Setelah makan malam, semua orang merasa kenyang sekali.
Terutama Jenderal Li dan Yin Nuxia.
Yin Nuxia sudah dua bulan lebih berada di dunia nyata. Meski wilayahnya belum sepenuhnya dikuasai, hubungannya dengan Cheng Yun sudah sangat akrab.
Cara makannya tidak segugup dulu lagi. Kadang masih terlihat malu-malu atau agak menjaga penampilan, tapi begitu melihat meja penuh hidangan lezat, langsung hilang semua pertimbangan! Dia makan sampai mulutnya belepotan minyak dan perutnya kembung baru berhenti!
Sedangkan Jenderal Li di meja terlihat sangat gugup, tapi tak kuasa menahan porsi makannya yang besar dan semangat semua orang——Tang Qingying melihat postur tubuhnya langsung tahu porsi makannya pasti tidak kecil, karena itu terus mengisi nasi untuknya, bahkan bercanda lain kali jangan pakai mangkok tapi langsung ember. Di akhir makan, Jenderal Li bahkan menyapu bersih sisa setengah panci sup bebek tua, lalu dengan wajah tua memerah berkali-kali melambaikan tangan sambil bilang "Cukup! Cukup..."
Yin Nuxia mendengus sambil menunjuk ke mangkok lobster di tengah meja kopi yang tinggal menyisakan cabai: "Tak disangka sesuatu yang mirip ulat ini begitu enak!"
Jenderal Li merasa sangat malu. Ia selalu mengira Cheng Yun yang memiliki ruang node sebesar itu, sekaligus pengelola stasiun perantara ruang-waktu, pasti pejabat tinggi! Dan kemampuannya memang luar biasa. Tapi sekarang bukan cuma harus merepotkannya, malah membuat Yang Tua ini turun tangan memasak untuk mereka, ini benar-benar...
Sambil berpikir demikian, Jenderal Li buru-buru berdiri dan berusaha membantu, "Sudah membuat Kepala Stasiun lelah, biarkan saya yang membereskan sisanya."
"Hmm!" Tang Qingying tampak tidak senang.
……
Setelah makan dan mencuci piring, Yin Nuxia kembali ke depan meja resepsionis sambil memegang ponsel, tapi tetap belum paham cara memulai permainan. Meski melihat ikon kotak itu di layar ponsel, saat ditekan malah bingung, akhirnya lari lagi minta diajari Tang Qingying.
Tang Qingying sedang seru bermain di lane tengah sebagai Syndra, buru-buru menyempatkan diri membantu Yin Nuxia membuka game. Eh setelah selesai, karakter Syndra mid lane-nya sudah dibunuh lawan!
Yin Nuxia mengangkat kepala dan menatap layar komputer Tang Qingying yang sudah berubah hitam-putih dengan tatapan kosong, kembali bingung.
Matanya beralih dari ponsel di tangannya ke komputer di depan Tang Qingying. Kepalanya miring sambil mengingat-ingat tampilan permainan yang dilihat tadi, merasa ada yang tidak beres.
Lama kemudian, ia baru mengedipkan mata dan berkata: "Eh... dua game ini kok berbeda ya?"
Saat itu, karakter Syndra Tang Qingying sudah bangkit kembali. Sambil mengontrol pahlawannya keluar dari air mata air pegunungan, ia menjelaskan: "Bingo, selamat tebakanmu benar! Yang kumainkan bernama League of Legends, punyamu namanya Game of the Dead. Keduanya punya hubungan ayah dan anak, memang berbeda. Tapi gameku tidak ada versi ponsel, harus pakai komputer. Jadi kamu cuma bisa main yang kecil itu."
Yin Nuxia kembali tertegun mengedipkan mata. Dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba logat bicara gadis ini jadi sangat berat.
"Jadi yang... yang besar ini namanya komputer ya."
"Iya."
"Oh."
