“Haha, aku kembali!”
“Yan-yan~~ ayo peluk!” Tang Qingying berteriak riang sambil membentangkan kedua lengannya dan menyergap Cheng Yan.
“……” Cheng Yan mengulurkan satu tangan lurus, menahan ubun-ubunnya agar tidak bisa mendekat.
Setelah Tang Qingying mengibaskan kedua tangannya mencoba dua kali ingin memeluk Cheng Yan, lalu mencoba dua kali ingin menepuk tangan Cheng Yan, semuanya gagal, dia sama sekali tidak memedulikannya, terus tersenyum cerah menatap Cheng Yan yang masih menahan ubun-ubunnya, berkata: "Yan-yan yang manis, sudahkah merindukan Yao Yao yang manis?"
"Tidak." Cheng Yan menjawab datar, setelah itu meliriknya lagi, "Dan, kamu sama sekali tidak manis."
"...Kenapa kamu tidak menyangkal bagian pertamanya?"
Cheng Yan tidak menjawab, melihat Tang Qingying sudah tidak ingin memeluknya lagi, diam-diam menarik kembali tangannya.
"Aku bawakan hadiah untukmu!" kata Tang Qingying.
"Hadih apa? Bernilai tinggi?"
"Bernilai tinggi! Sangat bernilai! Ini hadiah paling mahal yang kubawa untuk semua orang, bagaimana, aku baik padamu kan?" Tang Qingying mengembangkan kedua lengannya hendak memeluk, namun Cheng Yan dengan gesit menghindar ke kiri, gerakannya lincah bagai petarung yang mengelak pukulan mematikan di arena, dengan mudah lolos dari pelukannya.
"Hadiah apa?" Cheng Yan melanjutkan pertanyaan.
"Itu... itu satu set baju." Tang Qingying mengedipkan matanya, sama sekali tak kehilangan semangat. Ia mengambil koper dari tangan Cheng Yun, meletakkannya di lantai, lalu berjongkok membuka koper tersebut.
“Nih, ini jimat keselamatan untuk Kak Yu Dian.” Tang Qingying mengeluarkan liontin segitiga terbungkus kain merah dari sakunya dan menyodorkannya ke Yu Dian, “Meski jimat ini tidak keluar sepeser pun, tapi aku harus naik mobil diguncang puluhan kilometer di jalan gunung, plus jalan kaki mendaki belasan kilometer baru bisa dapat. Orang rumahku bilang kuil Tao itu sangat sakti. Kebetulan fisik Kak Yu Dian lemah, pasti jimat ini bisa melindungimu!”
Gadis kecil Yu Dian tertegun sejenak. Meski jimat di tangannya terbuat dari material biasa-biasa saja, ia merasa seperti memegang bara. Lama sekali ia menundukkan kepala sebelum akhirnya berucap lemah:
“Terima kasih.”
“Ah, jangan sungkan-sungkan!” Tang Qingying melambaikan tangan dengan santai, “Aku juga minta jimat untuk kakak ipar, cuma khasiatnya beda aja. Kakak ipar, jimat untukmu... Eh??”
Tang Qingying menoleh tiba-tiba, matanya membelalak.
Terlihat Cheng Yun duduk di sofa, di tangannya sedang memegang dan mengamati jimat pelindung itu. Sementara si loli berjongkok di sampingnya, wajahnya penuh rasa ingin tahu menatap tajam dupa segitiga merah ini, bahkan mengulurkan satu cakar kecilnya untuk mencoba menggeser dengan hati-hati.
Tang Qingying: "？？？"
Cheng Yan di sebelah masih bertanya dengan keraguan: "Ada apa?"
Cheng Yun juga mengangkat pandangan ke arahnya, dengan cepat menarik kembali jimat pelindung itu, sambil menepuk si loli.
Tang Qingying menarik kembali pandangannya, ekspresinya agak kaku, dengan wajah bersalah melirik gadis kecil Yu Dian: "Tidak ada, tidak ada..."
"Bikin bingung." Cheng Yan mengerutkan alisnya.
“Nah, keyboard dan mouse mekanik ini untuk Kak Yin Dan, semoga Kak Yin Dan bisa cepat keluar dari sangkar tier Diamond.” Tang Qingying mengeluarkan satu set keyboard dan mouse yang terlihat retro, tidak terlalu high-tech, tapi terasa mahal, lalu menyodorkannya ke Yin Nuxia. Hanya saja saat ini dia terlihat tidak fokus.
“Terima kasih Guru Yao Yao, tapi aku sudah naik ke tier Grandmaster!” kata Yin Nuxia dengan bangga.
“Hmm? Benarkah?” Tang Qingying tertegun.
“Iya.”
“Baiklah, baiklah.” Tang Qingying mengeluarkan setumpuk buku tebal, “Ini untuk Kak Cai Qing.”
