Hujan tadi malam terus turun sampai pukul lima subuh baru reda. Cheng Yun membuka jendela, menyebabkan kamarnya kemasukan hujan cukup banyak, tapi sejuk sepanjang malam.
Meskipun AC di kamar menyala sama sekali tidak panas, tapi angin alami terasa lebih nyaman.
Dia pulang kerja pukul dua subuh, lalu terus direpotkan oleh Tua Master Hukum sampai hujan reda, baru kembali ke kamar dan tertidur dalam desiran angin.
Semalaman tak bermimpi.
Lewat pukul sebelas, Cheng Yun terbangun. Setelah bangun dan selesai mandi, ia langsung mempersiapkan masakan. Ini telah menjadi tradisi yang berlaku setiap harinya.
Ponsel terus mengeluarkan bunyi peringatan SMS. Saat Cheng Yun membukanya, semuanya dari Alipay dengan konten seragam: "Anda telah melakukan pembayaran intim untuk Cheng Yan sebesar ** Yuan..."
Sementara penampilan Cheng Yan hari ini juga terlihat kurang segar. Diperkirakan semalam ia begadang memilih-milih barang.
Seolah hujan semalam tak pernah turun. Genangan air yang memenuhi jalan raya telah lenyap tanpa bekas. Permukaan tanah tetap kering, langit dihiasi matahari terik yang seolah menubuatkan cuaca cerah hari ini - panas yang menyengat!
Pukul tiga sore, Yin Nuxia selesai bekerja dan bertemu dengannya di atap gedung.
"Kalau begitu, latihan teknik dan penghalusan tubuh akan kita lakukan bersamaan!" Yin Nuxia berpura-pura bersikap layaknya senior sambil mengerutkan kening, "Mengenai alat-alat untuk menghaluskan tubuh... Karena kamu sudah membayarku mahal, perlengkapan eksternal ini seharusnya menjadi tanggung jawabku..."
“Alat apa?” Cheng Yun memandangnya dengan bingung.
“Tentu saja batu pengunci dan kantong pasir sejenisnya!” Yin Nuxia mengerutkan alis setelah berbicara, diam sejenak sebelum melanjutkan, “Begini! Aku tak perlu uangmu. Carikan aku pahat, palu, lalu tunjukkan tempat yang banyak batunya. Dalam beberapa hari akan kubuatkan satu set untukmu!”
Cheng Yun tertegun sejenak, lalu berkata pelan: “Kurasa lebih baik aku membuat kartu gym dalam setengah jam.”
“？？？”
“Di dunia kita ada tempat bernama gym. Fungsinya untuk latihan fisik. Kamu bayar, mereka menyediakan lebih dari seratus alat latihan, lengkap semuanya.” Cheng Yun menggeleng tiba-tiba, “Tidak, dalam waktu dekat tidak disarankan ke tempat seperti gym. Kita bisa latihan sembarang tempat dulu, baru ke gym setelah terbiasa.”
“Tempat seperti itu benar-benar ada!” Srikandi itu terpana.
"Hm." Cheng Yun mengangguk, "Tapi kamu juga jangan terlalu buru-buru dulu, Tua Master Hukum belum menyelesaikan persiapannya untukku. Setidaknya aku butuh beberapa hari lagi sebelum bisa menerima penyiksaan fisik darimu. Dan bahkan jika kamu pergi ke gym, kamu harus tetap menahan diri! Jangan sembarangan menunjukkan poin fisikmu yang melampaui manusia biasa!"
"Baik!" Srikandi mengangguk dengan tegas.
Kemudian Srikandi memulai proses pengajarannya.
"Jika kamu bisa mewakili mayoritas penduduk di dunia ini, maka seharusnya manusia di duniamu cukup rentan. Menurutku cukup dengan memperkuat salah satu aspek teknikmu, kamu sudah bisa menonjol." Srikandi masih berjalan mondar-mandir dengan tangan terkunci di belakang punggung, "Mari kita tingkatkan dulu kesadaran menyerang dan kemampuan ofensifmu. Dua hal ini bisa memberikan hasil tercepat dalam waktu singkat."
"Setuju!" Cheng Yun mengangguk.
"Hm." Yin Nuxia mengangguk, lalu menatapnya dengan wajah terlalu serius. Tiba-tiba ia membungkuk sangat dalam, "Sekarang izinkan saya melakukan kesalahan, Sang Kepala Stasiun!"
"Jangan berkata seperti itu! Srikandi."
“Tidak tidak tidak, harus seperti ini. Sekarang Anda adalah orangtua saya.” Srikandi bersikeras.
“Kalau begitu, mulailah.”
