Separuh senja yang tersembunyi di balik awan menyepuh hutan baja kota dengan lapisan kilau keemasan. Angin menggerakkan awan seperti riak di permukaan air. Saat matahari hampir tenggelam, mega merah menjadi sapuan warna paling memukau di perbatasan siang dan malam.
Atap gedung, area terbuka.
Meja kaca, kursi rotan, dan kursi santai yang direncanakan Cheng Yun sudah terpasang. Tinggal dua buah payung arena peneduh yang bisa menahan hujan, paling lambat besok sudah sampai.
Tapi lingkungan atap tetap terlihat gersang.
Mesin cuci beroperasi sepanjang hari, diperkirakan telah membersihkan separuh seprai dan sarung bantal kamar hostel. Jemuran bergantung pada kawat baja yang dipasang di atap, melambai pelan di angin senja, menciptakan pemandangan yang mirip adegan film lawas.
Cheng Yun berdiri di antara tumpukan seprai, terus-menerus melancarkan jurus pukulan dengan tempo bervariasi.
Yin Nuxia duduk di kursi rotan, siku menumpu di meja kaca, menopang dagu sambil menatap tajam gerakan pukulannya yang monoton, layaknya orang tua yang mengawasi anak mengerjakan PR.
Tak terasa berapa lama——
"Whoosh!"
Cheng Yun menarik napas dalam-dalam lalu berhenti, berkata: "Aku merasa tak ada sensasi saat mengayunkan kepalan ini."
"Ada masalah?"
"Pukulanku hanya menerjang udara! Tak menyentuh sasaran nyata!"
"Beli sandbag saja," saran Yin Nuxia, "Jangan-jangan kau ingin berlatih denganku?"
"Nggak, nggak-nnggak!" Cheng Yun buru-buru membantah, "Aku sempat kepikiran beli sandbag, tapi ngapain beli sendiri kalau nanti pasti langganan gym? Lagian atap gedung seluas ini butuh penyangga tambahan buat sandbag!"
"Rupanya kau cukup hemat!"
"Hmm…" Cheng Yun tersipu, lalu bertanya, "Bagaimana latihanku, Pelatih Yin?"
“Dari Guru Yin berubah menjadi Pelatih Yin ya……” Yin Nuxia bergumam, lalu berkata, “Mengabaikan kekuatan pukulan yang lembek itu, sebenarnya latihanmu cukup bagus! Mengingat orang-orang di dunia kalian memang lemah, kurasa kamu sudah termasuk sangat baik! Jika terus begini, beberapa hari lagi aku bisa pertimbangkan untuk mengubah latihanmu dari sekadar mengibaskan tinju ke latihan teknik serangan yang lebih lengkap. Beberapa waktu lagi mungkin bisa mengajarimu postur pertahanan dan langkah penghindaran.”
“Benarkah?” Cheng Yun tiba-tiba merasa bersemangat, seolah menjadi jagoan dunia persilatan sejati tinggal menunggu waktu.
Dari pukul tujuh malam hingga pukul sepuluh, Cheng Yun hampir tak beristirahat. Terus berlatih tinju, terus-menerus memukul, kadang cepat kadang lambat, terus mencari sensasi yang tepat, terus membenarkan postur tubuh!
Pria kulit hitam bernama Andy itu membuatnya langsung enggan terlibat konflik fisik, tapi Yin Nuxia dengan santai dan penuh gaya mengatasinya! Ini membuat Cheng Yun terpana! Dengan impian menjadi jagoan dunia persilatan, ia sama sekali tidak merasa bosan! Program mantra yang sudah dieliminasi militer dunia Master Hukum ini pun seolah kelebihan performa baginya, artinya selama terus mendapat suplai tenaga, ia sama sekali tidak akan merasa lelah!
Baru jam sepuluh, belum masuk waktu hidup malam Jinguan. Bahkan anak muda yang jalan-jatan pun belum pulang!
Cheng Yun sengaja memesan barbekyu, menyisakan beberapa tusuk untuk Yu Dian yang sedang jaga shift, lalu membawa beberapa kaleng Sprite dan bir ke atas. Ia mengajak Master Hukum, bersama Yin Nuxia bertiga duduk di atap gedung, menikmati angin sambil menyantap hidangan.
