Saat manusia dan makhluk itu tiba di kamar Sang Mage, mereka melihatnya sedang memegang cangkir berisi serbuk putih, mengamatinya di bawah cahaya dari jendela.
"Halus, tak ada butiran sama sekali!"
"Murni, tanpa kotoran!"
"Kualitas tinggi, setara produksi pabrik!"
"Aku memang jenius!"
"Hahahaha!"
Di luar, sinar matahari pagi miring menggantung di cakrawala, cahaya pagi menembus jendela menyinari tubuh Sang Mage, sorot matanya memancarkan cahaya. Ini seharusnya menjadi fragmen kenangan yang luar biasa cantik, namun dengan adanya botol-botol di kamarnya dan perkataannya, menciptakan kesan yang terasa secara iblis.
Yin Nuxia dan si loli saling pandang, sama-sama menunjukkan ekspresi "Kenapa kamu juga ikut ramai-ramai disini?".
Sekejap, satu manusia dan satu makhluk saling menarik kembali pandangan dengan sikap meremehkan.
Membeku sejenak, Yin Nuxia memalingkan wajah menatap tajam bubuk putih dalam cangkir yang sedang diangkat tinggi-tinggi Sang Mage untuk dikagumi, sorot matanya penuh rasa ingin tahu: "Tepung terigu ini... dibuat dari adonan putih yang mengelabui itu ya?"
Dengan penglihatan tepi, Sang Mage melirik Yin Nuxia, tersenyum tipis, sangat memenuhi standar dengan pertanyaan yang diajukan perempuan itu.
Justru harus ada yang bertanya, barulah dia bisa menjawab, barulah bisa menunjukkan pengetahuannya yang luas itu!
Mengatupkan bibir, ia menaruh cangkir serbuk putih di meja, berkata: "Tebakanmu tepat, ini adalah ramuan 'Suara Putri Duyung' sebelumnya, hanya saja aku menghilangkan unsur pengisi airnya. Tentu saja dalam proses ini harus mempertahankan khasiat pilnya, aku menghabiskan banyak tenaga untuk mencapainya. Sekarang tepung... maksudku serbuk obat ini hanya perlu dicampur air murni, akan kembali menyatu seperti bentuk ramuan semula, hampir tanpa kehilangan khasiat!"
Setelah berkata demikian, ia melirik Yin Nuxia dari penglihatan tepi, seolah menanti pujian seperti "Wah hebat sekali!" darinya.
Namun Yin Nuxia hanya terpaku menatap cangkir itu, sama sekali tak menunjukkan kesadaran untuk memuji.
Bersamaan dengan itu, bayangan putih melesat di depan mata Sang Mage, si loli dengan lincah melompat ke atas meja, membuatnya langsung terkejut!
Terlihat sang loli melangkah dengan langkah elegan menuju gelas berisi bubuk obat miliknya, menundukkan kepala penuh rasa ingin tahu mengamati segelas penuh bubuk obat. Sorot matanya yang bagai menyimpan angkasa berkelap-kelip, seolah punya keinginan untuk menjilat sedikit mencicipi rasanya.
Sang Mage mengubah ekspresi wajah drastis, namun tak memiliki keberanian visioner seperti Yin Nuxia untuk mendorong si loli. Ia hanya bisa berteriak: "Yang Mulia Loli! Jangan disentuh, obat ini tak boleh dimakan sembarangan, ada efek sampingnya!"
Sang loli memalingkan wajah sambil meliriknya dengan sikap meremehkan, lalu kembali mengamati bubuk obat itu.
Sang Mage tertegun sejenak, lalu berteriak lagi: "Yang Mulia Loli, mohon keringanan... Ini hasil kerja keras hamba!"
Setelah membeku sejenak, ia melanjutkan setelah berpikir: "Ini perintah Sang Kepala Stasiun, di dalamnya ada bagian milik beliau. Yang Mulia Loli harap pertimbangkan kembali!"
Mendengar ini, sang loli benar-benar tertegun.
“Ia menatap Sang Mage, lalu melihat cangkir bubuk obat ini. Cakar yang sudah terulur tiba-tiba ditarik kembali karena keraguan.”
“Beberapa saat kemudian, mundur dua langkah dan berjongkok patuh, menjaga jarak dari cangkir obat itu.”
“Whoosh...”
“Sang Mage langsung menghela napas lega.”
“Yin Nuxia seolah baru tersadar, tiba-tiba bertanya: 'Efek samping? Apa itu efek samping? Maksudnya ada dua efek? Selain efek utama, ada efek lain?'”
“Bukan!”
“Sang Mage menggeleng: 'Efek samping umumnya merujuk pada efek di luar tujuan penggunaan obat. Orang biasanya mengasosiasikannya dengan dampak negatif.'”
