Yin Nuxia sungguh menyebalkan!
Si Brengsek Mage itu, berani mengancamnya! Malah memeras arak Sprite-nya! Total berapa kaleng Sprite yang berhasil ia munculkan dengan risiko ketahuan kepala stasiun? Kalau masih harus dikorupsi beberapa kaleng lagi, tinggal satu dua kaleng mana cukup diminum!
Yin Nuxia menggenggam kepalan tangan, giginya terkunci rapat, melotot dengan keras ke arah Sang Mage. Dia sangat ingin meletakkan kepalan sebesar buah persik di depan matanya sambil berkata, "Gue tadi minum yang ini!"
Tapi akhirnya dia hanya mendengus pelan, tidak bicara dengan si brengsek itu, berbalik dan langsung keluar!
Lelaki bermarga Huang itu sudah kabur. Sebelum pergi, dia berlagak kejam. Yin Nuxia melihatnya tapi mengabaikan, perasaannya seperti melihat ulat bulu yang sedang marah.
Beberapa saat kemudian, Yin Nuxia kembali ke penginapan.
Di tangannya kembali membawa karton Sprite. Saat melewati resepsionis, dia menyambar walkie-talkie dan melilitkannya di pinggang, lalu melirik tajam ke arah Sang Mage.
Sang Mage langsung mengangguk, "Paham! Begitu Kepala Stasiun kembali, aku akan nyalakan walkie-talkie. Tapi aku diam saja. Kamu dengar suara gemerisiknya saja sebagai tanda."
Yin Nuxia kembali mendengus pelan, lalu mulai menaiki tangga.
Yin Nuxia sebenarnya juga tak ingin selalu mengganggu dua bunga itu. Tapi kali ini jelas berbeda - kali ini dia terancam oleh brengseknya sang Mage. Tak ada pilihan lain, terpaksa dia memaksa mereka menciptakan lagi se-karton arak Sprite.
Tapi satu karton berisi enam kaleng. Beri tiga kaleng saja untuk si brengsek Mage itu, kan cukup?
Begitulah yang dipikirkan Yin Nuxia.
Saat sampai di lantai tiga, tanpa sengaja matanya melirik ke koridor. Terlihat Cheng Yan diam-diam membuka pintu kamar Sang Kepala Stasiun, membawa Guru Yao Yao menerobos masuk.
Telinga Yin Nuxia berkedut. Melalui koridor, samar-samar tertangkap suara Guru Yao Yao: "Dia sampai bisa memelihara hewan? Kalian masih mengira ini kucing biasa? Pernah lihat kucing biasa memelihara hewan peliharaan dan memberi makan tiap hari? Bisa jadi ini ditumbuhkan besar untuk dimakan nanti. Mengerikan! Suku barbar saja belum tentu bisa beternak!"
Yin Nuxia mengedipkan mata dua kali, terus berjalan ke arah atap gedung sambil menyembunyikan Sprite di belakangnya.
Baru sampai di atap, dia kembali mendengar suara Dahua dan Erhua.
Erhua berkata: "Manusia itu naik ke sini..."
Dahua membalas "Hm" lalu mengatakan: "Dia datang pasti membawa masalah, lebih baik kita sembunyi saja?"
"Sembunyi?"
"Hm! Kebetulan sekalian diuji!"
"Eh? Menguji apa?"
"Menurutku alasan kita ketangkas waktu kabur kemarin karena malam itu kita tidak melihat lingkungan sekitar! Sekeliling sama sekali bukan gunung, melainkan rumah-rumah, tanahnya juga telanjang bulat, bayangkan saja bunga yang tiba-tiba tumbuh di tanah rata, tentu langsung ketahuan! Benar kan?"
"B-benar juga." Erhua mengangguk takjub.
"Tapi kalau sekitar kita benar-benar gunung, ada bunga dan rumput pasti beda! Bayangkan kita bersembunyi di antara semak-semak, siapa yang bisa menemukan?" Dahua menganalisis, "Lihat manusia itu berdiri di antara kerumunan manusia, bisakah kau mengenalinya?"
"Yang mana?"
"Yang mana pun, pasti tidak bisa dikenali!"
“Ada benarnya, manusia-manusia itu memang sama persis seperti burung!” Erhua sangat setuju.
“Jadi kita sembunyi, jika kali ini bisa lolos dari manusia itu, nanti kita cari tempat yang banyak bunga dan rumput! Semakin tinggi rumputnya semakin bagus, sampai bisa menutupi kita! Dengan begitu manusia itu takkan bisa menemukan kita bagaimanapun caranya!”
“Eh?? Kita harus lari lagi...”
“Ini... te-tentu saja!”
“Di sini sudah cukup bagus lho...”
“Nih... jangan banyak bicara dulu, cepat sembunyi! Dia sudah sampai di pintu tangga, cepat!” Dahua berteriak buru-buru.
“Oh oh...”