Guru Fa meneguk arak sambil bercerita tentang pertemuannya dengan seorang tua di taman Jerman yang menyodorkan bir hitam, lalu memakan sate barbekyu hingga teringat masa di Niger yang setiap hari menyantap daging panggang... Cara berceritanya sangat menghibur, suaranya stabil dan penuh kesabaran, membawa daya pikat magis yang tak terduga, fragmen kenangan yang hidup menyapu ruang! Dalam bayangan keraguan, seolah kita ikut mendampinginya, mengalami semua peristiwa itu bersama.
Hingga pukul sebelas, setelah membersihkan tusuk sate dan kaleng minuman, Cheng Yun hendak turun untuk beristirahat ketika Guru Fa kembali memanggilnya.
"Kepala Stasiun, masih ada hal yang perlu kusampaikan."
Cheng Yun segera berhenti, memandangnya dengan keraguan sambil bertanya: "Ada perlu apa?"
“Aku harus meninggalkan sekali lagi hari, kali ini mungkin memakan waktu lebih lama.” Tua Master Hukum berkata, “Beberapa hari lalu aku telah menyaksikan adat istiadat dunia kalian, menurutku sangat memikat dan menambah wawasanku. Kali ini aku memutuskan untuk menjelajahi alam dan biosfer kalian. Bentuk biologis yang berevolusi selama ratusan juta tahun serta bentang alam unik mungkin akan memberiku lebih banyak inspirasi.”
“Jadi kau ternyata juga seorang ahli biologi-geologi?”
“Seorang Mage yang lulus harus memahami setiap disiplin ilmu dan berbagai bidang berbeda.” Tua Master Hukum mengatupkan bibir, menambahkan, “Lagi pula kami hidup lebih lama daripada orang biasa, dalam kehidupan yang sedemikian panjang pasti harus mencari kegiatan.”
“Ada benarnya.” Cheng Yun mengangguk, lalu bertanya lagi, “Jadi ke mana tujuan Anda kali ini?”
“Puncak gunung bersalju, kedalaman hutan hujan, dasar laut sepuluh ribu zhang, padang rumput luas.” Tua Master Hukum menyebutkan satu per satu, “Mungkin aku akan mengumpulkan beberapa spesimen, mau kubawakan hadiah apa?”
“Tidak perlu bawa hadiah apa-apa, repot amat bawa-bawa hadiah! Lagipula perjalanan Guru Fa ini ke hutan belantara yang terpencil, mana mungkin ada hadiah yang bisa dibawa dari sana!” Cheng Yun langsung melambaikan tangan tanpa pikir panjang, “Kalau benar-benar harus bawa, ya bawalah oleh-oleh khas lokal... Cabut saja beberapa akar ginseng ribuan tahun!”
“Aku akan dengan senang hati melakukannya, jika kebetulan menemukan ginseng ribuan tahun yang kau sebutkan.”
“Ngomong-ngomong! Mengingat Guru Fa juga seorang ahli biologi...” Tiba-tiba pandangan Cheng Yun berkilat menatap Tua Master Hukum, “Apakah Guru Fa punya penelitian di bidang botani? Adakah ketertarikan pada tumbuhan langka dan bunga eksotis?”
“Hm?”
“Maksudku, jika Guru Fa tertarik dengan flora di Bumi dan membutuhkan lapangan percobaan, aku bisa menyediakan tempat... Meski mungkin agak sempit.”
Tua Master Hukum tertegun sejenak, lalu pandangannya melompati bahu Cheng Yun menuju beberapa pot bunga tandus di atap gedung. Sebagaimana kegelapan tak bisa menghalangi penglihatannya, niatan tersembunyi Cheng Yun ini pun tak luput dari perhatiannya.
“Kau ingin aku menanam bunga untukmu secara gratis, ya?”
“Emm... Apa Anda mau meminta bayaran?”
Tua Master Hukum tertegun sejenak mendengarnya, lalu tertawa: “Kau memang licik! Cukup sudah, tempat ini memang terlalu gersang. Lagipula kau juga ingin menghiasnya, aku bisa saja melakukannya dengan nyaman.”
Cheng Yun langsung berseri: “Itu luar biasa!”
“Seingatku aku punya beberapa benih tanaman dari dunia kami, tapi tidak tahu apakah masih berlaku. Nanti kucari dulu.” Kata Tua Master Hukum, “Atau kau beli bunga favoritmu dari dunia ini, akan kubantu tanam, percepat pertumbuhan, dan modifikasi. Hasilnya, setidaknya efektivitas bunga mekar sepanjang musim pasti bisa dicapai.”
