"Produksi padi di dunia kalian...sangat tinggi! Bolehkah kubawa pulang sebagian saat kembali nanti?"
"Tidak boleh!" Cheng Yun langsung menepis usulannya, lalu mengerutkan kening sambil mengais-ngais ingatan tentang ilmu biologi yang hampir terlupakan dan pengalaman masa kecil di desa, "Padi yang kita tanam sekarang disebut padi hibrida. Teknologinya harus dikuasai dulu baru bisa menghasilkan benih. Kalau cuma bawa benihnya untuk ditanam di sana, tahun pertama mungkin panen melimpah, tapi tahun berikutnya hasilnya sudah mulai tidak stabil."
"Apa?" Jenderal Li terpaku, matanya membelalak lebar, "Ternyata seperti itu!!"
"Tapi tidak perlu khawatir," Cheng Yun melanjutkan, "Padi hibrida bukan tanaman dengan produktivitas tertinggi di dunia kita. Alasan kita memakannya setiap hari cuma karena sudah terbiasa. Jika ingin segera mengatasi masalah pangan, tanaman umbi-umbian dan akarlah pilihan terbaik."
"Tanaman umbi-umbian dan akar?"
"Ya, contohnya ubi jalar yang memiliki produksi tertinggi, kemudian ubi rambat, bit gula, kentang dan sebagainya. Biasanya produksi per mu bisa mencapai ribuan kilogram, sangat mengerikan! Selain itu tanaman-tanaman ini umumnya mudah ditanam, tingkat kelangsungan hidup tinggi, kaya akan pati, pilihan yang sangat baik untuk menghadapi bencana kelaparan." Cheng Yun berhenti sejenak, "Yang seharusnya Anda khawatirkan justru bagaimana cara membawa benih-benih ini kembali, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menanam skala besar dengan sedikit benih yang Anda bawa."
"Ini memang masalah serius." Jenderal Li mengerutkan kening dalam-dalam, lalu menatap Cheng Yun, "Berani bertanya, Kepala Stasiun, jika saya meminjam Kendi Transportasi Dimensi 'Kelas Kosong' milik Srikandi, berapa banyak barang yang bisa saya bawa?"
"Paling banyak saya bisa menyiapkan becak roda tiga atau mobil van." Cheng Yun menjawab dengan ragu, "Seharusnya bisa melewati portal."
"Merepotkan Kepala Stasiun untuk memikirkannya!"
"Tak usah sungkan, semua ini urusan sepele."
"Tapi aku juga butuh senjata!" Jenderal Li segera menambahkan, namun setelah berkata demikian wajahnya menunjukkan keraguan, "Aku juga tahu di negaramu, bahkan golok atau pedang pun diawasi ketat... Tapi senjata di duniamu bisa membuat prajurit biasa memiliki kekuatan bertarung melawan suku asing. Jika aku bisa menguasai metode pembuatan senjata duniamu, semua makhluk hidup di dunia kami baru benar-benar terselamatkan!"
"Senjata apa yang kau butuhkan?" Cheng Yun mengerutkan kening dalam-dalam, "Senjata modern sangat kompleks, metode pembuatannya sulit didapat, dan akan sangat sulit bagimu untuk menguasainya. Tapi beberapa senjata yang lebih tua masih relatif sederhana. Hanya saja aku tidak yakin apakah senjata duniamu bisa berfungsi di duniamu, apakah materi dasar duniamu sama dengan duniamu, ini masalah hukum..."
"Bom, meriam, senjata api besar..." Jenderal Li tidak menyebutkan pesawat atau tank, juga tidak menyebut senjata-senjata yang bahkan tidak ia pahami, hanya menyebut yang paling sederhana, "Bagaimanapun kita harus mencoba."
"Hm, bahan peledak sebenarnya tidak sulit. Nitroselulosa, nitrogliserin, dan sejenisnya relatif mudah dibuat, kekuatan ledakannya juga cukup baik." Cheng Yun merenung, "Untuk meriam memang lebih rumit, tapi sepertinya di dunia kalian ada kemampuan khusus untuk mengatasi masalah bahan dan proses produksi. Sedangkan senjata besar... Aku hanya bisa menjelaskan prinsip dasar senjata api, mencari desain senjata model lama di internet, lalu lihat apakah Anda bisa mempelajarinya. Tapi maksud Anda senjata besar itu seperti..."
"Harus lebih besar dari senjata biasa. Jika tidak, daya hancur terhadap suku asing tidak akan memadai." Jenderal Li menjelaskan.
"Oh!" Cheng Yun mengangguk.
"Jika Anda bisa memperlihatkan contoh senjatanya... itu akan sangat membantu." Jenderal Li merasa tidak enak hati mengucapkan permintaan ini, tapi harus tetap disampaikan.
"Anda terlalu menganggapku hebat. Bahkan pistol kecil pun tak bisa kudapatkan." Cheng Yun menggelengkan kepala. Tiba-tiba matanya berbinar, "Tapi ingat, sebelumnya Anda pernah bilang sangat ingin melihat medan perang di dunia kami?"
