Mungkin postur Yin Nuxia memang sangat ramah bagi anak-anak, baru satu sore saja, dia sudah akrab dengan Cheng Lianxin.
Sampai malam, Cheng Lianxin mandi dan mengganti piyama baru bermotif beruang kecil. Alih-alih tidur di bawah pengawasan Cheng Yan, dia malah menyelinap ke kamar Yin Nuxia dan Yu Dian, menarik Yin Nuxia naik ke ranjang, meminta cerita hantu.
Dia juga membawa camilannya.
Yin Nuxia melihatnya menunduk dengan serius menghancurkan berantakan sebungkus mi kering, susah payah merobek kemasan, lalu mengeluarkan kantong kecil dari dalamnya. Setelah merobek kantong bumbu dan menuangkan serbuk ke dalam mi, dia mengguncang-guncangnya dengan kencang... Aroma menyengat yang harum tiba-tiba memenuhi hidungnya, membuatnya refleks menelan ludah!
Cheng Lianxin mengangkat bungkusan mi kering sambil menatapnya dengan sorot mata penuh harap: "Tante Yin, bisa mulai ceritanya sekarang?"
"Ehm..." Dengan susah payah Yin Nuxia mengalihkan pandangan dari camilan anak itu, bertanya, "Kamu mau dengar cerita hantu seperti apa?"
"Yang seram! Semakin menyeramkan semakin baik!"
"Omong kosong! Mana ada cerita hantu yang menakutkan!" Yin Nuxia mengerutkan kening sambil bergumam, "Cerita hantu itu cuma menarik aja, mana bisa bikin takut!"
“Tapi aku sudah lihat banyak film hantu yang seram, seperti Juon dan The Ring, semuanya benar-benar menakutkan!” Cheng Lianxin berkata dengan ekspresi serius sambil memasukkan tangan kecilnya ke dalam kemasan mi kering, mengambil segenggam remahan mi dan menyuapkannya ke mulutnya. Ia juga menyodorkan kemasan itu ke Yin Nuxia, "Tante Yin, silakan makan juga..."
"Aku tidak mau!" Yin Nuxia menelan ludah keras, namun memalingkan kepala ke samping, "Aku ini pendekar wanita terhormat, mana mungkin merebut makanan anak kecil sepertimu!"
"Tapi ini enak banget lho!"
"Be...benarkah?" Ekspresi Yin Nuxia berkedut.
"Iya!"
"Kalau...kalau begitu, aku coba sedikit saja, benar-benar sedikit." Dalam sekejap Yin Nuxia berhasil membujuk dirinya sendiri. Dengan hati-hati ia mengambil secuil remahan mi dan memasukkan ke mulut——Mata tiba-tiba berbinar——
“Camilan kecil ini setelah ditambah serbuk halus jenis ini jadi enak semua? Aku ingat waktu makan kue bulan kemarin juga ada kantong kecil isi serbuk sejenis, tapi akhirnya kubuang. Sekarang jadi menyesal banget… Next time aku pasti akan menaburkannya!”
“Tante Yin, kisah hantuku…” Cheng Lianxin mengingatkan dengan suara pelan.
“Tapi aku nggak tahu cerita hantu yang serem… Aku cuma tahu kisah iblis dan dewa-dewi yang seru, itu semua nyata lho!”
“Benaran?”
“Iya, cerita yang dulu diceritain ayahku waktu kecil, kisah nyata yang dialaminya!”
“Aku mau dengar yang ini, yang ini saja!” Minat Cheng Lianxin langsung terbangun, matanya berkilauan menatapnya.
“Hmm…” Yin Nuxia berpikir sejenak, sambil diam-diam mengambil segenggam keripik mie Cheng Lianxin, ia berkata dengan suara tenang, “Waktu aku masih kecil, karena keluarga kami sangat miskin, tidak seperti Lianxin yang punya banyak makanan enak. Saat itu aku bahkan tidak bisa makan daging, bahkan saat tahun baru atau festival pun belum tentu bisa makan daging. Ayahku sering pergi berburu ke gunung. Meski sering pulang dengan tangan kosong, tapi kadang masih bisa menangkap kelinci atau burung pegar. Sebagian dijual, sebagian bisa kami makan.”
“Terus?” Cheng Lianxin bertanya. Ia tidak memperhatikan Yin Nuxia yang makan camilannya, lagipula bibinya sudah membelikannya banyak sekali, sendirian pun takkan habis dimakan dalam waktu dekat.
"Lalu suatu kali menjelang perayaan, tapi di rumah Tante tidak ada bahan makanan selain beberapa ayam petelur, bahkan daging asap pun tidak, beras juga hampir habis. Tidak ada cara lain, ayahku terpaksa membawa golok ke gunung berburu. Dia pernah latihan bela diri, bisa mengejar kelinci, melompat untuk menangkap burung liar."
"Waah~"
Gadis kecil Yu Dian berbaring di ranjang bawah, matanya terbuka lebar. Mendengar bagian ini, dia langsung tahu kisah ini pasti lagi-lagi khayalan Yin Nuxia. Di dunia nyata mana ada jagoan dunia persilatan seperti di TV, mana mungkin orang bisa mengejar kelinci pakai kaki atau menangkap burung liar dengan tangan kosong!
