Terlihat pria itu terbaring di tanah seperti pingsan akibat terjatuh, namun tubuhnya mengenakan zirah yang sangat tebal!
Zirah itu menyelimuti seluruh tubuhnya rapat-rapat, bahkan wajah pun tertutup helm hingga tak terlihat, bahkan bagian depan matanya tertutup jaring besi! Yang membuat Cheng Yun lebih terkejut, zirah ini dipenuhi simbol-simbol aneh yang begitu padat, gaya simbol ini memberinya kesan mirip mantra dunia Guru Fa, tapi jelas terlihat kedua sistem ini berbeda.
Simbol-simbol itu kini memancarkan cahaya jingga kemerahan bagai magma, bahkan memberi kesan seolah masih mengalir!
Ini sudah mulai terasa Xuanhuan.
Namun perlahan-lahan, cahaya jingga yang dipancarkan simbol-simbol ini meredup, zirah pun kembali menjadi benda biasa.
Hanya biasa, namun sama sekali tak sederhana!
Desainnya sangat sederhana, tanpa ornamen berlebihan, namun pengerjaannya sangat mumpuni—seolah tercipta untuk menjadi mesin perang sejati.
Pria berotot yang mengenakan zirah ini diperkirakan memiliki tinggi hampir dua meter, dengan lingkar pinggang dan bahu yang lebar. Postur kekarnya mengisi zirah tebal itu bagai raksasa. Cheng Yun seakan bisa membayangkan sosok tak terkalahkan yang membuat musuh gentar di medan perang!
Jelas, ia memang berpengalaman dalam ratusan pertempuran.
Zirah seberat lebih dari 100 kilogram ini dipenuhi goresan tak terhitung, membuat permukaannya timbul dan cekung. Sungguh sulit dibayangkan berapa kali pertaruhan nyawa diperlukan hingga bisa menjadi seperti ini!
Andai orang sepertinya berjalan di jalan besar, meski dikira sedang cosplay, pastilah membuat orang terpana!
"Sepertinya... dia seorang prajurit, tapi zirah bercahaya seperti ini memang belum pernah kulihat." Mata Yin Nuxia berbinar penuh keheranan, dia melangkah maju menyembulkan kepala untuk mengamati pria yang terbaring di tanah, bahkan mengulurkan golok Yanling Dao di tangannya, menyentuhkan ujungnya ke pelindung wajah sang prajurit hingga terdengar dentang logam.
"Benda ini keras!" katanya, membeku sejenak sebelum menambahkan, "Sangat keras!"
"Aku bisa lihat," Cheng Yun mengangguk, "Selain itu, lebih baik kau menjauh darinya untuk berjaga-jaga."
"Tidak-tidak-tidak, lebih keras dari yang kau bayangkan!" Yin Nuxia membalas Cheng Yun, sehingga tak menyadari mata berdarah nan liar yang tiba-tiba membuka di balik jaring besi pelindung wajah pria di sampingnya!
“za！”
Terdengar suara bentakan mengguncang, mutasi pun terjadi!
Pria berotot setinggi menara besi itu tiba-tiba melompat, mengulurkan tangan sebesar kipas untuk menyambar Yin Nuxia!
"Waah!"
Yin Nuxia bereaksi melebihi manusia biasa, dalam sekejap melompat sambil menampar tangan pria berotot itu dengan telapak tangan!
"Braak!"
Tamparannya mendarat di zirah lengan pria berotot, hanya mengeluarkan suara teredam seperti memukul pelat baja. Lengan pria itu hanya bergoyang dua kali, seolah sama sekali tidak terpengaruh!
Dalam sekejap mata, pria berotot itu telah mencekik leher Yin Nuxia dan mendorongnya hingga melayang di udara ke tembok! Bahkan Yanling Dao yang dianggapnya harta karun berdentang jatuh ke tanah.
Cheng Yun baru menyadari: Tinggi pria ini mungkin lebih dari dua meter. Dengan zirah dan senjata, beratnya bisa mencapai hampir setengah ton! Dibandingkan dengan Yin Nuxia versi mini setinggi 1,55 meter, dia bagai Raksasa berlapis besi!
Baru ketika pria itu mengempit Yin Nuxia seperti ayam ke tembok dengan satu tangan, Cheng Yun bereaksi.
Karena kecepatan mereka benar-benar di luar nalar!
