Malam hari, sekitar pukul sepuluh.
Cheng Yan tidak pergi ke sekolah seharian, bahkan membolos dua pelajaran. Malam ini dia menginap di hotel. Dia sudah naik ke atas, kemungkinan sedang tidur di kamarnya sendiri atau mengintip si loli di kamar Cheng Yun.
Yin Nuxia tetap memanfaatkan waktu jaga Cheng Yun untuk duduk di resepsionis bermain League of Legends dengan penuh semangat.
Karakter yang dimainkannya adalah Fiora di lane atas, saat ini sudah mencapai 16 kill beruntun. Lawan di lane... sudah AFK.
Cheng Yun memperhatikan Yin Nuxia hampir selalu memilih karakter jarak dekat terutama yang menggunakan pedang/golok seperti Riven, Yasuo, Fiora, Aatrox dll. Mungkin dia merasa lebih terhubung dengan penampilan hero-hero tersebut? Tapi dia tidak suka memainkan tank yang susah mati, sepertinya dia terobsesi pada mobilitas tinggi dan damage besar agar bisa merendahkan "seluruh lapisan manusia" lewat skill mikromanejemennya?
Satu ronde pertandingan cepat selesai. Tier Yin Nuxia naik lagi.
Di game kedua, sistem menempatkannya di posisi jungler. Dengan bimbingan Cheng Yun, dia memilih Juggernaut yang belum pernah dimainkannya sebelumnya, karena merasa nama Master Yi Sang Penakluk Pedang terdengar sangat perkasa. Sementara lawan sengaja memilih Jax sebagai counter.
Di bawah instruksi Cheng Yun, dengan mata berkunang-kunang dia memulai ritme baru farming jungle dan ganking.
Cheng Yun terus menyuruhnya menghindari clash dengan jungler lawan di area jungle, bahkan jika bertemu harus langsung kabur. Namun di menit 20, jungler lawan malah aktif mengintainya.
Karena lane lawan memiliki advantage, padahal perbedaan farm antara dia dan jungler lawan tidak signifikan. Yin Nuxia yang sebelumnya berhasil double kill merasa sangat percaya diri, sambil berteriak "Orang dunia persilatan tak boleh takut tantangan!" dia membuka ultimate dan menyerbu Jax lawan... Hasilnya, untuk pertama kalinya dalam lama, dia merasakan sensasi tersingle kill, bahkan tidak sempat kabur.
"Melihat layar di depan mata perlahan gelap, mata Yin Nuxia terlihat bengong. Beberapa saat kemudian ia menoleh ke Cheng Yun: 'Kepala Stasiun, katanya Juggernaut ini jago duel satu lawan satu?'"
Cheng Yun menghela nafas: "Aku juga sudah bilang jangan duel satu lawan satu dengan si pendek gemuk ini!"
"Kenapa?"
"Menurutmu?"
"Menurutku hero ini asyik banget dipake motong-motong, tadi di sungai berhasil kubunuh dua orang sekaligus! Kok bisa kalah sama si cebol ini?" Yin Nuxia masih bingung, "Tebasan pedangku kayak nggak mempan, ilmu silat apa ini?"
"Golden Bell Armor dan Iron Shirt..."
"Trus sekarang gimana dong?" Yin Nuxia merasa hero ini terlalu sederhana, hampir tidak ada ruang untuk manuver khusus.
"Waktu bertarung kamu nggak dengerin arahan aku..."
"Aku dengerin!!"
"Lah kok waktu kubilang jangan nekat kamu tetap nekat..."
"Aku... aku ini orang persilatan. Kalau orang persilatan takut tantangan, reputasi seumur hidup bakal hancur lebur."
“Langsung serang tanpa otak ya…” Cheng Yun menarik sudut bibir, membeku sejenak, lalu bertanya lagi, “Sudah familiar dengan skill hero ini?”
“Skill… udah lumayan lah…” Yin Nuxia ragu-ragu menjawab, “Atau aku lihat ulang sekali lagi?”
“Sudahlah, yang penting kamu tahu skill pertama bisa menghindari serangan lawan, skill kedua bisa regenerasi HP.” Sambil berkata demikian, Cheng Yun melihat Yin Nuxia mengangguk tanda paham, lalu melanjutkan, “Sekaligus harus ingat saat si pendek gendut itu mutar-mutar tongkat api di kepalanya, kamu nggak bisa nyerang dia. Malah dia bisa menghajarmu, dan dalam maksimal dua detik dia bakal bikin kamu pingsan. Jadi ngerti?”
