Cheng Yan melanjutkan tidur sebentarnya, masih di sofa kecil itu, terbungkus selimut tipis, tapi tidak lagi merangkak.
Cheng Yun pun kembali ke kamarnya.
Melihatnya kembali, Jenderal Li buru-buru bertanya, “Bagaimana?”
Cheng Yun menyunggingkan senyuman ke arahnya, mengangguk dan berkata: "Lancar sekali, dia menjawab pertanyaanku dengan sangat antusias. Tidak hanya menunjukkan detail di mana guokui yang enak itu berada dan menyuruhku mengajakmu mencicipinya, dia juga mengingatkanku bahwa penetapan harga guokui juga sangat penting! Soalnya kalau rasanya tidak jauh beda, para ibu-ibu paruh baya yang belanja pagi pasti tanpa ragu memilih yang lebih murah!"
Jenderal Li berpikir sejenak, lalu sangat setuju: "Pendapat yang masuk akal! Kalau begitu, sampaikan terima kasihku pada Nona Cheng Yan."
"Tidak usah sungkan." Cheng Yun dengan santai melambaikan tangan, terdiam sebentar lalu menambahkan, "Selain itu, mulai sekarang lebih baik kamu bicara sejelas mungkin. Jangan terlalu dipikirkan cara merangkai kata-katanya."
"Hm? Mohon Kepala Stasiun jelaskan maksudnya!" Jenderal Li tampak bingung, bukannya tadi dia sudah menggunakan bahasa sehari-hari?
"Contohnya kalimatmu barusan 'Mohon Kepala Stasiun memberikan penjelasan yang jelas', kata 'mohon' dan 'memberikan penjelasan yang jelas' ini kurang tepat. Kedengarannya agak kikuk, lebih baik diubah menjadi 'Tolong jelaskan lebih detail' atau langsung bilang 'Jelaskan lebih detail' saja." Cheng Yun berkata sambil ragu-ragu menambahkan, "Tapi sebenarnya kalimat ini juga tidak terlalu bermasalah. Paling-paling orang akan mengira kamu punya kebiasaan bicara yang aneh. Tapi lebih baik dihindari. Masa iya kamu mau terus bicara seperti ini saat berkomunikasi sehari-hari dengan Yu Dian dan Cheng Yan? Nanti mereka akan mengira kamu gangguan mental."
"Kalau gitu aku akan langsung bilang ke mereka bahwa otakku tidak normal!" Jenderal Li memberikan saran yang brilian.
"Maaf, kursi ini sudah ada yang menempati!"
"Apakah... maksudnya menghilangkan bahasa halus?" Jenderal Li mengerutkan kening sambil berpikir sejenak, "Kalau begitu, apakah ini tidak akan terkesan tidak hormat pada Kepala Stasiun?"
"Sama saja."
"Tapi bukankah ini akan terlihat tidak sopan terhadap Kepala Stasiun?"
“Tidak.” Cheng Yun berkata, “Kamu juga jangan terus-terusan pakai 'Anda', lihat Srikandi saja jarang pakai bahasa halus.”
“Srikandi seolah tidak banyak mengenyam pendidikan...”
“Ahem.”
“Baiklah, kurasa aku mengerti.”
“Selain itu perhatikan cara bicara kami sehari-hari. Dunia kami seiring jalannya sejarah, kebiasaan budaya secara bertahap membentuk cara khas zaman ini, beberapa kata jarang dipakai dalam percakapan. Misalnya kalimat tadi 'Terima kasih Nona Cheng Yan', sekarang kami sudah jarang memanggil wanita dengan sebutan 'Nona', paling banter 'gadis'. Seringnya tidak perlu tambahkan sebutan, langsung sebut nama saja. Tentu jika sebutan itu bermakna jabatan, seperti Jenderal tertentu atau Kapten tertentu, harus kita tambahkan.”
“Memahami.”
“Selain itu kata 'telah' ini, kalau diganti 'saja' juga lebih baik.” Cheng Yun mengibaskan tangan, “Pokoknya pelajari perlahan, aku tidak akan bertele-tele.”
“Baik!”
“Hm.”
Cheng Yun mengangguk, lalu berjalan menuju kamar tidur: "Aku ganti baju dulu, waktunya latihan fisik. Nonton TV aja di sini, terserah mau nonton saluran mana, nanti setelah aku mandi, aku ajak kamu beli guokui."
……
Saat Cheng Yun turun setelah berganti pakaian, Yin Nuxia dan Tang Qingying masih duduk di area resepsionis, sementara Yu Dian tampaknya sudah kembali ke kamarnya.
