“Mengapa harus membeli baju pemuda? Gaun wanita di toko kami juga cantik, rok pendek, jas wool, legging ketat—semuanya bagus!” Pramuniaga dengan wajah kebingungan mendampingi Sang Mage。
“Kamu secantik ini, postur tubuhmu bagus, kalau pakai baju wanita pasti menawan, mau mencoba?”
“Kalau cocok pilih satu set lagi, kalau tidak ya sudah. Lagipula mencoba tidak dikenakan biaya.”
"……" Sang Mage berjalan di depan dengan wajah hitam legam, tak memberikan penjelasan lebih lanjut. Matanya segera tertarik pada jas angin tipis kristal biru yang memukau, warna yang begitu mencolok—seolah hanya aktor tampan dalam drama idol yang berperan sebagai pangeran konglomerat yang layak mengenakannya.
"Turunkan itu, aku mau mencoba," ujarnya.
"Baiklah." Pramuniaga menurunkan jas tersebut. Saat ia masuk ke ruang ganti, sang pramuniaga menoleh ke Cheng Yun, "Yakin tidak mau membelikan pacar Anda setelan wanita?"
"……Dia bukan pacarku." Cheng Yun tersipu malu.
"Oh maaf, apakah Kakak atau Adiknya?"
"Bukan……" Cheng Yun menggelengkan kepala, tak melanjutkan percakapan.
Dorongan antusias pramuniaga itu memicu spekulasi liar di benaknya—bayangan Sang Mage mengenakan rok, stocking ketat, dan jas wanita… Seketika tubuhnya menggigil tak tertahankan—
Pria Pemikat Maut!
Dengan cepat, Sang Mage keluar dari bilik ganti, wajahnya dipenuhi garis hitam. Ia melemparkan jas angin di tangannya ke rak pakaian, berkata: "Ambil yang ini, bungkus!"
Toko ini tidak besar, perkataan pramuniaga dengan Cheng Yun tadi jelas semuanya didengarnya!
Si pramuniaga masih tertegun: "Kenapa tidak keluar bercermin dulu untuk melihat cocok atau tidak?"
Sang Mage menjawab dingin: "Cocok di badan saja sudah cukup, belum pernah ada baju yang tidak enak dilihat saat kukenakan!"
Pramuniaga yang juga perempuan itu langsung tercekat mendengarnya.
Setelah Cheng Yun membayar di kasir, Sang Mage mengangkat tas berisi pakaian menuju pintu. Sesampai di pintu, ia menoleh kembali dan berkata dengan nada kesal kepada pramuniaga tadi, "Aku ini laki-laki!"
Pramuniaga itu langsung tertegun.
Tak hanya itu, semua karyawan dan pelanggan di toko ikut terpaku, Cheng Yun juga terkejut.
Beberapa saat kemudian, ia membawa si loli menyusul Sang Mage sambil menggaruk kepala, bergumam: "Dengan berkata begitu, orang-orang akan mengira kita punya hubungan khusus..."
“Bukankah mereka sudah mengira aku punya hubungan khusus denganmu? Sampai menyangka aku pacarmu.”
“Baiklah, sekarang berubah jadi pacar laki-laki...”
“……” Langkah Sang Mage terhenti, “Bagiku tak ada bedanya.”
Cheng Yun yang tiba-tiba dianggap homoseksual hanya bisa menghela napas, “Tapi aku tak bersalah.”
“Jadi ini salahku, ya?”
“…… Baiklah, ini salah mereka.”
“Orang biasa memang rendah, pria dan wanita saja tak bisa bedakan!” Sang Mage menggerutu sambil mempercepat langkah, tiba-tiba mengerem mendadak di persimpangan, “Ke kiri atau kanan?”
“Kiri.” Kata Cheng Yun.
Sang Mage segera melangkah besar ke kiri.
Cheng Yun mengatupkan bibir, menunduk bertatapan dengan si loli, lalu buru-buru menyusul.
Tak lama kemudian, Sang Mage mendorong pintu kaca supermarket hewan peliharaan, masuk lebih dulu diikuti Cheng Yun dan si loli.
Sang Mage langsung mencari kursi dan duduk manis——
Sebelumnya, ketika ia sedang jalan-jalan beli baju, si loli juga berperilaku seperti ini - begitu masuk toko langsung melompat ke bangku istirahat dan berbaring, pandangannya terus mengikuti Cheng Yun, tak pernah mau menemani dia jalan-jalan!
Jadi sekarang dia juga enggan menemani benda kecil ini berbelanja!
