29 Desember 2017, hari Jumat, sore.
Tang Qingying kembali menggendong tas punggungnya, melangkah dengan langkah riang, mendorong pintu hotel hingga terbuka: "Dangdangdang! Ada gadis mengesankan yang kembali dari lokasi ujian!"
Cheng Yan mengangkat kepala menatapnya dengan ekspresi dingin.
Gadis kecil Yu Dian tampak sedikit heran, lalu segera menundukkan kepala menyembunyikan raut wajahnya.
Cheng Yun juga menunjukkan keraguan: "Cepat sekali kembali? Bukannya ujianmu baru dimulai jam empat? Sekarang lihat... belum sampai jam lima!"
Cheng Yan berkata dengan tenang: "Ini sederhana! Ingat lagi raut gugupnya sebelum berangkat tadi, bandingkan dengan sikap brengsek seperti anjing hutan sekarang. Tebak saja! Antara lembar jawabannya terlalu mudah atau pengawasnya amatiran. Kalau tidak, seharusnya dia pulang sambil menundukkan ekor lesu, mencari kakak ipar untuk pelukan penghibur!"
“Waah! Yan-yan sangat paham aku!” Tang Qingying sama sekali tak merasa malu, langsung menyambar dan memeluk Cheng Yan, "Aku masih harus ujian pemrograman setelah Tahun Baru, yang super gampang-gampang gitu. Yan-yan tolong gantikan aku ya!"
"Lepas cengkeram!" Cheng Yan dengan mudah melepaskan pelukan Tang Qingying, berkata, "Takut apa? Cara kamu menghadapi hari ini, minggu depan ulangi lagi!"
"Hari ini kan keadaan khusus." Setelah merengek, Tang Qingying memalingkan wajah ke Cheng Yun dengan semangat, "Meski aku yakin mata kuliah ini pasti lulus, tapi kakak ipar harus memelukku dulu! Biar ujian-ujian selancar angin!!"
Usai bicara, dia melepaskan diri dari Cheng Yan dan terhuyung-huyung menuju arah Cheng Yun.
Cheng Yan dengan ekspresi datar mengulurkan tangan, mencengkeram simpul kupu-kupu di bagian belakang mantelnya, menahannya dengan stabil.
Tang Qingying: "Keringat dingin..."
Cheng Yun agak canggung bertanya, "Bagaimana kamu melewati hari ini? Ada yang menyodorkan contekan ke kamu?"
"Iya iya!" Tang Qingying duduk pasrah di samping Cheng Yan lagi, "Hari ini aku baru sampai di lokasi ujian paling akhir, duduk di barisan pertama. Aduh, hampir saja kupikir pasti gagal ujian ini! Eh, setelah lima menit ujian berjalan, baru kusadari - astaga, ternyata semua teman sekelas kecuali aku bawa contekan! Itu loh, dokumen dicetak di kertas kecil banget, kalau nggak dilihat teliti nggak bakal keliatan... Lagipula contekan semua orang isinya sama persis!?"
"Darimana kamu tau isinya sama?"
"Karena aku cantik dong! Haha!" Tang Qingying mendongak bangga, wajahnya penuh kesombongan, "Baru sepuluh menit, udah dapet banyak contekan, semuanya isinya sama persis hahaha!"
"......Dasar jumawa." Cheng Yun menghela pasrah.
Cheng Yan malah menyiram air dingin, "Ngobrol ginian sama dia buat apa? Dia kan orang yang berpengalaman, harusnya kamu minta diajari teknik curang yang bener!"
Tang Qingying tertegun, "Lho? Iya juga ya!"
Lalu dia segera menatap Cheng Yun: "Kak Ipar..."
Cheng Yun melambaikan tangan: "Lupakan saja, orang sepertimu sudah mencapai tingkat ekstrem dalam mengandalkan orang lain. Seluruh kelas membuat contekan, hanya kamu yang tidak. Tidakkah kamu merenungkan alasannya?"
"Aku sama sekali tidak tahu ada contekan..."
"Lihat! Benar-benar tingkat ketergantungan yang ekstrem!"
"Sudahlah!" Tang Qingying mengeluarkan laptop dari tasnya, "Tiga hari liburan Tahun Baru, aku ingin bersenang-senang! Malam ini Kak Ipar yang jaga shift kan?"
"Bukan, Yu Dian yang jaga."
"Oh!" Tang Qingying langsung menatap Yu Dian, "Kakak Yu Dian, malam ini aku akan menggantikan shiftmu gratis, apakah bahagia!"
