“Guluk guluk~”
"Api kecil menyala, daging sapi di dalam panci telah direbus selama satu jam."
"Saat itu, dalam kuah cokelat pekat beraroma harum, gelembung-gelembung muncul silih berganti lalu meletus. Wangi menyebar keluar melalui lubang angin pada tutup panci. Potongan daging sapi berbentuk kubus dengan ukuran hampir seragam pun terlihat semakin hidup karenanya."
"Hii... hii..."
"Yin Nuxia yang mengenakan piyama imut berdiri di sebelah, terus diam-diam melakukan gerakan menarik napas."
"Si loli kecil juga berjongkok di dekat bak cuci piring, matanya tak berkedip menatap tajam panci besi itu seolah ingin menembus pandangannya."
"Cheng Yun setengah berbaring di sofa ruang tamu sambil menyalakan TV. Tapi matanya tertuju pada ponsel, tanpa mengangkat kepala ia berkata, 'Hei Nuxia, ini sudah subuh. Kau belum juga tidur?'"
Yin Nuxia tertegun mendengar ucapan itu, menoleh tajam ke arahnya. Setelah beberapa saat keraguan, ia mengangguk dengan sungguh-sungguh: "Sang Kepala Stasiun yang merebus daging sapi untuk membantuku membuat mi daging sapi saja belum tidur, mana mungkin aku tidur duluan!"
"Omong kosong!"
"Benar!" Yin Nuxia menatapnya dengan serius sambil meremas perlahan kepalan tangan, "Aku akan maju-mundur bersama Sang Kepala Stasiun!"
Setelah berkata demikian, kilatan kelicikan muncul di matanya. Berpura-pura santai, ia menunjuk ke panci: "Sebenarnya... tidak perlu menunggu sampai besok pagi kan? Nanti malam juga bisa dimakan ya?"
"Bukannya kamu sudah gosok gigi?"
"Bisa gosok lagi, sekalian latihan otot tangan." Yin Nuxia melambaikan tangan dengan wajah terlalu serius, ekspresinya menunjukkan "Keputusanku sudah bulat, tak usah dibujuk lagi!". "Lagipula aku juga membantu mengolah daging ini, memotongnya dari awal. Harus bertanggung jawab sampai akhir!"
"Ngomong doang!" Cheng Yun tetap asyik menggeser layar ponselnya.
Yin Nuxia mengangkat tangan melihat arlojinya. Meski lampu lorong kecil di dapur menyala terang, ia tetap mengulurkan tangan satunya menyalakan lampu malam, lalu mengerutkan kening: "Sudah pukul 00:20 ya..."
Seolah memberikan isyarat yang disengaja maupun tidak.
Di sebelahnya, si loli tiba-tiba memalingkan wajah, memiringkan kepala kecilnya dengan penuh tanda tanya sambil menatap tajam arloji luminescent itu.
Kemudian ia memandang Cheng Yun yang arloji di tangannya memantulkan cahaya lampu ruang tamu.
Kepalanya tertunduk kembali dalam diam.
Lama berselang, Cheng Yun baru berdiri sambil menepuk-nepuk bulu putih tak jelas asalnya yang menempel di bajunya, memandang pasangan manusia-makhluk itu dengan pasrah: "Kalian ini... Bumbu untuk topping mi daging sapi harus direbus sampai benar-benar empuk. Kurasa butuh 40-50 menit lagi. Tapi sekarang seharusnya sudah bisa dicicipi."
Mendengar kalimat terakhirnya "Tapi seharusnya bisa dimakan sekarang", Yin Nuxia dan si loli langsung bersemangat kembali, bahkan saling pandang sejenak dengan nuansa persaingan tersirat.
Cheng Yun mendekat sambil terus menarik-narik sweternya, berpikir betapa merepotkannya pakaian musim dingin yang suka menempel bulu...
Eh tunggu!
Bulu putih dari mana ini?
Bulu putih?
Cheng Yun mengangkat kepala, menatap loli yang duduk tegak di pinggir wastafel.
