Melirik Cheng Yan yang terlihat tenang di permukaan namun hatinya dipenuhi harapan, Cheng Yun ragu-ragu berkata: "Jika tidak membawanya, apakah kalian bisa merawatnya dengan baik?"
Mendengar itu, telinga loli tak sengaja bergoyang.
Cheng Yan agak bersemangat, tapi segera menahan diri dan berpura-pura tenang: "Apa susahnya? Loli tidak pilih-pilih makanan juga tidak nakal, tenang saja tinggalkan dia di hotel! Lagian pengiriman kargo pesawat juga merepotkan!"
"Brengsek!!" Loli marah melotot padanya.
"Hm?" Cheng Yan malah tertegun.
"Wah lihat reaksinya! Masih bilang dia tidak mengerti ucapan manusia!?" Tang Qingying berteriak kaget di samping.
“……”
Cheng Yan juga mulai curiga, melirik loli lalu melirik Tang Qingying, hatinya bertanya-tanya——
Tepatnya bagian mana yang membuatnya marah ya?
Cheng Yun dengan pasrah berkata: "Lihatlah, dia masih mengancammu, bagaimana aku bisa tenang meninggalkannya di hotel!"
Cheng Yan: "……"
Tang Qingying terus berteriak di samping: "Kenapa kalian tidak percaya padaku? Ini sudah fakta yang jelas! Benda kecil ini memang mengerti ucapan manusia, bahkan dia punya niat jahat pada kakak ipar, makanya ingin terus mengikutinya! Kalau kau ingin meninggalkannya di hotel, dia pasti marah! Habis habisan kalau sampai lolos dari pengawasanku dan dibiarkan berduaan dengan kakak ipar... Hush, membayangkannya saja sudah mengerikan!"
Melihat Cheng Yan seolah tak tergoyahkan, Tang Qingying tak menyerah: "Masih tidak percaya? Aku peringatkan, kalau sampai kakak ipar benar-benar celaka, penyesalanmu tak akan berguna!"
"Jangan ucapkan hal tidak membawa keberuntungan," Cheng Yan berkomentar tenang.
"Aku... Aku benar-benar... Sungguh menyebalkan!"
"Coba tanya siapa di sini yang percaya omong kosongmu?" Cheng Yan meliriknya sambil berkata.
Tang Qingying ternyata memang memandang semua orang.
Gadis kecil Yu Dian menundukkan kepala dan tidak bersuara.
Hal ini sesuai dengan karakter dirinya.
Dengan pemikiran seperti itu, Tang Qingying penuh harap menatap Yin Nuxia dan Sang Mage. Terutama Yin Nuxia.
Sang Mage dengan tenang berkata: "Setelah berdirinya Republik Rakyat, tak boleh ada makhluk jadi-jadian."
Tang Qingying tertegun sejenak, lalu menaruh semua harapannya pada Yin Nuxia.
Berdasarkan pemahamannya tentang "Kak Yin Dan" ini - seseorang yang konon setiap malam bersila di ranjang "berlatih ilmu gaib" dan "berkultivasi", tentu akan menerima hal-hal seperti ini. Apalagi Kak Yin Dan ini IQ-nya tidak terlalu tinggi, meski persepsinya tidak setajam dirinya, orang dengan tingkat kecerdasan seperti ini kemungkinan besar akan mendukungnya tanpa berpikir panjang ketika dia mengungkapkan hal tersebut?
Yin Nuxia menggelengkan kepala dengan tegas: "Aku tidak percaya!"
Tang Qingying: "？？？"
"Lihat, bahkan Kak Yin Dan yang IQ-nya seperti ini pun tahu di dunia ini tidak ada iblis. Benar-benar tidak tahu apa yang ada di kepalamu..." Cheng Yan menatapnya dengan pandangan menghina.
"Siapa bilang di dunia ini tidak ada iblis..." Tang Qingying masih berusaha membela diri.
"Kamu pernah melihat iblis? Siapa yang pernah lihat?"
"E... tidak pernah lihat bukan berarti tidak ada..."
"Hmm, aku setuju dengan pandanganmu..." Cheng Yan membeku sejenak, lalu menunjuk ke belakangnya, "Sekarang di belakangmu ada monster berkepala delapan. Meski tak bersayap bisa terbang, bahkan menyemburkan api. Hanya saja kamu tak bisa melihatnya, menyentuhnya, apinya pun tak berkehangatan. Tak ada gejolak udara atau fenomena fisik yang bisa kau rasakan. Jangan tanya bagaimana aku tahu ia ada di sana - ia memang ada di sana."
Tang Qingying secara bawah sadar langsung menoleh setelah mendengar itu.
Tentu saja tak melihat apapun.
Saat menarik kembali pandangan, dia melihat Cheng Yan menatapnya dengan ekspresi tak percaya. Suaranya tercekat——
"Dia sendiri juga merasa ini tak terpercaya."
