Saat Cheng Yun turun ke lantai bawah dengan baju rapi, Yin Nuxia yang juga baru selesai mandi kebetulan sedang ditarik Tang Qingying ke area resepsionis.
Cheng Yan duduk di sofa menyilangkan kaki ala Er Lang sambil makan keripik dan main ponsel. Melihat Cheng Yun turun, ia mengangkat kelopak matanya: "Siang tadi kalian makan apa?"
"Chuanchuan."
"Ckckck." Cheng Yan menjentikkan lidah, "Kukira kau mau menjual Kak Yin Dan!"
"Mana mungkin!" Cheng Yun membalikkan mata, "Masa aku tidak menjual loli yang jelas lebih mahal harganya ketimbang Kak Yin Dan?"
Di dalam resepsionis, Yin Nuxia yang sedang duduk langsung menatap tajam Cheng Yun dengan kepala terangkat sambil menunjukkan ketidakpuasan.
Tang Qingying juga mengangkat kepala dan berkata dengan nada kesal: "Kakak ipar makan sate tusuk cuma bawa Kak Yin Dan doang, pilih kasih!"
"......Nggak cuma berdua sama dia."
"Ada loli juga ya."
"Ada dua orang lagi," jawab Cheng Yun.
"Ya udah deh..." Tang Qingying menunduk kembali ke layar, jemarinya menari-nari mengetik.
Tak lama, suara permainan dimulai pun bergema.
Cheng Yun duduk di sebelah Cheng Yan, menguap lebar lalu mengambil keripik dari tangan adiknya dan ikut mengunyah.
Tiba-tiba dari balik resepsionis, Tang Qingying melirik curiga ke arah Cheng Yun dan Cheng Yan, berbisik: "Si 'itu' jangan nakal-nakal ya."
Dari sistem audio terdengar suara manis protes: "Waduh! 'Si itu' siapa? Kalau nggak mau manggil kakak ya udah, masa sekarang aku sampai nggak punya nama?"
Cheng Yun langsung tertegun mendengar itu.
Cheng Yan juga menunjukkan ekspresi kepasrahan.
Tang Qingying menarik sudut bibir, menundukkan kepala, lalu berkata: "Saya ingin mengundang seorang Dewa, mainlah dengan stabil, jangan mempermalukanku!"
“……”
"Kak Yin Dan, undangan sudah dikirim, cepat terima!"
"Oh!"
"Kak Yin Dan apa... Ini cewek ya? Hei Tang Qingying, kamu memanggil kandungmu sendiri dengan nama asli, sekarang malah lebih parah sampai sebut 'si itu', tapi malah panggil orang lain 'kakak'. Tidakkah kau merasa kasihan? Meski kita cuma seayah..." Suara Tang Qingyan terus terdengar dari speaker, tapi tiba-tiba dia terpaku, "Ko... Kok ID-nya Cheng Yun?"
"Oh yang ini, Kak Yin Dan adalah pacar baru kakak ipar, Tier Raja di Server 1, kamu Tak Tertandingi lah." Tang Qingying mendekatkan mulutnya ke keyboard laptop, berbisik pelan.
"Hmm?" Telinga Yin Nuxia berkedut.
Cheng Yun dan Cheng Yan berada agak jauh, tidak mendengar ucapannya, hanya mendengar respon Tang Qingyan kemudian——
"Omong kosong! Tang Yao Yao, kapan kamu bisa lebih dewasa? Sudah jadi mahasiswa begini."
"Kamu tetap tak percaya! Dia benar-benar pacar kakak ipar..."
"Masa kamu bisa kenal Raja Distrik 1?"
"Hmm..." Siswa Tang Yao Yao tercekat, lama kemudian baru berkata, "Itu tadi, kamu menang."
"Pacar wanita lebih mustahil lagi!"
"Kenapa? Padahal kamu sudah lama tak kontak kakak ipar, bagaimana tahu dia tidak punya pacar baru?" Kali ini Siswa Tang Yao Yao memilih mengetik.
"Bagaimana mungkin dia bisa cari pacar Raja Distrik 1, lebih mungkin cari pacar pria."
"...Kamu menang lagi."
"Mulailah! Waktuku terbatas, cuma isi ulang 10 yuan, cepatlah."
"Kamu di warnet ya?"
"Oke!"
Cheng Yan melirik samar ke arah Cheng Yun, merebut kembali keripik kentang dari tangannya.
Cheng Yun merasa agak canggung, akhirnya berdiri dan berkata, "Aku mau naik tidur siang."
Tiba-tiba, suara Tang Qingyan yang sedang mendiskusikan penampilan dengan Tang Qingying terhenti. Beberapa saat kemudian, suaranya kembali terdengar dari komputer Tang Qingying: "Tang Yao Yao, kamu di mana?"
