Cheng Yun melihat rak di dekat tembok yang memajang rumah kucing dengan berbagai ukuran, semuanya dibuat sangat sempurna.
Rumah kucing besar ada yang seukuran lemari pakaian. Ada yang mirip lemari biasa tapi bagian depan transparan atau berongga. Ada juga yang berbentuk villa mini lengkap dengan mainan dan rak panjat kucing.
Yang kecil persis bisa membuat kucing berbaring di dalamnya, juga beraneka ragam, ada yang dibuat seperti kursi di mana bagian bawahnya bisa untuk kucing tidur sementara atasnya bisa diduduki orang.
Cheng Yun tak sengaja menunduk memandangi si loli kecil.
Kebetulan, si loli kecil juga menoleh tajam dengan ekspresi gugup ke arahnya. Penampilannya bagaikan anak kecil yang semangat masuk toko untuk membeli sepatu baru, tapi begitu di dalam malah bingung melihat berbagai pilihan. Ekspresinya menunjukkan kegelisahan karena jarang masuk toko semacam ini, akhirnya hanya bisa menatap penuh harap ke 'orang tua'-nya, ingin minta bantuan tapi malu mengungkapkan.
Si bos langsung terkesima: "Saudara jangan berlebihan, kucingmu ini benar-benar yang paling manis yang pernah kulihat! Tingkat kecantikan dan ekspresi mukanya luar biasa! Kalau dijual lima puluh ribu Giok Surgawi pun pasti ada yang mau beli!"
Si loli kecil membeku, langsung melotot ke arah bos itu.
Manusia biasa, kau sedang mencari bahaya!
Aku ini sangat galak, dak!
Bos tertegun lagi oleh tatapan melototnya, lalu segera merevisi ucapannya: "Salah salah, yang sepintar ini, 100.000 pun aku mau beli!"
"Ahem!" Cheng Yun buru-buru batuk dua kali, lalu menunjuk ke ranjang kucing di luar dan kandang di dalam, "Kamu mau pesan tempat tidur kecil atau rumah kecil?"
"Huu?"
Loli menarik kembali ekspresi kejamnya, menoleh mengikuti arah tunjukannya. Matanya tertumbuk pada rumah mungil di sudut, tapi malah tertegun, lalu memandang Cheng Yun dengan bingung.
Aku ini sudah tinggal bersama kamu dalam satu rumah, mengapa harus ada rumah kecil di dalamnya?
Lagipula kamu tidur di ranjang, kenapa aku harus tidur di rumah kecil?
Mau mengurungku??
Rumah mini sempit begini, kalau kepalaku terbentur saat bangun bagaimana??
Dengan pikiran demikian, ia ragu-ragu menundukkan kepala, melirik Cheng Yun lagi sambil berpikir: Meski manusia ini berstatus mulia, tapi dungu sekali. Wang bahkan bisa memahami ucapannya yang serumit itu, tapi dia tak mengerti suara 'hiks hiks hiks' sederhana Wang... Bagaimana cara Wang berkomunikasi dengannya?
Dengan cepat ia menoleh ke arah tempat tidur kucing itu.
Cheng Yun mengerutkan kening: "Kamu mau membeli ranjang?"
Setelah membeku sesaat, dia melanjutkan: "Kalau begitu pilihlah, pilih satu yang kamu suka dari yang ada di sini."
Sang bos di sebelah tertegun, beberapa saat kemudian tertawa canggung—kandang kucing jauh lebih mahal daripada tempat tidur kucing. Di matanya, si pemuda ini mungkin ingin berhemat.
Tapi memang tidak ada masalah juga.
Namun kemudian, dilihatnya kucing itu benar-benar mendekat, melirik ke sana-sini sambil menyentuh ini-itu dengan cakarnya.
Dia pun tertegun.
Pada saat ini, Cheng Yun menoleh dan bertanya padanya: "Bisa mencoba tidur? Maksudku biarkan ia naik mencoba tidur, aku akan membersihkan telapak kakinya."
Sang bos langsung menunjukkan ekspresi "kalian orang kota benar-benar suka main-main" sambil menatapnya.
Setelah memilih lama, sang bos terus berdiri di samping mengamati, saat ini ia sudah merasakan hal yang sama seperti teman sekelas Tang Yao Yao—kucing ini sudah jadi makhluk legenda!
Sungguh memiliki kearifan yang luar biasa!
Akhirnya si loli memilih ranjang putri, jenis yang hampir mirip dengan tempat tidur manusia. Rak logam putih dengan kasur lembut, plus satu set selimut kecil warna krem muda bermotif titik-titik merah muda dan bantal kecil berbentuk permen yang serasi. Bisa dibilang hampir tak ada bedanya dengan tempat tidur manusia. Si loli langsung tertarik pada tempat tidur kecil yang mirip dengan ranjang manusia itu, keraguannya selama ini hanya karena bingung memilih antara yang tanpa empat pilar di samping atau yang berpilar ini.
