Cih!
Cheng Yun dengan sempurna membalikkan telur di wajan. Api dinyalakan kecil, membiarkannya perlahan matang.
Di panci sebelah sedang direbus satu bungkus mi tulang babi minyak bawang hitam "Chu Qian Yi Ding" yang hampir matang. Ia juga menambahkan dua potong spam tebal dan beberapa lembar selada.
Mi Telur Gaya Hong Kong!
Tiba-tiba, pintu kamar yang setengah terbuka didorong hingga muncul celah, memperlihatkan setengah kepala Yin Nuxia. Matanya berbinar-binar, tapi dia pura-pura acuh: "Kepala Stasiun sedang ngapain sih... ganggu konsentrasi latihan kultivasiku nih."
Cheng Yun menjawab tenang: "Masak mi."
"Ha? Masak mi? Ngapain masak mi, kan kamu udah makan malem tuh? Oh aku tau! Pasti laper lagi, sembunyi-sembunyi ngemil sendirian di atas!" Yin Nuxia mendorong pintu tapi tidak masuk, hanya mengintip di samping Cheng Yun, "Eh Kepala Stasiun, kucing piaraanmu mana?"
"Di lantai bawah."
“Sedang apa di lantai bawah? Tidak takut ia memakan Cheng Yan, Yao Yao, dan Nona Yu kecilku semuanya?”
“……Nafsu makannya tidak sebesar itu.”
“Oh.” Yin Nuxia baru masuk ke dalam, melirik mie yang sudah diangkat dan telur goreng di wajan lain, menelan ludah, “Kelihatannya sangat mewah!……Kepala stasiun bisa menghabiskannya?”
“Bukan untukku makan, untuk orang lain.”
“Hah? Siapa? Kucing itu?”
“Bukan.” Cheng Yun menggelengkan kepala, sambil mengambil sumpit untuk menata daging kaleng dan sayuran hijau di atas mie, “Ada pendatang baru.”
“Hah? Pendatang baru?” Yin Nuxia langsung menoleh melewati Cheng Yun, memandang ke ruang tamu, “Di mana? Kenapa tidak memberitahuku?”
“Masih di ruang node, aku belum melepaskannya.” Kata Cheng Yun, “Agak merepotkan.”
“Masalah? Bagaimana maksudnya? Mau tidak aku bantu mengatasinya?” Yin Nuxia membelalakkan mata, setelah berkata tiba-tiba membeku, “Eh... kalau level Dewa Elang sih nggak deh, tunggu aku berlatih kultivasi puluhan tahun dulu.”
“Jangan berlebihan, juga jangan selalu berpose kayak mau menggotong golok untuk memotong orang.” Cheng Yun menghela napas pasrah padanya, “Cuma seorang mage kecil.”
“Lalu sebenarnya apa masalahnya tuh?”
“Dia... kayaknya otaknya agak bermasalah.”
“Oh...” Yin Nuxia menghela panjang penuh arti, bagai punya pengalaman mendalam akan hal ini, lalu berkata dengan wajah terlalu serius, “Orang yang otaknya bermasalah seperti ini paling sulit diajak bicara.”
“Benar.” Cheng Yun mengangguk, meletakkan telur goreng di atas mie, lalu membawa wajan ke bak cuci untuk direndam air.
Yin Nuxia tetap menatap penuh harap ke mangkuk mie itu.
"Ini adalah semangkuk mi yang sangat ringan, tapi tidak kekurangan lemak. Mi instan yang melengkung terendam dalam kaldu tulang babi pekat, di atasnya terdapat telur goreng yang cantik. Di sisi lain tersusun dua potong daging makan siang yang ditumpuk miring, dikelilingi beberapa helai selada hijau segar dan taburan irisan bawang prei. Penampilannya terlihat sangat rapi dan lezat."
