"Siapa itu?" Cheng Yun melirik ke arah loli.
"Huu!"
"Oh!" Cheng Yun meletakkan sendok di panci, bergegas membuka pintu.
Sang Mage berdiri di ambang pintu memegang botol kaca kecil berisi arak, ekspresi wajahnya bersemangat.
Cheng Yun memandanginya: "Kukira yang datang Srikandi itu."
Loli di samping langsung tertegun mendengar itu, lalu diam-diam menundukkan kepala, terus menatap bubur daging dalam panci tanah liat.
Tiba-tiba terdengar suara "Ciiiit", pintu kamar Yin Nuxia terbuka. Ia menyembulkan kepala sambil menatap Cheng Yun: "Aku mencium aroma wangi, juga mendengar ada yang memanggil. Apa sudah waktunya makan?"
Cheng Yun menarik sudut bibirnya, berkata: "Isi kepala cuma makan melulu!"
Setelah mengajak Sang Mage masuk ke kamar, ia langsung menutup pintu, meninggalkan ekspresi bingung Yin Nuxia.
"Hasilnya sudah keluar?" tanya Cheng Yun.
"Benar!"
"Santai saja! Pelan-pelan ceritakan!" Cheng Yun kembali ke tepi tungku, menambahkan jamur shiitake yang sudah dicincang ke dalam bubur.
"Pertama-tama kita pastikan ini BUKAN arak!" kata Sang Mage.
"Bukan arak?" Cheng Yun terkejut.
Ternyata benar-benar kena tipu?
"Benar, karena di dalamnya tidak terdapat komponen arak, jadi secara ketat ini bukanlah minuman beralkohol," kata Sang Mage. "Namun ia memiliki aroma harum dan tekstur mirip arak. Bersamaan dengan itu, energi yang terkandung di dalamnya membentuk model struktural yang baru... Jika menggunakan istilah kami, memang layak disebut sebagai model energi. Efek model energi ini sangat mirip dengan arak, bisa membuat manusia memasuki keadaan kegembiraan, kekacauan, bahkan pingsan."
"Teknik ini memiliki kemiripan luar biasa dengan teknologi sintesis makanan dan air minum di dunia kami."
"……Maksudmu ini arak palsu?" Cheng Yun bertanya.
"Kening, jika dipahami seperti itu juga bisa dikatakan demikian," Sang Mage berhenti sejenak.
"Namun dengan melonggarkan persyaratan, sebenarnya ini sepenuhnya bisa dianggap sebagai jenis arak lain, atau bahan pengganti arak. Ketika tubuh seseorang sudah terlalu kuat untuk bisa dimabukkan oleh alkohol biasa, ia bisa menggunakan zat ini untuk mendapatkan sensasi yang sama seperti minum arak. Karena model energi ini melewati semua organ pencernaan dan detoksifikasi tubuh, langsung bekerja pada saraf hingga lapisan yang lebih dalam, orang biasa dan praktisi kultivasi sama-sama tak berdaya di hadapannya. Kecuali sang praktisi sengaja menolak energi semacam ini."
"Yang kupedulikan adalah apakah ini benar-benar bisa memperpanjang umur dan menguatkan tubuh." Cheng Yun bertanya.
"Nah... Sebagian besar energi dalam arak ini digunakan untuk 'meniru efek alkohol'. Sisa energi sedikit dan komponen tak dikenal memang bisa memperbaiki fisik manusia sampai tingkat tertentu. Dalam jangka panjang, tubuh yang sehat sangat berpengaruh pada usia harapan hidup. Tapi kalau bilang satu teguk bisa nambah sepuluh tahun umur, itu keterlaluan!"
"Jadi aku tetap saja tertipu..."
“Secara ketat, efek tonik dari arak ini sudah melebihi semua Obat-obatan kesehatan di dunia kalian.” Sang Mage mengingatkan dengan halus.
