Cheng Qiuye yang linglung membelalakkan matanya, akhirnya sadar beberapa derajat. Belati kecil itu jatuh dengan suara "Ding" di lantai kamar mandi, ia buru-buru maju menarik lengan Yin Nuxia dan Cheng Yun: "Kalian ini ngapain? Ini melanggar hukum!"
Cheng Yun dengan nyaman merangkul bahunya, bertanya penuh kesabaran: "Kamu mabuk berat, mau tidak beristirahat dulu?"
Cheng Qiuye tertegun—
Brengsek, ini waktunya istirahat?!
Tiba-tiba, pria itu tidak berani bicara lagi. Sambil menahan sakit luar biasa melirik ke pintu, ia menjawab pertanyaan Cheng Yun.
Jawabannya sangat mendetail.
Bahkan termasuk motifnya bukan sekadar ingin meniduri Cheng Qiuye karena kecantikannya, melainkan obsesi mirip "koleksi prangko"—ia memiliki kecintaan ekstrim mengumpulkan selebriti, berfoto setelah bercinta sebagai kenang-kenangan yang memberi kepuasan besar, sementara artis kelas teri sama sekali tidak ia hiraukan.
Jelas, demi mengulur waktu, ia menceritakan segalanya!
Cheng Yun juga menyadarinya, namun tak memedulikannya.
Baru ketika dua siluet membobol pintu dari luar dan masuk berlari - seorang pria kekar berbaju jas hitam dan seorang penyamar.
Daois Changyao buru-buru minggir memberi jalan.
Pria itu menunjukkan ekspresi seperti terselamatkan, namun kini tak bisa bicara atau mengancam, hanya menunduk sambil memeluk tangan kanannya yang empat jarinya patah - saraf-sarafnya berdenyut menyiksa, air mata dan jerit kesakitan tak henti mengalir.
Sepuluh detik kemudian——
Yin Nuxia menggamit kerah baju dua pria kekar, mengangkatnya seperti kantung sampah dan melemparkannya di sampingnya.
Braak! Braak! Dua tubuh itu terjatuh tak bergerak.
Keputusasaan menyelimuti wajah pria itu.
Yin Nuxia berjongkok di sampingnya menatap tajam, sudut matanya sedikit terangkat membuat bekas lukanya bagai berdenyut, bertanya: "Jelaskan pada Srikandi ini, berapa gadis kecil yang sudah kalian berdua anjing ini rusak dengan bersekongkol?"
Pria itu sambil memberi kode mata pada perempuan paruh baya, menjawab dengan patuh: "Empat... empat atau lima, banyak lainnya yang sukarela..."
Yin Nuxia menggigit bibir hingga berdarah: "Benar-benar binatang! Kenapa Dewa di langit tidak menarik kalian!?"
"Kalau Ia tidak menarik, Srikandi ini yang akan menarik-Nya menggantikan..."
Sambil berkata demikian, ia berdiri dan berjalan ke jendela kaca raksasa memandang keluar, kota di bawah berpendar cahaya redup, jalan layang bagai untaian pita cahaya terang. Segera ia menendang pecahkan kaca jendela, lalu berbalik menghadapi keduanya.
Suara kaca pecah membuat seluruh tubuh mereka bergetar ketakutan!
Yin Nuxia berkata pada Cheng Yun dengan nada diskusi: "Kepala Stasiun, bagaimana kalau kita lempar mereka dari gedung ini? Sudah kulihat, tidak terlalu tinggi, mungkin tidak sampai mati."
Usai berkata, ia benar-benar membungkuk hendak mengangkat tubuh kedua pria itu!
Perempuan paruh baya itu langsung mengompol di celana, seiring uap panas yang mengepul, aroma anyir mulai menyelimuti kamar.
Pria itu terus merengek: "Aku tahu salah, tidak akan mengulangi lagi, maafkanlah kali ini! Lantai 16 pasti akan merenggut nyawa! Nuxia, Nuxia tidak ingin ada korban jiwa 'kan? Bisa ditembak mati... Aku akan ganti rugi, uang ganti rugi mental, berapa yang kalian mau? Qiuye..."