Saat Cheng Yun panik memikirkan cara memisahkan mereka tanpa melukai Yin Nuxia bahkan tanpa membunuh pria berotot itu, Yin Nuxia justru menatap tajam ke arah pria tersebut sambil memelintir telapak tangannya dengan keras menggunakan kedua tangan.
Seketika, urat hijau di lengannya menonjol keras!
Kedua pasang mata lawannya menyala merah darah, seolah keduanya sedang adu keras kepala!
Sementara bagian bawah tubuh Yin Nuxia tak diam saja. Dengan memelintir pinggulnya yang melayang, ia menendang keras selangkangan pria itu hingga terdengar suara teredam seperti pukulan pada pelat baja!
Menyadari pertahanan tubuh pria itu tak tertembus, ia mengubah arah. Satu kaki mendorong lutut pria itu untuk mengambil momentum, sementara kaki lain menendang menyamping bahunya, lalu menggunakan momentum itu untuk melepaskan diri dari cengkeramannya!
"Braak!"
Tubuh pria berotot itu tiba-tiba oleng.
Yin Nuxia berhasil membebaskan diri dari cengkeramannya!
Saat itu, ekspresi pria berotot itu seolah mengalami perubahan, berubah menjadi agak... tertegun saat menatap Yin Nuxia di hadapannya.
Yin Nuxia tak bisa melihat raut wajahnya, hanya merasa geram luar biasa. Tak ingin menghindarinya dengan mudah, ia melesat cepat di medan sempit sisa aksi cepatnya hanya menyisakan bayangan. Cheng Yun sama sekali tak bisa melihat jelas, hanya merasa seperti menyaksikan dewa-dewa bertarung! Satu-satunya yang bisa diteriakkan hanyalah "666!".
Sambil bertarung, ia terus berteriak—
"Berani-beraninya kau mencekik leherku!"
"Berani-beraninya mengangkatku dengan postur begitu, apa Yin Dan ini tidak punya harga diri?!"
"Aturan dunia persilatan tak kau pahami ya..."
Pria berotot itu menyerah melawan, tak mengerti ucapannya, hanya bisa bertahan secara mekanis. Zirahnya bergemuruh "Boom! Boom!" terkena hantaman Yin Nuxia, namun tetap memberikan perlindungan kokoh.
Begitu cepatnya, saat Cheng Yun masih tertegun melihat gerakan Yin Nuxia terakhir, tiba-tiba sang Srikandi memanfaatkan momentum untuk melompat tinggi, melancarkan cambukan kaki ke kepala pria berotot itu!
Gagah perkasa nan memukau!
"Braak!"
Meski bertubuh kekar dan mengenakan helm, pria itu nyaris tak mampu menahan kekuatan dahsyat tendangan Yin Nuxia!
Seketika keseimbangannya buyar, tubuhnya oleng ke samping. Untungnya ia cepat bereaksi, menyangga diri dengan tangan dan berhasil stabil dalam posisi bersujud setengah lutut.
"Guluk..."
Helmnya terlepas, menggelinding jauh hingga memperlihatkan rambut pendek hitam yang basah keringat, wajah berotot nan tegar, dan sepasang mata merah berurat darah!
Tiba-tiba, bunyi "Ding!" yang samar menggema di telinga Cheng Yun.
Yin Nuxia telah mengambil kembali Yanling Dao miliknya, berdiri tegak di belakang pria berotot itu dengan satu tangan menggenggam gagang pedang yang menempel di lehernya. Dentang nyaring tadi berasal dari gesekan ringan antara mata pisau Yanling Dao dengan pelindung leher zirah pria tersebut.
Cheng Yun menelan ludah, matanya menatap sosok srikandi di hadapannya.
Meski meragukan apakah Yanling Dao seharga dua keping perak yang dibeli Yin Nuxia ini sanggup menembus lapisan zirah leher dan beberapa lapis rantai baja di bawahnya, namun jelas terlihat Yin Nuxia hanya ingin menyampaikan pesan: "Lebih baik kau patuh, karena pedangku sudah menempel di lehermu!"
Sementara pria berotot itu sama sekali kehilangan kegarangannya sebelumnya, hanya terpaku menatap lantai seolah terpisah dari realita atau sedang memikirkan sesuatu.
