Langsung grup di seberang itu bergerak seperti kawanan lebah mendekat.
Salah satu dari mereka menatap tajam Cheng Yun dan Yin Nuxia dengan ancaman: "Lapor polisi? Apa gunanya lapor polisi? Sebelum polisi datang, kami bisa membunuhmu 800 kali sekalipun!"
Seorang pria kekar menambahkan: "Lapor saja! Gue kebetulan punya koneksi di tim Interpol!"
"Jangan banyak bacot! Dengar kau bocah, kalau memang jantan keluarlah dengan percaya diri untuk berunding solusinya. Suruh cewek kecil ini naik ke lantai atas dan tunggu di situ. Kami juga enggan menyulitkan dia!"
Yin Nuxia gelisah melirik layar komputer, bertanya lagi: "Kepala Stasiun, sebenarnya bagaimana nih? Mau lapor polisi atau kita urus sendiri? Cepat putuskan!"
Lane lawan sudah dorong sampai benteng tinggi!!
Sebelum Cheng Yun sempat bicara, pria semalam sudah menekan etalase sambil memandang rendah darinya, mencemooh: "Sekarang baru tahu takut lapor polisi? Semalam sok jagoan dan jago bertarung itu mana? Ayo lanjutkan kesombonganmu hari ini! Serang lagi! Gue pengin lihat apakah kau sendiri bisa menyaingi kami semua!!"
Cheng Yun langsung memandangnya dengan tulus dan mengingatkan: "Kita ada dua orang."
Dari pandangan pertama, dia tahu pria-pria sok jago ini cuma preman kelas rendah. Meski terus mengancam "mematahkan kaki" dll, kemungkinan besar tak berani eksekusi. Kalau tidak, takkan banyak bicara seperti ini.
Mau memeras uang saja!... Tidak ada.
Melihat jendela AFK di game sudah muncul, Yin Nuxia semakin panik: "Cepetan putusin mau ngapain! Kalau nggak, enyahlah! Aku lagi bete nih..."
Seorang pria langsung memotong: "Dasar wanita bodoh jangan banyak bacot! Nanti bajumu kulepasin dan kugelandang ke jalan, percaya?"
Yin Nuxia menoleh ke Cheng Yun lagi: "Apa artinya wanita bodoh?"
Cheng Yun tak sempat menjawab, atau tepatnya, grup ini tak memberi kesempatan ngobrol.
"Kalau kamu mau libatkan gadis kecil ini, jangan salahkan kami nanti kalau sudah tak kenal siapa-siapa!" Kata seseorang di belakang pria itu, "Kalau kamu pintar, siapkan uang dan harta sekarang juga, membungkukkan kepala minta maaf, biar saudaraku ini memukulmu sampai puas, urusan ini bisa selesai. Begitulah aturan dunia persilatan."
"Oh iya! Saudaraku ini sudah bilang mau menghancurkan tokomu, resepsionis ini pasti takkan bertahan!"
Yin Nuxia membelalakkan matanya lagi, diam-diam mendekat ke telinga Cheng Yun: "Di sini ada aturan dunia persilatan seperti ini?"
Cheng Yun menggelengkan kepala seolah tak ada orang lain: "Tidak, ini cuma omong kosong preman-preman itu."
"Hmm, orang-orang ini terlihat cukup mengerikan."
"Sekelompok preman biasa saja."
"Lalu Kepala Stasiun bilang, apa yang harus aku..."
"Bum!!"
"Yin Nuxia belum selesai bicara, resepsionis langsung dihantam tiang besi dengan keras, serpihan kayu beterbangan di tempat! Pria semalam itu menatap tajam Cheng Yun dengan wajah penuh amarah, membentak: "Kalian anggap gue-ngga ada ya? Masih ngoceh di sini!""
"Mungkin mereka sudah lapor polisi, sedang mengulur waktu!"
"Hajar mereka, hancurkan toko, etalase pasti ada uang, ambil duitnya lalu pergi!"
"Hm!"
Anggota grup ini langsung mengepung dengan kepungan rapat.
Cheng Yun menggelengkan kepala sambil menarik sudut bibir, dalam hati bergumam: Buta hukum... buta hukum...
Awalnya cuma perkelahian massal yang dipicu oleh konflik, belum tentu bisa disebut kejahatan. Sekarang malah jadi perampokan...
Tapi dengan ucapan mereka ini, ia jadi tenang.
Tiba-tiba salah satu anggota grup berteriak: "Tunggu dulu!"
Mereka berhenti mendadak: "Ada apa?"
“Etalase bisa ada berapa uang tunai! Lebih baik ambil dari ponsel!...Kau, ini terakhir kali kutanya, sebenarnya mau ganti kerugian atau tidak? Kalau mau ganti boleh kubiarkan satu kakimu! Lalu kita ambil sendiri, kakinya juga bakal dipatahin semua!”
Yin Nuxia kembali menatap Cheng Yun, bertanya dengan ragu: "Kepala stasiun, ini perampokan ya?"