Yang mengejutkannya, Tang Qingying bahkan berhenti bermain League of Legends. Ia berbaring di samping Yin Nuxia, menatap tak berkedip sambil sesekali memberi petunjuk saat melihat Yin Nuxia bermain King of Glory.
"Kamu bisa prioritaskan pukulan dahsyat dulu!"
"Assasin lawan terlalu ganas! Di tier permainan ini pasti tak ada yang mau menahan dia. Pertimbangkan pakai kebangkitan kembali, biar nggak ribet!"
"Gerakannya keren! Kamu jenius banget!"
Yin Nuxia mendengar kekaguman dan pujian dari "Guru" Tang Qingying, namun tak ada sedikitpun ekspresi kesombongan di wajahnya. Matanya tetap fokus menatap layar sambil bertanya kebingungan: "Mana yang pukulan dahsyat? Mana yang kebangkitan kembali? Bagaimana caramu menghafal semua ikon kecil ini!?"
"Yang ini, pukulan dahsyat, klik pre-order!"
"Oo…"
"Wah, pergerakanmu keren banget!" Tang Qingying tiba-tiba berteriak lagi, "Aku seharusnya tidak mengajarimu main King of Glory. Skill dan refleksmu cocok untuk main LoL atau PUBG!"
"Makan ayam?" Yin Nuxia tersentuh di titik G, langsung menatap Tang Qingying. Lalu dari sudut matanya tanpa sengaja melihat sesuatu, dia berbisik, "Kepala stasiun turun."
"Hmm?" Tang Qingying langsung menoleh. Melihat kostum Cheng Yun, matanya mengamati dari ujung kepala hingga kaki sebelum bertanya, "Kakak ipar mau ke mana?"
"Lari-lari kecil, latihan fisik!"
"Lari sore-sore gini?"
“Iya.” Cheng Yun tersenyum, mendekat melihat Yin Nuxia bermain game, "Jaga shift malam nanti!"
"Aku bisa membantumu jaga!" Tang Qingying tersenyum mengembang.
"Nanti kamu capek!"
"Nggak capek sama sekali!" Tang Qingying kembali tersenyum, "Kakak ipar tiap hari lari ya?"
"Nggak, lari satu hari sekali."
"Selalu sore-sore gini?"
"Kalau jaga shift siang ya lari malam, kalau jaga malam ya lari sore. Nggak cuma lari doang." Cheng Yun tertawa lagi, "Buat apa tanya detail begitu, mau lari bareng aku ya?"
"Iya dong!" Tang Qingying menunjukkan sedikit rasa malu, "Kalau nggak ada kelas bisa lari bareng kakak ipar!"
"Mending jangan deh, aku biasanya lari jauh banget, belasan sampai dua puluh kilometer, dan juga lari cepat." Cheng Yun tersenyum. Sejak pertemuan sebelumnya saat kepercayaan diri Cheng Yan mendapat pukulan, dia sama sekali tak pernah lagi lari bersama Cheng Yun. Poin fisik Tang Qingying jelas tak mungkin menyaingi Cheng Yan. Apalagi kalau sampai Cheng Yan tahu mantan adik ipar perempuan ini sering lari barengnya, entah bakal ngomong apa lagi soal dia!
"Oh..." Tang Qingying menunjukkan kekecewaan yang dalam.
Saat itu Yin Nuxia sudah berhasil melakukan lima kill dalam game. Cheng Yun menyaksikan langsung kelahiran pentakill ini.
Kurang lebih adeganannya adalah Yin Nuxia yang ekspresinya panik dan ketakutan, sambil main game juga melakukan berbagai gerakan tubuh dramatis seperti benar-benar pemula di genre game ini. Tapi di tengah teriakannya "Aaaa dia serang aku!", "Kayaknya orang ini nge-targetin gue!", "Aduh aku hampir mati nih!", "Kenapa yang lain gak jagain gue?!", tangannya dengan gesit melakukan berbagai operasional kilat yang bahkan gamers veteran belum tentu bisa lakukan.
Pergerakan genit menghindari skill ditambah timing tepat menuang skill, panik namun memanen kepala lawan tanpa secuil pun kesalahan, bak menggunakan cheat, pentakill pun diraih!
Jika Cheng Yun tidak berdiri di sampingnya menyaksikan keributannya, melainkan sebagai rekan atau lawan, pasti yakin operasional tersebut adalah karya seorang Dewa!
Saat mereka dengan cepat merobohkan kristal musuh, Cheng Yun dan Tang Qingying pun saling pandang kebingungan.
Meski lawan Yin Nuxia juga payah, tingkat skill yang ditunjukkannya dalam kekacauan tak terbantahkan. Mungkin dia masih jauh tertinggal dalam hal visi besar dan kesadaran game, tapi soal teknis operasional, sungguh membuat orang tercengang!
