Ponsel Cheng Yun tiba-tiba berbunyi.
SMS masuk: 【Alipay】Anda telah melakukan pembayaran intim untuk Cheng Yan...
Berturut-turut beberapa pesan.
Tampaknya fitur "pembayaran intim" tidak bisa membayar banyak barang sekaligus, hanya bisa dilakukan satu per satu.
Cheng Yun menyadari kemungkinan besar Cheng Yan membeli kandang hamster, "makanan", alas kandang, peralatan menggeretak gigi, dan pasir mandi secara online. Biasanya saat membeli camilan atau baju, Cheng Yan tidak menggunakan fitur pembayaran intimnya.
Di kamar Cheng Yun.
Cheng Yan dan si loli sedang mengerumuni kandang kecil, wajah manusia dan makhluk itu hampir menempel ke kandang sambil menatap tajam bola bulu imut di dalam. Sesekali Cheng Yan melirik si loli.
Hamster kecil itu jelas ketakutan.
Cheng Yan agak ingin membuka kandang, tapi khawatir dengan si loli. "Kamu tidak akan menggigitnya sampai mati kan?" tanyanya.
Setelah bertanya, ia tertegun sejenak lalu menyunggingkan senyum mengembang.
Karena dia selalu yakin teguh bahwa loli kecil tak mungkin mengerti ucapan manusia. Biasanya saat melihat Cheng Yun berbicara dengan loli kecil, selain merasa hangat dia juga merasa geli. Jika mendengar Tang Qingying si payudara-besar-tanpa-otak itu berteriak bahwa loli mengerti bahasa manusia, dia akan menghinanya tanpa ampun.
Tak disangka, saat tak ada orang, justru dia sendiri dengan natural mulai berbicara pada loli kecil.
Tepat seperti dugaan, loli kecil hanya menatapnya dengan tatapan kosong.
Cheng Yan pun membuka kandang, mengulurkan tangan menyodorkan sepotong Apple ke dalam kandang.
Tiba-tiba, loli kecil mengulurkan cakarnya secepat kilat...
Mencekik pergelangan tangan Cheng Yan!
Seketika seluruh tubuh Cheng Yan bergetar, membeku bagai dikenai Teknik Pembekuan! Hanya ekspresi wajahnya yang berubah dari terkejut menjadi kegirangan liar, lalu menunjukkan ekspresi seperti maniak - ini... ini kontak fisik pertama loli kecil yang proaktif padanya!
Dia menunduk memandangi loli kecil itu, melihat cakar kecil berbulu halus yang putih salju itu. Dia hanya merasakan area kontak antara bantalan daging kecil loli dengan kulitnya terasa kesemutan ringan...
Perasaan ini...
Membeli hamster ini ternyata pilihan yang sangat bijaksana!
Loli kecil itu mengangkat kepala menatapnya sebentar, tiba-tiba terlihat bingung, seolah tidak mengerti apa yang dilakukan manusia biasa bodoh ini. Beberapa detik kemudian, dia kembali menundukkan kepala, menggunakan bantalan cakarnya menyentak-nyentak pergelangan tangan Cheng Yan, seolah ingin menariknya keluar.
"Hush!"
Cheng Yan langsung menarik napas tajam! Menunduk dan menatap tajam cakar loli itu, matanya membelalak lebar!
Ini... ini seperti loli sedang membelai tangannya! Terlalu nyaman!
Sentakan demi sentakan...
Hiks hiks hiks...
Cheng Yan tersentuh hampir ingin menangis, buru-buru memeriksa ke kiri-kanan. Baru setelah memastikan tak ada orang di sekitarnya, dia merasa lega.
Dia selalu iri pada Cheng Yun, tapi tak pernah terbayangkan bahwa Cheng Yun menjalani "Hari-hari dewa" seperti ini!
Tiba-tiba, loli kecil itu mengangkat kepala lagi, memiringkan kepalanya sambil menatap tajam Cheng Yan dengan ekspresi terpaku.
Loli itu juga mengeluarkan suara bertanya: "Huu?"
"Hah!!"
Cheng Yan segera menutup mulut dan hidungnya dengan tangan kiri.
Baru ketika loli mulai menunjukkan ketidaksabaran, Cheng Yan seperti akhirnya paham maksud loli itu dan mengeluarkan tangannya dari kandang.
Loli kecil itu pun kembali memutar-mutar tangannya, sampai akhirnya mengambil apel dari tangan Cheng Yan dan menyodorkannya sendiri ke hamster mini. Lalu dia berjongkok di sebelah sambil menatap binatang itu dengan bingung, bertanya-tanya mengapa hamster itu tidak mau makan.
……
Hingga Cheng Yun turun dari gedung untuk menghangatkan makanan dan memasak, selama durasi ini Cheng Yan tidak tahu bagaimana dia melewatinya. Saat semuanya berakhir, barulah dia merasakan kekosongan dalam hati. Menatap loli yang riang melompat turun dari meja kopi menuju Cheng Yun lalu mulai mendengkur sambil berbagi cerita tentang tadi memberi makan hamster kecil, di hati Cheng Yan hanya tersisa kenangan.
