Hari-hari biasa yang tenang berlalu cepat. Sekejap mata, sudah pertengahan November.
Sejak masuk musim gugur, cuaca semakin hari semakin dingin. Pada saat ini, Cheng Yun bahkan sudah mengenakan jaket kapas tipis.
Jenderal Li telah berada di dunia ini selama dua bulan. Dia juga sudah hampir selama itu berjualan guokui. Setiap hari berjualan dari pagi buta hingga larut malam, saat bisnis sedang bagus bisa menjual 200-300 buah dengan laba bersih hampir 500-600 yuan, bahkan saat sepi tetap bisa menjual 100 lebih. Penghasilan bulanannya pasti melebihi 10.000 yuan.
Pada minggu pertama dia sudah melunasi utang ke Cheng Yun. Kemudian demi mempelajari kitab militer dengan lebih leluasa, dia pindah dari kamar ranjang ke kamar mini di lantai dua. Sejak itu semakin lupa makan dan tidur.
Jenderal Li menghabiskan waktu satu bulan penuh untuk menyelesaikan buku Sunzi Bingfa yang setebal kamus Inggris-Tionghoa. Cheng Yun sendiri tidak tahu apakah kecepatan ini tergolong cepat atau lambat.
Karena formasi ajaib yang disusun Tua Master Hukum di hotel mampu memberikan istirahat lebih berkualitas dan menenangkan pikiran saat membaca, efeknya bagaikan lapisan buff tambahan. Ditambah kartu yang dipinjamkan Cheng Yun kepadanya juga merupakan senjata ampuh para mage dalam berjuang, dua lapisan buff ini membuat proses belajar Jenderal Li melalui buku menjadi jauh lebih ringan. Namun sang Jenderal benar-benar menyelami materi dengan intensitas luar biasa, mempelajari setiap detail dengan cermat hingga dari pagi sampai tengah malam setiap hari, tetap membutuhkan waktu satu bulan penuh!
Setelah menyelesaikan "Seni Perang Sun Tzu", akhirnya ia berhenti selama dua hari, meski hanya dua hari belaka.
Kemudian, Jenderal Li proaktif menemui Cheng Yun. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya ia meminta bantuan Cheng Yun membelikan "Teori Perang" serta satu set lengkap buku pelajaran Fisika dan Kimia tingkat SMP, memulai kembali perjalanan belajarnya siang dan malam tanpa henti.
Tujuannya sangat terfokus, kecepatan belajarnya luar biasa cepat, sedangkan tingkat konsentrasi yang dikerahkan benar-benar sulit dibayangkan.
Sedangkan aktivitas hariannya adalah bangun pagi membuka lapak, saat ada pembeli ia menjual guokui, jika sepi ia berjongkok di samping gerobak sambil belajar. Semangat gigih ini bahkan membuat banyak mahasiswa yang lewat tersentuh, juga membuat para orang tua yang mengantar anak sekolah di pagi hari menunjuknya sambil berkata pada anak mereka—Lihat, kalau sekarang tidak serius belajar, nanti sampai seusianya masih harus baca buku, kasihan sekali!
Memasuki bulan November, bisnis Jenderal Li tiba-tiba meledak. Seolah ia telah menjadi semacam "selebritas internet" di kawasan itu, pembeli guokui-nya tak henti-hentinya berdatangan, bahkan dalam sehari bisa terjual lima enam ratus guokui!
Hal ini membuat Jenderal Li agak gelisah.
Cheng Yun baru tahu setelah melihat-lihat di Douyin dan forum—ternyata ada orang yang merekam momen Jenderal Li berjualan guokui, mengunggahnya ke internet, sekaligus mengarang sebuah kisah—
"Ia pernah menjadi anggota tim bola basket Provinsi Yizhou, sempat berharap menjadi Yao Ming berikutnya. Namun harus pensiun dini karena cedera, akhirnya hidupnya terpuruk hingga harus berjualan guokui. Di cuaca dingin hanya bisa mengenakan kaos oblong, menyedihkan untuk dilihat. Dulu ia berlatih keras demi kejayaan Yizhou dan negara, justru karena itu pula ia cedera. Tolong bantu dia! Guokui-nya juga enak banget, lho!"
Dalam video tersebut, Jenderal Li mengenakan kaos oblong longgar sedang menunduk menggoreng guokui. Di sebelahnya terdapat bangku kecil dengan buku tebal bertumpuk. Kaos longgar itu tak bisa menyembunyikan tubuh berotot yang membesar, bahkan orang awam pun bisa melihat kekuatan eksplosif yang terkandung dalam seluruh tubuhnya. Luka di lengannya termasuk yang paling sedikit di tubuhnya, namun bekas operasi sepanjang siku hingga lengan kanan terlihat sangat mencolok. Wajah tegas dengan garis rahang yang tajam juga tampil sempurna berkat efek filter kecantikan dalam video...