“Cuma bercanda!” Cheng Yun melambaikan tangan.
Setelah berpikir sejenak, ia melanjutkan, “Kalau begitu malam ini aku akan masak dua hidangan ekstra, panggil Cheng Yan dan Yao Yao pulang. Anggap saja memberi mereka makanan enak. Sekalian biar mereka mencicipi arak ini... Tidak masalah kan kalau orang biasa minum ini?”
“Dalam dosis kecil aman, baru berbahaya jika berlebihan.” Sang Mage menggelengkan kepala, “Menurutku yang lebih perlu Kepala Stasiun khawatirkan sekarang adalah bagaimana menjelaskan alasanmu yang tak jelas ingin membuat mereka minum arak, apalagi ini termasuk kategori arak keras.”
“Gampang, tinggal ngibulin saja!”
“Ngibulin?” Sang Mage tertegun.
“Hm, sekarang aku harus cari alasan yang pas untuk memanggil mereka pulang.” Cheng Yun mulai merenung lagi.
Tak lama kemudian, ia menutup panci tanah liat, menggunakan api kecil dan memasak perlahan. Sambil itu, mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan WeChat ke Cheng Yan.
"Malam ini pulang makan ya!"
Cheng Yan langsung membalas: "Kenapa?"
Dia juga mengirim gambar loli yang memiringkan kepala menunjukkan kebingungan, di bagian atas gambar tertulis "Apa maksudmu?".
"Jangan berlagak imut... tidak sesuai dengan karaktermu." Cheng Yun mengirim dengan pasrah, "Tadi aku jalan-jalan ke supermarket lihat kepiting besar diskon, beli beberapa jin. Kamu pulang?"
"Oke!"
"Hm?"
"Pulang!"
"Kalau begitu sore jam berapa kira-kira sampai rumah?"
"Aku ada kuliah sesi kedua sore, kelas selesai pukul enam. Sampai rumah sekitar pukul setengah tujuh... Tapi sekarang belum pukul tujuh setengah? Aku baru saja selesai jogging pagi. Kamu sudah sempat belanja kepiting?"
"...... Aku belanja semalam."
"Baiklah!" Cheng Yan menambahkan GIF loli yang berjongkok di sofa sambil terus mengangguk-angguk.
“Cepat habiskan sarapan dan pergi ke kelas, jangan bolos ya!” kata Cheng Yun.
“Ekspresi yang menjijikkan!”
“……”
Cheng Yun mengangkat kepala, saling pandang dengan Sang Mage.
Sang Mage bertanya: "Selesai?"
"Sudah menyelesaikan Cheng Yan."
"Secepat itu?"
"Untuk menghadapinya... Aku punya pengalaman."
"Kalau Yao Yao..."
"Yang ini lebih sederhana!" Cheng Yun sambil membuka foto profil Tang Qingying dan mengetik pesan——
"Malam ini pulang makan ya!"
"Baik!"
Cheng Yun kembali menatap Sang Mage.
Sang Mage mengatupkan bibir, mengangguk sambil berjalan keluar: "Aku turun untuk buka pintu dan jaga shift."
"Hm."
Beberapa saat kemudian, Cheng Yun menatap loli yang berjongkok di tungku: "Panggil semua orang turun untuk makan. Habis makan aku akan ajak kamu jalan-jalan ke supermarket, tapi kita janji dulu, kamu harus tetap di dalam tas kucing."
Loli itu mengangguk patuh, persis seperti meme yang dikirim Cheng Yan tadi.
Setelah mengangguk, ia berbalik dan melompat turun dari tungku, membuka pintu lalu melesat pergi.
……
Cheng Yun harus mengunjungi dua supermarket baru berhasil membeli kepiting besar, membuatnya mengkritik diri sendiri: "Alasan absurd apa yang kubuat ini?!"
