Cheng Qiuya terlihat sangat terburu-buru. Setelah menurunkan Cheng Lianxin dan segudang barang, dia langsung pergi dengan mobil tanpa banyak bicara, hanya berpesan untuk menghubungi via WeChat atau telepon jika ada masalah.
Sementara Cheng Lianxin duduk manis di sofa, tidak menangis maupun rewel. Sepasang mata besar nan indahnya menatap sekelompok orang di hadapannya.
Ya, di depannya memang berkerumun sekumpulan orang——
Cheng Yan berdiri di posisi terdepan, menyilangkan kedua tangan di dada, menatapnya dengan wajah tenang. Tang Qingying berdiri di sebelahnya, tersenyum manis seolah ingin memerankan peran tante yang baik. Yu Dian duduk tidak jauh dari situ, diam-diam mengamati ke arah mereka.
Yin Nuxia sama seperti Cheng Lianxin membelalakkan mata besar, namun wajahnya penuh rasa ingin tahu. Sepertinya dia ingin mengamati apakah ada perbedaan antara anak-anak di dunia ini dengan dunia asalnya, bahkan menyodorkan wajahnya hampir ke depan Cheng Lianxin.
Akhirnya Cheng Yun yang maju ke depan, berkata: "Jangan dilihat-lihat lagi, tidak ada yang istimewa! Nanti kalian malah membuatnya ketakutan!"
Cheng Lianxin menatap penuh harap ke arah Yin Nuxia, tampak agak takut melihat bekas luka di wajah Yin Nuxia.
Tak lama kemudian, dia memandang Cheng Yun dan Cheng Yan sambil memelas: "Paman Sepupu... Bibi Yan Yan..."
Cheng Yan menarik sudut bibirnya.
Cheng Yun malah tertawa, menggunakan nada bicara khas mengajak anak-anak kepadanya: "Jangan takut, orang-orang aneh ini semua teman Paman Sepupu. Terutama tante ini, jangan lihat dia punya bekas luka di wajah, sebenarnya dia sangat manis dan seru. Bekas luka ini didapat waktu dia kecil melindungi Domba Senang dan Domba Cantik, dicakar oleh Srigala Kelabu pakai cakarnya."
Pandangan Cheng Lianxin ke arah Yin Nuxia langsung dipenuhi rasa ingin tahu: "Eh..."
Tang Qingying di samping bertanya: "Ini anak siapa Kakak Ipar? Cantik sekali!"
"Anak sepupuku. Tadinya di kampung halaman dijaga kakek neneknya, tapi bibinya mau bawa dia main ke sini beberapa hari. Eh tiba-tiba bibinya sibuk, jadi dia akan bermain beberapa hari dengan kita di sini. Semua harus saling membantu ya!" Cheng Yun berusaha memperlambat nada bicaranya, sangat takut gadis kecil ini merasa tidak nyaman, lalu menambahkan, "Terutama Yao Yao dan Cheng Yan, dua hari ini dia akan tidur bersama kalian."
Cheng Lianxin memahami perkataannya, lalu menatap Cheng Yan: "Bibi Yan Yan..."
Cheng Yan sangat pasrah: "Kenapa tidak langsung memanggilku Bibi Sepupu saja?"
Cheng Lianxin mengabaikan keluhannya. Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba berbalik dan mengobrak-abrik kantong plastik di sebelahnya. Ia mengeluarkan boneka beruang sebesar telapak tangan dan menyodorkannya ke Cheng Yan: "Ini untuk Bibi Yan Yan."
Cheng Yan tertegun sejenak. Senyum tipis mengembang di bibirnya saat menerima boneka beruang itu: "Baiklah, kau boleh memanggilku Bibi Yan Yan."
Cheng Lianxin duduk manis penuh tata krama, matanya yang lugu menatap Cheng Yan: "Bibi Yan Yan ceritakan dongeng untukku nanti malam."
"Hah..." Ekspresi Cheng Yan langsung membeku. Matanya beralih dari boneka di tangan ke Cheng Yun: "Anak kecil zaman sekarang sudah punya rencana licik begini?"
Cheng Yun mengangkat bahu: "Jangan mengeluh. Aku saja tidak dapat hadiah!"
"Ada!" Cheng Lianxin langsung berkata dengan serius, lalu berbalik mencari-cari di kantong lain yang penuh camilan. Akhirnya menghindari camilan kemasan besar, menemukan satu-satunya permen lolipop dan menyerahkannya ke Cheng Yun sambil berkata dengan suara kekanak-kanakan, "Untuk Paman sepupu."
"Baiklah." Cheng Yun menerima permen itu, "Terima kasih Lianxin."
