Plak-plak-plak!
Plak-plak-plak!
Yin Nuxia memiringkan kepala, mengarahkan satu telinga ke permukaan tanah, sambil menepuk-nepuk telinga yang menghadap langit. Seolah ada air di telinga yang harus dikeluarkan.
Sebentar kemudian, ia memiringkan kepala ke sisi lain dan menepuk telinga satunya lagi.
Si loli berbaring di paha Cheng Yun, bahkan pemandangan gunung pun tak sempat dilihatnya, hanya menoleh dan menatap tajam Yin Nuxia dengan takjub.
Sang Mage duduk berhadapan, melihat hal ini penasaran bertanya: "Boleh tahu apakah di kepalamu kemasukan air?"
"Kepalamu baru kemasukan air!" Yin Nuxia membantah dengan garang, usai membantah ia mengerutkan alis sejenak, bergumam, "Kurasa mungkin telingaku yang kemasukan air, tapi hari ini aku tidak menyelam... Jangan-jangan air semalam yang ngumpet sampai hari ini?"
"Tapi kalau air di telinga kiri kau tepuk ke kanan, air telinga kanan kau tepuk ke kiri, bukannya malah masuk ke kepala?" Sang Mage masih penasaran.
"Eh..." Yin Nuxia merasa logikanya masuk akal.
Namun secepat itu ia menggelengkan kepala, berkata: "Omong kosong! Aku jelas-jelas menepuk air kiri ke kiri, air kanan ke kanan!"
“Lalu apakah airnya berhasil kau tepuk keluar?”
“Nggak……”
“Kalau begitu mungkin kau salah arah menepuk.” Sang Mage menyimpulkan dengan profesional, “Saat kedua telinga kemasukan air, jangan ditepuk seperti itu. Sedikit saja ceroboh, air bisa masuk ke tengah alias otak……Eh kok telingaku juga mulai bermasalah! ……Berdengung-dengung, padahal semalam aku nggak menyelam!”
“……Itu reaksi dataran tinggi.” Cheng Yun menghela nafas melihat kelakuan mereka.
“Apaan tuh?” Yin Nuxia bertanya.
“Reaksi dataran tinggi……?” Sang Mage mengedipkan mata, seolah memahami tapi tak sepenuhnya mengerti.
“Lakukan gerakan menguap saja.” Kata Cheng Yun.
“Oh!” Yin Nuxia yang sangat mempercayai Sang Kepala Stasiun langsung menuruti.
“Beneran manjur! Tadinya kukira telingaku kemasukan air!” Mata Yin Nuxia berbinar-binar bagai menemukan mainan baru.
Sang Mage pun ikut pura-pura menguap.
Tak lama kemudian, Cheng Yun pun menguap.
Wajah loli terlihat tertegun, kadang memandang Yin Nuxia, kadang melihat ke arah sang Mage, atau memutar kepalanya 180 derajat untuk menatap Cheng Yun.
Ia juga membuka mulut, memperlihatkan lidah merah muda seperti anak kucing, namun tanpa duri.
Namun setelah ragu sebentar, ia menutup mulutnya kembali.
Gerakan ini benar-benar konyol!
Ia tak bisa menirunya~
Tiga siswi normal lainnya tidak mengalami masalah berarti.
Tiba-tiba, pemandangan di sekitar kereta gantung lenyap. Semua orang seakan menerobos masuk ke dalam awan, dikelilingi kabut tebal hingga bahkan kereta gantung di depan yang jaraknya tak jauh pun tak bisa dilihat jelas.
Loli itu tiba-tiba membelalakkan matanya.
Yin Nuxia pun terpaku: "Gunung ini tinggi sekali!"
Saat itu pepohonan di permukaan tanah sudah tampak tertutup salju yang jelas. Selama beberapa menit berikutnya, mereka semua melintas di dalam kabut.
Seiring awan kabut semakin menipis, langit biru nan luas perlahan mulai terlihat, meski masih samar-samar.
Hanya dalam beberapa puluh detik, sinar matahari yang terang menerobos jendela dan menyinari kabin kereta gantung, membuat mata semua orang tiba-tiba terbuka lebar!
"Waah!"
Semua orang serentak berteriak kaget.
Bahkan gadis kecil Yu Dian yang paling tenang pun membuka mulutnya sedikit, memalingkan wajah ke segala arah berusaha menangkap pemandangan yang belum pernah dilihatnya seumur hidup ini.
Kereta gantung telah memasuki dunia es dan salju. Permukaan tanah, hutan, dan gunung semuanya diselimuti putih. Kabin melayang tepat di atas puncak-pohon, cukup dengan menundukkan kepala di dekat jendela untuk melihat es yang menempel di dahan. Langit bagaikan tutup raksasa berwarna biru murni tanpa noda, bahkan sehelai awan tipis pun tak terlihat. Di bawahnya membentang lautan awan putih yang tenang bak samudra, seolah dunia ada dalam genggaman kaki.
Tang Qingying dan yang lain sudah mengeluarkan ponsel mereka untuk berfoto.
