Cheng Yun meletakkan sendok wajan, kembali menatap mereka: "Masih ada masalah apa? Kalau tidak ada segera kembali tidur!"
Satu manusia dan satu makhluk sama-sama terpaku menatapnya.
Perlahan-lahan, Yin Nuxia mulai cemberut, sementara loli kecil lesu tertundukkan kepala.
Bibir Cheng Yun akhirnya perlahan menyunggingkan sebuah lengkungan, sengaja menunggu sejenak, baru mengeluarkan sebuah mangkuk kecil dari lemari piring di atas dan mangkuk makan loli, masing-masing mengisi beberapa potong daging untuk mereka, lalu menyodorkan mangkuk-mangkuk itu dengan kasar sambil memutar mata dan bersikap sok tua: "Kalian ini... benar-benar sudah terlalu dimanja!"
Yin Nuxia langsung sumringah, menerima mangkuk lalu terhenti sejenak, kemudian sengaja menghapus senyuman di wajah, mengembungkan pipi dengan wajah terlalu serius berkata pada Cheng Yun: "Kepala Stasiun, Anda terlalu kekanak-kanakan!"
Cheng Yun kembali membalikkan matanya.
Saat itu loli sudah mendekatkan kepalanya ke mangkuk makan, menggigit sepotong daging sapi lalu mendengkur kesakitan karena kepanasan.
Cheng Yun langsung menepuk kepalanya: "Pelan-pelan makannya, cuma segini, habis ya habis! Baru bisa makan lagi besok pagi!"
Mendengar itu, loli langsung memperlambat kecepatannya.
Namun setelah menghabiskan potongan pertama dan menoleh, ia tetap tak bisa menahan untuk mendongakkan kepala tinggi-tinggi, menyipitkan mata menunjukkan ekspresi menikmati, lalu diam-diam melirik Cheng Yun di sebelahnya.
Hah! Kenapa manusia ini tidak ikut makan?
Sorot matanya memancarkan keraguan.
Mau tidak membagikan setengah potong untuknya?
Tapi kebingungannya segera terputus -
"Enak banget! Benar-benar enak!" Yin Nuxia menggenggam sumpit sambil terus bertepuk tangan, bersamaan memalingkan wajah ke arah loli kecil seolah memberi isyarat agar segera ikut bertepuk tangan.
Loli kecil tentu saja menatapnya dengan wajah penuh ketidaktahuan.
Yin Nuxia tak memedulikan ketidakkooperatifannya, hanya menganggap IQ-nya terlalu rendah, terus memuji Sang Kepala Stasiun: "Rasanya dengan mie putih semangkuk dan kuah sesendok ini, sudah bisa sangat enak! Sang Kepala Stasiun benar-benar orang paling hebat yang pernah kulihat!"
"Sang Kepala Stasiun juga makan dong!"
"Ayo saya suapi, ha~"
“Tidak makan! Makan terlalu asin di tengah malam tidak baik!” Cheng Yun menggelengkan kepala menolak, memandangi mereka berdua bagai seorang ayah tua.
……
Berkat penyedot asap, aroma harum daging sapi rebus tidak bocor keluar. Jadi meski Cheng Yan dan Tang Qingying tinggal di sebelah, mereka tak tahu bahwa di kamar sebelah ada sepasang pria-wanita dan seekor binatang diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang mereka!
Mereka pun tak punya hati untuk mengurus urusan kamar sebelah.
Mereka sedang sibuk dalam pertempuran besar... Eh bukan, lebih tepatnya penindasan sepihak!
“Turunkan aku! Turunkan aku! Aku tidak mau, tidak mau keluar!” Tang Qingying berteriak dengan suara tertekan, bahkan dalam pergulatan ia tetap ingat ini hotel tengah malam tak boleh berisik.
Cheng Yan dengan ekspresi datar menggendong Tang Qingying di pundak, melangkah mantap dari kamar tidur menuju ruang tamu, bagai pria berotot tak berperasaan yang sedang memaksa membawa tunangan.
Tengah malam, keduanya hanya mengenakan sedikit pakaian. Cheng Yan bagian atas tubuhnya hanya memakai kemeja katun pink muda yang sangat longgar dengan kancing yang juga longgar, di mana kancing paling atas hanya sampai ke tengah dada. Model baju ini sangat santai, membuat Cheng Yan terlihat seperti dewi yang beraura sastra, tapi hanya postur tubuhnya yang bisa memakainya. Sebab jika Tang Qingying yang mengenakan kemeja ini, dadanya akan langsung mengangkat kerah yang rendah, mengubah kesan santai-segar-bebas itu menjadi sensual dan menggoda.
Karena kelonggaran kemeja tersebut, Cheng Yan tidak memakai celana pendek atau celana tidur di bagian bawah. Saat berdiri dan berjalan, tak ada bagian yang terbuka, malah menonjolkan sepasang kaki jenjang ramping dan tegak yang memantulkan kilau halus pucat di bawah cahaya lampu.
Tang Qingying mengenakan celana pendek dan vest, menampakkan area luas kulit putih salju. Sepasang kaki putih halusnya terus menendang-nendang di depan Cheng Yan, tangan juga meraih-raih tak karuan di belakang Cheng Yan. Namun perjuangannya terlihat sangat tak berdaya.
Dari belakang Cheng Yan, pemandangan di balik kerah vest Tang Qingying yang tergeletak di bahu bisa terlihat jelas——hamparan kulit putih mulus yang membutakan mata, montok dan lembut, mengerut membentuk parit lebar yang dalam dan misterius.
"Lepaskan aku..."
"Yan-yan, tolong turunkan aku, ya..."