Yin Nuxia terdiam takjub. Tak lama kemudian ia menatap Cheng Yun, baru menyadari pandangan Sang Kepala Stasiun tidak tertuju padanya. Dengan santai ia menelan ludahnya.
"Guk!"
Cheng Yun langsung menoleh: "Suara apa itu?"
Yin Nuxia buru-buru melambaikan tangan: "Tidak ada, tidak ada!"
Cheng Yun mengerutkan kening, mengangkat mangkuk mi lalu berjalan keluar.
Yin Nuxia mengikuti di belakangnya: "Aku ikut untuk melihat keramaian, sekalian menyambut pendatang baru."
Cheng Yun memperlambat langkah, meliriknya dengan geli: "Sepertinya kau ingin memberikan kesan menakutkan pada orang baru itu ya?"
“Bukan begitu!” Yin Nuxia membantah dengan serius, “Kami orang dunia persilatan, takkan sembarangan bertindak sebelum memahami diri dan lawan! Jika tidak, bisa mati sia-sia saat menghadapi musuh tangguh di luar sana.”
“Oh begitu rupanya.”
Cheng Yun segera mendorong pintu ruang node.
Siluet ramping berbaring miring di lantai, bagai mayat tak bernyawa. Pipinya menempel di permukaan kosong - faktanya tak ada apapun di bawahnya selain kehampaan, seolah ia terbaring di kedalaman angkasa tanpa batas.
Cheng Yun membawa mangkuk mi mendekat.
Mata kecil Mage berkedut ringan, fokusnya tertuju pada sepatu Cheng Yun. Ekspresinya tetap menunjukkan kepasrahan total.
Yin Nuxia yang mengikuti dari belakang berseru kaget: “Hah! Ternyata cewek!”
Mage akhirnya mengangkat kepala beberapa senti, cukup untuk melihat Yin Nuxia melewati bahu Cheng Yun. Suaranya lemah membantah: “Cowok...”
Yin Nuxia menatap tajam wajahnya dengan ekspresi tertegun, seolah tuli: "Cewek cantik banget! Lebih cantik dari Cheng Yan lho..."
Mage menghela napas panjang, seolah akhirnya mendapatkan kembali sedikit tenaga. Ia berdiri tegak sambil menatap Yin Nuxia: "Kamu tuh yang cewek!"
"Memang iya." ujar Yin Nuxia sambil mengerutkan kening menatapnya, "Kamu kok panjang banget sih!"
"Aku..." Mage menghela napas panjang lagi, tak lagi menghiraukannya. Alih-alih, ia menatap Cheng Yun yang sedang mendekat, sorot matanya tajam tertuju pada mangkuk di tangan pria itu.
"Nih." Cheng Yun menyodorkan mangkuk dan sumpit padanya, "Udah tenang belum?"
"Hmm kenapa lama sekali!" Tanpa basa-basi ia menerima alat makan itu, melirik semangkuk mi yang tampak lezat, dengan keras menelan air liur. Segera ia membuka telur goreng, lalu menyuap mi dalam jumlah besar ke mulutnya.
Cheng Yun memandangnya dengan tenang dari samping: "Kamu dari mana?"
“Whoosh……Omong kosong……Dari mana kamu menculikku, bukannya di hatimu sudah ada hitungan?” Mage gagap.
“Kamu berasal dari mana? Aku tanya sekali lagi.”
“Kamu benar-benar tidak tahu?”
“Jawab aku.”
“Mengapa harus kuberitahu? Mau apa kamu? Bagaimana jika kamu menyakiti Tante-ku?”
“Kembalikan mienya!”
“Guican, Guican.” Mage duduk di tanah memeluk mangkuk erat-erat, mengangkat kepala menatapnya dengan kebingungan dan ekspresi hampa, “Kamu benar-benar tidak tahu?”
“Di mana Guican?”
“Ya di Kota Guican dong, di mana lagi kalau bukan di Guican!”
