"Akhirnya bisa ngabisin seribu lebih yuan..." Mata Yin Nuxia menatap langit sambil berhitung.
"Seribu yuan... Tiga ratus ribu yuan itu berapa kali seribu ya..."
"Aduh jari-jariku sampai kurang buat ngitung!"
"Kapan baru bisa habis semuanya ini?"
Yin Nuxia tiba-tiba tersadar, kemudian terhisap masuk ke dalam kekhawatiran mendalam——tidak mungkin ia membeli sepeda motor listrik setiap hari kan?
Benar-benar membebani pikiran ini...
Yin Nuxia menghela napas panjang, menundukkan kepala, menatap sosok kecil di depan yang melangkah dengan langkah kecil di jalan, sesekali menoleh tajam ke arahnya. Pikirnya, andai ia sebodoh makhluk kecil itu tentu akan lebih bahagia, bebas dari segala kegelisahan...
Sang loli seolah merasakan niat jahatnya, kembali melotot ke arahnya, lalu mendekat ke kaki Cheng Yun hingga hampir menempel.
Yin Nuxia: "......"
Tiba-tiba, sebuah bohlam menyala di pikiran Yin Nuxia. Ia berteriak: "Aku traktir kalian makan!"
Cheng Yan menoleh tajam: "Bagus!"
Yin Nuxia pun berseri-seri. Kini ia bisa membelanjakan uang lagi!
Cheng Yan berkata: "Aku mau sate gluten panggang!"
Sang Mage menyahut: "Aku pesan kue strawberry!"
Cheng Yun menoleh dengan pasrah memandangi mereka: "Lapar!"
Loli tetap melangkah dengan langkah kecil mendampingi di kaki Cheng Yun, seolah sama sekali tidak mendengar.
Dua puluh menit kemudian.
Yin Nuxia masih mengendarai sepeda motor listrik dengan kecepatan kura-kura. Meski sangat lambat, lintasannya hampir lurus. Satu tangan mengendalikan setir, tangan lain mencengkeram paha ayam panggang sambil terus melirik ke kiri-kanan jalanan.
Cheng Yan dan Cheng Yun masing-masing memegang sejumlah tusuk mi panggang sambil berjalan dan makan, sementara Sang Mage membawa kotak kecil kue strawberry yang juga disantapnya sambil melangkah.
Loli menatap......
Saat untuk ketiga kalinya mengangkat kepala diam-diam mengamati tusuk mi di tangan Cheng Yun, Cheng Yun berhenti: "Kita berhenti sebentar di sini, habiskan dulu baru pergi!"
Cheng Yun dan Sang Mage sama-sama setuju.
Yin Nuxia juga menghentikan motornya di pinggir jalan, menginjak standar lalu duduk santai di atas kendaraan. Kedua tangannya memeluk paha ayam panggang melalui kantong plastik sambil terus mengunyah. Matanya tetap waspada mengawasi sekitar, sayangnya bisnis semakin sepi akhir-akhir ini, bahkan seorang pencopet kecil pun tak ditemui.
Cheng Yun akhirnya berjongkok, menyodorkan tusuk mie panggangnya ke mulut si loli sambil berkomentar: "Hati-hati panas..."
Si loli melirik bubuk cabai yang bertaburan di mie panggang itu, menoleh tajam ke Yin Nuxia, lalu kembali memandang Cheng Yun dengan keraguan.
Beberapa detik kemudian, ia kembali mendekat.
Setelah menghabiskan mie panggang Cheng Yun, Cheng Yan menyodorkan tusuk miliknya.
Si loli menjulurkan lidahnya bagai anjing Peking kepanasan, melirik Yin Nuxia sekali lagi lalu dengan gesit menyambar makanan itu.
Baru setelah ia selesai, semua orang kembali melanjutkan perjalanan.
Loli itu menjulurkan lidah merah muda kecilnya, berjalan gesit di depan Cheng Yun, sesekali menoleh melihat sang Mage yang masih memegang kue dan menyendoknya satu per satu, berpikir "Ternyata manusia-manusia bodoh dan rendahan itu juga punya kelebihan ya—"
Bisa sambil jalan kaki sambil makan!
Seperti Sang Raja Padang Salju yang Agung tidak bisa.
Yin Nuxia masih mengikuti dari belakang dengan santai, suara halus sepeda motor listrik barunya terdengar, dikendarai dengan stabil.
Terlihat dia sangat menikmati perasaan ini.
Sampai di pintu mall, Yin Nuxia melirik sekeliling, cepat menemukan tempat parkir motor listrik, berkata: "Tunggu sebentar, aku parkir dulu."
Nada bicaranya penuh kepuasan diri, seolah memamerkan motornya.
Cheng Yun mengangguk: "Kami tunggu di sini."
"Siap!"
