"Benar juga. Lagipula kita semua tidak tahu ke mana langkah selanjutnya akan menuju, tak ada salahnya mencoba lebih banyak. Jika tidak, kita takkan pernah tahu betapa memukau dan megahnya kehidupan singkat ini." Komandan Raja Padang Salju menyeringai. Bahkan senyum lembutnya tetap memancarkan kewibawaan layaknya kaisar, membuat Cheng Yun tak bisa tidak bertanya-tanya seperti apa rupa loli putih lembut di sampingnya ini setelah dewasa nanti.
Komandan Raja Padang Salju mengangkat pandangan ke langit malam di atasnya, tiba-tiba membeku sejenak sebelum menoleh tajam ke Cheng Yun. Dengan sopan ia tersenyum: "Maaf, Tuan, saya lupa nyawa Anda tidak sesingkat milik kami."
Cheng Yun menggelengkan kepala: "Saya seharusnya hanya orang biasa yang hidup dalam keseharian."
"Namun sekarang Tuan adalah bintang abadi di cakrawala, sementara kami hanyalah bunga api yang hanya berkilat sesaat."
"Bintang pun bisa jatuh."
“Maaf, hanya sebuah perumpamaan. Aku tidak banyak memahami bintang di Alam Semesta Raya.” Komandan Raja Salju menoleh ke belakang, “Intinya, aku sangat berterima kasih atas kepercayaan yang Tuan berikan padaku. Merupakan kehormatan bisa menyodorkan batu bata pertama untuk pertumbuhan Tuan. Tentu aku juga secara egois memohon Tuan untuk mengingat dunia dan ras kami. Jika suatu hari nanti keturunan Raja Padang Salju datang ke wilayah kekuasaan Tuan, mohon berikan sedikit perhatian.”
“Komandan terlalu sopan.” Cheng Yun menarik sudut bibir. Ia harus mengakui, sikap Komandan Raja Salju saat berbicara dengannya sudah membuatnya sedikit melayang. Untungnya ketika ia tenang dan berpikir, ia tetap menyadari bahwa dirinya sendiri sebenarnya tidak memenuhi kualifikasi untuk menerima penghormatan sedemikian dari Komandan Raja Salju.
Seperti yang dikatakannya sebelumnya, jika bukan karena node ruang-waktu yang menghantam kepalanya, ia hanyalah seorang manusia biasa, sampai habis tak tersisa. Terlahir di Bumi sebagai orang biasa, terlahir di zaman kuno pun tetap orang biasa, bahkan jika dilahirkan di dunia paralel dengan sihir dan kultivasi untuk menjadi dewa, ia takkan menonjol. Bahkan jika membiarkannya melakukan perjalanan waktu di usia 20-an, sangat mungkin ia hanya menjalani hidup yang hambar belaka. Jika benar-benar memiliki kehendak dan ketekunan untuk mengejar kekuasaan dan reputasi, jika benar punya genderang perang Dou, di dunia biasa ini pun ia akan bersinar terang.
Tapi apakah ia pernah bersinar?
Tidak.
Cheng Yun di masa SMP kelas 2 pernah berfantasi ada yang memberinya manual rahasia lalu langsung berubah menjadi Orang Suci tak tertandingi. Namun fakta sebenarnya: pernah ada yang memberinya banyak buku pelajaran Bahasa Mandarin dan matematika, memaksanya bangun sebelum fajar, ngerjain PR sampai larut malam baru tidur. Pada akhirnya, ia tetap gagal menjadi sastrawan atau matematikawan.
Seperti Komandan Raja Salju dan Dewa Elang, orang kuat seperti mereka akan tetap menjadi yang terhebat di mana pun, karena mereka memiliki semangat juang, mampu mengatasi kebosanan dan kesulitan, serta tak gentar menghadapi kegagalan maupun kematian. Proses pertumbuhan selama ratusan tahun mereka sama sekali bukan sekadar fantasi yang bisa diselesaikan orang biasa dalam beberapa menit di pikiran. Oleh karena itu, orang-orang biasa yang menjalani hidup dalam kebingungan hanya bisa memandang mereka dengan penuh kekaguman. Sedangkan ikan asin seperti Cheng Yun, di mana pun ditempatkan, takkan pernah bisa mencapai puncak.
Tapi takdir justru memberikannya alat curang yang secara teori bisa membuatnya mencapai puncak meskipun dia malas sekeras apa pun - sungguh sesuatu yang sangat teatrikal.
Saat itu, si loli kecil telah mengubah cakar ayam bakar yang dimakannya menjadi tumpukan tulang hancur layaknya mayat yang terkubur puluhan tahun. Akhirnya dengan enggan melepaskan mangsa imajinasinya, dia menjulurkan lidah merah mudanya yang kemerahan untuk menjilat bibir dan cakarnya, sebelum menggunakan kuku untuk menyapu tumpukan remukan tulang itu ke lantai.