Ingatlah, hari ini adalah pertama kalinya dia menyentuh game ini!
Seketika, Tang Qingying berkata pada Cheng Yun: "Kakak ipar tahu kenapa aku tidak main game tapi melihatnya bermain?"
Cheng Yun tetap membisu.
Sebaliknya Yin Nuxia mengangkat kepala dan menyambung pembicaraan: "Karena aku benar-benar tidak mengerti apa-apa, juga tidak tahu kapan harus menyerang siapa, kapan harus membeli apa... Untung ada Nona Tang kecil!"
"Kalian bisa memanggilku Yao Yao."
"Oh."
Tang Qingying kembali menghela nafas: "Menurutku Kak Yin Dan benar-benar terlahir untuk game ini! Sayang sekali dia hanya memiliki reaksi cepat dan kontrol presisi, masih banyak aspek yang perlu dilatih untuk menguasai game ini. Jika IQ-nya sedikit lebih normal..."
Cheng Yun hanya mengangguk, tetap tidak berbicara.
Tentu saja dia tahu Yin Nuxia tidak terlahir untuk game ini. Game ini hanya kebetulan memanfaatkan kecepatan reaksi dan kontrol presisi tubuhnya saja, mungkin gambar dalam game terlihat seperti gerakan lambat di matanya. Dan dia juga tahu Yin Nuxia sebenarnya tidak memiliki cacat IQ, dia hanya agak kikuk. Kebanyakan hal yang dianggap lemah pikiran oleh orang lain sebenarnya berasal dari ketidaktahuannya tentang dunia ini dan konflik budaya dua dunia.
Cheng Yun tidak terlalu memikirkan hal itu. Ketika melihat Yin Nuxia dengan kikuk keluar dari permainan, ia meluruskan badan dan berkata pada Tang Qingying: "Kita akan pergi lari dulu. Ini hari pertamamu kerja, kalau ada masalah telepon saja aku!"
"Hah?" Tang Qingying tertegun memandanginya, lalu melihat Yin Nuxia yang ikut melangkah keluar dari area resepsionis. Untuk sesaat, gadis itu seperti kehilangan kemampuan bereaksi.
Matanya menatap sosok Yin Nuxia yang mengenakan celana pendek. Meski proporsi tubuhnya sempurna dengan dada D yang montok, tinggi badan tetap menjadi kelemahan - Siswa Tang Yao Yao yakin bahkan jika bagian bawah dada D itu semua adalah kaki, tetap takkan melebihi panjang kakinya! Lalu mengapa kakak iparnya tak mengizinkannya ikut lari bersama, tapi malah setuju mengajak si kaki-pendek ini?
Teman sekelas Yao Yao belum sempat memahami, kakak ipar dan wanita yang tadi ia panggil "Kak Yin Dan" dengan penuh semangat itu telah melangkah keluar pintu, siluet mereka perlahan menghilang...
Ia membuka mulutnya, tapi tak satu kata pun terucap.
Sekitar satu setengah jam kemudian, Cheng Yun kembali dengan tubuh basah keringat, merasa seluruh energinya terkuras habis.
Awalnya hari ini ia ingin mengajak Jenderal Li jalan-jalan, lalu berunding dengan Yin Nuxia apakah bisa mempersingkat waktu latihan fisik. Yin Nuxia menyetujui dengan antusias, namun memaksanya hanya melakukan gerakan-gerakan dengan tingkat kesulitan tertinggi sambil mengganti lari jarak jauh biasa yang sekitar satu jam menjadi lari cepat + sprint selama empat puluh menit. Alhasil, Cheng Yun justru merasa lebih lelah daripada hari-hari sebelumnya!
Maka setelah masuk, ia hanya memberi salam ke Tang Qingying di resepsionis sebelum langsung naik untuk mandi.
Berbeda dengannya, Yin Nuxia tetap terlihat segar bugar seolah tak baru saja berolahraga.
Ia memang nyaris tidak melakukan aktivitas fisik, karena saat Cheng Yun melakukan gerakan latihan, Yin Nuxia hanya mengitari area sambil mengayuh sepeda sembari memberikan bimbingan lisan dan pengawasan. Sedangkan ketika Cheng Yun berlari, dia santai mengikuti di samping dengan sepedanya.
Setelah mandi dan berganti baju, Cheng Yun menyantap makanan seadanya untuk suplai energi, lalu mengajak Jenderal Li keluar rumah.
Dan sudah pasti Yin Nuxia tak akan melewatkan kesempatan langka ini untuk bersepeda keluar!