"Mengapa aku melakukan gerakan bodoh seperti ini!?"
Tang Qingying kembali melirik si loli, pasti makhluk iblis ini menggunakan teknik pengurangan kecerdasan!
Tiba-tiba Cheng Yan bertanya: "Pernahkah kamu makan kepala kelinci lima rempah pedas?"
"Mengapa aku harus makan sesuatu yang mengerikan itu?"
"Rasanya enak banget." Cheng Yan sambil melirik Cheng Yun, "Nanti setelah aku selesai lari jarak jauh, aku akan beli beberapa kepala kelinci. Sepertinya sudah lama tidak makan."
"Boleh saja." Cheng Yun menjawab dengan tenang.
"Tunggu... Jadi maksudmu apa sebenarnya?" Tang Qingying sama sekali tidak mengerti.
"Kalau sudah makan kepala kelinci, baru kamu tahu." Cheng Yan sambil memperagakan gerakan mematahkan, "Setelah kepalanya dibuka, otaknya cuma sebesar kenari. Dari sudut pandang biologis, otak sekecil itu mustahil menopang kecerdasan setara manusia. Jadi meski kamu bilang alien ukurannya cuma sebesar loli, aku tetap tak percaya. Apalagi bilang kucing jadi makhluk legenda... Sekalipun jadi makhluk legenda, pasti cuma jadi bego... Seperti... Kak Yin Dan, aku tegaskan ini bukan tentangmu ya!"
"？？？" Yin Nuxia terpaku.
Makhluk-makhluk lain di sekitarnya juga tertegun, termasuk Sang Loli sendiri. Sepertinya sebagian besar sama sekali tak paham maksud Cheng Yan...
Sang Mage bisa memahami, namun sebagai penduduk peradaban supernatural, ia tak sependapat - Hukum biologi dunia ini hanya menjelaskan pola evolusi makhluk lokal, tak bisa membatasi makhluk dari dunia lain, terutama yang supernatural.
Tang Qingying membuka mulutnya dengan takjub, setelah lama berusaha ia akhirnya memaksakan diri mengucapkan: "Ini... ini terlalu kejam..."
Cheng Yan kembali berkata: "Enak banget, kalau kamu sudah mencoba baru tahu apakah ini kejam atau tidak."
"Aku sama sekali tidak akan makan benda semacam ini!"
"Benarkah?"
"Tentu! Aku benar-benar tidak akan makan! Cuma membayangkan saja sudah mengerikan!"
"Ngomong-ngomong, dalam filsafat ada hukum terkenal, tidak tahu apakah kamu pernah dengar..."
"Hukum apa? Aku bukan tipe orang yang setiap hari baca buku filsafat seperti kamu, aku cuma belajar pemikiran dan moralitas."
"Namanya 'Hukum Wang Zhenxiang', dicetuskan oleh filsuf besar bermarga Wang. Tak ada makhluk di dunia ini yang bisa lolos dari hukum ini." Cheng Yan berkata dengan wajah serius.
"......" Tang Qingying terdiam.
Yin Nuxia memandang Cheng Yan dengan tatapan kosong, di kepalanya sekarang hanya beberapa kata kunci yang bolak-balik melayang, sisanya sudah masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
Beberapa kata kunci tersebut adalah "lima rempah", "pedas", "kepala kelinci", "enak", "sangat enak"...
Terus melayang-layang dan berputar-putar di kepalanya...
Memenuhi seluruh kapasitas otaknya.
Yin Nuxia tiba-tiba mengangkat tangan dengan wajah serius: "Aku juga mau lihat Cheng Yan lari...banyak meter, aku juga harus bertanggung jawab sampai akhir!"
Cheng Yan melirik kepala kecilnya, tetap diam.
Daois Changyao dari awal sampai akhir diam-diam menyantap bubur, merasa ada kesenjangan generasi dengan anak-anak muda ini.
……
Sebenarnya, Cheng Yan lebih ahli dalam ledakan energi saat berolahraga, daya tahannya agak kurang dibandingkan.
Cheng Yun juga mirip, mungkin memang bawaan lahir.
Faktor bawaan memang menentukan 50% lebih apakah seseorang lebih kuat di daya tahan atau ledakan, jenis dan jumlah otot sudah ditentukan sejak lahir. Memaksa perubahan malah seperti membalik urutan.
Andai Cheng Yan punya sedikit lebih daya tahan, dia pasti sudah bisa ikut maraton tanpa perlu latihan setiap hari.
Tapi 1.500 meter dan 3.000 meter, di sorot matanya mungkin tidak dianggap sebagai lari jarak jauh.
Maka, Cheng Yan kembali memecahkan rekor.
Dua rekor lagi.
Ia berhasil mencantumkan namanya di beberapa cabang lomba olahraga jurusan sejarah Universitas Yizhou.
