Beberapa hari berlalu sekejap mata.
15 Januari 2018.
Pukul enam sore.
Cheng Yun sedang memasak, sengaja menunda waktu makan malam untuk menunggu dua gadis itu pulang.
Seperti biasa, si loli berjongkok di samping bak cuci piring, menatap tanpa berkedip ke arahnya yang sedang memasak.
Yin Nuxia juga berdiri di belakangnya dengan tatapan penuh harap.
Cheng Yun memang sudah terbiasa dengan kehidupan di bawah pengawasan seperti ini. Setiap beberapa kali mengaduk masakan, ia menoleh ke layar ponsel yang terus menyala—tampak antarmuka WeChat terpampang jelas.
Siswa Tang Yao Yao mengirim kabar bahwa mereka sudah turun dari mobil dan sedang naik kereta bawah tanah menuju ke sini. Sebuah foto Cheng Yan yang sedang masuk ke pintu stasiun MRT juga dikirim.
Terlihat punggung tinggi seorang gadis yang sedang menarik koper.
Cheng Yun tiba-tiba tersenyum lebar, memutar badannya sambil berkata: "Percaya tidak, dua gadis itu pasti akan membawa segunung daging yak kering angin untuk kita!"
Yin Nuxia dan si loli sama-sama tertegun, mengangkat pandangan ke arahnya.
"Mengapa?" tanya Yin Nuxia.
"Karena oleh-oleh khas sebelah sana memang daging yak liar yang dikeringkan angin, sepertinya cuma ada benda ini. Ini pertempuran pertama mereka jalan-jalan, pasti akan terus menghantui pikiran mereka untuk membawakan kita oleh-oleh khas." Cheng Yun tersenyum semakin lebar, "Karakter seperti Cheng Yan, pasti sangat berat hati, ekspresi serba salah, lalu di hatinya berulang kali membujuk diri sendiri, akhirnya menggigit gigi membelikan kita sejumlah besar! Saat dia kembali, kalian tanya pasti akan menjawab dengan wajah masam——'Kalau bukan karena Yao Yao yang mau beli, aku takkan membeli!'"
"Apa... Apa itu daging yak kering angin?" Yin Nuxia tertegun.
"Yak liar kamu tahu kan?"
"Ti... Tidak tahu." Yin Nuxia menjawab bingung.
Mendengar ini, si loli langsung memalingkan wajah meliriknya, mata besarnya yang manis memancarkan sikap meremehkan——
Makhluk orang biasa ini benar-benar bodoh Nya, bahkan yak liar saja tidak tahu!
"Makhluk kecil ini... ngapain lihatin aku?" Yin Nuxia yang memiliki panca indra tajam langsung merasakan pandangan itu. Tanpa sadar ia memiringkan kepala sambil mengerutkan kening, menatap tajam si Loli kecil.
Si Loli kecil terdiam sejenak, lalu raut wajak langsung muram.
Manusia rendahan bodoh ini berani menghinaku seperti ini!
"Dang! Dang!" Cheng Yun mengetuk dasar wajan dengan sutil, menjelaskan pada Yin Nuxia, "Itu sejenis sapi yang berasal dari dataran tinggi, cuma ada di sana. Makhluk kecil ini waktu ikut aku keluar kemarin sudah pernah lihat."
"Dia sudah pernah lihat?" Yin Nuxia menatap si Loli kecil dengan nada tidak puas.
Si Loli kecil mengangkat kepala sedikit, wajahnya yang kecil dipenuhi kesombongan — Wang bukan cuma pernah lihat, kalau bukan gara-gara manusia ini menghalangi, Wang bahkan bisa tangkap satu ekor buatmu. Biar kamu mati ketakutan!
"Kamu benda kecil ini berani menatapku dengan tatapan seperti itu!" Yin Nuxia berkata dengan kesal, lalu memalingkan wajah ke Cheng Yun, "Lihatlah, Kepala Stasiun! Ini semua salahmu yang waktu itu tidak mengajakku. Sekarang aku malah dihina oleh seekor kucing!"
"Ha!!" Wajah kecil loli itu langsung menunjukkan wajah garang. Siapa yang kau sebut kucing??
