"Jadi sampai sekarang Dewa Elang masih belum membasmi musuhnya benar tidak? Atau dia sudah mengganti dengan sekelompok musuh baru?" Cheng Yun mengerutkan kening bertanya. Dia tahu Dewa Elang meninggalkan Dunia Pan Yu untuk mencari kekuatan balas dendam. Jika demikian, pasti ada satu atau sekelompok musuh di Dunia Pan Yu yang sangat diincarnya tapi tidak bisa diatasinya.
“Tidak ada.” Komandan Raja Salju menggelengkan kepala.
“Apakah dua orang yang penampilannya identik sama persis?” Cheng Yun terus bertanya, “Sepertinya aku pernah melihat mereka.”
“Benar, mereka adalah anak kembar, dihormati oleh penduduk Dunia Pan Yu sebagai Kembar Terik… Dua manusia yang berasal dari satu telur sekaligus menjadi penguasa tertinggi, sungguh sangat langka di antara manusia!” Komandan Raja Salju berkata sambil menghirup cola dalam jumlah besar melalui sedotan yang mengeluarkan suara Guluk guluk, jelas kalengnya hampir habis.
Tiba-tiba, ia mengangkat kepala dan menatap Cheng Yun, “Apakah kamu juga berpikir dua manusia itu mirip sempurna? Kukira kalian sesama spesies seharusnya bisa membedakan!”
“Hitam legam begini, meski bukan kembar tetap saja mirip.” Cheng Yun menarik sudut bibirnya.
“Oh begitu.” Komandan Raja Salju berkata dengan tenang sambil melemparkan kaleng cola ke tempat sampah di sebelah, lalu kembali memandang Cheng Yun, “Kembali ke topik, Tuan, kedatanganku kali ini untuk menyampaikan sesuatu yang penting.”
“Hm? Silakan sampaikan.”
Komandan Raja Salju mengangguk, tiba-tiba menatap si loli dengan wajah serius: "Aku ada urusan penting yang harus dibahas dengan Tuhan Yang Maha Esa, minggirlah kau!"
Si loli langsung tertegun, memandanginya dengan penuh kewaspadaan, lalu mengangkat kepala menatap Cheng Yun.
Raut wajah Komandan Raja Salju langsung membeku.
Cheng Yun tersenyum, mengambil boneka hiu di sebelah dan menyodorkannya ke si loli: "Pergilah main di kamarku dulu, nanti kupanggil lagi."
Si loli menatapnya takjub, lalu patuh bangkit menggigit boneka hiu itu, melompat turun dari tubuh Cheng Yun, dan berlari menuju kamar tidur.
Ekspresi Komandan Raja Salju semakin berubah jelek.
Setelah si loli masuk ke kamar Cheng Yun, barulah ia lega seolah menemukan pencerahan. Dengan gerakan tangan santai menunjuk meja kopi, sinar putih langsung menyebar dari ujung jarinya, dalam sekejap memenuhi seluruh ruang tamu.
"Bum!"
Pintu kamar dan pintu kamar tidur Cheng Yun tiba-tiba tertutup otomatis, di ruang tamu seketika sunyi senyap menyelimuti segalanya, Cheng Yun tak mendengar suara apa pun! Desir angin di luar jendela, keriuhan kendaraan di lantai bawah, seolah seluruhnya terputus bagai terisolasi. Sementara di ruang tamu sama sekali tak ada sumber suara, keheningannya menyamai ruang node.
Cheng Yun sudah lama terbiasa dengan kesunyian yang cukup membuat orang biasa terguncang ini, Komandan Raja Salju juga tak menunjukkan kelainan, keduanya duduk berhadapan.
"Ada yang ingin Komandan sampaikan?"
"Benar, kulihat Tuan juga sudah lama mengetahui hal ini." Komandan Raja Salju menatapnya dengan ekspresi serius.
Cheng Yun malah mengerutkan kening: "Hal apa yang begitu penting sampai Komandan begitu khidmat? Lagipula... Komandan juga tak punya keperluan untuk berterus terang padaku, bukan?"
"Aku menyembunyikan satu hal dari Tuan."
"Oh?"
"Niatku meninggalkan Dunia Pan Yu dan datang ke sini."
“Oh!!” Cheng Yun akhirnya menunjukkan raut wajah tersadar, lalu melirik pintu kamar tidur—pantas saja sang Komandan mengalihkan perhatian loli kecil itu.
Membeku sejenak, ia melanjutkan: "Mohon dimaafkan, Komandan, sebenarnya hal seperti ini tak perlu kau hindari dari anakmu. Biarkan ia mendengar, setidaknya ia akan tahu kau tak terlalu buruk padanya."
"Lebih baik jangan diberi tahu. Ini akan mempermudah penguasaanmu atasnya."
"Hm~" Cheng Yun merenung sejenak, lalu dengan cepat mengambil posisi mendengar. "Kalau begitu, silakan Komandan jelaskan secara detail."
Ekspresi Komandan Raja Salju terlihat aneh. Beberapa saat kemudian, ia menghela napas dalam-dalam: "Tuan pasti sudah sangat paham asal-usulnya. Tak perlu kuperpanjang lagi, langsung ke poin utamanya saja."
“Alasan yang cukup penting mengapa aku meninggalkan Dunia Pan Yu adalah untuk membawa keluar benda kecil itu, lalu menemukan lokasi untuk mengamankannya.” Komandan Raja Salju terdiam sejenak, menunjukkan ekspresi pasrah, “Sebenarnya tidak seperti yang Tuan bayangkan. Mayoritas anggota suku kami tidak bisa menerima kehadirannya. Mereka menganggapnya sebagai makhluk aneh yang tidak termasuk dalam klan Raja Salju. Jika dibiarkan tumbuh dan berkembang, tak ada yang tahu seperti apa masa depan ras kami nanti.”