Tapi dia tetap diam, hanya diam-diam menyimak.
Yin Nuxia mengeluarkan suara krak-krak dari mulutnya. Setelah beberapa saat, barulah ia membersihkan mulutnya dan melanjutkan: "Saat itu tak lama setelah ayahku pergi ke gunung, kabut tebal menyelimuti pegunungan. Hujan turun terus-menerus, mungkin ia tersesat jalan pulang. Berhari-hari lamanya tak kembali. Sampai hari raya lewat, hujan pun reda, ia tetap tak kunjung pulang. Aku dan ibu di rumah sampai menahan lapar hingga perut sakit. Sampai akhirnya tidak tahan, barulah ia muncul membawa segunung jamur."
"Aku dan ibu bertanya padanya, 'Kau ke mana saja? Kok sampai sekian lama baru kembali?'"
"Katanya di gunung ia tersesat, berputar-putar tak menemukan jalan keluar. Kabut di mana-mana, makanan pun tak ada. Hanya bisa menggigit kulit pohon sampai pusing dan penglihatan berkunang-kunang. Saat hujan reda dan kabut menghilang, kakinya sudah tak sanggup melangkah lagi. Akhirnya pingsan di tengah hutan."
"Ia bertemu hantu!" Cheng Lianxin membelalakkan matanya.
Teriakan ini membuat Yu Dian di ranjang bawah kaget bukan main.
“Tidak tahu.” Yin Nuxia menggelengkan kepala, “Saat ayahku sadar, ia mendapati dirinya terbaring di sebuah rumah besar. Seluruh rumah itu terbuat dari kayu, sangat cantik dengan ukiran bunga di tiap kayunya. Tapi di seluruh rumah tak ada seorang pun, hanya ada patung batu yang dihormati dengan dupa menyala, di depannya tersaji semangkuk nasi putih wangi. Ayah yang sudah kelaparan itu akhirnya terpaksa memakan nasi itu.”
“Lalu dia dimakan hantu!?” Cheng Lianxin melanjutkan pertanyaannya.
“Tidak.” Yin Nuxia kembali menggeleng, “Setelah memberi penghormatan dua kali ke patung sambil berjanji akan kembali dengan hadiah tanda terima kasih, ia mendorong pintu untuk pulang. Tapi baru saja keluar, ia menemukan tumpukan jamur di depan rumah, lalu mengambilnya sambil membuat tanda sepanjang jalan untuk kembali.”
“Hmm...”
“Kemudian dia dan ibuku berunding lama sekali, dua orang membawa setengah keranjang telur dari ayam betina, menyusuri tanda yang dibuat sepanjang jalan untuk mencari kembali, tapi sama sekali tidak bisa menemukan rumah itu lagi.” Yin Nuxia berkata sambil menyadari mi kering Cheng Lianxin tanpa sadar sudah dimakannya setengah, buru-buru menarik kembali tangan tak berani mengambil lagi, “Berakhir!”
“Berakhir?”
“Berakhir!”
“Nggak seru banget...” Cheng Lianxin tampak kecewa, “Masih kalah sama film hantu.”
“Film hantu?” Yin Nuxia tertegun, “Bagus ya?”
“En en!”
“Nanti aku minta Kepala Stasiun putarkan untukku...”
Yin Nuxia baru saja menyebut Cheng Yun, tiba-tiba Cheng Yun sudah muncul di pintu kamar ranjang, bersandar di kusen pintu menatap samar ke dalam ruangan: “Cheng Lianxin, kamu harus pulang tidur! Hm kok makan lagi, kan sudah gosok gigi?”
“Aku sedang dengar cerita Tante Yin!”
“Enak didengar?”
“Nggak enak.”
Yin Nuxia di sebelah langsung menunjukkan ekspresi tersakiti.
Cheng Yun berkata: "Kalau begitu kembali ke kamar, minta Bibi Yan Yan bercerita. Aku akan ceritakan dia baru saja baca banyak kisah hantu kuno."
"Benarkah?"
"Hm."
"Kalau gitu aku turun ya!" Cheng Lianxin langsung memegang sisa keripik mie dan kantong keripik kentangnya, mengenakan sandal kecil lalu berlari semangat ke samping Cheng Yun. "Aku makan ini sudah seizin Bibi Yan Yan, katanya nanti gosok gigi lagi."
Yin Nuxia masih duduk di ranjang berteriak: "Masih banyak sekali cerita hantu yang kupunya!"
"Kita pergi!" Cheng Yun memberi tahu Yin Nuxia dan Yu Dian, lalu membawa Cheng Lianxin kembali ke kamar.
Yin Nuxia menyilangkan tangan di dadanya, melirik jam kreatif di tembok seberang. Setelah memeriksa, baru sadar belum sampai pukul sembilan - dua gadis penghuni kamar ini masih keluar bermain!
Baru saja mengantar Cheng Lianxin ke kamar Cheng Yan dan berpesan agar ia tidur cepat, tiba-tiba Cheng Yun merasakan getaran di hatinya. Secara insting ia menoleh ke arah ruang penyimpanan di lantai dua dan tiga—
Ada pendatang baru lagi!
BUKU IV: MAKHLUK IMUT PENGHANCUR DUNIA
