“Pertama-tama, tidak mungkin ada sesuatu yang muncul dari ketiadaan mutlak. Ini adalah teorema filosofi sekaligus kebenaran universal alam semesta.” Guru Cai mengepal tongkat sihirnya dengan ekspresi serius, suaranya bergema penuh wibawa seperti seorang guru sejati yang sedang menyebarkan ilmu.
“Karena itu mustahil bagi kita untuk melacak sampai ke ujung.” Katanya dengan suara berat.
“Misteri alam semesta adalah topik penelitian abadi para akademisi, sekaligus tujuan hidup para filsuf. Di dunia kami terdapat banyak model alam semesta tiga dimensi, semuanya merupakan kristalisasi kebijaksanaan para bijak bestari untuk melakukan simulasi mental terhadap proses perubahan kosmik.”
“Model ini telah direkonstruksi dan disempurnakan dari generasi ke generasi, bahkan hingga kini masih mungkin untuk dimodifikasi atau bahkan dibalikkan sama sekali.”
“Hm.” Cheng Yun terus-menerus mengangguk menyetujui setiap perkataannya.
"Dalam model kosmos yang disimulasikan hingga kini di dunia kami, alasan alam semesta menjadi seperti ini kemungkinan besar adalah Ledakan Besar Singularitas." Sang Mage berkata dengan tenang, "Teori Ledakan Singularitas sudah ada sejak era kuno di dunia kami, selama ribuan tahun terus disempurnakan. Kebetulan, dunia kalian juga punya teori serupa. Jadi aku langsung menerjemahkan teori kami ini sebagai 'Ledakan Besar Singularitas', tapi sebenarnya ada perbedaan mendasar."
"Dari mana asal singularitas? Tak ada yang tahu."
"Mage kuno bisa bilang ini adalah penciptaan dari ketiadaan, tapi ilmu sihir modern tidak mendukung konsep 'menciptakan sesuatu dari ketiadaan' ini. Dengan umur kita yang terbatas, mungkin seumur hidup pun tak akan bisa menelusuri asal-usulnya. Inilah kesedihan kami. Banyak Archmage yang rela menukar nyawa demi kebenaran, tapi tak ada yang memberi mereka kesempatan untuk 'mendengar ajaran di pagi hari, rela mati di petang hari'." Sorot mata Guru Cai dipenuhi perasaan haru saat mengucapkan ini.
Dari sorot matanya yang membara, Cheng Yun bisa melihat bahwa jika ada kesempatan untuk mendengar ajaran, ia pasti akan memilih mati di malam hari.
"Bicara poin utamanya." Cheng Yun mengingatkan.
"Hmm..." Guru Cai tersedak, gejolak emosi yang baru saja terbangun langsung redup setengah, ia melotot ke arah muridnya yang tak menghargai ilmu ini, namun sang murid tetap tak peduli.
Teringat bahwa ini adalah maestro alam semesta, ia mengkerut leher lalu melanjutkan: "Untuk sementara kita tak perlu melacak asal-usul singularitas ini, juga tak perlu memperdebatkan mengapa ia meledak, dari apa ia tersusun, apakah langsung meledak seketika muncul atau ada jeda waktu sebelum meledak. Semua yang terjadi sebelum ledakan itu di luar jangkauan tebakan kita. Satu-satunya yang bisa kita pelajari adalah energi hasil ledakannya - jika memang alam semesta benar-benar berasal dari ledakan."
“Berdasarkan energi yang dihasilkan setelah ledakan, melalui penelitian panjang oleh para bijak yang tak terhitung jumlahnya, kita bisa menyimpulkan energi yang terkandung di dalamnya sebelum meledak. Inilah asal-usul segala makhluk.” Suara Guru Cai semakin berat, gaya bicaranya semakin bergengsi.
“Lanjutkan.” Cheng Yun awalnya tidak tertarik dengan omong kosong ini, tapi perlahan mulai duduk dengan postur tegap, menyimpan sikap santai sebelumnya.
“Ini mungkin berbeda dengan teori Ledakan Besar di dunia kalian. Awalnya banyak ahli sihir dan bijak berspekulasi tentang komposisi singularitas, berbagai teori bermunculan. Tapi saat ini penjelasan paling diterima adalah singularitas terdiri dari energi yang sangat terkonsentrasi - energi yang menjadi sumber segala makhluk, karenanya kami menyebutnya Energi Asal-Usul. Tentu ini hasil terjemahan.”