Tang Qingying mulai gagap-gagap...
Cheng Yan menggelengkan kepala, dengan ekspresi datar membawa bangku ke resepsionis. Ia duduk di antara Yin Nuxia dan Tang Qingying sambil mengunyah keripik krak-krak, namun tetap diam seribu bahasa.
Tak lama kemudian, Yin Nuxia berhasil mendapatkan First Blood dari lawannya.
Selanjutnya adalah waktu dimana ia menjadi Tuhan dalam permainan.
……
Cheng Yun tidak kembali ke kamar, melainkan pergi ke ruang node.
Sampai sekarang, peleburannya dengan ruang ini semakin erat, sensasi yang dirasakan pun semakin jelas. Pengetahuannya tentang ruang ini kian bertambah, yang termanifestasi dalam berbagai kemampuan yang berhasil dijelajahinya.
Misalnya dengan menggunakan diri sendiri sebagai koordinat, melalui penyatuan sekejap antara ruang node dengan alam semesta bumi untuk memasukkan suatu benda ke dalam ruang node atau mengeluarkan benda dari ruang node.
Ia segera menyadari bahwa kemampuan ini mungkin masih bisa dikembangkan lebih lanjut.
Cheng Yun merenung, jika dirinya bisa memindahkan benda secara bebas antara dua dunia saat terjadi "tumpang tindih" sekejap, apakah mungkin juga mengirim dirinya yang sedang berada di dunia nyata masuk ke ruang node?
Jika berhasil, ini akan menjadi kemampuan serupa "pulang ke markas".
Jika Cheng Yun menguasai kemampuan seperti ini, berarti dimanapun ia berada, bisa langsung kembali ke ruang node. Sejak di Daoba ia sudah menyadari ini akan menjadi kemampuan yang sangat berguna, dan di Laka keyakinannya semakin kuat—andai saat itu sudah menguasai kemampuan ini, ia tak perlu repot naik pesawat kembali, atau membuang energi Kendi Transportasi Dimensi 'Kelas Kosong' untuk tertransmigrasi.
Namun saat mencoba mengeksplorasi, ia menemukan ini mustahil seperti mencoba menerobos langit.
Karena saat Cheng Yun "memanggil" ruang node di alam semesta planet, sebenarnya ia berperan sebagai semacam "koordinat". Dirinya sendiri adalah titik persimpangan dua ruang, bagaimana mungkin ia meninggalkan posisi sentral ini?
Kesulitan hal semacam ini tak kalah rumitnya dengan mengangkat tubuhnya sendiri, sama sekali bukan sekadar menekuk lutut lalu melompat.
Ia harus membangun sebuah "koordinat" baru.
Sayangnya sejauh ini, ruang node di alam semesta planet hanya memiliki dua koordinat: satu koordinat tetap yaitu ruang penyimpanan hotel; satu koordinat yang bisa diaktifkan/nonaktifkan dan bergerak, yaitu Cheng Yun sendiri.
Bagaimana cara Cheng Yun membangun koordinat baru?
Seharusnya Cheng Yun tak punya petunjuk sama sekali, namun sejak mulai menyentuh jalan berkultivasi dan berinteraksi dengan energi, dalam proses kontak dengan energi itu ia seolah mendapat pencerahan.
Sekitar dua jam kemudian, Cheng Yun limbung keluar dari ruang node.
Kerinduannya pada Tuan Fa semakin membara.
Jika Tuan Fa ada, pasti bisa memberi saran mengenai hal-hal ini, bahkan dengan senang hati akan menelitinya bersama.
Cheng Yun menarik napas panjang: "Lebih baik mengandalkan diri sendiri saja!"
Ia sudah menjelajahi ini cukup lama.
Turun ke lantai bawah kembali ke resepsionis, Yin Nuxia sudah tidak bermain game, melainkan duduk di depan layar menonton siaran langsung permainan.
Mendengar dentang langkah yang familiar, ia segera mengangkat pandangan: "Kepala stasiun... Bagaimana kalau aku tidak bisa naik ke Permata I?"
Cheng Yun mengerutkan kening: "Apa maksudmu? Ini urusanku?"
"Nona Yao Yao bilang harus cari partner duel, biar lebih stabil." Yin Nuxia berbisik, lalu menambahkan, "Kabarnya kalau tier-nya tinggi, jadi penyiar lebih mudah dapat uang! Nanti bisa belikan rumah dan mobil untuk kepala stasiun, sekalian operasi plastik!"
"Oh, ya cari saja!" Cheng Yun tiba-tiba menyadari sorot mata penuh harap itu, tertegun sejenak, "Kenapa lihat aku? Aku tidak bisa, tiermu terlalu tinggi. Tidak sanggup."
"Tidak setia kawan!"
