“Tidak terlalu hebat ya...” kata Cheng Yun dengan nada kecewa.
“Ini...”
Ekspresi pria paruh baya itu tiba-tiba menjadi campur aduk.
Setelah beberapa saat kebimbangan, akhirnya ia berkata: "Peradaban planet kita juga memiliki sejarah sepuluh ribu tahun! Tentu aku tahu betapa luasnya alam semesta ini, di tingkat kosmik kita memang tidak bisa dianggap kuat. Tapi sistem peradaban kita memiliki potensi yang sangat besar!"
"Jika dibandingkan dengan malapetaka kosmik, tentu kita lemah. Seluruh peradaban sebanyak bintang di langit pun tak ada yang bisa menghalanginya, apalagi kita."
"Tapi bagi... dirimu yang masih dalam fase ini, kristalisasi kebijaksanaan kami masih memiliki nilai yang bisa diambil."
"Benarkah?" Cheng Yun mengerutkan kening sambil menatap pria yang sedang gencar mempromosikan peradabannya itu. "Tapi saat ini aku sedang mempelajari sistem peradaban lain. Materi pengantar dari sistem ini saja sudah menyita seluruh energiku. Mustahil bagiku untuk mempelajari hal lain secara bersamaan."
Mendengar itu, pria paruh baya itu diam sejenak.
Cheng Yun meliriknya, lalu melanjutkan: "Tapi jika kau ingin mewariskan peradaban duniamu, aku bisa mempertimbangkan untuk mencarikanmu dunia yang mengizinkan kekuatan supernatural. Akan kuantarkan kau kesana untuk menanamkan kembali peradabanmu hingga berbuah."
"Dunia yang mengizinkan kekuatan supernatural?"
"Ya. Lupa kukatakan, alam semesta kita pada dasaramya melarang kekuatan supernatural. Orang biasa tak bisa merasakan energi. Sekalipun kau unggah sistem kekuatan duniamu ke internet untuk semua orang, takkan ada yang bisa mempelajarinya. Jika tak ingin peradabanmu punah, kau harus melakukan perjalanan antariksa lagi ke alam semesta berikutnya."
"Seperti itu rupanya!?" Pria paruh baya itu tertegun.
"Tepat."
"Kau tahu dunia lain yang 'mengizinkan kekuatan supernatural'?" Tatapan pria itu menancap pada Cheng Yun, seolah "mewariskan peradaban itu" telah menjadi keinginan terakhirnya.
"Tentu saja!" kata Cheng Yun, seolah telah menebak pikiran pria itu, lalu melanjutkan, "Tapi aku butuh waktu beberapa saat untuk mengirimmu ke sana... Energi di Giok Jademu tampaknya sudah terkuras dua pertiga."
"Aku bisa menunggu!" jawab pria paruh baya itu.
"Tapi kau tak bisa terus menunggu di sini!" Cheng Yun menyapu sekilas pandangannya ke seluruh ruang node, berkata.
"Aku... mengerti." Pria paruh baya itu bahkan mengangguk.
"Hm? Kau sudah memahaminya?" Cheng Yun meliriknya dengan keterkejutan, jawaban ini agak di luar perkiraannya.
"Sudah." Pria itu mengangguk, pukulan yang diterimanya sangat berat, tapi pemulihannya cukup cepat.
"Lalu kapan kau berencana pergi?"
"Izinkan aku merenung sejenak dulu." Pria itu menghela napas.
"Boleh." kata Cheng Yun.
Tiga hari untuk keluar dari bayangan kehancuran alam semesta dan pukulan mental, serta pulih dari kondisi kegilaan dan kebodohan awal secara bertahap. Cheng Yun pun tak tahu apakah kecepatan ini tergolong cepat atau lambat. Adegan kehancuran kosmos yang tak pernah dialaminya memang sulit dibayangkan.
Setelah berpikir sejenak, Cheng Yun melanjutkan, "Tapi biaya makanan tetap harus kau bayar. Aku ini pebisnis!"
Pria paruh baya tertegun, lalu tampak canggung. Ia menunduk melihat sekeliling, "Aku tidak membawa harta duniawi. Lagipula, aku tidak tahu apakah uang dari duniaku bernilai di duniamu ini..."
"Pilihannya: menggadaikan harta karun atau bekerja untuk melunasi utang." Cheng Yun memberikan dua opsi, "Saran ku, pilih yang kedua."
"Bekerja?!" Pria itu tersentak. Sudah seratus tahun sejak ia mendaki puncak kekuasaan. Terakhir kali mencari uang dengan bekerja mungkin ratusan tahun lalu! Masak di dunia baru ini ia harus merendahkan diri bekerja untuk orang?
"Tidak mau bekerja? Ada barang berharga yang bisa kau jaminkan?" Cheng Yun mengamati tubuh pria itu dari ujung kepala sampai kaki.
"Ini..."