Selain kepiting besar, ia juga membeli banyak bahan lain: daging ada iga babi, daging sapi, bebek, ikan, dan isian daging; sayuran ada kentang, tomat, lobak asam, kimchi, dll. Semua dirancang untuk memenuhi selera seluruh penghuni hotel.
Maka sejak pukul dua sore ia mulai sibuk, terus bekerja hingga pukul enam, akhirnya berhasil menyiapkan satu meja penuh hidangan. Kepiting yang tersisa sudah dibersihkan dan dilumuri bumbu, rencananya setengah akan dikukus, setengah ditumis pedas - kedua metode ini sama-sama cepat proses masaknya.
Cheng Yun sibuk sepanjang sore, sementara Yin Nuxia dan si loli tak henti menatap tajam dari samping.
Yin Nuxia masih lumayan, toh pekerjaan seperti mengiris bahan dan mencuci sayur dikerjakannya sendiri. Sedangkan loli terus-menerus berjongkok di tepian sambil menatap, tubuhnya tak bergerak, matanya tak berkedip, bagaikan boneka. Sesekali pandangannya hanya mengikuti gerakan Cheng Yun... Entah apakah ia merasa bosan atau matanya pegal.
Tiba-tiba, Cheng Yan lebih dulu kembali.
Melihat waktunya, seharusnya ia kabur sebelum kelas terakhir selesai.
Setelah menginspeksi lantai atas, ia kembali duduk di resepsionis sambil bermain ponsel menunggu waktu makan.
Sekitar pukul enam dua puluh, Tang Qingying juga tiba.
Cheng Yan mengangkat kepala memandangnya dengan dingin. Ia tahu Cheng Yun pasti juga mengundang Tang Qingying, hanya saja tak menyangka Tang Qingying malah tertegun saat melihatnya.
Reaksi itu membuat keningnya terangkat.
"Hah kamu juga pulang?" kata Tang Qingying.
"Hm?" Ekspresi Cheng Yan langsung membeku.
“Hei hei!” Melihat ekspresi Cheng Yan, Tang Qingying buru-buru berlari mendekat sambil dipenuhi senyum, menekan tangan lawannya, “Aiya cuma bercanda, cuma bercanda sama kamu… Sekadar menggoda sedikit, jangan terlalu serius lah!”
Cheng Yan menarik napas dalam-dalam, mencoba mereda dorongan hati untuk bertindak impulsif, lalu kembali menatap tajam Tang Qingying——
Gadis ini kalau sehari saja tidak dipukul, kulitnya sudah gatal!
“Aiya Kak Yin Dan sudah turun! Jangan berantem lagi ya, kita sudah cukup dewasa, nanti Kak Yin Dan akan menertawakan kita!” kata Tang Qingying dengan nada serius.
“……” Cheng Yan tak tahu harus berkata apa.
Ia memalingkan wajah, dan benar saja melihat Yin Nuxia membawa panci tanah liat turun dari lantai atas.
Yin Nuxia dengan hati-hati meletakkan panci tanah liat di atas bantalan kayu di tengah meja kopi, baru kemudian menatap keduanya. Kedua tangannya berpose di pinggang, dengan angkuh berkata: “Kepala Stasiun bilang, suruh kalian dua gadis pemalas naik ambil lauknya!”
Setelah berkata demikian, ekspresinya langsung berubah panik.
Tang Qingying segera mencucu saat mendengar: "Aku sama sekali tidak malas, Cheng Yanlah yang malas..."
Cheng Yan melotot padanya, menyimpan ponsel lalu naik ke atas.
Satu per satu hidangan tersusun di meja kopi, semua orang duduk melingkar—hanya Cheng Yun yang belum datang. Bahkan si loli kecil sudah melompat ke meja, duduk manis menjaga mangkuk makannya.
Area resepsionis tiba-tiba dipenuhi nuansa kehangatan.
"Waah!"