Ia berkeliaran di antara dua ranjang untuk waktu yang lama, akhirnya meletakkan cakar kecilnya di ranjang putri yang imut ini, lalu menoleh tajam ke Cheng Yun. Ekspresinya persis seperti anak kecil yang merengek ke ibunya: "Ibu, aku mau sandal ini!"
Cheng Yun yang sedang menguap menunjukkan wajah lega, berkata: "Bagus, yang ini saja!"
Setelah berkata demikian, ia menatap bos toko. Ternyata sang bos tidak terlihat bosan seperti dirinya, malah matanya berkilauan menatap tajam si loli kecil bagai hendak mengucurkan darah hidung.
Cheng Yun menarik sudut bibirnya: "Bos?"
"Oh oh!" Bos tersentak sadar, "Mau yang ini ya? Apa perlu beli barang lain?"
"Barang lain..." Cheng Yun ragu sejenak, menunduk melihat loli kecil yang bersemangat, lalu melirik jam tangannya. Akhirnya ia memutuskan: "Akan kubawa dia lihat-lihat lagi, siapa tahu ada boneka atau perhiasan baju yang bisa masuk kriteria matanya."
“Makanan kucing? Di sini kami punya berbagai macam makanan kucing, semua merek besar ada. Makanan kucing impor dijamin barang original. Kalau beli banyak bisa tinggalkan alamat, nanti malam saya antar.”
“Makanan kucing tidak perlu.” Cheng Yun berkata, “Dia tidak kekurangan makanan.”
“Baiklah.”
“Silakan lanjutkan pekerjaanmu dulu, kalau perlu akan kami panggil.”
“Tidak perlu tidak perlu.” Bos itu menatap loli dengan tatapan tajam, bibirnya mengembang dalam senyum bodoh yang layak divonis hukuman, “Saya ikut kalian saja.”
“……”
“Kemari!” Cheng Yun berteriak ke arah loli, “Jangan cuma berdiri kaku menjaga ranjang itu. Ranjang itu sudah pasti akan ada di rumah kita malam ini. Ayo lihat barang-barang lain.”
Tanpa menarik tali pengikat, loli itu langsung melangkah riang dengan langkah kecil mengikuti dia.
Bos berjanggut pendek itu kembali terpana.
Agar loli kecil itu bisa melihat lebih jelas, Cheng Yun mengangkatnya dalam pelukan sambil berjalan-jalan di seluruh area supermarket.
“Mau mainan ini tidak?”
“Di sini ada boneka si Pura-pura Jago…… tidak suka? Kalau mobil-mobilan kecil ini gimana?”
“Kaler ini pasti cantik kalau dipasang di lehermu! Lihat, ada lonceng kecil dan simpul kupu-kupu.”
“Syal leher ini juga bagus…… coba pakai!”
Sang bos dengan wajah berjanggut terus-terusan melongo melihat Cheng Yun bertindak semena-mena pada loli sementara si loli dengan patuh membiarkan Cheng Yun memakaikan berbagai aksesori. Ia pernah mencoba mengulurkan tangan untuk mengelus loli, tapi sebelum tangannya sampai, si loli sudah menamparnya. Meski tidak menggunakan cakar, tamparan itu tetap membuat telapak tangannya perih. Akhirnya ia hanya bisa menghela napas melihat Cheng Yun mengajak loli berbelanja layaknya orang tua membawa anaknya ke supermarket.
Kucing tetangga memang selamanya tetap kucing tetangga...
Tiba-tiba, mata Cheng Yun berbinar: “Ada baju!”
Loli juga tertegun, langsung menoleh dengan mata besar indahnya memancarkan kilauan cahaya bintang—
"Sekarang ia sudah punya selimut, tinggal baju saja yang kurang!"
Cheng Yun memeluknya sambil mendekat, mengambil baju berwarna merah muda muda: "Bagus tidak yang ini?"
Loli kecil menoleh melihat jaket bulu angsa hitam dengan pola putih yang dikenakannya, langsung mengabaikan baju merah muda di tangan Cheng Yun, melanjutkan pengamatannya di rak.
Akhirnya ia tertarik pada rompi kecil hitam dengan empat karakter putih yang terukir di punggung——
"AKU SANGAT GALAK!"
Cheng Yun merasa lelah, menemani makhluk kecil ini berbelanja lebih melelahkan daripada menemani Sang Mage.
Namun kegemaran makhluk kecil ini memakai baju membuatnya terkejut, memberinya ide baru——Dimana pun loli pergi selalu menarik orang-orang yang ingin mengelusnya, mungkin bisa memesan baju khusus secara online bertuliskan "LARANGAN MENYENTUH" untuk mengurangi masalah.
Sekitar pukul lima sore, mereka baru kembali ke hotel.
Cheng Yun mendorong pintu masuk terlebih dahulu, diikuti Sang Mage yang menjinjing segudang kantong belanja.
Loli berjalan paling belakang, di lehernya terdapat kalung kecil warna pink dengan lonceng perak di sebelah kanan, serta pita kupu-kupu mini di kerah baju, melangkah kecil-kecil menyelinap ke area resepsionis.
Cheng Yan yang melihat ini langsung menahan napas.