Pemilik supermarket hewan peliharaan justru sangat antusias, langsung menyambut: "Mau cari apa?"
Setelah berkata demikian, matanya langsung tertuju pada tali pengikat yang melingkar di pergelangan tangan Cheng Yun, lalu mengikuti tali tersebut hingga melihat si loli yang gesit mengikuti dari belakang Cheng Yun. Ia tertegun sejenak, kemudian melirik ke arah sang Mage seolah mencari tas kucing atau sejenisnya, tapi tak menemukannya. Malah melihat tumpukan tas belanja, hingga tak kuasa berkomentar heran: "Apa Bapak benar-benar menuntunnya jalan-jalan begini saja tanpa pengaman?"
Cheng Yun tersenyum kecil: "Justru dialah yang menuntunku sepanjang jalan."
Bos tertegun, lalu tersenyum, matanya masih penuh kekaguman, berkata: "Sebenarnya saya sudah banyak melihat orang yang mengajak kucing jalan-jalan, tapi umumnya tidak bisa jalan jauh, dan harus siap kapan saja menggendong atau memeluknya. Kucing yang bisa ikut jalan seperti ini, patuh dan tidak berlarian tak terkendali seperti punyamu, bisa dibilang jarang ada di dunia ini."
Loli langsung menoleh, melotot ke arahnya dengan keras.
Mata bos kembali berbinar: "Ini kucing Ragdoll?"
Cheng Yun sebenarnya sangat ingin menjawab dengan yakin, namun setelah sedikit keraguan, ia menggelengkan kepala: "Bukan."
"Bukan?" Bos tertegun, lalu mulai mengamati loli dengan seksama, "Dilihat dari pola warnanya memang tidak terlalu mirip, tapi adakah jenis lain yang punya kucing setampan ini?"
"Brengsek!" Loli langsung membentaknya.
"Hmm!" Bos terdiam sejenak, lalu menoleh ke Cheng Yun sambil tersenyum, "Memang jelas bukan Ragdoll."
"Dia sangat kejam."
“Hm, dipuji cantik malah tidak suka.” Bos itu berkata, lalu bertanya lagi, “Beli harganya berapa?”
“Wu wu!!” Xiao Luoli menatap tajam ke arah bos sambil mengeluarkan suara ancaman.
“……” Cheng Yun merasa pasrah, terpaksa mengalihkan topik, “Bos, di sini ada tempat tidur kucing atau kandang kucing yang cocok untuk ukurannya?”
“Ada! Tergantung jenis mana yang kamu mau!” Bos langsung masuk ke mode penjualan, “Mau beli tempat tidur kucing atau kandang?”
“Lihat tempat tidur dulu.”
“Sebelah sana.” Bos menuju ke area etalase lain, “Tempat tidur kucing biasanya punya beberapa gaya: kartun, simpel, realistik, tempat tidur gantung, dan desain kreatif. Pilih yang mana? Kalau tidak ada yang cocok, kita punya katalog. Asal kamu tertarik, besok bisa saya ambilkan barangnya.”
“Tergantung dia suka yang mana.”
“Ha ha!”
Cheng Yun membawa Xiao Luoli mendekati etalase.
Supermarket hewan peliharaan ini memiliki total tiga tampak depan, tergolong cukup besar. Dua area depan menjual lebih banyak barang kecil seperti camilan, baju, dan perhiasan. Area belakang digunakan untuk menata barang-barang berukuran besar seperti tempat tidur peliharaan dan rumah-rumahan.
Bos menunjuk area di dekat bagian luar: "Di sini terutama tempat tidur untuk hewan peliharaan kecil. Selama postur tubuhnya cocok, tidak ada pembagian khusus kucing atau anjing. Di dalam ada kandang kucing, nanti Anda juga bisa melihatnya."
Cheng Yun mengangguk, mulai memilih-milih tempat tidur kucing.
Si loli juga setengah berdiri, mengangkat kepalanya tinggi-tinggi sambil menatapi berbagai tempat tidur kecil yang beraneka ragam ini.
Seperti yang dikatakan bos, di sini ada berbagai macam model tempat tidur kucing: Tipe kartun mengusung gaya anime, misalnya kepala tikus Mickey yang bagian cekungnya menjadi area tidur kucing; model realistis hampir sama dengan ranjang manusia hanya berukuran mini; desain kreatif seperti sarang burung atau kursi goyang; tempat tidur gantung juga punya beragam model yang sangat menarik; sedangkan gaya minimalis benar-benar sederhana.
Ekspresi si loli terpaku, sorot matanya mulai berbinar-binar penuh kekaguman.