Yin Nuxia menghela nafas. Dari bentuknya saja benda ini sepertinya bernilai ratusan uang. Tidak sanggup dibeli, lebih baik tetap main yang kecil di ponsel saja.
Tidak lama kemudian, ia masuk ke dalam ruangan.
Kali ini karakter bernama Houyi sudah direbut orang lain. Setelah mencari-cari sebentar, akhirnya ia memilih karakter bernama Di Renjie.
"Lagipula orang-orang ini tak ia kenal, tapi awalnya cukup menekan sembarangan beberapa kali pasti paham!"
Tak lama, permainan pun dimulai.
……
Di lantai atas, Jenderal Li menemui Cheng Yun.
"Sang Kepala Stasiun, hamba merasa tak pantas terus menerus menumpang makan dan tinggal di sini. Bagaimana jika... hamba ingin secepat mungkin mencari pekerjaan untuk membayar biaya kamar dan makanan setidaknya setara dengan level hidangan siang tadi!" Jenderal Li menjilat bibirnya yang kering, dalam hatinya ia yakin menu siang tadi meski porsinya sedikit tapi kualitasnya setara santapan kaisar - bahkan para kaisar dari berbagai negara setelah invasi suku asing pun tak pernah menikmati hidangan selezat ini!
Hanya dari satu kali jamuan makan ini, ia mulai samar-samar yakin dengan sosok Sang Kepala Stasiun! Apalagi di hatinya ia sangat paham, masih banyak hal di masa depan yang harus ia andalkan dari Sang Kepala Stasiun ini!
"Oh!" Cheng Yun mengangguk, lalu bertanya lagi, "Segini buru-burunya! Aku masih mau bilang biar kau tinggal lebih lama di dunia kita dulu, pahami kondisi sosial dan kebiasaan budaya negara kita dulu! Sekarang kau masih jauh berbeda dengan manusia planet!"
"Kalau ini..." Jenderal Li jelas tidak ingin membuatnya sulit, "Kalau begitu, sepenuhnya bergantung pada putusan Sang Kepala Stasiun!"
"Tidak apa-apa! Kalau kau memang ingin cepat cari uang, kita bisa berunding dulu." Cheng Yun melambaikan tangan, "Lihat! Cara bicaramu masih aneh, orang modern sama sekali tidak bicara seperti ini! Bahkan Srikandi pun tidak... Soal alasan ini jangan kita selidiki! Awalnya aku mau minta Srikandi yang membimbingmu, tapi ternyata kemampuannya masih kurang. Lagi pula dia sekarang tergila-gila game, jadi aku tidak bisa mengandalkannya."
"Maksud Bapak Kepala Stasiun..."
"Maksudku kita perlu berunding dulu, menentukan jenis bisnis apa yang cocok untukmu. Lalu aku bisa membantumu mencari jalur pemesanan peralatan, fasilitas, atau bahan terkait. Beberapa hari ini akan kuantarkan keliling untuk menjelaskan masyarakat dan kota kami. Setelah itu, kau bisa memulai usaha kecil dengan low-profile tanpa masalah." Cheng Yun menghentikan sejenak ucapannya, lalu melanjutkan, "Untuk masa depan... nanti akan kucari tahu apakah ada cara untuk menguruskan kartu identitas bagimu..."
"Kalau begitu merepotkan kepala stasiun!" Jenderal Li berkata dengan tulus.
"Tidak apa-apa."
Cheng Yun berjalan ke ruang tamu sambil ragu, kemudian mengetuk pintu kamar sebelah. Ia meminjam laptop baru yang dibeli Cheng Yan sebelum akhirnya duduk di sofa ruang tamu.
Jenderal Li duduk di sebelahnya, kehadirannya bagai gunung raksasa yang menekan.
Cheng Yun membuka browser laptop, setelah berpikir sebentar mengetik beberapa kata kunci di kolom pencarian——usaha kaki lima—rekomendasi.
