Tumis daging babi dengan tunas bawang putih, Kung Pao Chicken, ditambah daging babi kecap, sawi hijau saus tiram, dan terakhir sepiring sosis berminyak yang harum, itulah menu makan siang mereka hari ini.
Meski tak bisa dibilang mewah, tapi sangat terasa nuansa rumah.
Begitu Cheng Yun duduk, Tang Qingying langsung terkejut melihat piring sosis di meja, lalu menatapnya dan berkata: "Kakak ipar, ini kamu yang mengiris? Tipis sekali?"
Cheng Yun langsung tertawa: "Bukan aku, Yin Dan yang motong. Keterampilan mengirisku tak sehebat itu."
Tang Qingying langsung menoleh ke Yin Nuxia.
Yin Nuxia mendengus pelan, sedikit mendongakkan kepala sambil memandang Tang Qingying dengan bangga, menanti pujian.
Tang Qingying cepat-cepat mengangguk: "Oh."
Yin Nuxia langsung tertegun: "Oh??"
"Ah..." Barulah Tang Qingying mengangguk pada Yin Nuxia, berkata, "Ternyata Kak Yin Dan begitu hebat, sehari-hari sama sekali tak terlihat! Pantasan sekarang kakak ipar tidak mengizinkan Cheng Yan membantu di dapur, dengan kehadiran Kak Yin Dan sudah lebih dari cukup!"
Cheng Yan langsung terpaku, dia sedang menjepit daging babi kecap, memalingkan wajah dengan pandangan penuh keterkejutan ke arah Tang Qingying: "???"
Yin Nuxia dengan ekspresi puas menarik kembali pandangannya, merendah sambil berkata: "Terlalu berlebihan pujiannya. Seumur hidup aku tak punya kemampuan berarti, cuma sedikit mahir bermain dengan keterampilan tangan!"
Cheng Yun merasa geli di selangkangan, bersuara: "Keterampilan mengiris Yin Dan memang terlatih baik, lagipula di bidang dapur, dia cuma bisa mengiris bahan. Kemampuan Cheng Yan dalam mengiris jauh kalah dibanding Yin Dan, tapi banyak hal yang dia kuasai tapi Yin Dan tidak, misalnya dia bisa membedakan garam dan MSG, Yin Dan tidak. Hanya karena dapur ini terbatas, jadi aku cuma butuh satu orang untuk membantu mengiris."
Cheng Yan mendengus keras.
Yin Nuxia juga menunjukkan ekspresi tidak puas - Siapa bilang ia kebingungan menentukan garam dan MSG?! Walaupun tidak mengenali, bukankah bisa dicicip!!
Cheng Yun tertegun melihat ini.
Tadinya ia mengira kalimat ini akan memuaskan kedua belah pihak, ternyata malah memperkeruh situasi!
Dengan acuh ia mengambil mangkuk makan loli lalu menciduk nasi, sambil mengambilkan lauk bertanya: "Mau makan apa? Lihat di meja, yang mana mau kamu makan?"
Loli mengangkat kepala menatap tajam padanya.
Cheng Yun kebingungan: "Jangan lihat saya! Lihat ke meja! Ini sedang mengambilkan makanan untukmu!"
Loli memiringkan kepala dengan takjub, tapi tatapannya tetap tertancap padanya.
Cheng Yun: "..."
Pasti otak si kecil ini rusak. Pagi tadi berlagak jadi selimut bulu, sekarang berlagak tidak mengerti ucapannya. Pola pikir makhluk dunia lain memang mustahil dipahami.
Ia pun menjepit sedikit setiap jenis hidangan ke mangkuk makan dan meletakkannya di depan si kecil.
Di tengah makan, tiba-tiba Cheng Yan seperti teringat sesuatu, bertanya, "Cheng Yun, tahun ini kita tidak membuat sosis? Sekarang kan sudah saatnya membuat sosis, banyak orang yang sudah selesai!"
Cheng Yun tertegun sejenak, lalu cepat-cepat mengangguk, "Sudah ada yang mulai membuat dari dulu."
Sebenarnya sebelumnya dia pernah memikirkan hal ini, tapi akhir-akhir ini terlalu sibuk sampai mengesampingkan urusan ini.
Cheng Yan bertanya lagi, "Jadi kita tidak akan membuat? Sosis pemberian Kakek takkan bertahan lama! Atau kita beli yang jadi di luar?"
Cheng Yun merasa rumit, membalas bertanya, "Menurutmu?"
Cheng Yan tak beremosi: "Lagipula yang utama kan kamu yang bekerja, putuskan saja."
Cheng Yan menarik sudut bibir: "Aku putuskan untuk mendengar pendapatmu, juga memperhatikan pemikiranmu, biar kau tidak selalu bilang aku jahat padamu. Hm, kalau kau ingin makan yang kita isi sendiri, kita isi. Kalau tidak ya tidak usah. Lagipula sebenarnya juga tidak perlu banyak tenaga, saat mengisi bisa pakai mesin di pasar, tidak mahal, mungkin lebih baik daripada isi manual. Setelah terisi, langkah-langkah lain jadi jauh lebih sederhana."