“Hmm…” Yin Nuxia berpikir sebentar, lalu mengangguk mantap, “Ngerti. Jadi kalau aku nggak bisa kena dia, pakai skill kedua buat heal. Hitung waktu pakai skill pertama buat menghindar supaya nggak dipukulin?”
“Setiap kali berantem kamu jadi pinter ya.”
“Dua detik…” Yin Nuxia membuka mulut kecil, “Artinya hitung sampai dua, kan?”
“Kurang lebih begitu.”
"Dengan begitu bisa mengalahkannya?"
"Ini cuma bisa memperpanjang nyawa 1-2 detik..." Cheng Yun menarik sudut bibir, "Cooldown-nya hampir maksimal, masih membuat tubuh emas, sepertinya memang sengaja membangun equipment untuk melawanmu. Jika ingin menang, kumpulkan keunggulan di lane, perlu keunggulan besar, buat equipmentdanyang cukup, lebih baik tambahkan Perak, baru mungkin bisa mengalahkannya."
"...Karakter ini tidak seru."
"Iya, ruang operasionalnya sangat terbatas, seharusnya kau tidak memilih hero ini." Kata Cheng Yun, "Jika ingin menang, jangan coba duel 1v1. Meskipun Juggernaut kuat dalam duel, tapi kecuali punya keunggulan equipment, pasti sangat sulit mengalahkannya. Lebih baik kembangkan ekonomi tim dulu, nanti kita kukantoi bersama-sama, kalau tidak sulit menang."
"Oh..." Suara Yin Nuxia terdengar kecewa.
Saat Yin Nuxia bersiap ke lane atas untuk membantu si kepala anjing bertarung, pintu hotel tiba-tiba didorong kasar terbuka.
Sekelompok pria berpenampilan preman berdesak-desakan masuk sambil membawa pipa besi dan tongkat lipat. Keributan mereka terdengar oleh Cheng Yun dan Yin Nuxia—
"Di sini?"
"Hm, bongkar hotel sialan ini! Patahin kakinya!"
"Sudahlah, hancurkan tempat ini, pukuli dia, suruh ganti rugi sedikit. Jangan terlalu berlebihan."
Cheng Yun dan Yin Nuxia mengangkat kepala, langsung tertegun.
Sekitar lima-enam orang dengan ekspresi jahat meski tidak terlalu buruk rupa. Pria yang kemarin malam dipukul Cheng Yun jelas terlihat di antara mereka, mencengkeram selang air baja bekas konstruksi sambil melotot.
Mereka terus menggerutu tentang "balas dendam", "ganti rugi", dan "tidak boleh dianggap remeh".
Pria itu maju ke depan, wajahnya masih terlihat memar. Dengan kasar ia menghantamkan pipa besi ke meja resepsionis sambil berkata, "Teman, semalam kubilang akan kembali mencarimu, masih ingat kan!?"
Cheng Yun mengatupkan bibir, diam-diam mengaktifkan rekaman di ponselnya sebelum menatap pria itu. "Ingat. Hanya saja melihat caramu menggelinding seperti sampah semalam, kupikir kau takkan berani kembali."
Wajah pria itu langsung memerah amarah. Ia menghantam pipa besi ke meja lagi: "Jika jadi kau, sekarang juga sujud minta ganti rugi, minta maaf, panggil Kakek! Barangkali dua kakimu masih bisa diselamatkan!"
Rekan-rekannya menunjukkan ekspresi beragam.
Sebagian memberi dukungan dengan tatapan tajam ke arah Cheng Yun.
Ada yang mencemooh: "Bagus, masih berani bersikap keras sampai sekarang. Masih muda memang enak, tak kenal langit dan bumi..."
Yin Nuxia akhirnya dengan enggan melepaskan mouse di tangannya, memilih untuk AFK dengan memalukan, lalu memutar kepala mendekatkan telinganya ke Cheng Yun, dan di hadapan semua mata bertanya diam-diam: "Kepala Stasiun, apakah ini orang-orang yang mau buat onar?"
Cheng Yun mengangguk, tetap bersikap seolah orang lain tidak ada, berkata pada Yin Nuxia: "Iya, semalam ada yang mau buat onar, sudah kusuruh kabur, tapi tak disangka malam ini dia bawa sekelompok orang untuk balas dendam."
"Oh!" Yin Nuxia menunjukkan pemahaman, "Terus gimana? Laporkan polisi?"
Cheng Yun merasa lucu mendengar ini, mengingat betapa liar karakter Yin Nuxia saat pertama datang ke dunia ini sebagai orang persilatan - yang bisa dengan mudah menenggelamkan bos tak bayar gaji di sungai. Tapi sekarang saat ada yang mau hancurkan toko, ide pertamanya malah lapor polisi!
Cheng Yun merasa hangat di hati.