“Mendengar itu, Yin Nuxia langsung tertegun.”
“Si loli juga menoleh, menatap tajam Sang Mage.”
“Dampak negatif?” Yin Nuxia mengerutkan kening, waspada menatapnya, “Kau berani-beraninya memberi ini ke Sang Kepala Stasiun kalau ada efek buruk!”
“Huu!!”
Sang Mage merasakan ancaman dari si loli, tubuhnya tiba-tiba diselimuti rasa dingin. Ia buru-buru menjelaskan: "Banyak obat-obatan memang memiliki efek samping. Apalagi ramuan ini kubuat sendiri. Dalam proses pembuatannya, karena beberapa faktor tak terduga, aku harus melakukan banyak perubahan dan kompromi. Wajar saja jika ada sedikit efek samping. Yang penting efeknya masih dalam batas toleransi dan tidak berdampak besar."
"Bukankah ramuan yang sebelumnya kusediakan untuk Kak Yu Dian juga punya sedikit efek samping?"
"Sepertinya... iya juga. Efek samping apa itu?"
"Efek samping ramuan untuk Kak Yu Dian itu adalah kebutuhan tidur lebih lama untuk mencerna obat dan mengurai racun dalam obat." Sang Mage menjawab sambil melirik sekilas ke arah si loli.
"Yang kutanyakan ini, tepung terigu ini! Tepung yang akan kau berikan untuk kepala stasiun!" Kata Yin Nuxia dengan serius.
“Sama saja.” Sang Mage berkata, “Hanya mungkin khasiat pilnya akan lebih sangat dahsyat. Setelah meminumnya mungkin langsung kesadaran memudar di tempat, sampai tak bisa dibangunkan. Tapi setelah tertidur beberapa waktu akan baik-baik saja.”
“Oh...” Yin Nuxia mengeluarkan suara 'Oh' yang panjang, lalu penasaran, “Apa rasa ini ya?”
“Bukannya kamu sudah pernah menanyakan hal ini sebelumnya?”
“Maksudku... Bolehkah aku mencicipi sedikit? Katanya kalau makan ini suara nyanyian bisa jadi lebih enak didengar...” Yin Nuxia terkekeh sambil menggosok-gosokkan tangan, berkata hati-hati — Meski tidak berencana menyanyi di live streaming, tapi punya skill cadangan selalu baik.
“Tidak manis! Tidak enak!”
“Kalau begitu...” Yin Nuxia ragu sejenak, “Aku makan sedikit saja.”
“……”
Sang Mage hanya bisa menghela nafas.
Ia melirik si loli di samping, dan menemukan benda kecil ini matanya berkilauan, seolah punya keinginan kuat untuk mencicipi.
Seketika itu juga wajahnya semakin muram.
Beberapa saat kemudian, ia akhirnya mengalah: "Baiklah, kalian boleh cicip sedikit. Lagipula aku membuat banyak. Sebagian besar untuk kakak Kepala Stasiun, sebagian lagi untuk Kepala Stasiun sendiri. Kalian hanya boleh mencicipi sedikit saja."
Yin Nuxia mengangguk terus-menerus, wajahnya penuh harapan: "Cukup! Sedikit saja sudah lebih dari cukup!"
Si loli menunduk sejenak, lalu tiba-tiba memutar kepala sambil menunjukkan sikap: "Bukan sembarang orang boleh memberi makan Wang!"
Sang Mage menyambar gelas kaca bersih dan menuangkan air. Namun gerakan menarik tangannya agak melambat, membuat gelas terisi hampir meluap - penuh hingga melebihi bibir gelas, hanya ditahan oleh ketegangan permukaan air.
Yin Nuxia dan si loli fokus membatu tanpa berkedip mengikuti setiap gerakannya, diam-diam menelan ludah.
Dengan hati-hati Sang Mage memanggul gelas itu, berusaha keras menjaga kestabilan agar tidak terguncang - baginya, setetes air alami pun adalah harta tak ternilai, pemborosan sedikit saja akan membuatnya sakit hati.
Lalu, Sang Mage mengangkat gelas berisi bubuk putih itu, mengambil sendok dan menyendokkan satu sendok besar, sambil berkata: "Akan kuracik ramuan ini untuk kalian, bawa kembali ke kamar masing-masing sebelum diminum. Karena efek sampingnya sangat dahsyat, mungkin kalian akan langsung pingsan. Jadi lebih baik kalian berada di kamar sendiri saat itu."
"Untuk Srikandi, mungkin kau akan tertidur sampai sore baru bangun."
Setelah berkata demikian, ia menuangkan sendok bubuk obat itu ke dalam gelas.
Seketika, air yang sudah berada di ambang tumpah itu bertambah volume dengan bubuk obat, segera bergoyang-goyang—terlihat jelas sebentar lagi akan meluap!
