menemuimu kan?"
“Istirahat sebentar?” Xu Wenqiang tersenyum: “Masih ada pekerjaan yang belum kamu selesaikan.”
Zhang Yifan memandang Xu Wenqiang dengan bingung: “Masih ada pekerjaan? Tidak perlu lawan monster lagi, lanjut besok saja. Jumlahnya terlalu banyak, tidak bisa dihancurkan dalam satu dua hari.”
“Lawan monster?” Xu Wenqiang tersenyum, mengunyah kata itu, memang sangat sesuai: “Bukan maksudku menyuruhmu lawan monster, tapi stok makanan monster sudah habis.”
“Apa?” Zhang Yifan tidak langsung paham, mengedipkan mata baru tersadar Xu Wenqiang merujuk kecoak mutan yang dibudidayakannya. Dengan konsentrasi, benar - awan hitam di setiap lahan hitam memang memudar.
“Mereka...”
“Tanpa energi dari daging, mereka hanya bisa menyerap energi dari awan hitam. Ini tidak bisa terus-menerus. Mereka tetap harus makan daging.” Xu Wenqiang menggelengkan kepala.
Zhang Yifan melihat tumpukan mayat kecoak mutan di ruang pemanfaatan: “Mayat-mayat ini cukup untuk mereka makan sementara. Aku juga tidak punya solusi. Bagaimana kalau kita masukkan dulu Generasi pertama dan kedua, lihat perkembangannya?”
Xu Wenqiang melirik Zhang Yifan: “Ini urusanmu, putuskan sendiri. Lagipula, sekalipun mereka semua mati, apa masalahnya? Tangkap lagi saja.”
Zhang Yifan menarik kembali konsentrasinya. Sekarang setiap lihat kecoak mutan langsung sakit kepala. Ia menghela nafas: “Wenqiang, aku belum memutuskan skill apa yang mau dipelajari. Tunggu dulu saja.” Pandangannya menyapu pesawat luar angkasa - kapan bisa masuk ke sana ya?
Xu Wenqiang mengejek: “Bukan tidak punya ide, tapi mengincar pesawat luar angkasaku itu ya?”
Zhang Yifan tersenyum lembut: "Baja berkualitas harus digunakan untuk mata pedang. Setelah mempelajari skill kali ini, kalau harus belajar lagi, benar-benar tidak tahu sampai tahun kapan. Sekalipun semua kecoak di peternakan ini generasi lima - eh enggak, generasi enam - jumlah Kristal Inti tetap tidak akan cukup. Jadi kesempatan terakhir ini harus digunakan di tempat paling berguna."
Xu Wenqiang tidak menjawab.
Setelah diam sejenak, Zhang Yifan mengganti topik: "Wenqiang, sebelumnya kamu sudah memperkenalkan harta karun di ruang pemanfaatan, tapi baru tiga macam. Ke depannya, ceritakan satu jenis setiap hari supaya aku juga bisa senang."
Xu Wenqiang menatap Zhang Yifan: "Kau benar-benar punya tekad, atau belum capek? Baik, hari ini akan kuperlihatkan satu."
……
Zhang Yifan kembali ke pesawat terbang dengan hati puas, merenungkan benda yang diperlihatkan Xu Wenqiang. Astaga, berapa banyak "orang" yang pernah memegang kalung ini? Harta karun ini ternyata berbagai peralatan batu: kapak batu, pedang batu, pahat batu, aksesori... Banyak batu raksasa belum diasah dan barang setengah jadi. Yang membuat mereka takjub adalah beberapa pedang batu - entah dibentuk dengan mengasah lembaran batu atau diketuk, bilahnya tipis namun tajam. Zhang Yifan teringat pelajaran tentang Manusia Peking di buku sains, jangan-jangan kalung ini pernah jatuh ke tangan Manusia Peking?
Xu Wenqiang tidak membantah hal ini, tapi mereka berdua tetap dengan penuh semangat menganalisis semua senjata batu, lalu meneliti batu-batu di ruang pemanfaatan. Setelah membandingkan, mereka menemukan bahwa tidak semua batu bisa dijadikan bilah tajam. Hanya beberapa batu tertentu yang ketika dipukul dari sudut spesifik bisa terpecah menjadi lempengan tipis, membentuk pisau batu. Mungkinkah ada planet yang sedang berada dalam tahap manusia primitif?
Barang antik!