Cheng Yun masih bisa melihat penumpang di kereta gantung depan yang juga sudah berdiri tegak, menempelkan lensa ponsel mereka ke kaca kereta gantung untuk berfoto.
Senyum mengembang terukir di wajahnya.
Seiring kereta gantung yang semakin meninggi, pemandangan sekitar semakin memukau, cahaya matahari semakin menyilaukan, suhu semakin turun, dan tinnitus Yin Nuxia, Cheng Yun, serta Sang Mage semakin sering muncul. Jika tak ingin menahan rasa tak nyaman, mereka terpaksa lebih sering menguap untuk meredakan tekanan di telinga.
Cheng Yan mengeluarkan sebotol sunscreen berukuran kecil dari tasnya, bertanya, "Kalian sudah pakai sunscreen belum?"
Tang Qingying diam seribu bahasa. Pagi tadi dia sudah ikut mengoleskan sunscreen milik Cheng Yan.
Yin Nuxia dengan wajah tertegun bertanya, "Sunscreen...Apaan tuh?"
"Untuk melindungi dari matahari."
"Ngapain harus lindungin diri dari matahari?"
"Karena sinar UV di dataran tinggi sangat kuat. Kalau nggak pakai sunscreen, kulitmu bisa menghitam dan pecah-pecah."
"Oh! Tidak perlu, aku tidak takut dengan hal-hal begini!" Yin Nuxia sebagai anak persilatan memang tidak terikat hal sepele. Lagipula kalau terlalu manja, mudah dianggap target empuk+ejekan oleh rekan seprofesi.
"……" Cheng Yan terdiam, "Kak Yu Dian?"
"Aku……"
"Ambil saja, sekalian oleskan ke Kak Yin Dan. Abaikan saja protesnya……" Cheng Yan menyerahkan sunscreen kepada gadis kecil Yu Dian. Di hatinya, Yin Nuxia sudah turun kelas menjadi anak nakal yang "tidak patuh" dan perlu orang tua yang mengawasi.
Dengan cepat, mereka tiba di area parkir ski.
Turun dari kereta gantung, saat melangkah keluar, hamparan salju setebal lebih dari satu chi. Setiap injakan meninggalkan jejak sepatu dalam-dalam. Karena masih pagi, hampir tidak ada orang - mereka mungkin gelombang pertama yang naik gunung. Permukaan salju masih baru tanpa bekas kaki.
Yin Nuxia melirik Cheng Yun dan Cheng Yan, dengan cepat mengulurkan kakinya, menginjak tanah hingga terbentuk lubang dalam, lalu dengan cepat menarik kembali kakinya.
Meski Tang Qingying adalah orang utara, namun setelah sekian lama tidak melihat salju, dia tetap dipenuhi kegembiraan.
Tanpa reservasi seperti Yin Nuxia, dia langsung menarik Cheng Yan ke area permukaan tanah yang tertutup salju rapi, sambil tersenyum lebar sambil melompat-lompat, meninggalkan sejumlah besar jejak sepatu di tanah.
Melihat ada yang tampak lebih bahagia darinya, Yin Nuxia tak mau kalah: "Ini tak boleh terjadi! Aku harus mengalahkan mereka!"
Maka dia langsung menyerbu masuk, menginjak-injak salju dengan ganas.
Sang Mage mengikuti dari belakang.
Di mata gadis kecil Yu Dian juga terpancar cahaya terang, tapi dia tetap berdiri di pinggir, tidak ikut mengacau, hanya tersenyum tipis sambil memperhatikan mereka.
Terbiasa menyendiri, meski hatinya tergoda, dia tetap malu untuk bergabung.
Setelah beberapa saat, Yin Nuxia yang berlari menghampiri. Tanpa basa-basi ia langsung menangkap tangan Yu Dian dengan kekuatan superhuman yang tak tertandingi, menariknya masuk ke dalam salju. Yu Dian pura-pura berteriak kecil "Aduh aduh", lalu ikut melompat-lompat bersama Yin Nuxia.
Kini hanya Cheng Yun dan si loli yang masih berdiri di pinggir mengamati.
Cheng Yun memandang ekspresi pasrah Cheng Yan yang digandeng Tang Qingying, wajah kikuk Sang Mage yang sendirian, serta keriuhan Yin Nuxia dan Yu Dian. Ia merasa adegan ini cukup menggelikan.
Si loli justru tampak kebingungan——
Untuk apa gerangan para manusia biasa yang bodoh ini berkumpul? Apa mereka belum pernah melihat salju? Memangnya ada yang seru...
Perlahan-lahan, menyaksikan kebahagiaan mereka, si loli mulai meragukan diri sendiri: Jangan-jangan ada permainan seru di tanah ini yang luput dari pengamatan Wang?
Setelah bermain-main sebentar, enam manusia plus satu makhluk menangkap seorang staf untuk membantu mereka mengambil foto bersama di depan hamparan salju yang berantakan, kemudian mereka serentak menyerah pada rencana naik bus ke area ski dan memilih langsung berjalan kaki ke sana.