“Jangan, jangan!” Cheng Yun buru-buru menggeleng, sorot matanya berkilat: “Daripada modifikasi, aku lebih ingin melihat bagaimana rupa tanaman dari dunia sihir!”
“Kau ini...” Tua Master Hukum menggelengkan kepala, berjalan santai menuju tangga.
“Tunggu!”
Mana mungkin Cheng Yun membiarkan Dewa ini pergi dengan mudah?
“Tua Master Hukum, di sana masih ada kolam ikan lho!”
Maksudnya: Lihat apakah di dunia sihir kalian ada makhluk air yang menarik dan menghibur, sekalian bawa kemari!
"......" Tua Master Hukum terdiam, langkahnya tak berhenti, namun berucap perlahan, "Aku tidak punya kebiasaan mengumpulkan hewan. Jika tidak, reputasiku yang selama ini dibangun pasti sudah dihancurkan oleh generasi muda dari asosiasi pelindung hewan!"
"Baiklah."
Cheng Yun merasa sangat kecewa.
Sebenarnya Tua Master Hukum cukup serius menangani urusan sepele ini. Pagi-pagi buta ia sudah bangun, lalu menarik Cheng Yun ke atap gedung.
Tua Master Hukum menggerakkan tangannya, titik-titik cahaya bertebaran. Di pot bunga tiba-tiba tumbuh tanaman pendek, namun di cabangnya mekar bunga merah sebesar mangkuk.
"Bagaimana menurutmu bunga ini?"
"Cepat sekali!?"
"Palsu, tipuan belaka, jangan dipercaya."
"Oh." Cheng Yun mengangguk, menyembunyikan ekspresi kagumnya yang khas orang udik. "Bunga ini cukup bagus, terlihat mewah. Kira-kira ibuku akan menyukainya."
Tua Master Hukum mengangguk, menunjukkan pemahaman. Tangannya diayunkan, peony besar itu pun berubah menjadi titik-titik cahaya menghilang, lalu tumbuh kembali satu tanaman baru dari tanah: "Bagaimana dengan yang ini!"
"Ini cukup segar dan menawan, kilauannya cantik." Cheng Yun mengangguk, "Bisakah kita pilih beberapa jenis?"
"Satu jenis bunga memang terlalu monoton."
"Berapa banyak jenis benih yang Anda miliki?"
"Kalau setiap jenis ditanam satu batang, cukup untuk memenuhi lapangan olahraga tempatmu semalam. Pilih perlahan, saya tidak terburu-buru." Suara Tua Master Hukum ringan seperti tak berbobot, "Sebenarnya bunga saja kurang menarik, lebih baik ditambah tumbuhan hias kuat lainnya, tanaman berbuah, dan di sekitar pagar pengaman bisa ditanam bunga jurus merambat yang lentur. Hmm, terserah kamu."
"Sangat bagus, persis seperti yang kubicarakan." Cheng Yun mengangguk dengan wajah terlalu serius, "Laksanakan seperti itu!"
Perkiraan dua puluh menit kemudian——
"Yang ini?"
"Hmm… rasanya lebih bagus dari yang tadi." Cheng Yun mengusap matanya. Setelah melihat terlalu lama, bukan hanya kelelahan estetika, matanya juga mulai perih.
"Yang ini?"
"Ini bagus!"
"Kalau yang ini?"
"Hmm…"
Setelah sepuluh menit berlalu, Cheng Yun akhirnya tak tahan. Ia melambaikan tangan, "Cukup sampai di sini. Sudah terpilih puluhan jenis kan? Tolong Bapak catat dulu ya?"
"Tidak masalah."
"Nanti siang aku akan menyaring lagi dari yang sudah terkumpul. Untuk tanaman hias lainnya, tumbuhan merambat, dan pohon buah kecil, lebih baik dipilih malam nanti." Cheng Yun mengusap mata sambil menuruni tangga, "Aku harus buka pintu bawah, nanti Cheng Yan si adik mulai mengomel lagi!"
"Baik!" Guru Fa tersenyum, "Aku akan menunggu di sini dulu, siang dan malam nanti akan kuberi saran."
"Terima kasih banyak."