“Tidak ada masalah!” Srikandi mengangguk padanya, membeku sejenak sebelum melanjutkan, “Pertama saya akan jelaskan tentang kesadaran menyerang. Ini salah satu syarat utama yang membedakan hewan buas dengan hewan liar. Kesadaran menyerang menentukan posisi Anda dalam tingkat tertentu, misalnya sikap yang Anda ambil saat terjadi konflik dengan orang lain, metode yang digunakan selama pertempuran, juga menentukan aura Anda - ini satu aspek penting yang sangat vital!”
“Lalu kehendak bertarung, juga sama pentingnya.”
“Adapun cara menyerang, sejujurnya sangat sederhana.” Yin Nuxia menunjukkan senyum mengembang, “Intinya adalah dalam waktu tersingkat, dengan kecepatan tertinggi, mengerahkan setiap bagian tubuhmu untuk menyerang titik terlemah lawan. Perhatikan, saat menyerang harus mengerahkan sebanyak mungkin bagian tubuh untuk mengumpulkan kekuatan maksimal! Misalnya saat mengibaskan kepalan tangan, jangan hanya menggerakkan lengan, tapi kumpulkan kekuatan dari pinggang, punggung bahkan kaki. Bagian-bagian ini jauh lebih kuat daripada lenganmu...”
“Logika itu saya paham.” Cheng Yun tersipu malu, “Di dunia kita juga ada disiplin ilmu bela diri.”
“Hmm, baiklah.” Yin Nuxia mengangguk sambil melilitkan kaki di pinggang, “Kalau begitu saya langsung mengajarmu... sebut saja tak bernama, lagipula teknik ini memang tak punya nama. Ini jurus bertarung berdiri yang diajarkan Ayah dan Ibu saya semasa kecil.”
“Dahi...” Cheng Yun agak canggung, apa ini lagi-lagi ilmu bela diri setingkat Metode meditasi dasar itu?
“Meskipun jurus kepalan tangan ini dipelajari orang-orang di dunia kami sejak kecil, karena perbedaan struktur tubuhmu dengan kami, beberapa teknik kombinasi dan gerakan khusus tetap tidak bisa kamu pelajari—entah tidak bisa dilakukan atau hasilnya tidak efektif, jadi belajar pun tak ada gunanya. Jadi selama proses mengajar, aku akan melompati teknik kombinasi dan gerakan tersebut, bisa kan?”
“Hm?” Cheng Yun tertegun. Ia tiba-tiba teringat Metode meditasi dasar versi disederhanakan dan dioptimalkan yang diajarkan Tua Master Hukum, jangan-jangan juga disederhanakan seperti ini?
Yin Nuxia melihatnya diam, tak sabar mengerutkan alis bertanya lagi: “Bisa kan?”
Cheng Yun buru-buru menjawab: “Bisa, bisa!”
“Kalau begitu kita mulai dari pukulan paling dasar. Lagipula di dunia kalian juga tidak boleh membawa golok atau pedang ke luar rumah.” Yin Nuxia mengambil sikap guru yang tegas. “Pagi tadi aku berunding dengan Tua Master Hukum. Katanya perbedaan struktur tubuhmu denganku—seperti tulang dan sendi—tidak terlalu signifikan, jadi banyak teknik dasar kami bisa kamu terapkan.”
“O... oke.”
“Mengingat levelmu masih kelas anak-anak, aku akan mengajarimu postur dasar memukul dulu, biar kamu tahu bagian tubuh dan otot mana yang harus digunakan. Setelah kekuatan pukulanmu meningkat, baru kita latih kecepatan.” Yin Nuxia berkata sakhirnya melepaskan tangan yang selama ini tergenggam di punggung, “Aku akan demonstrasikan dari cepat ke lambat. Perhatikan baik-baik! Kalau tidak serius, siap-siap dihukum!”
Braak!
Tendangan lurusnya bagai peluru meriam yang melesat dari laras.
……
Waktu sore itu berlalu cepat. Cheng Yun merasa dirinya memperoleh banyak ilmu baru.
Mungkin karena Yin Nuxia terlalu meremehkan fisiknya yang dianggapnya masih level pemula, materi pengajarannya didominasi teknik “Cara Mengalahkan Musuh Kuat dengan Cepat” dan “Melumpuhkan Lawan Secara Instan”, membuat Cheng Yun merasa seperti sedang belajar bela diri wanita anti pelecehan.
Malam harinya, saat Cheng Yun bertugas jaga.
"Tua Master Hukum" bersandar pada tongkat yang entah dari mana datangnya, turun dari lantai atas dengan santai. Ia tersenyum tipis pada Cheng Yun, meniru sebutan Yin Nuxia: "Sang Kepala Stasiun, besok aku ingin pergi jalan-jalan."