“Terima kasih!” Sang Mage menerimanya dengan gembira.
Akhirnya Tang Qingying mengeluarkan kotak kertas panjang yang indah dari bagian paling bawah, lalu menyerahkannya ke Cheng Yan. Dia mengangkat kepala sedikit sambil tersenyum manis: “Yan-yan, ini yang kubelikan untukmu, satu set lengkap. Mau naik ke atas untuk mencoba cocok tidaknya?”
Cheng Yan matanya berbinar, menerima kotak itu. Tapi setelah ragu sebentar, ia tetap menggelengkan kepala, "Sudahlah, nanti malam saja dicoba."
Tang Qingying dan Cheng Yun saling memandang.
Cheng Yun batuk dua kali, "Coba saja sekarang. Bagaimana jika tidak pas? Yao Yao juga belum tentu tahu ukuranmu."
Alis Cheng Yan berkerut, seolah mencium ada kejanggalan.
Tiba-tiba Tang Qingying mengangguk-angguk, "Iya betul, kakak ipar benar. Meski aku sudah lama tidur bersamamu dan sangat paham postur kecambahmu, demi berjaga-jaga, lebih baik kau coba sekarang."
Ucapannya sangat serius, termasuk saat menyebut kata "postur kecambah".
Siswa Tang Yao Yao sangat memahami karakter Cheng Yan. Jika menunda sampai malam, mungkin nanti ia akan dipukuli. Tapi sekarang... dengan banyak orang di sini, mungkin Cheng Yan akan memberinya sedikit muka?
Cheng Yan melirik Cheng Yun, lalu Tang Qingying. Setelah berpikir sejenak, tanpa berkata-kata, ia langsung membuka kotak itu.
Tang Qingying mengedipkan matanya menatapnya.
Cheng Yan mengeluarkan sebuah gaun lipit dari kotak dengan satu tangan. Bagian atas berwarna hitam, sementara roknya gradasi dari putih ke abu-abu. Di dalam kotak juga terdapat sepasang stocking hitam yang masih terbungkus rapi.
Cheng Yan menoleh ke arah Tang Qingying, bertanya dengan heran: "Gaun??"
Tang Qingying menyembunyikan kedua tangannya di belakang tubuhnya, tubuhnya sedikit condong ke depan. Dengan tatapan polos, matanya yang indah tak berkedip: "Ada masalah apa... Apa ada yang salah dengan gaun ini?"
Dalam hati Cheng Yan bergumam: Bukannya gue sudah bilang gue nggak mau pakai gaun? Pernah liat cewek atlet MMA pake gaun?
Namun sebelum sempat bicara, kakak kandungnya yang di sebelah langsung memuji: "Gaunnya bagus! Cocok buat siswi SMA atau cewek klub malam. Selera Yao Yao emang oke!"
Cheng Yan tertegun.
Cheng Yun memberi kode mata ke yang lain sambil berkata begitu.
Saat Yin Nuxia masih terpaku, gadis kecil Yu Dian membuka mulut dengan volume suara tetap rendah: "Hm... aku juga merasa bagus."
Yin Nuxia baru tersadar, buru-buru ikut berkata: "Bagus! Bagus! Penampilan Yan-yan memang sudah cantik, pasti lebih memukau lagi kalau dikenakan!"
Sang loli berpikir sejenak, lalu mengeluarkan suara "Huu huu".
Cheng Yan kembali tertegun, pandangannya mengamati orang-orang di sekeliling bolak-balik, akhirnya tertahan pada wajah "polos/jujur" Cheng Yun.
Penglihatan tepinya melirik ke arah Sang Mage.
Syukurlah, masih ada satu orang yang tidak bersuara.
Tiba-tiba Sang Mage selesai merenung, mulai menilai: "Pengerjaan rok ini sangat rapi, desainnya juga unik. Memadukan keanggunan gadis sopan dengan kelembutan gadis manja. Kalau dikenakan wanita matang berpostur ideal, bisa menampilkan sedikit kesan seksi. Bila ada angin sepoi-sepoi melambai-nai ujung roknya, seolah mendengar alunan kecapi yang terbang melayang dari kejauhan......"
“Cukup!” Cheng Yan dengan muka hitam, “Kalian kok jadi seperti anjing peliharaan beberapa orang!”
Gadis kecil Yu Dian dengan pipi sedikit kemerahan tertunduk.
“Benar!” kata Yin Nuxia dengan jujur.
“Huu!!” Loli memprotes.
“Benar-benar cantik, Yan-yan coba dong. Ada leggings, nggak bakal kelihatan, nggak ganggu kamu berantem.” Tang Qingying beralih ke kartu emosional, menatap Cheng Yan penuh harapan.
“……” Cheng Yan ragu-ragu.