"Brak!"
Cheng Yun kembali mengetuk panci, "Kalian berdua jangan ribut! Daging yak kering angin ini enak banget. Kalau masih bertengkar, tidak kuberi!"
Manusia dan binatang itu langsung menarik kembali pandangan mereka, tak lagi saling memandang.
Yin Nuxia penasaran bertanya, "Daging yak kering angin, maksudnya daging yak yang dikeringkan pakai angin sampai kering?"
"Iya."
Tapi tak disangka Yin Nuxia menunjukkan ekspresi heran, "Hiii~~ Dikeringkan angin! Masih bisa dimakan? Bukannya nanti penuh pasir? Lagian kok tidak membusuk?"
“Tidak, biasanya dikeringkan di suhu di bawah nol... suhu beku, jadi tidak akan busuk.” Cheng Yun menjelaskan sambil memandang Yin Nuxia dengan tatapan penuh keheranan, “Kamu belum pernah lihat metode penyimpanan seperti ini? Rasanya enak, dan dendeng daging kering ini sangat praktis dibawa, cocok banget buat dibawa saat menggembala. Bisa dimakan mentah-mentak juga bisa dipanggang atau direbus...”
“Nggak... belum pernah.”
“Masa sih? Dendeng seperti ini juga cocok untuk kalian yang terjun ke dunia persilatan lho!”
Yin Nuxia tampak takjub: “Daging aja nggak mampu beli...”
Cheng Yun tertegun: “Bukannya kamu jago menangkap kelinci?”
“I... iya, kadang juga buru burung, rusa atau babi hutan. Yang kelihatan di gunung dan bisa dikejar, pasti kuburu.”
“Terus kalau dagingnya kebanyakan gimana?”
“Nggak mungkin kebanyakan.” Yin Nuxia mengangguk patuh.
“Babi hutan sekalipun bisa habis?”
“Bisa dimakan sepenuhnya.” Yin Nuxia mengangguk terus, lalu ragu-ragu menggunakan kedua tangan untuk mengukur panjang tertentu, “Hanya pernah menangkap anak babi, kira-kira... sepanjang ini, langsung dimakan sekaligus, masih merasa kurang puas.”
“……”
Sekitar pukul enam empat puluh, Tang Qingying dan Cheng Yan sudah sampai di pintu.
Saat itu Cheng Yun sudah menyelesaikan masakan, tiga orang dan satu makhluk sedang duduk di samping meja kopi sambil bermain ponsel menunggu. Tiba-tiba terlihat mobil pribadi berhenti di depan pintu, lalu Cheng Yan dan Tang Qingying turun dari mobil, seseorang mengeluarkan koper besar dari bagasi...
Yin Nuxia langsung menyambut dengan riang: “Kenapa bawa koper sebesar ini! Biar aku yang bantu menarik!”
Tang Qingying buru-buru berkata: “Tidak perlu tidak perlu, kopermu sangat berat...”
Kalimatnya belum selesai, dia sudah melihat Yin Nuxia dengan mudah mengangkat kopernya. Kemudian milik Cheng Yan, Yin Nuxia membawa satu di setiap tangan, melangkah ringan memasuki resepsionis.
Tang Qingying membeku sejenak: “Seperti anjing...”
Melihat mereka masuk ke resepsionis, Cheng Yun buru-buru menyapa: "Cepat cepat, pasti laper ya, ayo makan!"
Tang Qingying menyambar kesempatan melesat maju, akhirnya menghindari Cheng Yan, lalu duduk di sebelah Cheng Yun sambil berkata: "Sudah beberapa hari tidak ketemu kakak ipar, ada rindu tidak padaku?"
"Hehehe……"
"Baguslah baguslah." Tang Qingying berlagak seolah mendapat jawaban memuaskan, lalu menatap yang lain di meja: "Loli, Kak Yin Dan, juga Kak Yu Dian, kalian ada rindu pada kami tidak?"
"Ada…" Yu Dian berbisik lembut.
"Sangat kangen!" Yin Nuxia menatapnya dengan sorot mata penuh harap.
Si loli menunduk memandangi mangkok makannya, berlagak tidak paham omongan orang biasa ini.