Dua bunga itu mencabut akar mereka dari pot bunga dengan licik, berlari kecil sambil menyelinap masuk ke pot bunga di samping. Keduanya menanam akar di tengah pot bunga, satu pura-pura tidak tahu apa-apa sambil menatap langit, satunya lagi mengintip pintu tangga lewat celah-celah tanaman di sekitarnya.
Yin Nuxia berdiri takjub, menunggu cukup lama sebelum akhirnya meletakkan Sprite di tangannya, lalu maju sendirian ke depan.
Dua bunga berbisik-bisik dengan suara yang sangat lemah.
Erhua terus mengulang: "Dia mendekat, mendekat, entah apa dia bisa melihat kita..."
Dahua membentak: "Diam!"
Erhua pun diam selama sekitar tiga detik, lalu berteriak lagi: "Dia melihat ember kosong, tapi sepertinya dia bodoh, tidak tahu kita sudah tidak di dalam ember. Aiya sepertinya dia melirikku, apa aku sudah..."
"Diam!"
"Oh... Aiya dia berjalan ke sini!"
“……”
"Dia menuju ke arah kita! Dia berdiri tepat di depan kita! Aiya dia mengulurkan tangan untuk mencengkeram kita!"
"Cantik ya! Cantik ya! Bagaimana bisa kau melihat kami? Bukannya kau orang bodoh!"
Yin Nuxia menggenggam tangkai bunga arak dengan satu tangan, memperhatikan mereka yang terus menggeliat dan bergerak: Erhua seolah terpaku ketakutan, atau mungkin sedang berpikir bagaimana dia bisa melihat mereka; Sementara Dahua sambil menggoyang-goyangkan kepalanya dengan keras terus memaki, "Manusia brengsek ini! Membuat rencana pelarian ketiga kami gagal sebelum sempat dimulai!"
Yin Nuxia tak tahan lagi tertawa, "Hehe, aku memang pintar!"
Memalingkan wajah sebentar ke arah pot bunga yang dipenuhi bunga-bunga merah, biru, dan kuning, lalu melirik Dahua dan Erhua, dia berpikir sejenak lalu berkata, "Aku dengar semua yang kalian bicarakan tadi!"
Dahua seketika diam membeku.
Erhua juga memutar kepalanya, mengedipkan mata sambil menatapnya tajam.
Pada akhirnya Dahua lebih cepat bereaksi, "Kami juga dengar kejadianmu di lantai bawah tadi. Kau tak bisa menyembunyikan apapun dari kami, manusia. Jika kau mau pura-pura tak melihat dan mendengar apapun hari ini, kami juga bisa merahasiakan ini untukmu."
"Erhua juga tidak bodoh... tidak terlalu bodoh, setidaknya dia masih tahu mengangguk mendukung: 'Rahasiakan! Rahasiakan!'"
Srikandi Yin segera mengerutkan kening: "Kalian dua benda kecil ini berani mengancamku?"
Bunga Erhua langsung bergeser ke belakang sedikit: "Mengerikan!"
Dahua menatap tajam Srikandi Yin: "Ini bukan ancaman, ini pertukaran yang kami lakukan!"
"Pertukaran, pertukaran!"
"Aku tidak mau!" jawab Srikandi Yin tegas.
"Manusia, manusia yang satu itu membuatmu marah kan? Yang sudah pergi itu? Jika kau mau merahasiakan ini dan membantu kami kabur, kami bisa memakan manusia yang mengganggumu itu!" kata Dahua.
"......" Erhua terlihat ragu-ragu.
"Aku tidak ingin merenggut nyawa orang! Tapi memang aku bisa tidak melaporkan ini ke Kepala Stasiun, asal kalian juga membantuku satu hal... Tunggu sebentar!"
Srikandi Yin meletakkan kedua bunga itu, lalu berbalik menuju lorong tangga.
Beberapa saat kemudian, ia kembali sambil membawa Sprite, dan menemukan dua bunga itu ternyata bersembunyi di pot bunga lain!
Yin Nuxia merasa kesal, terpaksa mencabut mereka keluar lagi.
Melihat enam kaleng Sprite yang tertata rapi, Dahua semakin gigih memberontak: "Cantik ya! Cantik ya!"
Erhua tidak bersuara, seolah sudah pasrah pada takdir.
Yin Nuxia meletakkan mereka di samping Sprite, lalu menyusun kedua tangan seperti sembahyang sambil berkata: "Terima kasih banyak!"
Sepuluh menit kemudian.
Yin Nuxia kembali ke resepsionis, diam-diam menumpuk tiga kaleng Sprite di meja hingga tinggi. Setelah berpikir, ia mengambil satu kaleng lagi, menyisakan dua.
Sang Mage bermuka hitam menatapnya, mengulurkan empat jari.
Yin Nuxia tertegun, lalu mulai marah.
Sang Mage menggoyangkan jarinya.
Yin Nuxia yang marah itu mengembalikan kaleng Sprite yang tadi diambilnya, melotot sambil menatapnya.