Komandan Raja Salju di sebelah dengan tenang berkata kepada Cheng Yun: "Malam ini, akan kuberitahu darimana kekuatan kami berasal, dan bagaimana Tuan akan mendapatkan kemampuan untuk masuk ke tingkat kesucian."
Cheng Yun mengangguk: "Terima kasih Komandan."
Komandan Raja Salju tetap memandang bintang-bintang di atas kepala: "Kemarin dulu, aku telah bercakap dengan Sang Elang. Harus kukakui, buku yang dibacanya lebih banyak dariku, jalan yang ditempuhnya lebih panjang, urusan yang ditanganinya lebih kompleks. Banyak pencerahan kudapat darinya. Di dunia kami ada berbagai cara mendapatkan kemampuan. Tapi makhluk hidup di dunia kalian tak bisa mendapatkannya seperti kami, jadi tak kudapati padanan katanya dalam bahasamu. Untuk sementara kusebut saja 'berkultivasi'. Atau 'berlatih kultivasi', 'mempelajarinya' juga bisa."
"Seperti yang kusebutkan, di dunia kami terdapat berbagai cara berkultivasi. Beberapa terutama mengandalkan ketekunan mendalami, ada yang lebih menghargai pertukaran pemahaman, ada yang membutuhkan pengembaraan ke segala penjuru, namun tak satu pun yang bersifat tunggal. Bahkan kami yang hanya perlu tumbuh dengan lancar untuk memperoleh kemampuan dari garis keturunan, tetap membutuhkan penghalusan, pengembangan, dan pembelajaran pascakelahiran."
"Persis seperti berbagai disiplin ilmu di dunia kalian, sistem berkultivasi di dunia kami juga merupakan sebuah sistem yang sangat besar. Bahkan karena sejarah kami lebih panjang dan kekuatan kami lebih dahsyat, sistem kami jauh lebih kompleks."
"Setiap metode berkultivasi berbeda, namun semuanya memiliki akar yang sama, sama-sama dibangun di atas hukum alam semesta. Karena itu selalu ada titik persinggungan. Kami memperoleh kemampuan berbeda melalui cara berkultivasi yang berbeda. Terkadang selain metode utama kami, kami juga mempelajari prinsip metode lain sebagai referensi. Tapi tak seorang pun yang arogan sampai mencoba menguasai beberapa metode sekaligus - ini adalah perilaku yang sia-sia."
"Hm." Cheng Yun diam-diam menyimak.
Di sebelah, si loli kecil juga membuka mata besar biru-beku yang jernih, sesekali memandang ke langit malam, lalu beralih melihat kolam ikan kecil atau pot bunga di sampingnya, tubuhnya mengkerut sambil berbaring di atas kursi.
Komandan Raja Salju melanjutkan: "Yang bisa kuketahui, leluhur primordial Raja Padang Salju setidaknya menghabiskan waktu sepuluh juta tahun untuk mengukir kemampuan dasar kami ke dalam garis keturunan. Kemampuan itu awalnya hanya memungkinkan kami bertarung melawan penguasa yang hidup di tanah yang sama namun berpostur raksasa dibanding kami. Sedangkan peri primordial muncul lebih belakangan. Saat mereka muncul, bumi telah dipenuhi makhluk-makhluk dengan berbagai kemampuan. Mereka bertahan hidup di celah-celah, menjadi makhluk lapisan terbawah selama puluhan ribu tahun sebelum menemukan sumber kekuatan, lalu menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk mengembangkan metode menggunakan kekuatan ini. Inilah kemampuan yang menjadi hak mereka. Manusia dan makhluk lain yang memiliki bakat mantra tapi tak punya garis darah warisan kemudian mewarisi metode ini."
“Namun berkembang sampai sekarang, banyak hal yang awalnya memiliki batas jelas telah menjadi tidak jelas. Contohnya kami sebelumnya menganggap garis keturunan yang sejak lahir membawa kemampuan dahsyatlah yang disebut garis keturunan kuat, tapi sekarang garis keturunan yang memberi bakat sihir kuat juga kami akui sebagai garis keturunan kuat. Atau contoh lain, sekarang ada ras manusia tertentu yang juga punya kemampuan bawaan, sementara kami Raja Padang Salju selain mengasah kemampuan dalam garis darah, juga melakukan latihan pasca-kelahiran...”
“Jadi Tuan tidak perlu khawatir, karena bahkan di zaman sekarang ini, bahkan saya sendiri sulit menciptakan sistem kultivasi palsu yang sempurna. Jika saya menipu Tuan dengan metode kultivasi palsu, Tuan akan segera menemukan anomali.”
“Tapi jika Tuan ingin mendapatkan kemampuan ini, apapun metode yang Tuan gunakan, pertama-tama harus memahami apa sumber kekuatan ini.”