Cheng Yun mengamatinya. Tua Master Hukum mengenakan kemeja abu-abu longgar dan celana hitam lurus dari bahan biasa, dengan sepatu kulit murahan berkepala besar. Rambut dan janggut uban-nya memancarkan aura kebijaksanaan, sementara tongkat dan senyum tenang di wajaknya bagai sentuhan naga pada lukisan.
"Ke mana?" tanyanya.
"Jelajah ke mana saja. Butuh beberapa hari baru kembali."
"Beberapa hari?" Cheng Yun tertegun.
"Ya. Aku ingin memahami lebih dalam budaya dunia dan kerajaan kalian." Senyum Tua Master Hukum mengembang. "Program mantra untukmu sudah kudesain, malam ini bisa kuselesaikan ukirannya."
“Baik... baiklah.” Cheng Yun mengangguk, ragu sejenak, membuka laci etalase dan meraba-raba mengeluarkan sebuah kartu, menyerahkannya kepada Tua Master Hukum sambil berkata, "Anda pasti perlu uang saat keluar, dan dengan sifat Anda, pasti takkan mau melakukan hal licik. Ambil kartu ini, password-nya 000415, saya juga akan beri sedikit uang tunai cadangan. Kalau lihat sesuatu yang ingin dibeli di luar, jangan sampai kehabisan uang!"
“Tidak perlu.” Senyum Tua Master Hukum semakin ramah, namun ia menggelengkan kepala, melanjutkan, "Aku tak perlu naik mobil, tak perlu makan-menginap, sedikit sekali tempat yang perlu mengeluarkan uang, apalagi... aku juga tak kekurangan uang."
Sambil berkata demikian, dengan satu balikan tangan ia mengeluarkan balok logam kuning keemasan dari tempat tak jelas, lalu memperlihatkannya pada Cheng Yun.
Cheng Yun langsung tertegun, kemudian menarik kembali kartu dan uang tunainya, berkata: "Baiklah, kalau begitu berarti aku yang terlalu banyak pusing."
“Justru saya yang harus berterima kasih atas perhatianmu.” Tua Master Hukum tersenyum sambil membalikkan tangannya, batangan emas di telapak tangan tiba-tiba berubah menjadi dua kartu, "Dan agak memalukan, saya sudah lama tahu kalau tinggal di penginapanmu harus melakukan registrasi. Kalau tidak mendaftarkan identitas, mungkin akan membuatmu kerepotan. Tapi baru semalam saya sempat mengurus ini."
Cheng Yun tertegun, menerima dua kartu dari telapak tangannya, "Kar... kartu identitas?"
"Benar." Tua Master Hukum mengangguk, "Saya urus semalam. Kebetulan sudah ke sana, sekalian bantu Srikandi juga membuat satu."
"Di mana kau mengurusnya? Di bawah jembatan penyeberangan?"
"......" Raut wajak Tua Master Hukum menjadi kaku sejenak, tongkatnya mengetuk lantai dengan keras, "Saya pasti tidak sebodoh itu."
"Anda memiliki kemampuan supernatural besar." Cheng Yun pun tak mau ikut campur lagi. Bagaimanapun juga Tua Master Hukum bukan penyihir dari dunia sihir zaman feodal seperti di novel, melainkan tamu dari peradaban energi yang sangat maju. Secara logika, kecerdasan dan kekuatannya sama-sama berada di luar imajinasi manusia biasa.
“Aku naik dulu.” Setelah berkata demikian, Tua Master Hukum kembali berjalan dengan tongkatnya menaiki tangga perlahan-lahan.
Cheng Yun baru mulai mengamati kedua KTP tersebut.
Foto di KTP Tua Master Hukum adalah wajah aslinya, tanggal terbitnya ternyata sudah beberapa tahun lalu, sedangkan alamatnya tercantum di sebuah kota tingkat prefektur di bawah Provinsi Jizhou.
“Dari mana Master Fa ini dapat ide alamat ini?” Cheng Yun menarik sudut bibirnya, lalu mengambil KTP Srikandi untuk dilihat.
Foto Srikandi terlihat cukup cantik, bekas lukanya tampak lebih samar dibanding aslinya, wajahnya lebih muda dari sekarang, dengan potongan rambut pendek. Tanggal terbitnya juga beberapa tahun lalu, alamatnya satu daerah dengan kampung halaman Cheng Yun. Entah Master Hukum ini sedang iseng atau memang serius...
Cheng Yun mengeluarkan KTP-nya sendiri untuk dibandingkan. Tekstur dan detailnya persis sama. Ia lalu mendaftarkan data mereka menggunakan KTP tersebut, prosesnya berjalan lancar seperti biasa.
Tua Master Hukum... emang jago!