Si loli juga menatapnya tanpa berkedip, mata besar yang berkilau seolah berpikir manusia itu akan memberinya makan duluan. Hatinya bahkan sedikit bersemangat, hampir saja memandang provokatif ke arah Yin Nuxia di sebelah.
Tapi tiba-tiba, ia membeku. Mengedipkan mata dua kali, lalu memiringkan kepala memperhatikan Cheng Yun.
Tatapan manusia ini... tidak beres...
Kok tidak ada gerakan mengisi daging sapi?
Sorot mata penuh harapannya perlahan membeku.
Kemudian, ia melihat manusia itu mengangkat tangan dan mengulurkannya ke arahnya, membuatnya terpaku.
Gerakan Cheng Yun di matanya terlihat seperti gerakan lambat, bahkan sepenuhnya bisa terbekukan. Ia bisa dengan mudah menghindar atau menghalangi, tapi tak dilakukan. Ia hanya fokus membatu tanpa berkedip menatap tangan itu, terdiam, pandangan mengikuti pergerakan tangan yang semakin mendekat. Hingga akhirnya ia menunduk menyaksikan tangan itu sampai di hadapannya, lalu...
Mencubit tubuhnya??
Sang loli langsung terdiam membeku, mengangkat kepala dengan ekspresi terpaku menatap Cheng Yun——Apa maksudnya ini?
Cheng Yun lalu mengangkat tangannya ke depan mata, melihat sehelai bulu putih sepanjang 7-8 sentimeter yang tak ada bedanya dengan yang ada di tubuhnya.
Ia kembali menunduk melihat beberapa helai bulu yang sangat mencolok di sweater hitamnya, lalu menatap loli kecil itu dengan sorot mata penuh ketidakpercayaan: "Kamu... kamu bahkan rontok bulu?"
Loli kecil memiringkan kepalanya, sorot matanya semakin dipenuhi keraguan.
Cheng Yun benar-benar tak tahu harus bagaimana mendeskripsikan perasaan di hatinya saat ini. Ekspresinya terus berubah-ubah sebelum akhirnya mengeluarkan kalimat dengan susah payah: "Bukankah... kamu ini Raja Padang Salju? Apa Raja Padang Salju juga bisa rontok bulu... seperti kucing biasa?"
Loli kecil masih tetap terpaku menatapnya.
Kalau Raja Padang Salju tidak boleh rontok bulu, lalu kamu yang menyebut diri Raja Semesta ini... masa masih botak juga sih!
Cheng Yun melihat ekspresinya, menyadari perbedaan bahasa yang menghalangi. Ia tak ingin berdebat panjang, hanya menunjuk bulu putih yang menempel di bajunya: "Lihat, bulu rontokmu bahkan sudah direkatkan ke tubuhku... Ini... ini kan masih musim dingin!"
Loli itu menurunkan pandangannya sedikit, melihat bulu-bulu tersebut. Tapi dengan kepala dimiringkan sambil berpikir lama, sama sekali tak menemukan masalah apa pun.
Pandangannya mandek di sana selama beberapa detik, lalu mengangkat kepala kembali, masih memandang Cheng Yun dengan bingung—
Apakah kau tidak suka bulu mulia dan indah milik Wang?
Ekspresi ini di mata Cheng Yun berubah seperti bos yang mengetuk meja sambil berkata: "Masalah ini sudah kupahami, masih ada masalah lain?"
Yin Nuxia di sebelah buru-buru menggeser langkah ke samping, bagai menghindari roh pembawa sial—bajunya sangat mahal, kena bulu akan merepotkan.
Cheng Yun dan loli yang masih bingung saling pandang beberapa detik, akhirnya menyerah. Ia menggelengkan kepala pasrah, berbalik membuka tutup panci.
Seketika, pandangan sang srikandi dan kucing di samping langsung tertuju pada panci beruap itu!
Uap cepat menghilang, memperlihatkan panci berisi daging sapi yang dipotong rapi berbentuk kubus kecil. Kuahnya lebih banyak daripada rebusan biasa, tapi tidak sebanyak kuah mi di kedai, menciptakan kesan kental yang unik. Kuah terus menggelembung kecil, permukaannya bergelombang tak henti, membuat potongan daging yang sudah empuk dan terpisah-pisah di dalamnya seolah gemetar terus-menerus.