"Eh?" Cheng Yun tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke labu arak di pinggang pria itu, "Kurasa labu arakmu ini mungkin bernilai beberapa rupiah! Dulu waktu jalan-jalan di kota kuno aku pernah lihat yang mirip, kayaknya dijual lima belas yuan satu... Cukup untuk bayar setengah porsi makan!"
Begitu kata-katanya meluncur, Cheng Yun seakan melihat labu arak itu bergetar sebentar.
"Tidak boleh!" Pria paruh baya itu buru-buru menutupi labu araknya, "Ini akar kehidupanku!"
"Barusan aku melihat labumu berkedut!"
"Hm?" Pria itu segera menunduk memeriksa, lalu berkata dengan wajah serius, "Barang para dewa, wajar kalau sesekali bergerak. Jangan dipikirkan detailnya."
"Oh begitu ya." Cheng Yun mengangguk, "Kalau bergerak sembarangan bisa bikin orang trauma, nanti susah jual. Jadi mungkin harganya harus kudiskon."
"Tidak dijual! Sudah kubilang tidak dijual!"
"Kalau begitu kamu harus..."
"Aku bisa jual araknya saja!" sahut pria paruh baya itu.
“Minuman di dalamnya？” Cheng Yun mengerutkan kening, lalu tersadar, “Oh, menjual minuman! Tapi kalau tidak salah ingat, waktu kamu minum arak dari labu ini biasanya langsung dari mulut labu, begini... membuatku agak kesulitan!”
“？？？”
Pria paruh baya itu mungkin pertama kali dalam hidupnya bertemu orang yang meremehkannya. Biasanya, bahkan jika arak ini diberikan kepada kaisar negara duniawi, sang kaisar harus bermandikan darah naga, berganti pakaian, membakar dupa selama tiga hari, baru bisa naik ke altar untuk menerima seteguk arak ini, itu pun masih harus bersyukur dan menghormatinya.
Tapi orang ini...
Membeku sejenak, ia ragu-ragu bertanya: “Lalu harga apa yang kamu tawarkan?”
Cheng Yun berpikir sejenak, lalu berkata: "Air mineral yang dijual di supermarket harganya dua yuan per botol. Minuman seperti Mizone lebih mahal, sekitar empat lima yuan per botol. Erguotou, bir, koktail lebih mahal lagi. Tapi produk tanpa pabrikan, tanggal produksi, dan merek dagang QS jelas tidak laku... Apalagi sertifikasi QS, arakmu ini tidak punya kan?"
"Apa itu Kou Ei Si?"
"Ah, ternyata memang tidak ada." Ekspresi Cheng Yun menunjukkan "Kau menyulitkan saya".
"Ini..."
"Kalau... ya sudahlah, anggap saja tidak masalah! Lagipula kau datang dari jauh, aku harus membantu." Cheng Yun bersikap besar hati, "Tapi stok arak dalam labumu ini pasti sudah hampir habis kan?"
"Tinggal beberapa teguk..."
"Beberapa teguk? Yakin cuma segitu? Moutai curah beberapa teguk pun tidak laku!" Cheng Yun terkejut. Ia mengira jika sudah dijual, setidaknya masih tersisa sepertiga labu.
"Moutai? Apa itu arak Moutai?……Arakku ini jika diminum satu teguk oleh orang biasa, bisa memperpanjang umur sepuluh tahun, bahkan para Orang Jalan Dewa yang meminumnya pun akan mabuk!" Nada bicara pria paruh baya itu kurang tegas.
"Hm?" Cheng Yun tertegun, "Minum satu teguk memperpanjang umur sepuluh tahun? Kalau minum semua ini sekaligus?"
"Tetap sepuluh tahun, tak ada tambahan..."
"Begitu ya..." Cheng Yun tampak kecewa, setelah berpikir sejenak bertanya lagi, "Orang Jalan Dewa itu praktisi kultivasi dari duniamu kan? Bahkan mereka pun tak bisa melawan semangat arak ini?"
"Benar! Sangat sulit bagi Orang Jalan Dewa untuk mencari kemabukan, tapi arakku bisa membuat mereka mabuk!" Pria paruh baya itu akhirnya menunjukkan sedikit kepuasan diri.
"Toksistasnya seganas itu ya..." Cheng Yun mengerutkan alis, menunjukkan ekspresi "kau ini bermasalah".
“？？？”
"Begini saja! Kubayar 20!" Cheng Yun bermurah hati.
"20? 20 itu berapa?"
"Akan kujelaskan. Kucing yang kubawa masuk kemarin, masih ingat?" Cheng Yun bertanya.
"Ada! Itu adalah makhluk gaib yang masih sangat muda tapi sudah luar biasa kuat, perkembangan masa depannya tak bisa diperkirakan!" Ekspresi pria paruh baya itu tampak serius.