Yu Dian tertegun: "Ah……Ah?"
Cheng Yun mengerutkan kening: "Kamu mau apa?"
"Aku mau... main game online dengan seorang teman, kami sudah janjian!" Suara Tang Qingying tiba-tiba melemah.
"Dengan siapa?" Cheng Yun menangkap keraguan dalam ucapannya.
"Seorang... seorang teman."
"Kamu tidak belajar ulangan? Atau mempelajari cara melewati level?"
"Aduh Kakak Ipar! Susah-susah dapat liburan, ngapain mikirin hal-hal buruk itu!" Tang Qingying berbicara dengan nada manja.
"Nah kan, kubilang juga kamu malas sampai-sampai nggak mau main curang!"
Cheng Yan di sebelah menatap Tang Qingying dengan curiga, lama kemudian baru mengerutkan kening: "Nada bicaramu ini... Jangan-jangan kamu main game sama cowok dan malu-malu kasih tau kakak ipar?"
"Jangan ngaco! Banyak cowok yang mau main game sama aku, malah tier mereka rendah semua! Lagian cuma main game doang, aku sering kok main sama teman sekelas! Ngapain malu kasih tau kakak ipar!" Tang Qingying mengerutkan alisnya dalam-dalam, menatap tajam Cheng Yan dengan garang, "Lagipula kamu ini wanita IQ tinggi malah jadi korban sendiri, bisa nggak sih berhenti nebak-nebak mulu... Eh kamu ngekepin tinju buat apa... Ekspresimu yang samar-samar ini maksudnya... Kakak Ipar! Cheng Yan mau mukulin aku!"
Cheng Yun buru-buru berkata dengan pasrah: "Kalian berdua bisa nggak sih jangan saling menyakiti terus-terusan?"
Tang Qingying langsung merajuk dengan wajah memelas: "Mana ada saling menyakiti, Lihatlah dia, Kak. Dia galak dan kekar, cuma dia yang bisa nyakitin aku."
"Siapa yang kau bilang kekar?!"
Cheng Yun mulai merasa pusing.
Untungnya Yin Nuxia datang tepat waktu.
Dia mengenakan sepatu bola jingga baru, celana training hitam, dan kaos oblong lengan panjang. Jaket bulu angsa yang terlipat rapi digenggamnya. Pipinya merah membara setelah berolahraga, beberapa helai rambut basah oleh keringat menempel di pelipis.
Begitu masuk, dia langsung berteriak: "Kepala Stasiun, cepat kasih aku Sprite sebotol! Aku haus banget!"
Cheng Yun menyodorkan Sprite dingin. Melihatnya membuka tutup botol dengan gesit lalu menenggak "dun-dun-dun-dun-dun-dun", dia bertanya: "Anak buahmu tega nggak kasih minum sampeyan?"
Yin Nuxia terus meneguk "glug-glug-glug" sampai setengah botol Sprite habis dalam sekali teguk, lalu dia menyendawa panjang, meletakkan botol sambil melambaikan tangan: "Jangan disinggung! Anak buah itu sama sekali tidak lincah, cuma sekumpulan anak kecil! Syukurlah aku sekarang sudah kembali ke jalan yang benar, kalau tidak, mereka bahkan tidak memenuhi syarat jadi anak buahku!"
Tang Qingying dan Cheng Yan yang sedang dalam ketegangan saling pandang, tak kuasa menahan senyum.
Tang Qingying mengedipkan mata bertanya: "Kak Yin Dan, menurutmu kalau dulu kamu belum insaf, apakah aku cukup kualifikasi jadi anak buahmu?"
Yin Nuxia meliriknya dengan sinis, sorot mata penuh cemoohan halus: "Kamu?"
"E... Kalau begitu anak buahmu yang sekarang itu bagaimana ceritanya?"
"Cuma ada sekelompok anak main sepak bola yang agak memujaku, lalu sukarela mengangkatku jadi Lao Da."
“Begitu ya! Kak Yin Dan benar-benar hebat!” Tang Qingying mengolok-olok sambil memuji, setelah membeku sejenak, dia bertanya lagi, “Kak Yin Dan malam ini kita main game bareng yuk?”
“Ha? Main game?”
“Iya! Aku akan pinjamkan akun Zu'an untukmu, kita main game bareng, ada satu orang lagi!” Tang Qingying menghela nafas pasrah, “Akhir-akhir ini kalau main solo ranking selalu ketemu brengsek, ada yang AFK atau skillnya payah, sampe aku pernah melepas game ini sekali!”