Segera diikuti oleh kekosongan pasca-Kegembiraan...
……
Siang hari ini memasak banyak hidangan, sama sekali tidak dihabiskan. Malamnya dihangatkan ulang masih bisa dimakan lagi.
Di meja makan, Cheng Yan menyendok satu sendok kuah ikan untuk merendam nasi, bahkan terlihat menikmatinya. Hal ini memancing Yin Nuxia dan Sang Mage untuk saling meniru. Bahkan loli pun sangat tergoda, sayangnya mangkuk makannya tidak pernah dikuasainya - Cheng Yun menyendokkan kelinci tumis cabai ganda untuknya, potongan cabai hijau-merah menempati separuh porsi.
Usai makan, Cheng Yan duduk di sofa sambil mencuri pandang ke arah si loli dan malas-malasan menggesek Zhihu, hingga ponselnya mulai berdenting-denting berdering.
Siapa yang pernah main internet pasti tahu, ini suara telepon QQ.
Bibirnya terkunci rapat menunggu sebentar, baru meluncurkan jari untuk menerima panggilan. Menatap wajah manis Tang Qingying yang memenuhi layar, dia bertanya dengan ekspresi datar: "Ada perlu apa?"
Tang Qingying sama sekali tak peduli dengan sikapnya, terkekeh: "Udah makan belum?"
"Udah!" jawab Cheng Yan.
"Makan apa tadi?"
"Makan keripik pedang goreng, sturgeon kecap, kelinci tumis cabai ganda, daging sapi lobak, kentang iris dan sup tomat telur..." Cheng Yan pura-pura tak peduli, tapi menyebutkan semua nama masakan secara utuh lengkap dengan nada bangga.
"Wah! Beneran nih!" Tang Qingying cemberut, "Begitu aku pergi kalian langsung makan enak-enak gila-gilaan!"
“Semua sayuran yang dibeli Kak Yin Dan.”
“Ngomong-ngomong soal Kak Yin Dan, di kelas kami ada penggemar setia Kak Yin Dan. Kemarin dia bahkan melukis sebuah lukisan khusus tentang Kak Yin Dan!” kata Tang Qingying.
Begitu ucapannya meluncur, terlihat sebuah kepala muncul dari samping Cheng Yan.
“Apa? Aku kayaknya dengar ada yang manggil namaku?”
“Halo Kak Yin Dan!” teriak Tang Qingying sambil mengibaskan tangannya dengan manis. Matanya menyipit membentuk dua bulan sabit melengkung, senyumannya seolah bisa melelehkan hati orang.
“Halo Guru Yao Yao,” sapa Yin Nuxia, lalu menanyakan dengan nada menuduh, “Apa tadi kamu membicarakan keburukanku?”
“Mana ada,” jawab Tang Qingying. “Aku cuma bilang ada teman sekelas yang jadi penggemarmu. Kemarin dia melukis gambarmu, nanti kalau ada waktu kutunjukkan. Meskipun tidak sebagus lukisanku, tapi cukup bagus kok.”
“Hm?” Yin Nuxia mengernyitkan alisnya.
Tiba-tiba, seolah beberapa siluet manusia lewat di belakang Tang Qingying, lalu terdengar suara pria yang lembut: "Teman Sekelas Yao Yao, sudah waktunya makan."
Tang Qingying mengerutkan kening, menoleh tajam: "Panggil nama lengkapku, Murid Tang Qingying. Lebih enak didengar."
Kemudian ia menarik kembali pandangan, tetap tersenyum manis menghadapi Yin Nuxia dan Cheng Yan. Wajahnya masih memenuhi layar, hanya sesekali terlihat hamparan bunga kanola di belakangnya—sepertinya tadi mereka sedang melukis di luar: "Kami harus pergi makan sekarang."
Cheng Yan mengangguk, tak kuasa bertanya: "Makan apa?"
Tang Qingying menjawab dengan nada sedih: "Entahlah. Mungkin masakan khas seperti ikan mandarin busuk dan sayuran tanpa lemak. Ah, kangen banget sama masakan kakak ipar..."
"Ikan mandarin busuk?"
"Iya, salah satu makanan khas sini. Sudah dua kali makan ini."
"Enak nggak?" Cheng Yan mengatupkan bibirnya.
“Lumayan, tapi satu meja cuma ada satu dua masakan enak, selebihnya semua hemat biaya.” Tang Qingying menggerutu, tiba-tiba penglihatan tepinya menangkap sesuatu di samping, “Eh eh Liu Dashi tunggu sebentar!”
“Ada apa?” Suara cowok terdengar dari sisi lain.
“Lihatlah dengan siapa aku sedang video call!” Dia menjauhkan ponselnya, akhirnya wajahnya tidak lagi mendominasi layar.