“Sumber kekuatan?” Cheng Yun mengerutkan kening, tampak bingung, “Bukankah sumber segala sesuatu di dunia ini adalah inti semesta?”
"Hmm…" Komandan Raja Salju tiba-tiba tersedak. Setelah beberapa saat, dia mengangguk dengan ekspresi kompleks. "Tentu, sumber segala sesuatu di dunia ini adalah inti semesta. Tapi kami tidak bisa dibandingkan dengan Tuan. Mungkin butuh sepuluh juta tahun lagi bagi kami untuk menguasai inti semesta. Bahkan Tuan sendiri akan membutuhkan waktu bertahun-tahun baru bisa menyentuhnya. Jadi untuk saat ini, mohon Tuan sedikit merendahkan prasangka dan memulai dari yang lebih dasar."
"Maaf." Cheng Yun yang menyadari telah tanpa sadar memberikan pukulan psikologis pada Panglima Tertinggi ini mengucapkan permintaan maaf dengan tulus, lalu melanjutkan dengan penuh hormat. "Silakan lanjutkan."
"Sukuku dahulu menyebut kekuatan ini sebagai kekuatan leluhur. Makhluk di selatan menyebutnya kekuatan para dewa. Ada juga ras yang menyebutnya energi spiritual langit-bumi, inti alam... Ini semua sebutan primitif yang menggambarkan hal sama dengan penyebutan berbeda karena faktor budaya. Ras Elang menyebutnya kekuatan menyimpang - ini bisa dibilang panggilan yang sangat rasional, karena pada dasarnya ini memang kekuatan yang menyimpang dari dunia utama."
“‘Kekuatan Menyimpang’？” Cheng Yun tertegun, sebutan ini bisa dibilang terlalu akademis.
“Benar.” Komandan Raja Salju mengangguk, “Kekuatan ini tidak ada di dunia utama, namun memiliki tumpang tindih tertentu dengannya. Kami harus menggunakan bakat khusus untuk menyentuhnya. Hingga kini kami belum memahami prinsip atau asal-usul bakat ini. Mungkin bisa diterjemahkan sebagai ‘kualifikasi’.”
Cheng Yun membelalakkan mata - ini sesuatu yang bahkan Tua Master Hukum tak sempat beritahu. Mungkin dunia Master Hukum berbeda, atau mungkin semua orang di sana memiliki bakat ini dalam kadar tertentu sehingga justru tak ada yang menyadarinya.
“Lalu bagaimana jika tak ada lapisan kualifikasi ini?” tanyanya.
"Lapisan 'bakat' ini adalah sebuah hak akses, sebuah antarmuka khusus. Tanpanya, meski kekuatan-kekuatan ini ada di sampingmu, kau selamanya takkan bisa menyentuhnya." Komandan Raja Salju menoleh menatapnya, "Seperti makhluk hidup di dunia kalian. Padahal dunia ini juga memiliki 'kekuatan menyimpang' semacam ini, tapi kalian tak punya lapisan bakat. Maka selamanya kalian takkan bisa merabanya, takkan menyadari keberadaannya. Bahkan jika teknologi dunia ini mencapai puncaknya, tetap takkan ada cara untuk mengamatinya. Meski kalian sanggup menghancurkan alam semesta sekalipun. Ini diatur oleh hukum. Selama berada dalam hukum, mustahil melampaui hukum. Dan saat ini hukum belum menyetujui kalian untuk menyentuh kekuatan ini."
"Lalu aku..."
"Tuan adalah Tuhan Ruang-Waktu." Komandan Raja Salju mengingatkan.
"Jadi dunia kita ini ditakdirkan sebagai dunia yang tak bisa melahirkan kekuatan supernatural?" tanya Cheng Yun.
“Tidak juga pasti. Mungkin di sudut lain Alam Semesta Raya ada ras yang diberi 'bakat' ini oleh hukum, atau mungkin manusia Bumi akan memperoleh hak akses ini setelah sekian tahun.” Komandan Raja Salju menyipitkan matanya, “'Bakat' kami pun tidak ada sejak awal. Banyak fosil yang kami temukan. Para peneliti manusia telah membuktikan bahwa hampir semua makhluk di Dunia Pan Yu mendapatkan 'bakat' ini antara 80 hingga 100 juta tahun yang lalu. Makhluk hidup sebelum masa itu tidak memiliki 'bakat' ini, tapi kami tetap belum tahu bagaimana cara mereka memperolehnya.”
Cheng Yun membelalakkan matanya, terlihat agak bengong.
Komandan Raja Salju justru tertawa, suaranya bergema laksana Tua Master Hukum: “Lihatlah, dunia ini selalu menyimpan misteri yang tak terpecahkan seumur hidup. Kami iri padamu, sebagai Tuhan Ruang-Waktu, kau bisa mendapatkan lebih banyak jawaban daripada kami.”