Untung Cheng Qiuye melesat menghalangi Yin Nuxia, kalau tidak, Nuxia yang sedang emosi benar-benar bisa melemparkan mereka ke bawah.
Yin Nuxia pun cepat pulih kesadarannya—Ia pernah bersumpah untuk memperbaiki diri, baru sebentar ini sudah membuat masalah nyawa orang tentu tidak baik.
"Bagaimana, Kepala Stasiun?"
"Laporkan ke polisi dulu," kata Cheng Yun dengan tenang.
"Oh! Ini juga keahlianku!" Yin Nuxia segera mengeluarkan ponsel, dengan cekatan menghubungi 110.
Loli itu menatapnya penuh rasa ingin tahu, memperhatikan jarinya menekan-nekankan kotak ajaib kecil yang bercahaya.
Pria di sampingnya terlungkup lemas di lantai, terengah-engah dengan berat. Matanya menatap penuh harap ke Yin Nuxia, baru setelah memastikan wanita itu benar-benar menelepon polisi, napas panjangnya kembali keluar——Apakah kali ini benar-benar selamat?
Begitu polisi tiba, dialah yang akan mengendalikan situasi ini!
Pria itu melirik sekilas keempat jarinya yang seolah-olah menggantung lemas di telapak tangan, pasti sudah patah. Takut dan marah sekaligus menyelimutinya.
Dia sama sekali tidak pernah membayangkan kesakitan yang dialaminya hari ini. Dia pasti akan membuat orang-orang ini membayar pengorbanan!
Bukan berarti dia memiliki pasukan besar, melainkan karena dia punya rencana sendiri. Alasan dia berani 'berkoleksi perangko' di perusahaan ada beberapa:
① Pertama, ia akan bersatu dengan manajer dan artis lain untuk memabukkan artis-artis seperti Cheng Qiuye dengan cara mirip "menjemput mayat" di bar. Saat itu, ia telah menyiapkan tindakan pengamanan. Bahkan jika artis tersebut membuat keributan, situasi tetap dalam penguasaannya. ② Kedua, artis sangat peduli pada reputasi. Setelah "ditiduri", biasanya mereka tidak memilih untuk memperbesar masalah. ③ Ketiga, sebagai pemegang saham utama dan anggota dewan perusahaan, sangat sulit bagi artis perusahaan untuk melawannya. ④ Keempat, jika terjadi kecelakaan atau bertemu dengan pihak yang keras kepala, ia akan memilih untuk menyerah atau mencoba lagi perlahan di kemudian hari. Jika Cheng Yun tidak datang tadi, kemungkinan besar ia sudah menyerah.
Kasus yang dibesar-besarkan ke panitia pasti menguntungkannya.
"Aku tidak melakukan apa-apa! Hanya mengadakan perayaan keberhasilan untuk artis kami. Bir yang diminum kadar alkoholnya sedikit lebih tinggi, lalu kenapa? Tapi grup ini langsung menerobos masuk ke kamar dan melakukan penyerangan fisik, ini tindak pidana! Itu juga sangat buruk sifatnya!"
Ia tajir, punya pengacara, dan punya keyakinan penuh untuk membuat anggota grup ini kalah sampai habis tak tersisa dan membayar mahal pengorbanan yang mengenaskan!
Tapi sekarang ia masih harus berlagak anak cucu...
Tiba-tiba, Cheng Qiuye mulai grogi: "Bagaimana ini? Kau lukai mereka sampai begini parahnya. Meski Kak Yin Dan punya surat keterangan gangguan jiwa, tetap akan merepotkan. Haruskah kita memikirkan cara menjawab polisi nanti..."
Sorot mata dingin berkilat di sudut mata pria itu—
Wanita, kau akhirnya tahu rasa takut?
Tunggu... surat keterangan gangguan jiwa itu apa sih?
Saat pria itu merasa ada sedikit masalah di pengadilan, tiba-tiba ia mendengar suara tenang Cheng Yun: "Sudah kukatakan—kalau kau bisa menciptakan masalah yang tak sanggup kuselesaikan, itu baru hebat. Tapi sayangnya, kurasa kau tidak punya kemampuan itu."