“Energi Asal-Usul!” Cheng Yun sama sekali tidak asing dengan istilah ini.
"Benar, ia adalah energi awal alam semesta, sumber asal segala sesuatu. Sebutan 'energi primordial' merupakan deskripsi terbaik untuknya." Sorot mata Guru Cai memancarkan cahaya bintang, membuat matanya terlihat luar biasa terang.
"Karena awal alam semesta berada dalam kondisi Tai Chu yang primordial, mirip kabut chaos, tak ada apa-apa. Tak ada ruang, materi, maupun gerak, sehingga waktu pun tak bermakna. Ledakan energi primordial-lah yang memperluas ruang, alam semesta dunia kami hingga kini terus berekspansi. Energi primordial pula yang membentuk materi awal, kemudian menciptakan segala yang ada di dunia ini, termasuk bintang-bintang, kita semua, bahkan kue strawberry."
"Pelajaran kali ini akan menekankan pada konsep energi."
"Lebih detail lagi, kami secara umum meyakini energi primordial terbelah menjadi dua setelah ledakan." Guru Cai menegakkan dua jarinya, lalu berbalik mengambil spidol dan menggores dua garis miring di papan tulis, menuliskan dua simbol terpisah. "Energi primordial hampir tidak ada lagi. Federasi Meso di dunia kami menginvestasikan dana besar untuk membangun laboratorium, namun energi primordial yang berhasil ditangkap masih sangat sedikit, belum diketahui keasliannya. Tapi tidak masalah, setidaknya dua jenis energi hasil pemisahan energi primordial ini pernah kamu kontak."
"Benarkah..." Cheng Yun berkata.
"Benar." Guru Cai mengangguk serius. "Keduanya adalah energi materi dan energi misterius. Begitulah kami menyebutnya."
"Oh!" Cheng Yun langsung paham.
"Energi materi sangat umum, segala bentuk energi yang dapat diakses orang biasa, termasuk manusia biasa itu sendiri, semuanya adalah energi materi." Guru Cai menjelaskan, "Seperti yang kusebutkan tadi, alam semesta awalnya tidak memiliki materi. Tapi sekarang langit dipenuhi bintang, ada gunung, sungai, tanaman, berbagai makhluk hidup yang bisa lari dan lompat, serta kue strawberry yang luar biasa lezat. Dari mana semua ini berasal?... Silakan teman sekelas ini menjawab."
"...Berasal dari transformasi energi materi." Cheng Yun memandangnya dengan ekspresi geli di selangkangan, tetap berkoordinasi dengan pertunjukannya. Teori konversi massa-energi Einstein masih pernah didengarnya.
"Benar! Jawaban yang luar biasa!" Guru Cai memandangnya dengan keyakinan, sangat memenuhi standar, "Pada awal penciptaan alam semesta, energi inilah yang menciptakan materi dan antimateri, termasuk materi biasa yang kini kita lihat, serta materi tersembunyi yang tak kasat mata maupun teraba, semuanya diciptakan dari energi ini. Tentu, kita sendiri juga berasal dari energi materi ini."
“Energi misterius juga pernah kau sentuh.” Guru Cai berkata, “Itu adalah energi lain yang menopang alam semesta. Pada dasarnya energi ini tidak bisa kita sentuh, namun dalam evolusi panjang selanjutnya, entah sejak kapan tubuh kita mulai terkontaminasi energi ini. Sejak itu kita mulai mempelajari dan menguasai energi yang lebih stabil dibanding energi materi meski densitas energinya lebih tinggi ini.”
“……” Cheng Yun merasa kepalanya mulai pusing.
“Sebenarnya sederhana. Jika kita ibaratkan alam semesta sebagai balon, maka udara di dalamnya adalah materi dan energi. Bisa dibilang alam semesta adalah ruang yang menampung materi dan energi, atau materi dan energi yang mendorong alam semesta mengembang.” Guru Cai sendiri mulai kebingungan menjelaskan, akhirnya membuat perumpamaan lalu langsung melompati topik ini.
“Sebenarnya pemahamanku tentang teori ruang-waktu juga terbatas. Jika kau mau meminjamkan Bola Kun Zhen padaku...” Katanya.