Melihat ekspresi 'baik hati' Tang Qingying, ditambah benda ini memang terlihat tidak murah, kalau tidak dipakai sayang sekali...
“Kamu bisa pakai?” tiba-tiba dia bertanya.
“Tidak boleh!” Tang Qingying menggelengkan kepala, “Dadaku terlalu besar, nggak muat.”
“……”
“Kalau begitu aku coba.” Setelah lama ragu, akhirnya Cheng Yan menyetujui. Di detik terakhir sebelum mengambil keputusan, fragmen kenangan Feng Yujia yang duduk bersama Cheng Yun dengan rok lipit dan stocking ketat muncul di benaknya. Saat itu ia merasa penampilan gadis itu cukup menarik, dan yakin penampilannya sendiri pasti akan lebih memukau.
"Aku temani kamu ke atas untuk mencoba!" Tang Qingying segera menarik tangan Cheng Yan dan berlari menuju lantai atas.
Tak lama kemudian, keduanya turun.
"Dang dang dang dang!" teriak Tang Qingying dengan riang.
Cheng Yan telah berganti gaun dengan rok lipit, di bawahnya mengenakan stocking hitam yang menonjolkan kaki jenjangnya yang ramping nan tegap. Desain pinggang tinggi pada baju semakin mengilusi proporsi tubuhnya seolah didominasi kaki. Sepatu kulit bertali sedang yang dipakainya menghapus kesan seksi maupun lemah lembut, justru memancarkan aura kesopanan yang mengurangi kesan dingin dan angkuh, membuatnya terlihat lebih mudah didekati.
Semua orang tertegun, seolah merasa Cheng Yan yang seperti ini terasa asing, mereka pun merasa sedikit tidak biasa melihatnya.
"Bersatu banget dengan tubuhmu!" Cheng Yun akhirnya bereaksi.
"Cantik."
"Memukau!"
"Seperti yang kukatakan tadi, rok ini..."
"Sudah cukup!" Cheng Yan mencengkeram ujung roknya dan menggoyangkannya, lalu melangkah dua kali, terasa ada ketidaknyamanan.
"Lama-lama akan terbiasa." Cheng Yun menangkap kekikukannya.
"……" Cheng Yan tidak berbicara, seolah hanya turun untuk pamer, setelah puas langsung berbalik menaiki tangga untuk berganti baju seperti semula.
……
Yin Nuxia memasang keyboard dan mouse baru, kedua tangan menekan keyboard dengan plak-plak-plak seolah sedang mengetik cepat. Beberapa saat kemudian ia menggunakan satu tangan untuk memegang mouse sambil terus menekan keyboard, berpura-pura sedang operasi gila-gilaan.
"Agak tidak nyaman, tapi terlihat sangat tingkat lanjut!" katanya.
"Kak Yin Dan seharusnya menyalakan komputer, karena mouse ini bisa disesuaikan DPI-nya, bisa dinaikkan kecepatannya sampai sangat cepat, dan juga sangat presisi. Menurutku ini akan cocok untukmu, tapi kamu harus mencari kecepatan yang pas dulu, lalu menghabiskan waktu untuk membiasakan diri dengan kecepatan dan presisi ini. Setelah itu, saat main game pasti akan tanpa pernah gagal!" ujar Tang Qingying.
"Oo, begitu ya." Yin Nuxia mengangguk terpaku.
Dengan cepat, dia membuka komputer dan di bawah petunjuk Tang Qingying menekan tombol DPI untuk menyesuaikan kecepatan mouse, mengaturnya ke kecepatan tertinggi.
Gesek-gesek-gesek……
Yin Nuxia meluncurkan mouse dengan cepat namun langkah kecil.
Tang Qingyang di sebelahnya sama sekali tidak bisa melihat bayangan jarum. Setelah Yin Nuxia selesai meluncurkan mouse, dia masih mencari-cari di layar lama sebelum menemukan jarum yang berada di posisi teratas, lalu berkata: "Secepat ini? Hanya orang-orang dengan kegunaan khusus yang akan menyetel secepat ini kan? Apa tidak terlalu cepat?"
“Tidak cepat sama sekali!” Nona Yin melambai-lambai tangannya, "Aku malah merasa agak lambat. Tapi dibandingkan mouse seharga 20 yuan dulu, yang ini sudah cukup bagus."
Gesek!
Dak-dak!
Mata Tang Qingying berkunang-kunang. Saat ia sadar, Nona Yin sudah menggerakkan kursor ke ikon League of Legends dan menyelesaikan klik ganda.
Nona Yin masih bergumam, "Ternyata memang belum terbiasa. Aku harus menggesernya perlahan..."
Tang Qingying tidak mendengar ucapan ini. Jika tidak, pasti ia akan mencurigai Nona Yin telah menyimpang dari jalan evolusi.