Kelopak mata pria itu berkedut, namun ia tetap yakin bisa membuat mereka membayar pengorbanan—
"Sebagai pemegang saham perusahaan hiburan, ia sangat paham bagaimana memanfaatkan kekuatan hukum dan gosip! Sudah jelas, tak ada yang bisa menandingi kekuatan ini!"
Tiba-tiba, Cheng Yun kembali menatap perempuan paruh baya itu, "Aku akan bertanya beberapa hal padamu."
Perempuan paruh baya itu masih terpaku takjub.
Yin Nuxia meniru gaya Cheng Yun saat pasrah, menggelengkan kepala, lalu maju mendekat.
"Krak!"
"Ah!!"
"Kepala stasiun mau bertanya." Sorot mata gila Yin Nuxia menyala-nyala, aura pembunuh menyembur dari belakangnya, membuatnya bak Raja Iblis perempuan.
"Aku bicara, aku bicara, aku bicara..."
"Siapa nama orang ini? Keluarganya kerja di bidang apa?" Cheng Yun menunjuk "Direktur Huang" bertanya.
"Dia bernama Huang Wencai, salah satu pemegang saham utama perusahaan kami, memegang 23% saham! Juga menjabat sebagai direktur!" Perempuan paruh baya itu wajahnya terdistorsi, rasa sakit akibat jari kedua yang dipatahkan membuatnya hampir ingin menubruk tembok dengan kepala, "Keluarga mereka bergerak di bidang investasi, selain perusahaan kami mereka juga berinvestasi di beberapa industri lain, tapi saham perusahaan kami merupakan bagian terbesar aset keluarga mereka, sakit sekali......"
"Keluarga mereka? Jadi dia masih punya gue?"
"Ayahnya karena kondisi tubuh tidak baik, tahun lalu pensiun untuk berobat... Hsss... Menyerahkan semua aset kepada dia untuk dikelola."
"Oh, begitu!" Cheng Yun mengangguk. Tadinya dia mengira seperti di novel, selain sebagai direktur perusahaan Cheng Qiuye, orang ini masih punya industri lebih besar dan ayah yang lebih keren abis di rumah. Kalau begitu dia harus mengatasinya satu orang lagi.
"Kusarankan kalian jangan melukai perasaan lagi." Perempuan paruh baya itu berkata, "Kalian tak bisa menemukan bukti bahwa dia ingin mengganggu Qiuya. Meski kalian merekam suara, penyiksaan yang kalian lakukan pada kami pasti membuat rekaman itu tidak berlaku. Nanti kalian akan dijerat pasal penganiayaan sengaja, pengadilan pasti merugikan kalian... Hss... Lagipula investor dan perusahaan hiburan sangat ahli berurusan dengan hukum, kalian pasti..."
"Bocah!" Cheng Yun menyeringai.
"Bahkan jika kalian tak peduli hukuman penjara, masa depan Qiuya pasti hancur. Dia sudah memperlakukan Direktur Huang seperti ini, jika anggota dewan direksi menyelidiki, dia pasti takkan bisa bertahan di perusahaan kami." Perempuan paruh baya itu melanjutkan.
"Jangan jawab pertanyaan yang tidak kuketahui." Cheng Yun menginterupsi, lalu bertanya lagi, "Apakah keluarganya terlibat dunia hitam?"
"Tidak, tapi pihak berwenang..."
"Bagus kalau tidak terlibat, hemat tenagaku."
"Kau... Kau mau apa?" Pria itu mendengar serangkaian pertanyaan Cheng Yun, hatinya mulai cemas, "Kau sudah menyiksaku seperti ini, masih ingin balas dendam?"
“Aku belum puas melampiaskan amarah, apalagi kamu belum menerima sanksi hukum!” Cheng Yun mengedipkan mata. Peristiwa ini pasti harus diberitahukan ke panitia, dia perlu menghormati hukum negara sekaligus menjaga harga diri pihak berwenang.
“Apa latar belakangmu?” tanya pria itu sambil menahan derita.
“Hmph!” Cheng Yun mendekat, mengangkat kaki lalu menginjak-injak keras paha pria yang limbung di tanah, “Sudah merusak begitu banyak gadis, memenjarakanmu beberapa tahun saja sudah terlalu murah... Plak!”