Di belakangnya terlihat kolam kecil berbentuk bulan sabit, sebatang pohon elm tua dipenuhi jejak waktu yang lapuk, ranting-rantingnya rimbun daun. Ada sumur kuno batu, di belakangnya hamparan luas sawi kuning keemasan dan bukit hijau kecil. Senja yang semakin rendah memancarkan berkas-berkas cahaya emas dari ufuk, menerangi langit yang semakin biru dengan awan-awan berwarna indah.
Seorang pria seusianya masuk ke dalam frame, tubuhnya miring memandang dengan tatapan penuh tanya ke arah ponsel.
Begitu melihat layar, matanya langsung membelalak: “Srikandi!!”
Kemudian dia terus mengusik poni sambil berusaha kabur dari jangkauan kamera, terlihat sangat malu!
Tang Qingying langsung mencengkeram bajunya: "Aku sudah bilang ke Kak Yin Dan, kamu menggambar lukisan untuknya. Cepat tunjukkan!"
Setelah lama bertele-tele dari Liu Dashi, Yin Nuxia dan Cheng Yan akhirnya bisa melihat lukisannya.
Sebuah lukisan sketsa pensil murni. Latarnya stasiun MRT tua dengan bangku panjang usang bersandar di tembok, di depannya rel kosong membentang, lampu di langit-langit digambar dengan nuansa kekuningan. Yin Nuxia duduk menunggu dengan tangan terkunci di pangkuan, tubuh condong ke depan menatap hampa ke arah rel.
Di sampingnya berdiri perempuan berambut pendek dengan baju tempur ketat, jubah panjang berkibar seperti rambutnya yang tertiup angin. Ekspresi penuh kebanggaan sambil mengacungkan pedang runcing.
Perempuan itu seolah mampu melancarkan serangan kasar ke depan kapan saja, sementara Yin Nuxia tampak sepenuhnya tak melihat kehadirannya.
Cheng Yan tak mengenali siapakah perempuan tersebut.
Yin Nuxia mengenalinya——
Fiora!
Dengan ekspresi terpaku disertai tepuk tangan, ia berkata penuh kekaguman: "Lukisan ini sungguh memukau!"
Tang Qingying melirik dengan sinis ke arah Liu Dashi di sampingnya, batuk dua kali sebagai isyarat.
Liu Dashi segera tersadar, bergegas mengatakan: "Lukisan ini memang khusus untuk Nona Pendekar. Jika Nona berkenan, ijinkan hamba menghadiahkannya. Saya akan minta Tang Qingying mengantarkannya pada Nona."
Tang Qingying menarik sudut bibirnya, menghela nafas dalam-dalam menanggapi keluguan pria lurus: "Baik, aku berjanji akan mengantarkannya dengan selamat."
Liu Dashi menghadap Yin Nuxia di layar kamera, terlihat agak malu-malu. Namun dia merasa tak boleh melewatkan kesempatan berbicara langsung dengan sang pendekar wanita. Setelah bertele-tele lama, akhirnya membuka mulut: "Sebenarnya awalku menonton live streaming Nuxia adalah saat bermain Riven, tapi belakangan, kupikir permainanmu yang terbaik dan paling cocok, juga favoritku tonton, tetaplah Fiora..."
Dia membeku sejenak, seolah sedang menyusun kata-kata: "Aku juga sangat berharap suatu hari bisa melihat Nuxia menggunakan Fiora di kompetisi profesional, meledakkan segalanya, super dewa berkali-kali, mempersembahkan piala untuk kami para penggemar game yang telah mendambakan gelar juara bertahun-tahun..."
Yin Nuxia terpaku: "Apa? Piala?"
Liu Dashi juga tertegun, lalu segera menjelaskan: "Yaitu piala Final Global, Nuxia pasti mampu! Juga bisa memperlihatkan pada dunia tentangmu, tentang kilau Fiora..."
Yin Nuxia akhirnya menyadari - maksudnya ikut kompetisi profesional itu.
Dia sama sekali tidak mau pergi sih!
Tiba-tiba, dari sebelah sana Tang Qingying terdengar teriakan lantang: "Makan malam sudah siap, anak-anak nakal, ngapain masih di situ!"
Tang Qingying kira-kira bisa menebak pola pikir Yin Nuxia, lalu berdiri sambil berkata: "Udah ah, ayo makan!"
Yin Nuxia mengangguk: "Aku juga mau ajak nona Yu jalan-jalan! Nona Yu sudah tidak sabar nih!"
"Bagus!"
Tang Qingying mengirim ciuman udara ke kamera sebelum menutup telepon!
Namun Yin Nuxia mengerutkan kening.
Memperlihatkan kehebatannya dan pedang ke seluruh dunia? Kedengarannya memang menggiurkan dan luar biasa, tapi dia tidak mungkin meninggalkan hotel... Ah sudahlah, bukankah masih banyak kamar yang harus dibersihkan dan ilmu gaib yang harus dilatih, ngapain memikirkan hal-hal aneh itu...