Cheng Yun juga tak menghiraukan mereka, mengangguk sambil berkata: "Hm, sudah bisa distabilkan sebagai tindakan kriminal perampokan."
"Waah! Sejak aku datang belum pernah lihat perampokan!" Mata Yin Nuxia berbinar-binar penuh kegembiraan, fokus membatu tanpa berkedip memperhatikan Cheng Yun, tiba-tiba bertanya lagi, "Lalu biasanya kalian ngapain kalo ketemu perampok? Apa bakal potong tangan gitu?"
"Memotong tangan memang tidak dilakukan, itu terlalu berdarah dan bisa merusak nafsu makan." Cheng Yun berbicara dengan raut wajah tenang, setelah selesai mengatupkan bibirnya, "Tapi hukum menetapkan warga memiliki hak membela diri tak terhingga saat menghadapi perampokan. Dengan kata lain, sebelum mereka kehilangan kemampuan melawan dan melarikan diri, Anda boleh memukuli mereka sesuka hati. Bahkan membunuh mereka pun tidak melanggar hukum."
"Hm? Kalau begitu, bagaimana jika aku menghabisi mereka dengan sekali tepukan..."
Cheng Yun baru saja mengangguk, suara "Hm" belum sempat keluar, beberapa orang di luar etalase tiba-tiba seperti merasa dihina luar biasa. Salah satu dari mereka memindahkan pipa besi ke tangan kiri, membungkuk di atas meja kasir, lalu tangan kanannya tiba-tiba menggapai kerah baju Cheng Yun sambil membentak, "Kau, awalnya kami tidak ingin memaksakan segalanya. Tapi sepertinya kau tidak akan jatuh air mata sebelum melihat peti mati—"
Ucapan itu belum selesai, tangan yang terulur itu juga belum sempat mencengkeram kerah bajunya, lengan pria itu sudah digenggam erat oleh tangan putih mulus.
Tangan ini berasal dari gadis mungil itu, tapi kekuatan yang ditransmisikannya membuatnya tak bisa bergerak seinci pun.
Pria ini langsung tertegun.
Tanpa menunggu, Yin Nuxia mengerahkan tenaga—suara retaknya tulang-tulang menjadi payah langsung terdengar:
"Krak... krak..."
Wajaknya langsung memerah seperti hati babi, lima organ indera terdistorsi. Beberapa saat kemudian, rintihan menyayat keluar dari kedalaman tenggorokannya: "Ah!!~"
Cheng Yun tetap berdiri di tempat tanpa bergerak sedikit pun, ekspresinya tenang luar biasa.
Yin Nuxia mengerutkan alis: "Masih berani melawan aku? Bukannya cari susah sendiri! Ayo cepat serang! Aku tidak bisa gua terlalu lama, nanti pertarungan ini pasti kalah!"
Para anggota lain berwajah amarah, tangan menggenggam tiang besi dan tongkat lipat hendak menyerang, tiba-tiba melihat kondisi rekan mereka yang menjerit kesakitan——tulang lengannya telah kehilangan kemampuan menopang sepenuhnya, lelenan bawah yang seharusnya tegak kini bengkok berantakan, telapak tangan lemas terkulai di hadapan. Adegan ini hanya dengan melihat saja sudah membuat hati mereka merinding!
"Guluk!"
Seseorang menelan ludah.
Beberapa orang yang tersisa saling pandang, cukup lama tak ada yang bergerak.
Pria semalam itu menarik napas dalam-dalam——urusan ini dia yang memulai, sudah pasti tak boleh panik. Kalau panik, masa depannya akan hancur. Maka dia memberanikan diri, berteriak kencang lalu menghindari resepsionis dan menyerang Cheng Yun serta Yin Nuxia.
"Brengsek!"
Anggota lain yang tersisa ragu sejenak, akhirnya mengikuti di belakangnya.
Cheng Yun tatapannya membeku, dengan cepat menyimpan ponsel. Tiba-tiba ia membungkuk menghindari pipa besi yang disapu orang, lalu menurut ajaran Yin Nuxia, melontarkan pukulan cepat yang tepat mengenai rahang pria semalam.
"Braak!"
Langsung tubuhnya terjengkang ke belakang, tak sadarkan diri.
"Whoosh!"
Pipa besi lain yang disapu datang, tertangkap akurat oleh tangan putih mulus Yin Nuxia.
Pria itu tertegun, menoleh dan melihat wajah Yin Nuxia yang dipenuhi amarah di hadapannya.
Cheng Yun mengambil pipa besi di lantai sambil berkata: "Jaga pintu! Jangan biarkan mereka kabur! Asal jangan sampai mati, hajar habis-habisan biar para bajingan ini kapok seumur hidup!"
Yin Nuxia mengangguk, gesit membuka resleting jaket bulu angsa sambil berteriak khas: "Musuh banyak, sekali tebas... tebas semua!"