Sang Mage kecil yang diam-diam mengamati di belakang membisikkan mantra pendek. Sorot matanya berkilat, segala gerakan di layar mulai melambat. Pengorbanannya adalah mata akan perih jika dilihat terlalu lama, dan tenaga otak terkuras cepat.
"Mari kita main satu ronde mode latihan dulu untuk cari sensasi memegang." Nona Yin terkekeh, lalu menawari Tang Qingying, "Mau ikut?"
"Jangan, jangan!" Siswa Tang Yao Yao menjawab dengan sopan.
"Baiklah." Yin Nuxia mengembungkan pipi, menunjukkan sedikit ketidakpuasan——Sang Kepala Stasiun tidak mau main bersamanya juga tidak apa, toh memang belum pernah bermain bersama, tapi sekarang bahkan Guru Yao Yao yang dulu sering main game bareng pun enggan... Apa karena akun utama mereka beda distrik?
Setelah beberapa menit, Yin Nuxia akhirnya menemukan permainan sepadan.
"2, lantai, sut... Oke... atas... atas... yang... aman... solo..." Yin Nuxia menunduk serius mencari tombol di keyboard, sambil bergumam sambil mengetik.
Setelah dia mengirim, satu anggota tim sudah memilih Jax, tapi beberapa detik kemudian, orang itu mengganti ke jungler janda.
Yin Nuxia menatap daftar hero yang masih terbatas sambil mengerutkan kening: "Pilih yang mana ya..."
Dia bimbang antara Fiora, Riven, Aatrox, dan Tryndamere, akhirnya memilih Fiora.
Jalur bawah adalah Varus dan Morgana, mid lane-nya Talon.
“Yin Nuxia menunggu beberapa detik, dengan cepat masuk ke panel loading, dan melihat formasi lawan.”
“Pandangannya menyapu satu per satu melewati jungler Lee Sin, mid lane Cassiopeia, bot lane Luo dan Xia, lalu berhenti di satu-satunya hero top lane sambil mengerutkan kening.”
““Dia itu lho!” Mata Yin Nuxia membelalak, “Ada dua telinga kelinci juga, kelihatannya aneh banget...””
““supreme Riven...” Tang Qingying bergumam membaca ID Riven lawan, matanya juga membelalak, “Orang ini kayaknya pernah kukenal, lagian... kok semua border Raja di game ini...””
““Eh, kalau kamu bilang gitu, aku juga merasa agak familiar.” Yin Nuxia juga menatap tajam ID orang itu sambil mengerutkan alis.”
““Siapa itu?” Cheng Yun bertanya.”
"Seorang penyiar!" Tang Qingying takjub, "Sepertinya Riven terkuat di server lokal saat ini, orang yang sangat hebat. Pernah mencapai peringkat pertama di wilayah 1, bahkan menggunakan Riven ke peringkat teratas di server Korea. Aku sering menonton live streaming-nya, sering menghajar lane lawan dengan Riven sampai babak belur. Kak Yin Dan kok bisa match dengannya? Lagipula selain kamu, semua lawan adalah!"
"Aku juga tidak tahu." Yin Nuxia berkata dengan naif, "Ah aku ingat, aku pernah lihat live streaming-nya, orang yang sangat hebat... Hm."
"Mungkin karena dia sedang menang terus selama dua hari terakhir!" Cheng Yun yang berdiri di sebelah menjelaskan, "Kemarin dia sudah match dengan Fiora, waktu itu dia pakai Riven."
Yin Nuxia langsung mengerutkan kening mendengar itu, "Iya nih, sungguh menjengkelkan. Kemarin pakai Riven lawan Fiora, hari ini pakai Fiora lawan Riven. Terus-terusan dua orang ini, sama sekali tidak seru."
"Lane lawan ada Riven Supreme, Riven nomor satu di server lokal, gerakannya keren banget! Ini bakal duel seru!" kata Tang Qingying. "Biasa di Ranked tier Raja, kalau ketemu dia, pasti langsung ban Riven. Kalau nggak, bakal horor banget. Tapi kali ini dia ketemu kamu, jadi belum tentu... Kukira timnya sekarang udah pada bersorak gembira, sementara timmu cuma bisa meratapi nasibmu."
"Apa...?" Yin Nuxia mengernyitkan kening, kalimat panjang Tang Qingying membuatnya bingung.
"Apa kamu yakin bisa ngalahin dia?" tanya Tang Qingying.
"Emm... Dia jago main hero ini, tapi... tetep aja ayam lemah." jawab Yin Nuxia dengan diplomatis.
"Nah itu! Nanti ikuti perintahku!"
"Hah?"
"Kita bakal menghajarnya habis-habisan!" Tang Qingying menggenggam kepalan tangan penuh semangat. "Tunggu, aku mau cek dulu apa dia lagi live streaming sekarang. Kalau iya, bakal makin seru!"