Setelah itu, ia tak kuasa berkomentar, "Anak-anak zaman sekarang memang jauh lebih matang dibanding generasi kita dulu! Kalau kita di usia 3-4 tahun, belum tentu bisa berbicara sebijak ini dengan Senior. Ibu saja kalau meninggalkanku di rumah orang, bisa nangis tiga hari tiga malam!"
Cheng Yan menatapnya dengan ekspresi tak beremosi.
Cheng Yun akhirnya berkata canggung, "Baiklah, bukan 'kita', tapi 'saya'."
Tingkat kedewasaan Cheng Yan sejak kecil juga sangat tinggi. Bahkan di usia 3-4 tahun sudah bisa menggunakan tabel perkalian sembilan-sembilan.
Tang Qingying mengerutkan bibir, enggan tertinggal. Ia berjalan mendekat dan berjongkok di depan Cheng Lianxin, "Kakak juga bisa bercerita. Nanti malam kakak bacakan cerita untukmu, ya?"
Cheng Yan di sebelah mendengar sebutan dirinya, wajah dipenuhi keterkejutan.
Cheng Yun juga tertegun sejenak.
Cheng Lianxin mengamati Tang Qingying dengan serius, seolah tak bisa memutuskan, lalu dengan bijak menolehkan kepala mengarahkan pandangan ke Cheng Yun dan Cheng Yan.
Cheng Yan berkata: "Tolak tante ini dengan sopan, katakan 'Tidak perlu, Tante'."
Maka Cheng Lianxin patuh mengatakan pada Tang Qingying: "Tidak perlu, Tante."
Tang Qingying memandang Cheng Yan dengan pasrah, sungguh tak bisa mengalahkannya dalam bertarung maupun berdebat. Benar-benar tak tahu harus berbuat apa! Masa SMA dulu Tang Qingying kan sosok terkenal se-kampus - yang punya latar belakang keluarga lebih baik biasanya murid teladan, yang sembrono justru tak punya koneksi sehebat dia. Tapi kenapa di kampus malah harus dijahili begini?!
Sungguh kesalnya!!
Saat itu, Yin Nuxia bertanya dari samping: "Kamu suka dengar kisah apa, gadis kecil?"
“Kisah hantu!” Cheng Lianxin menjawab dengan serius.
“Ini juga bisa kuceritakan!” Mata Yin Nuxia langsung berbinar gembira, cerita-cerita misteri yang pernah didengarnya selama mengembara di dunia persilatan memang tak terhitung banyaknya, “Nanti malam kuceritakan untukmu, setuju?”
Cheng Lianxin ragu sejenak, tanpa berkonsultasi dengan Cheng Yun atau Cheng Yan, langsung menjawab: “Baik~”
Tang Qingying: “Hah!”
Cheng Yan masih tersenyum dan berkata pada Cheng Lianxin: “Saat ini juga harus tetap sopan, mengerti?”
“Oh.” Cheng Lianxin mengangguk, matanya menatap Yin Nuxia dari ujung kepala sampai kaki, memiringkan kepala sejenak lalu berkata, “Terima kasih, Kakak.”
Tang Qingying: “Hah!!”
Yin Nuxia mengerutkan kening: “Aku yang paling tua di sini, panggil Tante!”
Cheng Lianxin melirik Tang Qingying, lalu kembali memandang Yin Nuxia, kepala dimiringkan: “Kau berbohong!”
Tang Qingying: “Hah!!!”
Cheng Yun akhirnya maju melerai: “Mereka semua teman Paman, panggil Tante semua, mengerti?”
Cheng Lianxin menunjukkan keraguan, memasukkan ujung jari ke mulutnya, menatap tajam Yin Nuxia, setelah lama ragu baru berkata: "Tante ini tubuhnya kecil sekali..."
Mata Yin Nuxia langsung membeku, padahal dia selalu mengklaim diri sebagai sosok tinggi besar dan perkasa!
"Di manakah tubuhku yang kecil ini?"
"Ahem." Cheng Yun batuk dua kali, lalu berkata pada Cheng Lianxin, "Mau makan apa nanti malam, Paman akan masakin!"
Cheng Lianxin kembali ragu sejenak, dengan suara lemah berkata: "Aku nggak tahu~"
"Baiklah, Paman akan bawa barang-barangmu ke atas dulu ya? Ambil yang mau dimakan sekarang, sisanya Paman taruh di atas untuk dimainkan nanti."
Saat Cheng Qiuyah mengantar Cheng Lianxin, dia membawa beberapa tas besar: satu berisi baju ganti, satu mainan, dan satu lagi berbagai camilan. Ternyata sang bibi kandung ini cukup perhatian, meski setengah jalan menitipkan anak begitu saja...
Cheng Lianxin mengangguk, mengeluarkan dua bungkus keripik, satu bungkus mi kering, lalu mendorong sisa barang-barangnya ke arah Cheng Yun dengan sekuat tenaga.