Tang Qingying terkesiap: "Banyak sekali masakannya! Ada sup bebek tua juga, pasti kakak ipar memasak sejak lama ya?"
"Memang seharian!" seru Yin Nuxia. "Aku juga membantu menguleni adonan!"
"Huu!"
"Kak Yin Dan benar-benar hebat." puji Tang Qingying.
"Huu!"
“Jangan bilang kamu juga membantu ya!” Tang Qingying mengerutkan alis sambil melirik si loli kecil. Ia merasa akhir-akhir ini siluman ini semakin cerdas dan semakin sombong, sementara hubungannya dengan makhluk ini malah semakin akrab—ini bukan pertanda baik!
“Ngomong-ngomong, kenapa kakak ipar belum turun?” tanyanya sambil menyipitkan mata ke arah lantai atas.
Mendengar itu, si loli kecil pun menoleh ke arah pintu tangga.
Melihat ini, sudut bibir Tang Qingying berkedut—
Kalau makhluk kecil ini benar-benar tidak mengerti ucapan manusia, Tang Yao Yao bersumpah akan memakan meja kopi di depannya saat itu juga!
“Kepala stasiun bilang dia sedang membereskan tungku dan cuci tangan, sebentar lagi turun.” Yin Nuxia mengedipkan mata sambil menyebutkan dialog yang diajarkan Cheng Yun dengan serius. Setelah berkata, ia menelan ludah—godaan makanan di meja ini terlalu kuat baginya.
“Oh,” Tang Qingying mengangguk dengan setengah hati.
Cheng Yan mengulurkan tangannya, berkata: "Aku akan mencicipi dulu apakah garam di kepiting besar ini sudah cukup!"
Loli kecil itu menarik kembali pandangannya dari pintu tangga, lalu menatapnya dengan takjub. Diam-diam ia juga menelan air liur, sambil mengamati hidangan di meja dengan penglihatan tepi. Beberapa saat kemudian ia menundukkan kepala dalam-dalam, prinsip "tak melihat, tak resah"...
"Krak!"
Suara Cheng Yan mematahkan cangkang kepiting besar terdengar.
Telinganya tak sengaja berkedut.
Lalu Cheng Yan berkata: "Hm~~ Terasa asin!"
Ucapan "Hm~~" yang panjang itu membuat loli kecil menelan air liur tak terkendali, namun kepalanya tetap tertunduk, takut jika mengangkat kepala akan tak bisa menahan godaan.
Sementara itu, Cheng Yun masih berada di ruang node.
Daois Changyao, atau yang juga disebut Daois Bulan Gerhana, memanggul nasi sambil menghirup dalam-dalam: "Hidangan hari ini luar biasa mewah, Kepala Stasiun!"
Cheng Yun mengangguk, mengulurkan tangan ke belakang dan meraba, ketika tangan dikeluarkan kembali sudah memegang botol Aqua.
“Aku juga membawakanmu sebotol air!”
Chang Yao langsung matanya bersinar, buru-buru berkata: "Terima kasih Kepala Stasiun, terima kasih Kepala Stasiun! Beberapa hari ini tidak ada... tidak ada air minum, hampir saja aku mati kehausan!"
Bersamaan dengan itu, Cheng Yun seolah melihat labu araknya bergetar hebat. Namun Cheng Yun tetap tidak menunjukkan perubahan ekspresi, hanya tersenyum tipis sambil mengeluarkan sebuah gelas dan mendorongnya melayang ke arah Chang Yao. Dengan kesabaran ia berkata: "Jangan sungkan. Saat minum, ingat pakai gelas ini. Jangan minum langsung dari mulut labu. Aku duluan keluar untuk makan malam, nanti malam kembali untuk mengobrol."
Mendengar itu, Chang Yao tertegun.
Saat membuka pintu, Cheng Yun menoleh lagi dan berpesan: "Ngomong-ngomong, jangan dihabiskan sekaligus!"
Chang Yao: “……”