“Sebelum kepergianku, hanya tersisa dua pilihan: antara kematiannya atau kehancuran total suku saya.”
“Aku tidak ingin ia mati. Bagaimanapun, ia adalah keturunanku. Aku bisa merasakan darahku mengalir dalam tubuhnya, mewarisi ingatan leluhurku. Tapi aku juga tak bisa membiarkannya terus tumbuh. Kebenciannya terhadap klan kami sudah terlalu dalam. Selama ia masih hidup, ia akan tetap menjadi ancaman yang luar biasa!”
“Karena itu, terpaksa aku harus pergi.”
Cheng Yun mendengarkan, lalu mengangguk: "Mengerti."
Klan Raja Salju memiliki kasih sayang ayah, dan perasaan mereka terhadap warisan darah jauh lebih jelas dibandingkan manusia biasa. Sang Panglima Tertinggi ini jelas memiliki ikatan emosional dengan anaknya.
Ia juga menyadari, seiring bertambahnya usia, ia akhirnya akan kehilangan posisi komandan. Saat itu tiba, ia tak akan bisa lagi memberikan lingkungan tumbuh yang aman bagi si loli. Pilihannya hanya dua: saat ia turun tahta, si loli masih belum memiliki kekuatan bertahan sehingga akan dibunuh komandan baru; atau si loli telah tumbuh menjadi iblis raja yang membawa dendam mematikan terhadap seluruh klan Raja Salju...
Komandan Raja Salju mengamati ekspresi Cheng Yun, beberapa saat kemudian baru berkata: "Perhentian pertamaku setelah meninggalkan Dunia Pan Yu adalah tempat Tuan ini. Ini adalah takdir—tak ada target penitipan yang lebih baik dari Tuan!"
Cheng Yun terdiam sejenak, ragu-ragu tak menjawab.
Komandan Raja Salju buru-buru menambahkan: "Lagipula Tuan juga sudah lama bersama dengannya dengan baik, bukan? Adik Tuan juga sangat menyukainya, bukan?"
Cheng Yun mendongakkan kepala sambil bersandar di sandaran sofa, merenung sambil mengamatinya, tidak menjawab.
Melihat ini, Komandan Raja Salju melanjutkan: "Dan benda kecil ini juga tidak perlu menghabiskan banyak energi Tuan. Bahkan ia tidak perlu makan makanan enak. Tuan cukup memberinya sisa makanan setiap hari, dan memberinya ruang untuk hidup yang aman, cukup untuk membuatnya bertahan!"
Cheng Yun melirik Komandan Raja Salju dengan keterkejutan. Jelas sang komandan besar ini mulai panik. Dari sikapnya tadi, Cheng Yun seolah melihat kasih sayang seorang ayah tua, membuatnya sempat ragu apakah matanya bermasalah.
Setelah merenung sejenak, tiba-tiba ia bertanya: "Dunia kalian tidak mampu menekan pertumbuhannya jika sudah dewasa, benar?"
“Komandan Raja Salju tertegun sejenak, kemudian berkata: "Tidak bisa dikatakan begitu, tapi ketidakpastian ini sangat besar, kami tidak berani mengambil risiko itu!"
"Bukankah dia mewarisi kelebihan dari dua spesies kuat yaitu Raja Padang Salju dan Raja Lembah Awan?"
"Bisa dikatakan begitu!"
"Tapi dunia kita lebih lemah," kata Cheng Yun dengan nada khawatir, "Mungkin Tuan akan mengulangi retorika 'Tuhan Ruang-Waktu' itu, tapi kemungkinan dia akan tumbuh lebih cepat dariku."
Komandan Raja Salju terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara berat: "Dia tidak membenci Tuan, bahkan sebaliknya, sekarang dia perlahan mulai bergantung pada Tuan. Bisa dipastikan ketergantungan ini akan semakin tersublimasi di masa depan. Jadi saya percaya Tuan bisa menguasainya, dan memberikan pengaruh positif selama proses pertumbuhannya! Bahkan jika suatu hari dia lepas dari kendali Tuan, Tuan sepenuhnya mampu melepaskan diri darinya!"
Cheng Yun mengedipkan bibir: "Bagaimana cara melepaskannya? Melemparkannya ke kabut chaos dan membunuhnya? Atau mengasingkannya ke dunia tak dikenal yang bahkan aku sendiri tidak paham?"
Komandan Raja Salju kembali diam sejenak. Setelah lama, dengan pasrah ia melanjutkan dengan merendahkan diri, "Jika Tuan bersedia membantuku merawatnya, aku berjanji akan memenuhi permintaan apapun Tuan yang berada dalam kemampuanku!"
Ekspresi Cheng Yun terlihat agak aneh.
Sebuah janji dari kultivator berlevel tinggi! Kedengarannya sangat jempolan!
Hmph!
Beberapa saat kemudian, Cheng Yun menarik sudut bibirnya, "Aku butuh waktu untuk mempertimbangkan. Bagaimanapun, aku harus bertanggung jawab pada dunia kita."
"Baik!"
Komandan Raja Salju menyetujui dengan tegas.
Mengangguk pada Cheng Yun, ia berdiri dan berjalan keluar. Seolah sudah memiliki gambaran jelas di hatinya.