“Provinsi mana? Negara mana? Dunia mana?” Nada suara Cheng Yun mulai dingin, “Aku harap kamu segera menyadari fakta bahwa kamu telah tiba di dunia baru ini. Dan ini adalah dunia-ku, untuk bertahan hidup di sini atau kembali, jangan berbohong. Kalau sampai kuselidiki nanti, kamu harus pulang jalan kaki sendiri.”
"Bisa bertahan di dunia ini?" Mage Kecil menahan mi di mulut sambil menoleh bertanya, "Dunia ini?"
"Dunia yang di luar sana."
"Oh, dibikin-bikin mirip juga ya." Mage Kecil berkata, entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa kurang keyakinan, tapi tetap meyakinkan diri: Semua omongan orang ini bohong, dia cuma sedang mempermainkanku, aku pasti bisa cepat pulang.
"Jawab aku."
"Apa?"
"Provinsi mana? Negara mana? Dunia mana!"
"Tidak ada provinsi, negara kami kecil." Mage Kecil menyedot mi dalam jumlah besar, mengunyah lalu menelannya, melanjutkan, "Republik Liuli. Kalau dunia...dunia kamu ini ada namanya?"
Cheng Yun tidak menjawab, malah bertanya lagi: "Kau tahu Kerajaan Tiemǎ dan Kerajaan Jianuo?"
Mage Kecil terdiam sejenak, lalu menjawab: "Hm? Tahu. Ada apa?"
"Jelaskan."
“Kerajaan Jianuo adalah negara kuno yang terletak di ... suatu dataran tinggi, menjadi kampung halaman Sang Maha Bijak. Kerajaan Tiemǎ juga negara kuno, tapi masih eksis hingga kini, hanya saja kondisinya sama memprihatinkan dengan negara kami... Hah ngomong-ngomong, wilayah kami dengan Kerajaan Tiemǎ hanya terpisah sebidang rawa garam yang dijuluki 'akhir hidup'!”
Cheng Yun mengangguk, mengatupkan bibir, lalu mengeluarkan ponsel dan membuka WPS Biao Ge sambil mencatat: "Dunia Kun Zhen, Republik Liu Li, Kota Gui Can..."
Setelah mengetik deretan panjang karakter, saat ia berhenti, tiba-tiba menyadari tatapan tajam penuh aura iblis dari Mage Kecil. Dengan nada bingung ia bertanya: "Ada apa?"
Mage Kecil menyipitkan mata tipis: "Kau ketahuan."
"Hm?"
"Kamu bilang kamu orang dari dunia lain, tapi bagaimana mungkin orang dari dunia lain tahu tentang Kerajaan Jianuo dan Kerajaan Tiemǎ? Jadi ketahuan deh!" Mage kecil menyelesaikan kalimatnya sambil kembali menatap tajam, "Kutebak kamu orang Kerajaan Tiemǎ kan? Kita negara yang telah menjalin hubungan diplomatik, lepaskan aku! Masih dengan janjiku tadi, kujamin dengan nasibku, pasti tidak akan lapor polisi!"
"……" Cheng Yun bermuka hitam, "Karena sebelumnya aku pernah bertemu dengan Orang Bijaksana Besar dari duniamu."
"Masih terus mengarang!" Mage kecil menunduk menyeruput kuah, dalam hitungan menit dia telah menghabiskan mi dan sayur mentah, tapi telur goreng dan daging kaleng siangnya sama sekali tidak disentuh.
"Menurutmu apa perlu aku menipumu? Sampai-sampai harus menyediakan nasi untuk menipu?"
"Tidak perlu." Mage kecil berkata tanpa mengangkat kepala, "Makanya kuduga kamu ini orang menyimpang, sudah banyak kulihat orang sepertimu di berita, senang mempermainkan orang bodoh."
“……”
Di sebelah, Yin Nuxia mengerutkan alis dengan erat, sudah hampir tak tahan: "Kepala stasiun, cewek ini tidak tahu terima kasih, mending kita hajar saja!"