Yin Nuxia memutar tuas gas, sepeda motor listrik langsung melaju kencang. Ia menekan stang untuk belok tajam, menerjang ke area parkir kendaraan non-motor. Pemandangan ini telah ia visualisasikan berulang kali dalam pikiran. Setiap kali melihat orang mengendarai sepeda motor listrik, ia selalu memperhatikan dengan saksama.
Menemukan kursi kosong, Yin Nuxia meraba panel instrumen kendaraannya. Rasanya berat untuk meninggalkannya.
Tapi Sang Kepala Stasiun masih menunggu di sebelah sana!
Yin Nuxia menggigit giginya melepaskan genggaman!
Mematikan mesin, mencabut kunci, mengaktifkan alarm - semua gerakan mengalir sempurna.
Setelah berpikir, ia mematikan alarm lagi. Mengambil kunci gembok yang diberikan sebagai bonus, mengunci roda depan kendaraan.
Menggoyang gembok - terkunci rapat.
Yin Nuxia berjalan dua langkah, lalu kembali karena tidak yakin. Berjongkok lagi menggoyang gembok.
Baru setelah yakin gembok benar-benar terkunci, ia pergi.
Setelah melangkah sekitar sepuluh meter, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Buru-buru meraba saku, mengeluarkan kunci mobil dan menekan tombol alarm. Mendengar bunyi klakson mobil beberapa kali, dengan tak percaya ia menekan lagi berkali-kali hingga yakin alarm benar-benar aktif.
Lima meter berikutnya, ia kembali berhenti. Membalikkan badan dan menatap tajam kunci di roda depan, keningnya berkerut.
"Seharusnya... sudah beres kan?"
Kembali ke samping Sang Kepala Stasiun, Yin Nuxia mendapati semua orang sedang menatapnya. "Apa?" tanyanya.
Cheng Yun menarik sudut bibir: "Apa perlu segitunya..."
Dengan gerakan kikuk, Yin Nuxia menggaruk kepala: "Ini mobil baru kubeli. Bagaimana kalau carut-marut dan dicuri?"
Sekali lagi Cheng Yun menarik sudut bibirnya, namun hanya berjalan memimpin ke dalam mall: "Ayo."
Yin Nuxia melirik mobil putih kecilnya, mengikuti Sang Kepala Stasiun dengan langkah berat - tiga kali menoleh dalam satu langkah.
Ketika mobil kecil Xiao Bai tak terlihat lagi, barulah ia berlari-lari kecil mendahului Sang Kepala Stasiun, dengan sigap mendorong gerobak kecil lalu naik ke tangga berjalan.
Petugas keamanan di pintu mal tidak menggubut si loli, mungkin karena wajahnya yang memesona langsung membuat orang lain menuruti kemauannya.
Tapi Cheng Yun tetap mengangkatnya.
Saat sampai di area perlengkapan hidup, Cheng Yun kembali berhenti: "Sepertinya pasta gigiku habis."
Si loli juga mengangguk, memang sudah habis.
Yin Nuxia berpikir sejenak: "Pasta gigiku sepertinya juga mau habis."
Maka semua orang berjalan menuju rak penyimpanan pasta gigi.
Di area lain mal jarang terlihat staf, tapi di depan rak pasta gigi selalu ada beberapa tante berjaga. Melihat Cheng Yun dan rombongan mendekat, salah satu tante langsung menghampiri sambil memperkenalkan merek pasta gigi tertentu.
Cheng Yun selalu merasa cara seperti ini sangat membosankan.
Konon ada supermarket yang kereta belanjanya punya dua warna, satu warna mewakili harapan untuk menerima rekomendasi, warna lain menunjukkan tidak ingin diganggu. Tapi menurutnya metode ini kadang tetap tidak berguna, karena seringkali walau sudah bilang "Tidak perlu, saya lihat sendiri", para tante masih terus berdakwah agar kita membeli produk yang mereka rekomendasikan. Yang paling sering adalah pasta gigi dan sikat gigi.
Cheng Yun sangat tidak suka menerima promosi saat berbelanja, maka ia menolak rekomendasi sang tante.
Tante itu tertegun mendengar penolakannya, namun tetap melanjutkan mempromosikan keuntungan dan kepraktisan pasta gigi yang dipegangnya.
Cheng Yun tidak bersuara, melangkahi beberapa langkah ke samping.
Barulah sang tante kembali dengan kesal, meletakkan pasta gigi, lalu melanjutkan obrolan dengan beberapa tante lainnya.
Yin Nuxia bertanya: "Kepala Stasiun pilih yang mana?"
Cheng Yun melihat satu per satu. Ia terbiasa menggunakan pasta gigi Hitam, hanya saja setiap kali selalu membeli model berbeda.