Cheng Yun merasa antara ingin tertawa dan menangis, kisah penuh lubang ini ternyata benar-benar dipercaya orang.
Atau mungkin tak ada yang percaya, tapi banyak orang sengaja datang membeli guokui Jenderal Li sambil merekam video.
Jenderal Li semakin gelisah, ia takut identitas aslinya terbongkar dan aparat negara akan menyelidiki dokumennya - setelah menjalani hari-hari ini, pemahamannya tentang sistem negara ini semakin jelas.
Perlahan-lahan, popularitas Jenderal Li justru semakin melambung.
Cheng Yun menghiburnya lama sekali baru bisa menenangkannya.
Namun dua hari terakhir, Jenderal Li malah mulai legowo, bahkan terkadang mau berfoto dengan anak muda pembeli guokui.
Ia telah memutuskan untuk pergi.
Kehidupan tenang memang membuatnya rindu, tapi hasratnya akan ketenangan tidak berada di dunia ini. Justru karena mencintai kedamaian, ia sadar sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal pada semua ini.
Perdamaian singkat ini... sampai di sini saja.
……
17 November 2017, pagi buta.
Kalender menampilkan hari sialan bernama Festival Pelajar, lagipula Cheng Yun sampai lulus kuliah tak pernah dengar festival ini, apalagi merayakannya.
Cheng Yun duduk di sofa kamarnya, di depan mata berdiri Jenderal Li: "Kau sudah mantap?"
"Hm." Jenderal Li mengangguk.
"Baiklah." Cheng Yun menghela nafas, tak banyak bicara, hanya menasihati, "Medan perang modern sangat berbahaya, ini sudah kau lihat banyak di TV, jadi ingat kenakan zirahmu, bawa perisai berat dan golok perangmu, jangan bertahan langsung melawan senjata berat."
"Mengerti."
"Lalu kapan kau pergi?"
"Jika lancar, besok." Jenderal Li berdiri, "Aku akan cari Srikandi berunding sekarang."
"Bagus."
Cheng Yun pun ikut berdiri.
Cuaca Jinguan pagi ini sudah mulai berkabut, dan kabut pagi ini seolah-olah luar biasa tebal, menyelimuti dunia, mengaburkan seluruh kota, bagai jalan-jalan sebentar akan membuat rambut basah kuyub semua.
Pintu kaca resepsionis memisahkan kota yang diselimuti kabut tebal dan area lobi menjadi dua dunia. Gadis kecil Yu Dian menyalakan AC, mengenakan baju tebal yang agak lusuh dengan sarung tangan merah. Ia menempelkan tangan ke mulut dan menghembuskan napas hangat - pagi ini ia mencuci piring dengan air dingin, membuat tangannya terasa beku.
Yin Nuxia mengenakan jaket kapas merah terang yang masih baru, membuatnya terlihat agak gemuk namun justru memberikan kesan imut yang unik.
Ia duduk di sofa resepsionis sambil bersandar pada gagang pel, terus bergumam: "Cepat check-out cepat check-out... Setelah membereskan sebagian, aku mau main LoL..."
Tiba-tiba, Jenderal Li turun dari lantai atas.
Telinga Yin Nuxia berkedut halus. Ia mengangkat pandangan ke Jenderal Li dan melontarkan pertanyaan yang sudah lama dipendam: "Raksasa, hari ini kamu libur? Kok tidak jualan guokui subuh-subuh seperti biasa?"
“Hari ini tidak jual.” Jenderal Li menjilat bibirnya, menatap tajam Yin Nuxia, namun bingung bagaimana memulai pembicaraan.
“Oh! Tidur lama-lama ya!”
“...Bukan.” Pipi Jenderal Li memerah.
“Lalu kenapa?” Yin Nuxia mengerlingkan matanya penuh kecurigaan, mengedip dua kali, “Aku tadinya mau ambil dua guokui-mu pagi ini, kayaknya harus tunggu besok deh.”
Wajah Jenderal Li langsung berseri, “Tak apa, sekarang juga aku buatkan!”
“Eh...” Yin Nuxia kaget, tangannya bergerak cepat menyangkal, “Jangan-jangan! Besok juga boleh! Ngerepotin kamu gimana enak!”
“Tidak apa-apa.”