“Ah!!”
Dengan tegas pria itu kembali pingsan.
Daois Changyao yang berhati lembut segera mengeluarkan ilmu untuk mencegahnya menemui ajal di tempat akibat telur pecah.
“Sekarang giliranmu.” Cheng Yun menatap perempuan paruh baya itu, “Siapa namamu? Apa pekerjaan keluargamu?”
“Aku... kumohon maafkanlah aku!”
“Jawabannya nggak nyambung.”
“Ah!! Ah!!” Sejumlah besar teriakan seolah keluar dari kedalaman tenggorokannya, tak bisa berhenti.
“Sudahlah, jangan teruskan ini lagi.” Cheng Qiuye menggenggam lengan Cheng Yun, “Serahkan mereka ke hukum, biarkan hukum yang memberi sanksi. Bukannya kau bilang punya cara untuk mengatasi mereka? Tak perlu menyiksa mereka.”
“Hukum akan membalaskan keadilan untukmu.” Cheng Yun mengangguk, “Saat ini aku sedang membalaskan keadilan untuk beberapa gadis sebelumnya.”
“Aku tanya sekali lagi, siapa namamu?”
“Wang... Wang Chunyan.”
“Apa pekerjaan keluargamu?”
“Orang tuaku petani, kumohon lepaskan aku, aku masih punya anak...”
“Oh? Anak laki-laki atau perempuan?”
“Anak... anak perempuan...”
“Kau masih punya anak perempuan!”
“Kumohon, jangan lukai dia.”
“Aku tidak sejahat kau.” Raut wajak Cheng Yun dingin, namun nada bicaranya tenang, “Jangan takut, kedokteran modern sangat maju. Kabarnya ada orang yang jarinya terpotong belasan segmen saat kerja proyek masih bisa dijahit. Ini mungkin cuma patah tulang atau ligamen putus, mudah diobati.”
“Kumohon……”
“Apakah gadis-gadis itu pernah memohon pada kalian? Bagaimana dengan Cheng Qiuye?”
“Dia... dia tidak.”
“Jawabanmu tidak utuh!”
“Jangan jangan... jangan mendekat...”
“Hm? Polisi datang? Serahkan pada mereka saja.” Cheng Yun seolah mendengar sirene, lalu merobohkan si loli dari bahunya ke tanah sambil menggenggam lengan Cheng Qiuye menopangnya, “Masih bisa berjalan?”
“Bisa... Apa kita harus ke kantor polisi?”
“Tidak, kita kembali ke hotel.”
“Tapi... polisi sudah datang...”
“Tak apa, kau mabuk harus istirahat.” Cheng Yun lalu menatap Yin Nuxia dan Daois Changyao.
“Hari ini merepotkan kalian.”
“Wah! Hal begini memang keahlianku!” kata Yin Nuxia.
“Cuma jalan-jalan saja.” Daois Changyao tersenyum, lalu menunjuk kedua orang di tanah, “Biasanya aku langsung membunuh orang macam ini. Menyiksa seseorang itu tak baik, sedikit kecerobohan bisa mengubahmu menjadi moxiu.”
“Pendapat yang masuk akal.” Cheng Yun sedikit tersadar setelah mendengar itu.
“Apa yang kalian bicarakan?! Polisi datang!” Cheng Qiuye menekankan lagi, tetapi begitu selesai bicara, matanya langsung gelap dan pingsan di pelukan Cheng Yun.
“Tolong Srikandi mengantarnya kembali ke hotel, bawa ke kamar Cheng Yan.” Cheng Yun mendorong Cheng Qiuye ke arah Yin Nuxia.
“Lalu bagaimana dengan Kepala Stasiun?”
“Aku akan menanggapi polisi, menjalani prosesnya, dan segera kembali.” kata Cheng Yun.
“Kalau... baiklah.” Yin Nuxia berkata dengan ragu-ragu, lalu melirik loli kecil di lantai, “Lalu makhluk kecil ini...”
“Huu!!”
“Biarkan dia bersamaku.”
“Oh...”