Beberapa saat kemudian, barulah ia mengangkat kepala dan berkata: "*%……&￥……"
Cheng Yun menghela napas pasrah, buru-buru mengibaskan tangan memberi isyarat pada Yin Nuxia untuk minggir, lalu dengan hati-hati membagi ruang node menjadi beberapa lapisan untuk mengisolasi pria berotot itu dari mereka berdua. Barulah ia menopang bola kristal di tangannya, "Sekarang giliranmu."
Bola kristal tepat waktu memancarkan cahaya redup!
"Baik, sekarang bicaralah!"
"Hm?" Suara pria berotot itu ternyata tidak kasar, "Kalian... manusia?"
Yin Nuxia tak terima mendengarnya, mengangkat alis, "Apa maksudmu! Aku malah ingin tanya, kau ini makhluk apa?!"
Pria berotot itu tertegun memandang Yin Nuxia, lalu menoleh ke Cheng Yun. Akhirnya ia berdiri, "Inikah dunia para korban? Tapi kalian siapa? Apakah kalian pengantar arwah dari legenda?"
Secara bawah sadar ia melangkah maju, namun bum! menabrak penghalang tak kasat mata yang membuatnya tak bisa bergerak seinci pun.
"Ini apa lagi?" Tangannya meraba penghalang itu.
“Hei! Jangan bergerak kalau tidak disuruh! Diam yang baik!” Yin Nuxia yang jelas melihat pria kekar itu menabrak penghalang, tetap saja maju sambil memikul Yanling Dao dengan wajah penuh amarah – tak disangka, dia juga menabrak penghalang transparan ini!
“Aduh!”
Yin Nuxia mengusap kepalanya, lalu mengusap lehernya, sebelum menatap pria kekar itu dengan tatapan semakin dipenuhi kemarahan –
Jelas, ini semua salah si orang ini!
Cheng Yun yang menyaksikan adegan ini hanya bisa membuka mulatnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pria kekar itu juga tertegun memandangi Yin Nuxia yang seolah sedang bertingkah imut, di hatinya sudah paham. Lalu dia menoleh melirik sebentar ke arah golok berat dan perisai tebalnya yang terjatuh di samping, baru menatap Cheng Yun: “Jelas kalian bukan pengantar roh. Tapi aku hanya ingin bertanya, tempat apa ini sebenarnya? Apakah aku sudah mati?”
“Sudah jelas kau belum mati.”
“Lalu bagaimana bisa aku sampai di sini?”
"Ini harus kamu tanyakan pada dirimu sendiri." Cheng Yun juga merasa heran, karena dia tidak menemukan alat ruang-waktu apapun di ruang node, seperti gulungan lukisan Guru Fa atau Kendi Transportasi Dimensi 'Kelas Kosong' milik Nuxia.
"Tanya diriku sendiri?" Pria berotot itu semakin bingung, "Aku... Bagaimana aku tahu? Kalau tahu pasti aku tidak akan datang!"
"Hmm......"
"Hah?"
"Lagipula aku akan menjelaskan satu per satu untukmu. Jangan panik dulu, kita harus mengikuti prosedur kan! Dan lebih baik kamu minta maaf dulu pada Srikandi di sebelahmu, tadi kan kamu yang duluan menyerang." Sambil berkata demikian, Cheng Yun mengeluarkan ponsel dan membuka WPS Biao Ge, tapi tidak langsung mulai bertanya.
Pria berotot itu langsung paham, berbalik menghadap Yin Nuxia: "Minta maaf, Srikandi... Jenderal ini tadi masih bertempur dengan darah berlumuran di medan perang, tiba-tiba sudah sampai di sini bertemu kalian, pasti ada hal yang tak terkendali. Harap Srikandi maklum!"
Yin Nuxia mendengus pelan lalu mengangguk: "Srikandi ini tentu punya hati yang lapang!"
"Cheng Yun tak kuasa menahan tawa, lalu menatap pria berotot itu sambil membersihkan tenggorokannya dengan serius: "Karena Anda telah tiba di wilayah saya, berikutnya Anda harus menjalani interogasi dariku. Anda wajib menjawab dengan jujur!"
Pria berotot itu masih bermata penuh urat darah, terlihat seperti memiliki sepasang mata merah darah, namun sikapnya jauh lebih kooperatif. Setelah sedikit keraguan, ia mengangguk: "Baik."