Guluk! Yin Nuxia menelan ludah.
Guluk! Si loli enggan ketinggalan.
Cheng Yun menyilangkan tangan di dada, mendekatkan hidungnya di antara panci dan penyedot asap untuk mencium aroma, lalu mengambil spatula dari dinding sebelah.
Dentang spatula yang berbenturan saat diambil terdengar seperti musik indah bagi manusia dan makhluk di situ.
Cheng Yun hanya menyentuh spatula ke daging untuk mengecek keempukannya, membalikkan daging dalam panci, lalu berhenti.
Yin Nuxia dan si loli sama-sama terdiam.
Waktu berlalu sedikit demi sedikit……
Beberapa saat kemudian, Yin Nuxia akhirnya tak bisa menahan diri, bertanya: "Kepala stasiun, sudah bisa dimakan?"
Cheng Yun mengangguk: "Bisa."
Yin Nuxia menanti dalam diam: "Hm~~"
……
Ini……ini sudah selesai?
Ia menunggu sejenak, menatap daging yang bergolak dalam wajan, kembali menelan ludah. Melihat Cheng Yun sama sekali tidak melanjutkan tindakan, ia menoleh dan berpandangan dengan si loli di sebelahnya. Tapi makhluk kecil ini tidak bisa bicara, sehingga dengan ragu ia menyadari hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.
"Benarkah……benar sudah bisa dimakan?"
"Hm?" Cheng Yun menoleh tajam dengannya penuh keterkejutan, lalu melanjutkan jawaban, "Sudah bisa! Apa kamu tidak percaya penilaian pengalamanku atau bagaimana?"
"……" Yin Nuxia kembali memandang si loli.
Si loli menatapnya dengan lemah, tetap diam. Maksudnya sudah jelas——
Jangan harap pada Wang, Wang tidak bisa bicara.
Yin Nuxia sangat meremehkan benda kecil ini, namun setelah beberapa saat ragu, terpaksa kembali menelan ludah dan bertanya: "Enak... enakkah ini?"
Cheng Yun kembali menilai berdasarkan pengalaman: "Enak!"
Ekspresi Yin Nuxia saat ini seperti sedang berlatih kungfu tiba-tiba memelintir pinggang, wajahnya sangat ekspresif: "Benar... benar enak?"
"Hm?" Cheng Yun kembali menoleh ke arahnya.
Yin Nuxia buru-buru mengkerutkan leher, mengira Sang Kepala Stasiun akan kembali mengira dirinya meragukan keahlian masaknya.
Tentu saja ia tidak berani dan tidak akan meragukan keahlian masak Sang Kepala Stasiun. Jujur saja, masakan Sang Kepala Stasiun adalah yang terlezat yang pernah dimakan seumur hidupnya! Hanya... biasanya Sang Kepala Stasiun selalu memberinya cicip, kali ini... sebenarnya ada masalah apa?
Diam-diam ia mengamati ekspresi wajah Sang Kepala Stasiun.
Namun yang terlihat justru Sang Kepala Stasiun merenung sebentar, bahkan berani mengambil kembali spatula dan berkata: "Kalau kalian tidak percaya, cicip saja."
Yin Nuxia seluruh tubuh bergetar, kondisi mental langsung bersemangat.
Loli kecil di sebelahnya juga mengangkat kepala tinggi-tinggi, mata bersinar menatap tajam tangan Cheng Yun.
Satu manusia dan satu makhluk sama-sama memandangnya dengan harapan penuh!
Cheng Yun menyendok sepotong daging dari wajan, meniupnya di depan mulut, tanpa pertimbangan berlebihan langsung menyelipkannya ke mulut, mengunyah beberapa kali lalu menelan, baru sambil mengangguk dan memalingkan wajah berkata pada mereka: "Tidak perlu ragu lagi, ini benar-benar enak!"