Lomba jurusan tidak memiliki upacara penutupan resmi, hanya di penghujung siang saat pertandingan hampir selesai, podium utama mengumumkan peringkat cabang-cabang utama dan daftar siswa berprestasi.
Cheng Yan yang total memecahkan delapan rekor perempuan: 400m, lompat tinggi, lompat statis, lompat cepat, tolak peluru, lempar tombak, 1.500m dan 3.000m—mengguncang seluruh jurusan!
Terutama mayoritas teman seangkatannya yang tahu ia adalah juara ujian IPS Provinsi Yizhou tahun lalu, sekaligus gadis berpostur tinggi dan sangat cantik!
"Kamu mungkin akan terkenal." Kata Cheng Yun sambil berjalan keluar lapangan, mengamati pandangan penuh decak kagum dari para siswa sekitar.
"Oh."
"Tidakkah kamu merasa bangga?"
“Apa yang bisa dibanggakan?” Cheng Yan mengerutkan alis melihat Cheng Yun, “Berkompetisi dengan sekelompok siswi yang bahkan tidak bisa menyelesaikan sprint 400 meter, apa yang bisa dibanggakan dari menang?”
“……”
Cheng Yun agak malu mengaku, saat kuliah dulu kecuali di dua tahun saat kondisi fisiknya prima, di waktu lain bahkan sprint 400 meter pun belum tentu bisa ia selesaikan.
Setelah membeku sejenak, dia bertanya lagi: “Ngomong-ngomong, setelah kau selesai lari 1500 meter tadi, sepertinya kulihat ada lelaki membawakan air untukmu. Tapi kau biarkan dia teronggok begitu saja. Siapa itu?”
Cheng Yan langsung merasa kikuk, gagap menjawab: “Siapa lagi kalau bukan... sangat wajar kok...”
“Hm?”
“Hm apaan?” Cheng Yan dengan cepat menyesuaikan emosinya, malah lebih dulu melototi Cheng Yun, “Cheng Yun, di matamu aku sangat payah ya? Ada orang mengambilkan air itu aneh? Aku kan pemilik tingkat kecantikan tertinggi di keluarga Cheng!”
"Kemampuanmu dalam 'merebut inisiatif' benar-benar hebat. Kalau saja aku tidak pernah menerima pesan pengakuan cinta dari seorang pemuda, mungkin aku akan percaya." Cheng Yun membongkar kebohongannya tanpa ampun.
"Apa……"
"Enmm…… Jadi ada seorang pria menambahkan WeChatku, langsung mengaku cinta begitu terhubung, bahkan bilang……" Cheng Yun menirukan nada bicara yang dibuat-buat, "Katanya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatku di lapangan olahraga, sudah lama memperhatikanku, sesuatu tentang takdir pertemuan dari langit…… Hampir saja membuat kepala stasiun ini mengira tingkat kecantikanku sudah bisa memikat pria dan wanita, seperti si itu……"
Sang Mage: "……"
Cheng Yan: "……"
Dalam hati Cheng Yan bersyukur yang diberikan adalah WeChat-mu.
Tapi dia tidak berkata apapun, hanya memperbesar langkah kakinya. Berkat panjang tungkainya, setiap langkahnya lebih jauh dari orang lain, dengan cepat sudah berada di depan Cheng Yun dan yang lain.
Maka Cheng Yun hanya bisa melihat lehernya yang kemerahan, menyaksikannya menengadah ke langit, mendengarnya berkata: "Aiyaya, hari ini cuacanya juga bagus ya."
Ekspresi Cheng Yun penuh kebingungan.
"Lalu, semua orang langsung menuju pasar untuk membeli sayuran, sekalian membeli lebih dari sepuluh kepala kelinci pedas."
"Di lapangan olahraga masih tersisa sekelompok anggota OSIS Departemen Olahraga yang sedang membereskan peralatan, melakukan pekerjaan fisik paling melelahkan."
"Salah satu pemuda jangkung itu terlihat agak muram."
"Tiba-tiba, seorang pemuda lain di sampingnya mendekat dan bertanya, 'Ditolak ya?'"
"Pemuda jangkung itu mengangguk."
"Pemuda itu melanjutkan, 'Tak apa, cewek kan biasanya malu-malu. Jangan putus asa!'"
"Setelah terdiam sejenak, dia menambahkan, 'Aku lihat tadi ada beberapa cewek di sekitarnya, mungkin teman sekamarnya. Salah satunya anggota departemen kita. Nanti aku kasih QQ-nya, kamu tanya saja hobi atau kesukaan Cheng Yan biar bisa nyambung. Kalau tidak, tingkat keberhasilanmu benar-benar menyedihkan.'"
"'Makasih ya!'"
"Pemuda jangkung itu sangat tersentuh."
