Di dalam mall ada AC sentral yang terasa sangat sejuk, namun begitu keluar, hawa hangat langsung menyapu wajah. Cahaya matahari juga tiba-tata menjadi sangat terang.
Ternyata tanpa terasa mereka sudah jalan-jalan selama dua jam, dari pagi hari hingga menjelang siang.
Cheng Yan melihat ke arah cahaya matahari di atas kepala, yang bagai membentuk tirai cahaya di area yang tak terhalang bangunan mall, membuat orang enggan melangkah masuk. Sambil mengeluarkan payung pelindung matahari, ia menggerutu pada Cheng Yun: "Sudah kubilang cepat-cepat keluar tapi tidak didengar, maksa nunda-nunda, akhirnya tetap harus keluar juga."
Tang Qingying mengangguk diam-diam: "Penyakit suka menunda orang modern semakin parah saja."
Cheng Yun tak tahan membantah: "Orang zaman dulu juga punya penyakit menunda yang sama parahnya! Mungkin bahkan lebih parah!"
Cheng Yan melemparkan pandangan merendahkan: "Omong kosong!"
Tang Qingying penasaran: "Kakak ipar, bagaimana kamu bisa tahu?"
Cheng Yun tersenyum: "Baca saja Perjalanan ke Barat. Iblis-iblis itu setelah menangkap Tang Seng selalu menunda-nunda memakannya, maksa harus menunggu sampai Sun Wukong tertangkap baru mau makan bersama."
Tang Qingying hanya bisa tertegun-tertegun mendengarnya.
“Gadis memang aneh. Jika di sekolah ada pemuda yang mengatakan hal seperti itu padanya, mungkin dia akan menunjukkan ekspresi ‘bosan’ atau ‘ku malas dengar omong kosongmu’ seperti Cheng Yan, atau sekadar membalas sekenanya. Tapi jika menghadapi orang yang disukainya, setiap gerak-geriknya terlihat manis, setiap ucapan terasa menarik.”
Yin Nuxia di sebelah bertanya: “Apakah Tang Seng adalah paman Guru Yao Yao?”
Cheng Yun tersenyum lagi: “Nanti ku perlihatkan Perjalanan ke Barat padamu, baru kau paham.”
“Oh.”
Cheng Yan membuka payungnya, melirik Tang Qingying yang langsung mendekat dengan patuh.
Matanya menyapu ketiga orang lainnya, melewati Cheng Yun, terutama tertuju pada Yin Nuxia dan Sang Mage: “Kalian tidak takit terpapar matahari?”
Yin Nuxia melambaikan tangan: “Orang dunia persilatan sudah biasa terpaan cuaca!”
Sang Mage menjawab sopan: “Aku tak bisa menghitam.”
“Tak bisa menghitam?”
“Benarkah?”
Cheng Yan dan Tang Qingying serentak menunjukkan ketertarikan.
Cheng Yan sedikit mengendurkan ekspresinya, berpikir sejenak, berkomentar: "Bawaan alam? Tidak mungkin, aku dengar orang Eropa-Amerika sulit menghitam, sebab gen mereka tak mudah mengakumulasi pigmen."
Sang Mage berpikir sebentar: "Bukan."
Tang Qingying langsung bertanya: "Minum obat tertentu? Serum pemutih Pola atau pil pemutih?"
Sang Mage agak bimbang: "Sama saja lah."
Tang Qingying mengangguk: "Itu mahalnya bukan main!"
Cheng Yan juga merasa harganya agak tinggi. Dulu pernah terpikir ingin beli, bahkan ingin cari cara minta Cheng Yun gantiin. Tapi setelah dipikir-pikir, akhirnya urung. Di satu sisi merasa memang terlalu mahal, tak tega mengeluarkan uang segitu, apalagi uang Cheng Yun. Di sisi lain obat-obatan sulit dikontrol, takut kulit menghitam tapi juga tak mau sampai pucat sampai pembuluh darah kelihatan.
Beberapa saat kemudian, mereka satu per satu menscan sepeda berbagi pakai, mengayuh santai sepanjang Jalan Cheng Jian.
Melihat di kedua sisi jalan dipenuhi papan nama berbagai kuliner, setiap lantai gedung dan setiap ruko penuh dengan makanan, Yin Nuxia mengendus-endus sambil menelan air liur diam-diam.
Tang Qingying mengerem di belakang mereka, berkata lesu: "Kenapa kalian semua mengayuh sepeda cepat sekali..."
Cheng Yan melirik dengan sinis: "Kau terlalu lemah."
Tang Qingying tak bisa membalas.
Setelah mengunci sepeda, dia berdiri bersama rombongan sambil memandangi deretan makanan di depan, bingung memilih.
Tang Qingying mengerutkan kening: "Aku ingat es serut viral itu ada di depan sini, di bawah restoran iga babi itu. Kenapa sekarang tidak ada? Jangan-jangan pindah tempat?"
Cheng Yun melirik sekilas ke Sang Mage: "Mungkin hari ini tidak buka."