Cheng Yan mendekat, menyipitkan mata memandangi Tang Qingying sejenak lalu menghela napas dan ikut duduk: "Bukannya sudah kukatakan jangan tunggu kami untuk makan? Kok masih ditunggu juga?"
"Gadis kecil Yu Dian segera mengibaskan tangannya: "Makan siang tadi banyak, sampai sekarang belum terlalu lapar."
Setelah berkata demikian, ia mengulurkan tangan: "Ayo, biar aku nasi kalian."
"Terima kasih." Cheng Yun menyerahkan mangkuknya, lalu menatap Cheng Yan dan Tang Qingying, "Bagaimana liburannya?"
"Lelah sekali~~" Tang Qingying berkata dengan lemah.
"Total pergi lima hari, dua setengah hari habis di perjalanan. Begitu saja." Cheng Yan berkata dengan ekspresi tak beremosi sambil menyerahkan mangkuk ke Yu Dian, "Terima kasih Kak Yu Dian... Tapi pemandangannya bagus, dapat banyak foto-foto yang mengerikan."
"Banyak orang ke Jiuzhaigou musim begini?" tanya Cheng Yun lagi.
"BANYAK!" Tang Qingying menyambar jawab, "Ada yang ngejar-ngejar Yan Yan minta nomor HP! Untung aku pinter bilang kami ini pasangan bunga lili, baru bisa ngusir dia. Kalau nggak, orang itu pasti sudah jadi mayat di tempat!"
"Diem lo." Cheng Yan membentak dingin.
“Oh!” Tang Qingying langsung patut menutup mulutnya, lalu bersandar lebih dekat ke Cheng Yun, “Strategi lolos tiket di Jiuzhaigou yang Kakak Ipar kasih memang berguna banget!”
“Kalian tinggal berapa hari di Jiuzhaigou?”
“Dua hari.”
“Nah sisanya satu hari... ke Huang Long ya?”
“Iya, mendaki gunung yang bikin bosen banget, Kolam Lima Warnanya juga kering...”
“Bawa oleh-oleh khas buat kami nggak?” Cheng Yun bertanya sambil tersenyum.
Begitu mendengar itu, Yin Nuxia langsung menegakkan telinganya.
“Ada!” kata Tang Qingying, “Daging yak, dikeringkan angin!”
Cheng Yun dan Yin Nuxia saling pandang, tersenyum penuh pengertian. Lalu ia melirik si loli kecil, tak disangka makhluk mungil ini malah mengangkat kepala dan balas meliriknya.
“Cheng Yan mana?”
“Mau bawa apa lagi? Ya cuma ini juga, kami berdua bawain bersama.” Cheng Yan berkata datar.
"Waah! Kamu bawa oleh-oleh khas untuk kita, langka sekali ya!" Cheng Yun tersenyum pada Yin Nuxia sambil sengaja memancing pembicaraan Cheng Yan.
Cheng Yan mengerutkan alis sambil meliriknya, tak mengerti "obat" apa yang dijual di Labu-nya, tapi tetap berkata: "Nada bicaramu kok bermuatan Yin-Yang gini... Kukira aku mau bawa? Sekarang Taobao sudah maju, semua bisa dibeli. Kalau bukan karena Tang Qingying yang mau bawa untuk kalian, mana mungkin aku sebodoh ini sih!"
Mendengar itu, Cheng Yun langsung tertawa semakin ceria.
Cheng Yan semakin mengerutkan kening: "Apa yang lucu?"
Tak disangka Yin Nuxia juga tak tahan lagi, menyembunyikan wajahnya di dalam mangkuk Dou sambil mengeluarkan suara "kukuku" tertahan, bahunya berguncang-guncang.
Cheng Yan langsung tertegun memandangnya: "Kalian..."
Yin Nuxia akhirnya tak bisa menahan diri lagi, mengangkat wajahnya dan tertawa terang-terangan dengan bodoh: "Glek glek glek glek hikk~ Glek glek..."
Bahkan si loli pun tak kuasa menolehkan kepala, menatap hampa ke arah Yin Nuxia.
Apakah otak manusia biasa ini bermasalah?