Cheng Yan hanya menggunakan satu tangan untuk mengunci tubuhnya dengan erat. Seiring langkahnya dari kamar tidur ke ruang tamu, nada teriakan Tang Qingying berubah menjadi rayuan, mulutnya terus memuntahkan kalimat tunduk pada sang maestro: "Aku tak akan pernah lagi mengatakannya seperti itu."
Cheng Yan sama sekali tak berbelas kasihan, langsung "bum!" melemparkan Tang Qingying ke sofa yang telah dipersiapkan dengan bantal dan selimut untuknya.
Kemudian Cheng Yan berdiri menyilangkan tangan di dada - meski memakai kemeja berkerah nyaris terbuka dan melakukan gestur seperti itu, dia tetap sama sekali tak terlihat vulgar! Sebaliknya Tang Qingying yang terlempar ke sofa, hanya berbaring saja, vest berkerah N kali lebih tinggi dari kemeja Cheng Yan itu sudah tak sanggup membungkus payudaranya yang mengembung. Sensasi "nyaris terkuak" itu bisa membuat siswi manapun terkesima!
Ditambah esensi spiritual lemah Tang Yao Yao saat itu, helai rambut berantakan dan tatapan mengiba bagai hewan kecil terluka, godaannya benar-benar tak tertahankan.
Namun Siswa Cheng Yan tetap tak tergoyahkan, terus menyilangkan tangan di dada sambil menjulang memandanginya dari atas.
Tang Qingying secara bawah sadar meraih bantal dan memeluknya di dada, ini adalah pertunjukan caranya mencari rasa aman. Ia mengedipkan mata menatap tajam Cheng Yan, berkata lemah: "Aku memberitahu kakak ipar tentang perhatianmu padanya... ini membantumu! Harusnya kamu senang bukan..."
"Senang, aku sangat senang! Senang sampai hampir meledak di tempat!" Cheng Yan berbicara tanpa ekspresi, hampir saja memperagakan bagaimana bentuk ledakan di tempat itu.
"Benarkah?" Tang Qingying memandangnya dengan harapan, "Lalu kenapa kamu masih mengusirku keluar!"
"Jangan pura-pura bodoh!"
"Hmm……"
"Aku peringatkan, jangan lagi diam-diam masuk! Malam ini tidur di sini, kalau masih menyelinap naik ke ranjangku, akan kukunci pintu dari dalam! Nanti kalau mau ke toilet malam-malam harus masuk ke kamar Cheng Yun sebelah!"
“Benarkah?” Tang Qingying kembali berteriak, ekspresinya semakin bersemangat dengan kedua tangan menyusun seperti sembahyang sambil digosok-gosokkan perlahan, “Aku benar-benar boleh ke kamar kakak ipar malam ini?”
“Mimpi!” Ekspresi Cheng Yan kembali membeku, lalu mengubah perintahnya, “Kau pergi ke sebelah kamar Kak Yin Dan!”
“……Bosen.” Tang Qingying melambaikan tangan dengan gerakan menolak.
“Kesalahanmu harus kau tanggung sendiri! Besok akan kulihat sikap permintaan maafmu, baru pertimbangkan apakah boleh naik ranjang lagi!” Cheng Yan berbicara dengan nada dingin, lalu menoleh dan bergegas menuju kamar tidur.
“Aduh! Yan-yan jangan pergi!” Tang Qingying memeluk bantal sambil berguling-guling di sofa, berpura-pura sangat menyedihkan. Dengan hati-hati ia menjaga agar tidak jatuh, sambil mengintip dari balik pinggiran bantal untuk melihat apakah Cheng Yan berhenti berjalan. Teriaknya tak henti, “Aku kasihan! Di cuaca dingin begini diusir tidur sofa, sungguh kasihan aku~~”
Melihat langkah Cheng Yan tidak berhenti, dia sedikit menaikkan volume suaranya: "Ah! Aku sangat kasihan~~"
Baru setelah Cheng Yan masuk ke kamar tidur dan menutup pintu kamar.
Suara Siswa Tang Yao Yao tiba-tiba terputus.
Dengan memeluk bantal dan wajah menggembung, dia duduk sambil menarik-narik vest kecilnya lalu merapikan bajunya. Duduk di tepi sofa sambil menggoyangkan betis putih mulusnya yang berkerut karena mengernyit. Di tengah hawa dingin ini, dia segera merasakan kedinginan. Akhirnya dia berbaring kembali dan melingkup ke dalam selimut, menyelimuti diri hingga ke leher dan hanya menyisakan kepala yang terlihat.
Benar-benar menyebalkan!
"Dia Tang Yao Yao yang agung... Eh, kedengarannya seperti sedang bertindak imut! Intinya, Tang Yao Yao sebenarnya cukup tangguh di antara para siswi. Dengan postur tinggi dan watak keras, dia tidak takut berantem dengan siapa pun. Bahkan saat SMP, dia pernah janji berantem dengan orang lain dan menjadi 'sosok' terkenal di seluruh sekolah. Tapi diluar perkiraan, setelah datang dengan penuh semangat ke wilayah kakak ipar, kekuatan tempurnya langsung terjun bebas ke lapisan terbawah."
"Selain Kak Yu Dian yang pendiam dan tampak tak berbahaya, sepertinya dia tak bisa mengalahkan siapa pun."
"Kucing itu... Hm apalagi, itu siluman kucing yang sudah jadi iblis, sampai sekarang belum diketahui berapa tahun tingkat kultivasinya!"
"Ah!"
Siswa Tang Yao Yao menghela napas panjang.
Sungguh menyebalkan!