Tang Qingying putus asa: "Usaha sia-sia."
Sang Mage mengecupkan bibirnya untuk menutupi rasa canggung: "Apakah kita akan terus jalan-jalan setelah makan?"
Cheng Yan berkata: "Tentu, aku belum membeli celana, aku juga perlu membeli sandal."
Tang Qingying menambahkan: "Aku juga masih ingin beli sepatu hak tinggi dan rok pendek seksi yang cantik, plus tali sandalku sudah mau putus - aku mau cari sandal lembut bermotif bagus!"
Yin Nuxia mengerutkan kening: "Aku juga belum beliin baju untuk Nona Yu, terus... sebenarnya aku juga pengen beli rok."
Tang Qingying tertegun: "Kak Yin Dan mau pakai rok?"
Yin Nuxia bertanya dengan suara lemah: "Nggak boleh ya?"
Cheng Yan yang berpengalaman berkomentar datar: "Boleh saja, beli rok celana di toko olahraga saja."
Yin Nuxia mengangguk pelan, mencatat baik-baik dalam hati.
Sang Mage mengusap perutnya: "Aku sudah agak laper nih, sekarang juga hampir siang. Kita makan di sini saja?"
Tang Qingying menyela: "Kalau Kak Yu Dian..."
Yin Nuxia buru-buru menyambung: "Nona Yu-ku pasti sudah kelaparan dong!"
Cheng Yan berpikir sejenak, mengeluarkan ponselnya dan berkata: "Aku akan pesankan makanan online untuknya. Kamu telepon dia dan bilang jangan pesan sendiri. Aku akan pesankan makanan apa saja, lalu kita bungkus makanan enak untuk dibawa pulang, bisa jadi camilan sorenya."
Yin Nuxia mengangguk: "Bagus!"
Sepuluh menit kemudian, Cheng Yan selesai memesan makanan online. Yin Nuxia juga sudah berkomunikasi dengan gadis kecil Yu Dian. Barulah semua orang melanjutkan perjalanan.
Mie panggang wajib dicoba, otak panggang juga harus dinikmati, cumi bakar dengan kentang tumis tidak boleh terlewatkan, berbagai macam tanghulu yang cantik tentu harus satu tusuk per orang... Sambil berjalan sambil makan, ketiga orang Cheng Yun belum menyantap makanan utama sudah kekenyangan. Tapi camilan ini bagi tiga makhluk dunia lain jelas hanya layak jadi dessert sebelum makan. Maka mereka pun pergi menyantap hot pot domba.
Setelah keluar dari restoran dan hendak pindah lokasi jalan-jalan, tiba-tiba seorang anak laki-laki ganteng berpostur tinggi mendekati mereka dengan senyum mengembang, lalu berhenti tepat di depan Cheng Yan.
Kali ini sepertinya benar-benar kenalan dekat.
Cheng Yun tak bisa menutupi kebingungannya, "Jinguan ini kecil sekali ya, sampai gampang bertemu orang yang dikenal."
Pemuda itu tersenyum samar, langsung membuka percakapan, "Kebetulan ya! Bisa ketemu di sini. Kemarin aku kirim permintaan pertemanan, kenapa tidak disetujui?"
Cheng Yun memamerkan ekspresi penasaran ala Bagua.
Cheng Yan menatapnya dingin sekilas, lalu menghela napas, menghindarinya dan melanjutkan langkah.
Sang pemuda tertegun, tak menyangka Cheng Yan sama sekali mengabaikannya. Baru ketika Cheng Yan sudah berpapasan, ia tersadar. Pipinya memerah entah karena malu, marah, atau panik. Ia berbalik ingin menarik tangan Cheng Yan.
Yin Nuxia dengan refleks Cepat menepis gerakannya sambil berkomentar, "Pria dan wanita harus menjaga jarak."
Pemuda itu melirik Yin Nuxia dengan kesal, berteriak ke arah punggung Cheng Yan: "Aku bicara baik-baik, masa kau bersikap seperti ini?"
Cheng Yan berhenti, berbalik sambil berkata: "Aku sudah bilang baik-baik 'enyahlah', kenapa masih mendekat?"
"Aku ingin kau jadi pacarku!"
"Enyahlah!"
Cheng Yun terkejut, keberanian dan kelangsungan kaum muda zaman sekarang seolah melampaui imajinasinya.
Tiba-tiba Tang Qingying mendekat ke telinga Cheng Yun dan berbisik: "Kabarnya beberapa hari lalu ada yang bawa mobil sport penuh bunga mawar, mengungkapkan perasaan ke Yan-yan di bawah asrama putri. Banyak penonton yang tak tahu kebenaran ikut menggoda, teriak minta si cewek turun."
Cheng Yun bertanya: "Lalu bagaimana?"
Tang Qingying dengan suara lemah menjawab: "Lalu Yan-yan menghancurkan wajan listrik asrama dan menjatuhkannya ke bawah."
Cheng Yun menghela napas panjang, benar-benar drama sinetron.