“Ya!” Jenderal Li mengangguk, sangat jujur, “Justru karena saya ingin melihat senjata di dunia kalian.”
“Kalau begitu lebih mudah.” Cheng Yun mengangguk, menghitung dalam hati, “Saya bisa berunding sedikit dengan Yin Nuxia, meminjam Kendi Perintah kesayangannya. Secara teori saya bisa menggunakannya untuk mengirimmu ke daerah perang di dunia kami. Di sana senjata bertebaran di mana-mana, dengan kemampuanmu, pasti bisa mendapatkan beberapa senjata api dengan cara apa pun. Tapi praktiknya agak rumit, sebelumnya saya hanya pernah mencoba sekali menggunakan gulungan sihir Guru Fa, cuma sekali itu saja.”
Jenderal Li terlihat agak malu: “Nanti saya akan merepotkan Kepala Stasiun lagi.”
“Yang direpotkan adalah Nuxia.”
“Baiklah, tunggu saya menyelesaikan urusan lain dulu. Saat sampai di tahap ini, biar saya sendiri yang berurusan dengan Nuxia!”
“Boleh juga!”
Kebetulan sampai di pembahasan ini, di belakang tampak dua siluet kurus mengayuh sepeda kuning kecil bergerak samar mendekat. Salah satunya memegang kaleng Sprite sambil bersepeda satu tangan, sesekali menyeruput melalui sedotan yang tertancap.
Ternyata Yin Nuxia dan Yu Dian yang baru selesai belanja baju.
Di keranjang sepeda mereka terlihat beberapa karton berisi baju, sementara di setang kiri sepeda Yin Nuxia masih menggantung satu tas tambahan - sepertinya hasil belanja mereka cukup banyak.
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di pintu hotel. Sepeda kuning itu dikunci di tepi jalan sebelum mereka membawa tas-tas belanjaan menuju lobi.
"Bos Cheng baik." Sahut Yu Dian dengan suara lirih khasnya.
"Lagi ngobrol apa nih?" Yin Nuxia menggerakkan sedotannya hingga menimbulkan suara guluk-guluk, lalu bertanya.
"Membahas bisnisnya," jawab Cheng Yun sambil tersenyum. "Belanja bajunya lancar?"
"Lumayan." Yin Nuxia agak sakit hati, padahal dia sama sekali tidak merasa kedinginan, tapi kepala stasiun memaksanya membeli baju baru. Karena tidak butuh pakaian penghangat, dia merasa seperti membuang-buang uang untuk dua set baju baru yang harganya ratusan koin!
"Ngomong-ngomong kepala stasiun, kami juga membeli semacam kue yang katanya..." Yin Nuxia tertegun, menoleh ke Yu Dian, "Kue apa namanya tadi?"
Yu Dian menjawab pelan: "Kue bulan."
"Ya! Benar! Kue bulan! Katanya sebentar lagi ada Festival Kue Bulan, harus makan kue bulan!" kata Yin Nuxia.
Jenderal Li di samping bertanya: "Kue bulan apa itu?"
"Ini hari raya tradisional negara kita yang disebut Zhongqiu. Pada hari ini menurut tradisi seluruh keluarga harus berkumpul bersama dan menikmati bulan purnama. Karena di pertengahan musim gugur ada bulan purnama, orang-orang makan kue berbentuk bulat bernama kue bulan sebagai lambang kebersamaan keluarga," jelas Cheng Yun.
Yin Nuxia yang mendengarkan dengan takjub buru-buru mengangguk: "Benar! Persis seperti itu! Penjual kue bulan tadi juga bilang begitu."
"Membeli kue bulan di luar lumayan mahal, tak dimiliki di daring." Cheng Yun berkata sambil menggaruk kepala, "Pagi tadi sudah berniat beli kue bulan di Taobao, eh malah lupa!"
Setelah berkata demikian, Cheng Yun mendorong pintu kaca masuk ke resepsionis, menguap lalu berkata pada Cheng Yan: "Beberapa hari lagi Festival Pertengahan Musim Gugur, apa kita harus beli kue bulan online? Tamu hotel juga banyak, beli lebih banyak sekalian, nanti bagi satu-satu ke tamu saja."
"Ngapain bilang ke saya?" Cheng Yan mengangkat kepala memandangnya dengan bingung, "Kamu beli saja lah! Saya kan tak tajir... Saya mau rasa lotus seed kuning telur!"
Tang Qingying di resepsionis buru-buru menambahkan: "Aku mau rasa lobster, gaya Suzhou! Juga yang lima biji, tradisi!"
"Menyimpang!" Cheng Yan berbisik.
Cheng Yun mengangkat bahu, berkata pada Cheng Yan: "Saya serahkan padamu, lagipula waktu mendekorasi kamar ranjang dulu kita sudah mengaktifkan pembayaran intim!"
Cheng Yan: "……"
“Aku mau rasa kacang merah、labu kuning, dan kustar.” Cheng Yun melanjutkan.
Cheng Yan：“……”
