"Pagi!"
Cheng Yun melihat Yin Nuxia yang berdiri di luar pintu, langsung tersenyum.
"Ah pagi..." Yin Nuxia mengangkat kepala memandangnya, lalu mengangkat sebuah panel elektronik, "Kepala Stasiun, bantu atur jadwalku!"
"Kau beli jam tangan?" Cheng Yun melirik jam di tangannya, sebuah jam elektronik sederhana berwarna merah muda dengan tekstur plastik yang sangat kental seperti mainan anak-anak, tapi Yin Nuxia terlihat sangat bahagia.
"Hm!" Menghadapi pertanyaan Cheng Yun, dia mengangguk berat dengan serius, "Aku beli online!"
"Kau beli online? Kau?"
"Hm!" Yin Nuxia kembali mengangguk serius, baru kemudian menambahkan, "Aku minta Nona Yu yang belikan secara online untukku."
"Oh, memang tidak ada bedanya juga." Cheng Yun akhirnya mengangguk, "Kenapa tiba-tiba mau beli jam tangan?"
“Karena aku lihat Kepala Stasiun dan Nona Yan-Yan juga punya jam, jadi aku juga pengen beli.” Yin Nuxia menjulurkan lehernya sambil melirik jam tangan Cheng Yun, tersenyum malu-malu, “Nona Yu bilang jam modelmu ini jelek.”
“Iya, modelku ini angka-angkanya kurang jelas.”
“Nggak cuma angka, jamku ini ada cahaya malam juga, bisa diliat waktu gelap!” Yin Nuxia menunjuk tombol logam bundar di samping jamnya, “Nih, pencet ini langsung nyala!”
“Aku tahu.” Cheng Yun juga pernah pakai jam model begitu waktu kecil. Memang cocok untuk Yin Nuxia – selain cahaya malam dan tahan air, juga gak perlu mikir lama waktu liat jam. Kayak Yin Nuxia yang IQ-nya pas-pasan ini, tiap liat jam dinding di resepsionis aja harus ngehitung lama. Jam elektronik juga akurat, cukup disetel sekali abis itu gak perlu diutak-atik lagi.
Nona Yu memang hati-hati.
“Masuklah.” Cheng Yun membawa jam itu sambil berbalik masuk ke ruang tamu, lalu duduk manis di sofa.
Yin Nuxia berdiri di hadapannya, tatapan mata penuh harap tertuju padanya.
"Duduklah!" teriak Cheng Yun padanya.
"Aku tidak mau duduk!" Yin Nuxia menggelengkan kepala, "Aku ingin lihat caramu menyesuaikan! Kalau duduk nanti tak bisa melihat!"
"Aku juga belum tahu, harus mencoba dulu." Cheng Yun tersenyum kecil sambil menatap jam tangan itu - desainnya mirip jam elektronik anak-anak biasa, dengan panel display hitam putih berbentuk oval di bagian tengah, dua tombol logam di setiap sisi total empat tombol. Seingatnya, empat tombol ini seharusnya berisi: tombol cahaya malam, tombol penyesuaian, tombol pilihan.
Lalu tombol satunya untuk apa...
Ia terhisap dalam perenungan.
Dua tombol sebelah kanan mungkin untuk menyesuaikan waktu dan kalender.
Sudahlah, tekan saja acak-acakan dulu!
Sambil menekan-nekan tak karuan, dia bertanya: "Berapa harga jam ini waktu kamu beli?"
"Hmmm..." Yin Nuxia berpikir lama sebelum menjawab, "Sembilan tambah sembilan uang."
"Delapan belas kuai?" Cheng Yun tertegun, "Mahal banget!"
“Bukan! Ada titik di tengahnya.”
“Oh, sembilan koma sembilan.”
“Ah benar! Ini dia, Nona Yu juga membacanya seperti ini.” Yin Nuxia berkata, “Aku tidak tahu cara membaca ini, umat manusia di dunia kami selalu menciptakan hal-hal aneh untuk menyiksa orang.”
“Aku juga berpikir begitu.”
“Benar kan!” Yin Nuxia tersenyum polos.
“Ah iya!” Cheng Yun tiba-tiba berseru dengan nada bangga, “Sudah, aku tahu cara menyesuaikannya. Cepat keluarkan ponselmu lihat jam berapa sekarang.”
“Oh!” Yin Nuxia buru-buru mengeluarkan ponsel, “Pukul tujuh dua puluh satu.”
“Pukul tujuh dua puluh satu ya...” Cheng Yun menyesuaikan jam tangannya ke pukul tujuh dua puluh dua, “Nanti ketika berubah jadi tujuh dua puluh dua, berteriaklah cepat!”
“Hm?”
“Ingat ya!”
“Sudah ingat.”
“……”
“Ah!” Yin Nuxia tiba-tiba berteriak.
Cheng Yun segera menekan tombol Penyesuaian, detik di arloji mulai berdenyut. Ia mengangguk puas, "Panel elektronik seperti ini harus disetel presisi."