"Benar! Ia juga makhluk dari dunia paralel. Ayahnya adalah Panglima tertinggi klan Raja Padang Salju yang telah menguasai Kutub Utara selama tak terhitung tahun, sedangkan ibunya adalah Raja Lembah Awan yang hanya ada dalam legenda. Garis keturunannya sejak lahir sudah sangat mulia, dan diramalkan memiliki kekuatan penghancur dunia."
"Semenakutkan itu?" Pria itu mengangguk, tapi tidak terlalu memedulikan, "Tapi mengapa kau memberitahuku ini?"
"Saat Tahun Baru Imlek, aku memberinya amplop merah berisi 1 yuan."
"Oh!!"
"Sekarang kamu mengerti betapa besarnya angka 20 itu kan?"
"Mengerti!" Pria paruh baya mengangguk, "Tapi arakku ini adalah Anggur Kera Dewa dari Gunung Awan Putih yang difermentasikan oleh kera spiritual. Setiap bahan bakunya adalah harta karun yang sulit didapat bahkan oleh kultivator biasa, lalu difermentasi secara alami oleh klan kera spiritual. Pada dasarnya ini sudah seperti nectar dan ambrosia, berkhasiat menguatkan tubuh, menetralkan racun, dan menyembuhkan penyakit. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ajaibku yang bisa mengubah air biasa menjadi minuman dewa, disimpan selama 49 hari..."
"25!" teriak Cheng Yun.
“30！”
"Oke!" Ekspresi Cheng Yun menunjukkan "kau dapat keuntungan besar", "Aku akan keluar ambil uang, sekalian bawa kendi untuk wadah arak."
"Bagus!"
Cheng Yun membuka pintu dimensi dan meninggalkan tempat ini.
Beberapa saat kemudian, ia kembali membawa botol kaca. Di bawah pengawasan pria paruh baya, ia menuang arak dari labu hingga tak tersisa setetes pun, lalu mengeluarkan 30 yuan dari sakunya dan menggoyang-goyangkannya di depan wajah pria itu.
"Ini 30 yuan, tapi untuk tiga hari ini makanan yang kau makan di tempatku..."
“Aku paham! Aku takkan ingkar janji!” Pria paruh baya itu tiba-tiba tampak memulihkan sedikit kebanggaannya, "Hanya soal sisa yang..."
"Sisa hutangnya kau cicil perlahan!"
“？？？”
"Jangan tatap aku dengan tatapan begitu, sepuluh yuan untuk sarapan pagi tidak keterlaluan. Makan siang dan malam di hotel kami sangat mewah, meski yang kau terima cuma makanan cepat saji ala nasi campur, tapi lauk dan sayurnya seimbang, benar-benar berkelas. Sekalipun diberi diskon, perkiraanku tetap sekitar dua puluh yuan." Cheng Yun berkomentar, "Begitu kau meninggalkan ruang node menuju dunia luar, baru kau sadar aku tidak berbohong."
"Apa?!" Pria paruh baya itu tertegun, "Arak pilihanku yang bisa memperpanjang umur dan menguatkan tubuh secara signifikan, cuma ditukar dengan dua kali makan di tempatmu?"
"Cukup." Cheng Yun berkata dengan tenang, "Produk ilegalmu yang sudah terkena air liur bisa menghasilkan uang saja sudah bagus. Jangan-jangan kau pikir seorang kepala stasiun sepertiku akan bangga minum arak liurmu? Kau ini bukan gadis cantik pembuat arak kunyah, tapi makanan ini benar-benar kumasak sendiri!"
“……”
"Selain itu, meski makanan tak bernilai tinggi, kita harus pertimbangkan biaya transportasi - Aku membawakannya dari dunia lain! Sekalipun kau ekspor tanghulu dari satu planet ke planet lain, nilainya akan melonjak ratusan kali lipat! Apalagi energi yang kuhabiskan setiap membuka pintu gerbang ini cukup untuk menghancurkan sebuah planet kecil, energi ini juga butuh biaya, bukan begitu logikanya?"
"Ya... ada benarnya juga..."
"Nah, kan! Kau benar-benar tidak rugi."
"Baiklah, sudahlah..." Pria paruh baya itu melambaikan tangan, tak terlalu mempedulikan hal ini, atau mungkin sekarang dia memang tak banyak mempedulikan berbagai hal.
“Biaya makanan yang tersisa akan kususun dalam daftar tagihan untukmu.” Cheng Yun berkomentar, “Jadi saranku lebih baik kau cari kerja, cari uang lebih banyak. Terus-terusan hidup dari menjual harta warisan, gunung emas-perak pun akan habis termakan. Lagi pula kalau lama tak berkomunikasi dengan dunia luar, kepala bisa bermasalah.”
Usai berkata, ia mengambil botol kaca kecil itu dan bersiap pergi.
Pria paruh baya tiba-tiba memanggilnya dengan ekspresi wajah kikuk: “Tunggu sebentar... Kepala Stasiun dari Dunia Paralel.”
Cheng Yun menoleh tajam dengan terkejut: “Ada masalah apa lagi?”