Hasil pencarian langsung bermunculan.
Jenderal Li menundukkan kepala sambil menatap tajam layar komputer, sorot matanya selain penuh keheranan juga mengandung keraguan: "Sang Kepala Stasiun, ini... ini sedang melakukan apa?"
"Aku sedang mencari bisnis kecil yang cocok untuk kau jalani." Cheng Yun menjelaskan sambil menunjuk layar komputer untuk mencegah ketidakpahamannya, "Lihat, aku memasukkan dua kata ke mesin ini, lalu dia memberi banyak jawaban. Semua ini pendapat orang lain, banyak di antaranya mungkin bisa membantu kita."
"Oh begitu rupanya." Jenderal Li masih belum paham, tapi hal itu tak menghalanginya untuk mengangguk sambil berteriak "666".
Cheng Yun membuka beberapa halaman web satu per satu sambil mengerutkan alis mengamati kontennya, bersamaan dengan itu mulutnya komat-kamit berbicara sendiri: "Teh susu, panggang... kios-kios ini terlalu besar ya?"
"Jualan panggang butuh kursi, di jalanan ini jelas mustahil mendirikan bangku."
"Minuman dingin seperti teh susu mungkin lumayan laris di pintu hotel, tapi diperkirakan mudah diperiksa. Bagaimana jika ada petugas yang mengecek sertifikat kesehatan dan higienis, itu akan merepotkan." Cheng Yun mengerutkan kening sambil berpikir. Ia ingat dulu di gerbang SMA ada gerobak kecil khusus yogurt yang bisnisnya sangat ramai, dan gerobaknya juga kecil. Kalau ada pemeriksaan, bisa langsung didorong pergi.
"Ayam goreng tepung? Veto!"
"Perhiasan kecil? Aksesoris ponsel? Ini cukup bagus, bahkan tidak perlu sertifikat higienis dan kesehatan."
"Ubi panggang? Pass!"
"Bunga? Sayang sekali festival Qixi sudah lewat. Kalau tidak, menjual bunga sehari bisa dapat untung banyak!"
"Grosir pakaian wanita?"
"Berdagang di karpet?"
Saat Cheng Yun sedang bingung, Jenderal Li menunjuk iklan samping untuk kompor guokui di layar: "Sang Kepala Stasiun, kaleng besi ini ada beberapa kue di sampingnya. Apakah ini alat untuk membuat kue?"
"Ini... untuk membuat guokui."
"Apa itu guokui?"
“Itu sejenis kue kering, kulitnya renyah. Cheng Yan sangat menyukainya.” Cheng Yun berhenti sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu ingin berjualan guokui?”
“Aku…… Sepertinya aku cuma bisa bikin kue!” ucap Jenderal Li.
“Boleh juga!” Cheng Yun mengamati mesin itu. Harga di iklan menunjukkan dua ribu, bahkan dilengkapi komponen dan pelatihan teknik. “Di Taobao pasti lebih murah,” pikirnya.
Dengan keyakinan yang mulai terbentuk, dia melanjutkan: “Kalau obsesi keduniawianmu adalah berjualan kue, lakukan saja! Lagipula di negara kita, memenuhi kebutuhan dasar itu mudah. Hal lain bisa dikejar perlahan nanti. Kebetulan hotel bisa berkoordinasi denganmu untuk layanan pengiriman sarapan. Tambahkan susu dan roti – pelanggan bisa langsung memesan darimu!”
“Susah-susah mengurusku lagi.”
“Santai saja.” Cheng Yun mengangkat tangan tak peduli. Membantu penjelajah waktu seperti Jenderal Li menemukan kebahagiaan, itu sama saja dengan mengurangi faktor ketidakstabilan sosial.
“Kalau begitu kau sudah yakin?” Cheng Yun mengonfirmasi kembali, baru melanjutkan setelah mendapat jawaban pasti darinya, "Aku akan coba browsing Taobao dulu."