Setelah berkata demikian, ia menoleh ke sekeliling: "Bagaimana menurut kalian? Lagipula ini untuk dimakan bersama, semua silakan berpendapat."
Yin Nuxia mengedipkan mata, terpaku.
Gadis kecil Yu Dian juga terkejut, tampak sangat tak menyangka Cheng Yun akan menanyai pendapatnya.
Tang Qingying tersenyum manis, menjilat: "Apapun keputusan kakak ipar, pasti kudukung!"
Cheng Yun: "......"
Cheng Yan melirik Tang Qingying dengan dingin, diam sejenak, baru berkata: "Lebih baik kita membuat sendiri, dulu selalu Ibu yang membuat, di luar tidak bisa beli yang rasa itu!"
Wajah Cheng Yun agak menghitam: "Dulu aku jelas-jelas juga banyak membantu! Apa sosis yang kubuat semuanya dipatuk burung? Atau kamu cuma pernah makan versi sosis Bu Guru An?"
"Bukannya versinya sama saja? Kamu cuma membantu saja."
"Produsennya kan berbeda!"
“……”
"Baiklah." Cheng Yun mengangguk, menarik napas dalam-dalam, "Kalau begitu kita buat sendiri!"
Setelah berkata demikian, ia bertanya pada semua orang: "Kalian mau rasa apa? Pedas atau tidak? Daging murni? Setengah lemak? Rasa Yì atau Guǎng? Sapi atau babi? Ada yang suka sosis kacang? Kreasimu ditunggu, yang penting bisa dimasukkan semuanya boleh. Nanti kita buat banyak, suatu hari kalau aku malas masak seperti hari ini, kita rebus sosis saja!"
Cheng Yan memutihkan matanya ke arahnya: "Hari ini kamu bukan malas, tubuhmu terkuras habis!"
Mendengar itu Tang Qingying langsung tertegun, menatap Cheng Yun sambil berkata terbata-bata: "Apa... apa?! Tubuh terkuras habis, oleh siapa? Jangan-jangan kakak ipar sedang pacaran?"
Cheng Yun merasa geli di selangkangan, tak tahu harus berkata apa.
Cheng Yan mendengus keras: "Siapa tahu!"
Tang Qingying masih menatap tajam Cheng Yun: "Kakak ipar punya pacar baru? Atau masih kakakku?"
“……”
"Oh, syukurlah syukurlah!" Tang Qingying menghela napas lega sambil mengamati ekspresinya, lalu menambahkan, "Kalau suatu hari kakak ipar tidak mau lajang lagi, kabari aku dulu ya! Air subur tak mengalir ke sawah orang, hal seperti ini jangan sampai diambil orang luar!"
Cheng Yan menarik napas dalam-dalam, nada suaranya mulai dingin: "Tang Qingying, masih punya muka tidak?! Masak urusan begini dibicarakan terang-terangan!"
"Ah iya, harusnya diam-diam. Maaf ya."
Yu Dian gadis kecil mematung memandang Tang Qingying, dengan tajam ia mencengkeram cacat dalam ucapan sang tante. Maka timbul kebingungan - apakah "air subur tak mengalir ke sawah orang" merujuk pada perasaan Tang terhadap Cheng Yun, atau sebaliknya?
Saat ia masih bertanya-tanya, Cheng Yun meletakkan sumpit dengan wajah pasrah: "Kalian saja yang makan, aku sudah kenyang."
Seketika Tang Qingying mengerutkan kening: "Hanya sedikit?"
Cheng Yan membalas: "Defisiensi ginjal, mempengaruhi nafsu makan!"
Cheng Yun: "..."
Beberapa saat kemudian, ia mengeluarkan ponsel dan mulai mempelajari langkah-langkah detail pengolahan sosis, agar tak ada kesalahan yang merusak rasa nanti.
Dulu ia pernah membantu Profesor An membuat sosis dua kali, tapi hanya sebagai asisten. Prinsip dasarnya ia paham, namun detail teknisnya belum dikuasai.
Ia hanya tahu orang Yizhou suka pedas, sosis Yizhou pastilah pedas. Bahkan sosis buatan orang tua pun pasti diberi cabai, hanya masalah banyak atau sedikit. Tapi sosis Yizhou punya banyak varian. Seiring membaiknya kondisi materi orang modern yang sedang bosan, kreativitas mereka dalam membuat sosis semakin tak terduga. Seperti kata Cheng Yun: "Selama bisa diselipkan masuk, apapun bisa dimasukkan."
Cheng Yan tak perlu disebutkan. Selain menambahkan bubuk cabai dalam jumlah gila, dia juga perlu mencampur cabe rawit cincang baru puas.
Saat Cheng Yun sedang mempelajari panduan di ponsel, Cheng Yan yang dari tadi mengawasi si loli makan tiba-tiba mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia berkata pada Cheng Yun: "Apa kau tidak sadar... area berwarna beda di dahinya ini sepertinya mulai berubah."