Sang Mage terus menggoyangkan jarinya.
Ekspresi Yin Nuxia semakin geram.
Keduanya saling berhadapan cukup lama. Sang Mage melirik jam tangannya: "Sang Kepala Stasi mungkin akan segera kembali. Jika beliau melihat kita bertengkar di sini dengan segudang Sprite, lalu menanyakan apa yang terjadi—bagaimana mungkin aku berbohong di hadapannya..."
"Brak!"
Satu kaleng Sprite lagi diletakkan di meja resepsionis.
Wajah Yin Nuxia sudah tampak sangat muram, bagaikan berada di ambang ledakan.
Sang Mage menyeringai: "Tolong antarkan ke kamar!"
Yin Nuxia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, matanya menatap tajam ke arah si brengseknya sang Mage yang makin menjadi-jadi ini—apakah dia benar-benar mengira dirinya takut?
Sang Mage hanya mengangkat bahu: "Aku sih tidak masalah. Ini demi kebaikanmu. Jika Sang Kepala melihat tiga kaleng Sprite di meja, kemungkinan besar akan..."
Seketika Yin Nuxia menggerakkan tangannya, menyambar kaleng Sprite lalu naik ke lantai atas.
Sang Mage menelan paksa sisa kalimat yang tak sempat diucapkan, mengatupkan bibir, tiba-tiba merasa hatinya riang gembira.
Yin Nuxia melemparkan empat kaleng Sprite ke ranjang Sang Mage, dalam hati berencana menghancurkan ranjangnya, lalu berbaring di depan kamar Sang Kepala Stasiun sambil menguping pengalaman Guru Yao Yao yang sedang membagikan trik diam-diam bermain dengan hamster kecil itu kepada Cheng Yan. Saat ia turun, Sang Kepala Stasiun persis kembali.
Sang Loli berjalan di depan, menuntun Sang Kepala Stasiun dengan tali. Makhluk itu kembali mengenakan rompi hitam "Kucing Polisi", kedua sakunya penuh jeruk kecil emas-merah.
Yin Nuxia ingat di hotel tak ada yang menjual jeruk, apalagi jeruk mini selezat ini. Tak tahu dari mana benda kecil itu mendapatkannya.
Sang Kepala Stasiun membawa banyak barang, kedua tangannya tak bisa lepas.
Yin Nuxia buru-buru berlari menjemput barang tersebut, lalu membawa barang-barang itu menuju lantai atas. Saat berlari, tiba-tiba ia melihat bayangan hitam melesat melewatinya dalam sekejap dan langsung lenyap. Hanya sebuah jeruk kecil yang jatuh dari sakunya dan melompat-lompat menuruni tangga.
"Hei!"
Dengan gesit Yin Nuxia menghentikan jeruk kecil dengan kakinya, sambil melirik kamera pengawas. Dengan poker face, ia memungut jeruk itu dan menyelipkannya ke saku sendiri.
Ia melanjutkan langkah ke atas.
Pintu kamar Sang Kepala Stasiun telah terbuka. Saat Yin Nuxia sampai di depan pintu, terlihat si mungil berdiri di sudut ruang tamu kecil dengan tatapan penuh kebencian mengawasi kedua wanita di depannya. Sesekali terdengar dengkurannya yang lembut, seolah sedang mengancam mereka atau berdebat tentang sesuatu.
Cheng Yan dan Tang Qingying terpaku. Meski yang mereka hadapi hanya seekor kucing, perasaan bersalah yang aneh menyergap - bagai pelaku kejahatan yang tertangkap basah di TKP.
Cheng Yan kebingungan: "Bukannya aku sudah mengunci pintu? Bagaimana dia bisa masuk?"
Tang Qingying sangat serius, sorot matanya penuh ketakutan ke arah loli: "Sudah kubilang nih, benda kecil ini nggak biasa, dia iblis!"
Cheng Yan mengerutkan alis mencoba mengingat: "Jangan-jangan kamu nggak bener nutup pintu?"
"Mustahil!"
Saat mereka berdebat, Yin Nuxia masuk sambil membawa sayuran. Diam-diam meletakkannya di tungku lalu berdiri di samping menonton pertunjukan.
Cih!—
Dia bahkan membuka kaleng Sprite.
Cheng Yan mengangguk: "Oh ternyata Kak Yin Dan yang bukain pintu buat dia!"
Yin Nuxia menyembunyikan keberadaannya sambil menatap tajam, wajahnya jelas-jelas mengukir "lanjutin aja" empat kata.
Loli itu berbalik mengendus hamster kecil, dari tubuh hamster kecil itu jelas tercium bau dua orang biasa ini! Jahat! Si orang biasa itu bahkan berani berbohong saat aku berlari masuk, bilang mereka hanya meminjam obeng, padahal sudah merusak hamster kecilku!
Kalau tidak, dari mana mentimun di mulut hamster kecil itu?
Loli itu begitu marah!