Kali ini dia memilih varian rasa teh melati, lalu menoleh tajam ke arah Yin Nuxia yang wajahnya penuh kebimbangan: "Bagaimana, kamu belum juga memilih?"
Mendengar itu, si Tante pun mendekat lagi.
Cheng Yun hanya bisa pasrah.
Yin Nuxia juga mulai merasa sedikit bosan.
Cheng Yan yang berada di samping berkata dengan dingin pada Yin Nuxia, "Anggap saja dia tidak ada."
Si Tante yang gagal mengambil hati pun pergi lagi.
Pandangan Yin Nuxia merayap ke ujung rak paling tepi. Matanya berbinar saat menunjuk sebuah pasta gigi kecil: "Aku pernah beli ini kayaknya! Rasanya kayak buah-buahan, enak banget!"
Cheng Yun melihat ke arah yang ditunjuk——
Narciss Yayale Pasta Gigi Nutrisi Anak, Rasa Jeruk Segar Vitamin C.
Di kemasannya tertulis: Cocok untuk usia 3-12 tahun.
Menyaksikan Yin Nuxia tanpa ragu-ragu memasukkan pasta gigi itu ke gerobak kecil, Cheng Yun menarik sudut bibirnya: "Maksudmu enak banget itu gimana?"
Yin Nuxia menjawab: "Maksudku rasanya seperti buah-buahan, asam-manis, dan menyegarkan."
Kali ini bahkan Cheng Yan tak tahan: "Kak Yin Dan, kamu beli pasta gigi untuk dimakan ya?"
Yin Nuxia memandangnya dengan bingung, seolah bertanya mengapa dia mengajukan pertanyaan bodoh: "Tentu tidak, tapi kalau sudah masuk mulut, sedikit-sedikit pasti tertelan dong! Eh kalian tidak makan?"
Cheng Yan tertegun: "Tapi itu cuma kadang-kadang tertelan sedikit lewat kerongkongan kan?"
Yin Nuxia langsung menjawab: "Tapi yang enak pasti lebih baik daripada yang tidak enak dong?"
Cheng Yan merenung, sepertinya tidak ada yang salah dengan logika itu.
Ia mengerutkan alis ragu-ragu: "Tapi... tidak ada orang yang sengaja beli pasta gigi karena enak kan?"
Yin Nuxia berkata serius: "Tapi ini benar-benar enak lho!"
Cheng Yan tak bisa membantah.
Ini membuatnya merasakan kekalahan yang dalam di dalam hati.
Saat pergi, Cheng Yan berpikir sejenak, lalu mengambil sebuah pasta gigi anak-anak dan melemparkannya ke dalam gerobak kecil.
Kemudian semua orang langsung menuju area makanan segar dan matang untuk mulai membeli sayuran.
Sang loli menatap area daging sapi, sementara Yin Nuxia mengamati kotak-kotak kaca berisi ikan-ikan berbeda.
"Mau makan apa siang nanti?" tanya Cheng Yun.
"Huu!"
"Makan ikan!"
"Terserah, tadi aku lihat di sebelah sana ada yang jual kue. Kepala Stasiun, kita beli kue untuk makan larut nanti malam yuk!"
"Bukannya kamu baru saja makan kue strawberry?" Cheng Yan mengerutkan alis heran, merasa pria ini aneh - meski penampilannya feminim, tapi obsesi keduniawian terhadap kue strawberry sampai segitunya?
"Masih belum kenyang," kata Sang Mage.
"Bagaimana caramu makan sebanyak ini tapi postur tetap ideal?" Cheng Yan mengamati tubuh ramping Sang Mage dari ujung kepala hingga kaki.
Sang Mage hanya sedikit lebih pendek daripada Cheng Yun, namun tubuhnya sangat ramping, tepatnya sangat langsing seperti model Victoria's Secret. Jika mengabaikan bagian dada, proporsi tubuhnya bahkan jauh lebih baik daripada para model tersebut. Yang jelas, kaki jenjangnya benar-benar luar biasa panjang.
Cheng Yan awalnya sangat percaya diri dengan kaki dan postur tubuhnya sendiri, tapi setelah bertemu dengan 'bug' bernama Sang Mage ini, dia merasa sangat kesal.
Sang Mage berpikir sejenak, lalu berkata: "Bawaan lahir."
Di hati Cheng Yan muncul perasaan tak berdaya.
Beberapa saat kemudian, dia menarik baju Cheng Yun: "Cabai hijau hari ini kelihatan cukup bagus."
Yin Nuxia juga menarik baju Cheng Yun: "Ikan di sebelah sana imut sekali, itu jenis ikan apa?"
Si loli memutar wajahnya, menempelkan dahinya ke rahang bawah Cheng Yun, sorot matanya berkilauan, tetap diam.
Cheng Yun berkata: "Jangan panik, kita beli satu per satu."