“Beneran nggak usah, aku baru makan bakpao sama youtiao, udah kenyang. Besok saja ya.”
“Besok... besok aku juga tidak buka.”
“Ah? Kenapa? Besok kamu juga mau tidur lama-lama?” Yin Nuxia bertanya sambil mengamati Jenderal Li dengan tatapan penuh arti——Anak muda ini, baru dapat uang sedikit langsung terjerumus! Jadi malas!!
“Aku... nanti bicara.” Jenderal Li berbalik dan bergegas naik ke atas untuk memindahkan kompor guokui-nya.
Yin Nuxia mengedipkan mata, masih tertegun.
Beberapa saat kemudian, ia menatap gadis kecil Yu Dian dengan wajah terpaku: “Menurutmu, apa maksudnya ini? Ngapain dia repot-repot bikin dua guokui khusus untukku?”
Gadis kecil Yu Dian buru-buru menundukkan kepala: “Aku juga tidak tahu, jangan tanya padaku.”
Jenderal Li menyalakan api, meracik adonan, membuat isian daging... Setelah cukup lama, akhirnya berhasil membuat sekompor shaobing. Ia mengantarkannya ke resepsionis dan meletakkannya di meja, berkata pada Yin Nuxia: “Ini, guokui sudah siap! Isian dagingnya banyak banget!”
Yin Nuxia tetap saja bingung: “Terima kasih ya!”
“Berlaku kasar.” Jenderal Li langsung duduk di sebelah, menatap Yin Nuxia yang sedang menyantap guokui, membuat seluruh tubuhnya merasa tidak nyaman.
Susah payah menunggu Yin Nuxia menghabiskan tiga guokui, mencabut selembar kertas dan mengelap tangan sambil mengisyaratkan sudah kenyang. Jenderal Li buru-buru mendekat, memberanikan diri berkata: "Nuxia, saya... ada sesuatu yang ingin dibicarakan, tidak tahu... apakah ini waktu yang tepat!"
Yin Nuxia membuka mulut sedikit: "Apa? Masalah apa?"
"Bisakah kita bicara di tempat yang lebih privasi?"
"Minjem apa? Aku nggak punya!"
"......" Wajah tua Jenderal Li memerah darah, "Maksudku, kita cari lokasi yang lebih tersembunyi untuk bicara pelan-pelan."
"Urusan apa yang nggak bisa dibahas di sini, harus cari tempat sembunyi-sembunyi?" Ekspresi kebingungan Yin Nuxia semakin menjadi, matanya menyiratkan keraguan menatapnya.
Terakhir, ia menoleh melihat Yu Dian.
Terlihat gadis kecil Yu Dian menundukkan kepala, diam-diam menyimak percakapan mereka, hanya entah mengapa pipinya sedikit memerah.
Yin Nuxia tertegun sejenak, seolah mulai memahami sesuatu.
"Ini... hal yang cukup penting." Jenderal Li berkata.
Melihat pria setinggi dua meter lebih ini menunjukkan raut malu-malu, Yin Nuxia tak sengaja menggigil kedinginan, lalu matanya mulai menunjukkan kewaspadaan: "Hal penting apa?"
"Benar-benar sangat krusial!"
"Emm..." Yin Nuxia meliriknya, lalu melihat Yu Dian yang diam-diam memerah wajahnya, setelah beberapa detik keraguan akhirnya berkata, "Baiklah, demi harga diri beberapa guokui ini, kau duluan jalan!"
"Terima kasih Nuxia!"
Jenderal Li langsung bergegas naik ke lantai atas dengan sukacita.
Yin Nuxia mengikuti di belakangnya.
Keduanya langsung menuju atap gedung.
Saat itu bunga-bunga di atap masih mekar semarak, Pohon Empat Musim akhirnya menampakkan warna musim gugur, saat mengangkat pandangan, seluruh kota bagai bersemayam dalam lapisan kabut yang berproses.
“Ada apa cepat bilang!” kata Yin Nuxia.
“Sebelum bicara, aku mau tanya dua hal dulu.”
“Ah?”
“Nuxia, menurutmu selama ini... perlakuanku padamu bagaimana?”
“Apa?”
“Selama ini aku memperlakukanmu dengan baik?”
“……” Kewaspadaan Yin Nuxia semakin meningkat, “Kita orang terang ngomong terang! Sebenarnya mau apa? Tunggu, pikir dulu baik-baik! Aku peringatkan dulu! Aku orang dunia persilatan, meski... meski udah enggak aktif, tapi orang persilatan tak mengenal cinta monyet! Kau paham kan?”