Lalu ia menyesuaikan kalender dan angka minggu sebelum menyodorkan arloji ke Yin Nuxia: "Selesai!"
Wajah Yin Nuxia sumringah. Ia menerima arloji lalu memakainya dengan malu-malu, melemparkan tangannya sambil mengamati berulang kali. Setelah menekan tombol cahaya malam, ia berkata pada Cheng Yun: "Terima kasih, Kepala Stasiun!"
"Hm."
"Aku pergi dulu!" Yin Nuxia berbalik menuju pintu.
"Aku juga harus mulai memasak." Cheng Yun mengikutinya dari belakang, tangan kanannya mengusap ubun-ubun wanita itu yang terasa hangat. "Mau sarapan apa pagi ini?"
"Ya! Ubun-ubun yang disentuh bisa menghambat pertumbuhan!" Yin Nuxia menjauhkan kepala sambil berusaha melepaskan genggaman tangan pria itu.
Cheng Yun tersenyum lebar, mengandalkan posturnya yang lebih tinggi satu kepala, tak peduli bagaimana Yin Nuxia melemparkan kepalanya, tangannya tetap menempel di ubun-ubunnya: "Jangan berkhayal! Di dunia kita, gadis umumnya berhenti tumbuh tinggi setelah usia dua puluh!"
"Aku berbeda! Aku pasti masih bisa!" protes Yin Nuxia tak puas, "Tumbuh terus sampai tua!"
"Cih! Jawab dong, mau sarapan apa pagi ini? Cepat bilang sebelum aku mulai masak."
"Enm......" Yin Nuxia terdiam lama, lalu terkekeh bodoh dengan sikap malu-malu, "Pengen mi daging sapi!"
"Mi daging sapi?" Cheng Yun mengerutkan kening, merasa kewalahan, "Daging sapi masih ada di kulkas, tapi merebusnya perlu waktu lama. Sekarang sudah tidak pagi lagi... Besok saja! Malam ini aku akan mulai merebusnya, besok pagi tinggal masak mi dan beri kamu semangkuk penuh daging sampai kekenyangan!"
"Wah!" teriak Yin Nuxia takjub.
Cheng Yun mengusap kepala Yin Nuxia baru sampai di pintu, langsung bertabrakan dengan Cheng Yan yang keluar dari kamar sebelah.
Cheng Yun menatapnya dengan tertegun.
Cheng Yan juga menatap keduanya dengan terkejut.
Lalu ia menyorot tangan Cheng Yun yang masih mengusap kepala Yin Nuxia, cepat mengerutkan kening: "Apa yang kau lakukan?"
Usai berkata, ia menarik Yin Nuxia dengan kasar seperti induk ayam melindungi anaknya, melotot ke Cheng Yun: "Sudah tahu suka mengganggu Kak Yin Dan!"
Yin Nuxia berdiri di belakang Cheng Yan, terpaku, berjinjit-jinjit berusaha menonjol tapi sepenuhnya terhalang punggung Cheng Yan.
Cheng Yun sambil menguap malas, mengabaikan Cheng Yan, berbalik lalu kembali ke kamar.
Kening Cheng Yan semakin berkerut.
Saat itu Sang Mage sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, duduk di sofa menatap Cheng Yun. Setelah beberapa saat, baru membuka mulut: "Kau lumayan baik ke gadis itu."
Cheng Yun tersenyum, tidak banyak bicara.
Sang Mage mengatupkan bibir, segera bertanya lagi: "Kira-kira berapa lama lagi aku bisa kembali?"
"Kau sangat buru-buru ya!"
"Hm..." Awalnya Sang Mage ingin menggunakan nada yakin, namun setelah berkata ia ragu sejenak, menambahkan, "Syukurlah."
"Semalam kuperiksa batu itu, proses pengisian energinya sangat tidak stabil, kadang berhenti kadang lanjut. Jika merujuk kinerja sepanjang kemarin, mungkin kau baru bisa kembali setahun lagi." Cheng Yun tersenyum pasrah, "Dari semua alat ruang-waktu yang pernah kulihat, barangmu itu yang paling rendah tingkatnya."
"Setahun ya..." Sang Mage bergumam pelan.
"Bagaimana? Ada perasaan tertentu?"
"Ti... tidak ada perasaan khusus." Sang Mage tertegun, tiba-tiba seperti teringat sesuatu, "Ngomong-ngomong, formasi ajaib di penginapan ini... menggunakan sistem ilmu dari dunia kami ya!"
"Hm?" Cheng Yun meliriknya, "Bagaimana kau... kau sudah memulihkan sedikit kemampuan ilmu?"
"Sudah sedikit."
"Oh!"
“Hm?”
“Benar.” Cheng Yun menjawab, “Aku ingat pernah memberitahumu, sebelumnya aku bertemu dengan Orang Bijaksana Besar dari duniamu.”
“Orang Bijaksana Besar? Siapa?” Sang Mage langsung membelalakkan matanya.
“Namanya...” Cheng Yun memandangnya dengan penuh minat, terhenti sejenak, baru kemudian mengucapkan dua kata——
“Kun Zhen.”