Veigar langsung mengangkat kepala dan menatapnya dengan keras: "Cowok! Cowok! Berapa kali harus kubilang, ini cowok!"
Yin Nuxia menyeringai sinis: "Ngibul aja lo, mata gue nggak buta!"
"Jangan ribut!" Cheng Yun mengerutkan kening, lalu bertanya lagi, "Namamu siapa?"
"Ngapa harus kasih tau? Ntar lu ngerjain gue."
"Kalau mau ngerjain lu, perlu nama?" Cheng Yun menarik napas panjang, mulai kehilangan kesabaran.
"Caizhifei, lu?"
"Cai Zi Fei?"
“caizhifei……”
"Cai Zhi Fei?"
“caizhifei！”
"Cai Zhi Fei?"
"Ah... yang ini aja," kata Veigar.
"Kedengeran kayak sarjana," celetuk Yin Nuxia di samping, "Cewek pake nama kayak gitu, aneh banget."
"……" Veigar sudah malas menjelaskan.
"Saya Cheng Yun, pemilik stasiun perantara ruang-waktu ini." Cheng Yun berkata datar, lalu menunjuk Yin Nuxia, "Dia Yin Dan, sama sepertimu, juga datang dari dunia lain. Tapi berbeda denganmu, dia datang ke dunia ini dengan proaktif. Sedangkan kamu diperkirakan datang karena kecelakaan. Dan dia sudah enggan kembali, sementara kamu sebaliknya."
"Hehehe..." si Mage kecil mengangkat kepala, ekspresi manisnya menunjukkan "masih mau membohongi saya?"
Tapi saat ia menatap wajah Cheng Yun dan Yin Nuxia, senyumnya perlahan menjadi kaku.
Beberapa saat kemudian, ia membalikkan sisa luncheon meat dan telur goreng di mangkok dengan sumpit, lalu mengangkat kepala. Suaranya terdengar kering: "Tidak... tidak mungkin ini benar?"
Cheng Yun mengangguk serius: "Sayangnya, ini memang benar adanya."
Si Mage kecil terpaku: "Bagaimana kalian membuktikannya?"
“Kalau kau tidak begitu kepala batu, aku sudah membuktikannya sejak lama.” Cheng Yun terdiam sejenak, lalu menunjuk bola kristal di sebelahnya, “Lihat, kita masih memakai penerjemah untuk berkomunikasi.”
“Banyak orang yang tidak menguasai bahasa umum…” Suara Mage kecil mulai tersedu-sedu, area sekitar mata mulai kemerahan, “Aku heran kenapa mi ini seenak ini, di mana bisa menemukan mi selezat ini di Liu Li!”
“Dingin kepala.” Cheng Yun memberi isyarat.
“Dingin kepala apaan!” Mage kecil melontarkan umpatan, “Dua hari lagi ujian Mage-ku, ujian terpenting dalam hidupku, ujian yang bisa mengubah takdirku! Sudah belasan tahun aku belajar, selalu lebih giat dari orang lain, semua bertumpu pada hari ini, kau paham? Tahun lalu baru ketemu Tante-ku, susah payah punya rumah kita, kau mengerti tidak!?”
“……” Cheng Yun terdiam.
“Jadi kau bukan Mage?” Yin Nuxia tiba-tiba bertanya.
“……” Mage Kecil langsung tercekik olehnya, entah kenapa perasaan sedihnya langsung lenyap.
Ia menyilangkan tangan di dada, menundukkan kepala tetap diam, menjepit telur goreng dan menyelipkannya ke mulut. Baru setelah menghabiskan telur, ia mulai makan daging kaleng.
Cheng Yun tertegun. Tadinya ia mengira Mage Kecil ini vegetarian, ternyata cuma menyimpannya untuk dimakan terakhir!