“Aku ingin memahami hubungan antara alam semesta dengan alam semesta, atau ruang dengan ruang.” Cheng Yun mengerutkan alis.
"Hubungan antara alam semesta dan alam semesta..." Guru Cai tampak kesulitan, "Karena di dunia kami belum ada kekuatan yang bisa menghancurkan benteng semesta... tidak benar, sebenarnya sudah ada dua orang yang menerobos alam semesta. Baiklah, meski demikian, hanya saya dan Mentor Kun Zhen yang pernah melintasi alam semesta, jadi selain kami berdua, tidak ada satu pun penghuni dunia kami yang pernah melihat alam semesta kedua."
"Kita hanya bisa mengeksplorasi melalui spekulasi, pengamatan dari sisi tertentu, dugaan, verifikasi, dan metode lainnya."
"Kami memastikan dunia bukan hanya terdiri dari satu alam semesta, tapi cara pastinya bagaimana, saya tidak tahu. Pengetahuan saya belum mencapai level itu. Tapi yang pasti bukan karena ada orang yang pergi ke alam semesta lain lalu kembali dan memberitahu semua orang."
“Bagi hubungan antarsemesta……saya cuma tahu relasi jarak, itu pun dari sains populer di sebuah movie.” Sang Mage berusaha mengingat, “Antara semesta pasti ada jarak, tapi para Mage Ruang menyimpulkan jarak ini bukan jarak fisik, melainkan dosis energi yang dibutuhkan untuk menerobos dari satu semesta ke lainnya. Mereka melakukan tantangan terhadap benteng semesta dengan cara menunjuk arah berbeda saat menerobos ruang, lalu menghitung feedback yang didapat untuk menyimpulkan: satu semesta bisa menuju banyak semesta, tapi energi yang dibutuhkan berbeda-beda.”
“Jika energi ini dikonversi jadi panjang, lalu semesta diubah jadi titik di permukaan datar, hasilnya justru sesuai dengan hukum alam fisika tentang panjang sisi. Ini memang materi yang keren banget.”
“Tentu, karena teori-teori ini masih sebatas hipotesis yang belum terbukti, aku tidak berani memastikan kebenarannya. Aku juga tidak tahu apakah jarak antar alam semesta bersifat fisik atau hubungan misterius lainnya. Tapi jika kamu membayangkan hubungan keberadaan antar alam semesta seperti kotak-kotak di permukaan datar, itu jelas salah.”
“Aku juga tahu komposisi dan struktur alam semesta...”
“Ini teori Sage Gongyan...”
“Ah iya! Ada juga spekulasi Mentor Kun Zhen tentang struktur ruang sebelum mengasingkan diri...”
“……” Cheng Yun merasa sangat pasrah.
Tapi setidaknya ada sedikit hasil.
Beberapa teori bahkan diragukan kebenarannya oleh Sang Mage sendiri, dan pengusulnya pun tak bisa memverifikasinya. Namun Cheng Yun justru mampu membuktikannya.
Bola cahaya oval di depannya ini adalah node yang menghubungkan alam semesta tak berujung, dan dirinya sendiri adalah maestro yang menguasai perjalanan antariksa. Setiap kali ada penjelajah waktu yang datang-pergi, setiap kali ia mendekati bola cahaya node, bahkan hanya dengan berdiam di ruang node sambil merasakan dengan hati, ia bisa menangkap banyak hal. Sebelum teori-teori ini muncul, semua persepsinya itu masih samar dan membingungkan. Namun dengan adanya teori-teori tersebut, setelah diverifikasi dalam hati, segalanya menjadi terstruktur dan jelas.
"Pelajaran hari ini sampai di sini." Sang Mage mengambil kain lap dan membersihkan coretan padat di papan tulis kecil, lalu secepat kilat melepaskan "status Guru Cai", memandang Cheng Yun dengan sikap menjilat.
"Yang Mulia Kepala Stasiun, tentang Bola Kun Zhen itu..."
"Ambil saja!" Cheng Yun menggerakkan jari, Bola Kun Zhen segera melesat menghampiri dan mendarat di tangan Sang Mage.
"Terima kasih Kepala Stasiun! Terima kasih banyak!" Kedua tangan Sang Mage memegang erat bola kristal bagai mendekap titah suci, ia terus-menerus membungkuk hormat.
Pandangannya pada kristal dipenuhi kesalehan.