Lagipula tidak terlalu jauh, demi menikmati pemandangan.
Sejujurnya area ski tidak punya banyak pemandangan berarti, hanya beberapa bangunan yang masih memiliki nuansa khas. Ditambah cuaca hari ini cerah dengan visibilitas baik, Lautan Awan di bawah meski tak membentuk lapisan padat tetap terbilang langka, membuat sekelompok orang yang jarang lihat salju dan belum pernah naik gunung tinggi jadi sangat bersemangat, sepanjang jalan terus memotret. Biasanya orang dengan skill foto pas-pasan sulit sadar hasil jepretannya jelek, apalagi saat baru keluar dari kamera.
Di tengah jalan raya terdapat dua bekas roda dalam yang bahkan menggiling salju jadi es, sementara salju di tepian paling luar masih lembut dan perawan, bagai marshmallow yang bertaburan di tanah.
Di atas marshmallow bertambah sejumlah besar jejak kaki, besar kecil, dan juga sejumlah titik kecil bagai bunga plum.
Loli diam-diam mendampingi Cheng Yun, sama sekali tidak bersemangat, tidak berlarian atau melompat-lompat, hanya sesekali memalingkan wajah melihat Lautan Awan di tepi jalan dan rerumputan pohon yang membeku di sekitarnya.
Ia berasal dari Pan Yu Arctic, tapi mungkin karena pengaruh separuh darah dalam tubuhnya, atau mungkin akibat pengalaman masa kecil, sama sekali tidak menyukai pemandangan es dan salju Kutub Utara. Namun hamparan es-salju di sini cukup beragam, sangat berbeda dengan Kutub Utara yang hanya ada salju dan es. Sesekali menemukan jejak hewan kecil tak dikenal di hamparan salju membuat dasar kalbunya timbul rasa ingin tahu.
Sepanjang perjalanan, Cheng Yun memperkirakan semua orang telah memposting banyak foto dengan pengulangan tinggi namun minim keindahan yang mengesankan, akhirnya tiba di area ski.
Tentu saja di sini bukan hanya ski, masih ada banyak proyek hiburan lainnya, ski hanyalah salah satunya.
Maka, Cheng Yun dan Cheng Yan pun memulai perjalanan "membawa anak-anak masuk ke taman bermain".
Perbedaan karakter anak-anak ini sangat besar.
Yin Nuxia dan si loli penuh rasa ingin tahu akan segala hal, ingin mencoba semua permainan, dan merasa semuanya seru.
Yu Dian gadis kecil yang ragu untuk membuka mulut.
Tang Qingying dan Sang Mage paling wajar, hanya bermain satu dua kali saat menemukan atraksi yang mereka minati.
Perbedaan preferensi hiburan di antara anak-anak ini juga sangat mencolok.
Tang Qingying menyukai naik balon udara panas ke langit; Sang Mage menyukai kereta luncur anjing dan luncur kabel; Sang loli senang berdiri di papan plastik lalu meluncur turun dari bukit, kemudian meminta Sang Mage mengambilkan papan plastiknya; Yin Nuxia sangat tergila-gila pada motor salju, mengayuh satu putaran demi satu putaran; Sedangkan Yu Dian, Cheng Yun belum tahu apa yang disukainya - biasanya Yin Nuxia akan menariknya ikut bermain apa saja tanpa dia memberikan pendapat.
Hingga semua permainan sudah dicoba dan hari telah siang, barulah Cheng Yun menarik Yin Nuxia turun dari motor salju.
Mereka makan siang ala kadarnya lalu bergegas menuju area ski.
Setelah membayar deposit dan menyewa papan seluncur, keenam orang mengenakan sepatu ski kaku yang tak bisa dilenturkan, masing-masing membawa dua papan ski memasuki area dengan gerakan yang sangat kikuk.
Cheng Yun, Cheng Yan, dan Tang Qingying yang juga bisa bermain ski membantu ketiga orang lainnya memasang papan seluncur. Ketiganya tiba-tiba merasakan sensasi "tidak bisa mengendalikan diri sendiri".
Hari ini sudah tanggal 26 bulan ke-12, Tahun Baru Imlek sebentar lagi. Waktu juga sudah siang hari. Jumlah pengunjung di arena ski tidak bisa dikatakan banyak, tapi juga tidak sedikit. Dengan kikuk mereka berdiri di papan seluncur, menggunakan tongkat salju untuk menopang diri perlahan meluncur, berusaha menghindari jadi bahan tertawaan.
Tiba-tiba seseorang meluncur dari atas dengan kecepatan ekstrem. Saat mendekati mereka, ia berhenti mendadak dari samping, menyekop hamparan salju lebar.
Pria tampan bertubuh tinggi besar itu melakukan aksi ganteng nan memukau, memicu teriakan kagum dari para pemula di dasar lereng.
Namun saat wajahnya terlihat jelas, semua terperangah.
Ekspresi Sang Mage seperti berkata, "Bahkan di sini saja bisa ketemu kamu!?" penuh keheranan dan kekagetan.