Bukan hanya air yang tumpah, tapi juga akan membawa serta bubuk obat yang baru ditambahkan, terciprat keluar semua!
Pupil mata Sang Mage langsung menyempit—mana mungkin ia rela membiarkan hal seperti ini?
Tanpa pikir panjang, secara refleks ia segera membungkuk, menyentuhkan mulutnya ke bibir gelas dan meneguk.
"Slurp... Gulp!"
Setelah menelannya, barulah ia tertegun menyadari apa yang baru saja dilakukannya.
Terlihat ia membeku di tempat, lalu menundukkan kepala, memandang takjub ke ramuan di meja, seolah seluruh tubuhnya berubah menjadi kayu.
Yin Nuxia dan loli yang menyaksikan di sebelah juga terpaku.
Loli lebih dulu bereaksi. Ia melirik cangkir ramuan yang konon bisa membuat manusia pingsan seketika, lalu memandang Sang Mage yang membeku seperti patung, dalam hati mengeluarkan ejekan——
Manusia bodoh menggunakan mantra...
Cih! Cih! Cih!
Orang ber-IQ serendah ini sudah tidak layak disebut pengguna mantra, cukup panggil saja manusia tolol!
Turunkan levelnya!
Yin Nuxia segera sadar. Melihat Sang Mage, matanya membelalak penuh kekaguman——
IQ orang ini sebanding denganku!
"Braak!"
Siluet tinggi nan cantik luar biasa Sang Mage roboh lemas ke lantai.
Yin Nuxia menunduk, memandangnya dengan takjub, bergumam: "Ternyata pertarungannya sangat dahsyat ya..."
Beberapa saat kemudian, dengan satu tangan ia menjewer Sang Mage, menyapu sekeliling dengan pandangan sebelum melemparkannya ke ranjang. Baru kemudian mengangkat cangkir ramuan yang sudah diminumnya itu ke luar.
Sebelum pergi, tak lupa mengunci pintu kamarnya.
Sang loli perlahan mengikuti di belakangnya.
Yin Nuxia bersenandung pelan lagu daerah satu-satunya yang ia hafal, sesekali melirik ramuan dalam cangkir yang sudah larut sempurna - membuat air menjadi keruh bagai terigu. Hatinya riang: "Sebentar lagi suaraku bakal sekeren Sprite!"
Membayangkan hari itu, Yin Nuxia berjalan kembali ke kamar dengan gemetar.
Kira-kira apa rasanya ya...
Apa semanis Sprite...
Meletakkan cangkir di mejanya, ia ragu sejenak. Alih-alih langsung meminum, ia mencari tutup untuk menutupinya. Lalu mendatangi kamar Sang Kepala Stasiun, bercerita dengan semangat tentang kejadian tadi di kamar Sang Mage.
“Benarkah?” Ekspresi Cheng Yun terlihat sangat memukau.
“Sumpah seribu kali benar! Kalau tidak percaya silakan lihat sendiri, dia masih berbaring di ranjang, bahkan akulah yang melemparkannya ke ranjang!”
“Ini...”
Cheng Yun tidak bisa menyembunyikan ketidakpercayaannya.
Yin Nuxia menatapnya penuh harap, kegembiraan mulai terpancar di wajahnya: “Sekarang aku bukan yang paling bodoh di hotel ini kan?!”
Cheng Yun mengamatinya dengan serius, tetap diam tanpa sepatah kata.
Setelah itu, Yin Nuxia kembali ke kamar minum obat, sementara Cheng Yun menuju resepsionis sambil menelepon Cheng Qiuye untuk memberitahu bahwa Sang Mage ada urusan pagi ini dan memintanya datang menjemput di sore hari.
Hari ini Hotel Anju resmi buka, dengan Yu Dian yang bertugas jaga. Tapi mungkin karena masih pagi, resepsionis sepi sepi saja, belum ada pengunjung.
Cheng Yun duduk di sebelah gadis kecil Yu Dian lalu bertanya: “Bagaimana situasi reservasi kamarnya?”
"Tadi malam kamar untuk hari ini dan besok sudah habis dipesan, pagi tadi saya cek lagi, sepanjang minggu ini sudah nggak ada kamar kosong," jawab gadis kecil Yu Dian tanpa melihat layar.
"Wah keterlaluan amat!" Cheng Yun terkejut.
"Yaa... soalnya sekarang kita kan jadi toko selebritas internet," jawab Yu Dian yang lebih cerewet dari biasanya. Kalau dulu, paling cuma mengangguk pelan.
"Ckck!" Chengyun menggelengkan kepala.
Ia tidak berniat menaikkan harga, hanya merencanakan mengurangi 1-2 kamar yang dipajang di platform untuk cadangan – jangan-jangan nanti ada pendatang baru, masa harus disuruh tidur bareng lagi?
