Kemarin sore.
Cheng Yan mengenakan topi baseball putih, rambut panjangnya yang sudah melewati pinggang terlihat lembut dan elegan. Dengan membawa basin stainless steel, ia memiringkan kepala sambil menatap tangga di bawah kakinya, turun perlahan dari gedung seberang.
Dia mengenakan celana panjang jeans biru muda, menginjak sandal lembut yang ringan, beberapa jari kaki mungilnya bagai kelopak bunga, kedua kakinya tegak ramping sempurna, seolah tak pernah membutuhkan sepatu berhak tinggi untuk memperindah. Wajahnya begitu memesona dengan aura transenden, ekspresinya dingin namun memancarkan kilau permata. Beberapa tamu yang kebetulan meliriknya dari balik resepsionis langsung terpana, seolah gadis cantik dari komik layar lebar itu hidup di depan mata, sulit mengalihkan pandangan.
Gadis kecil Yu Dian mengamati bayangan rampanjangnya yang berkibar-kibar, di hati timbul rasa iri: "Rambut sepanjang ini masih begitu indah, pasti bisa dijual dengan harga selangit ya?"
Setelah duduk di samping meja kopi, Cheng Yan meletakkan baskom di sudutnya. Terlihat jelas buah-buahan kecil merah terang yang baru dicuci masih meneteskan butiran air, ukurannya mirip strawberry tapi teksturnya jauh berbeda, memenuhi lebih dari setengah wadah.
"Buah ini berbuah terlalu cepat!" Cheng Yan mengerutkan alis, "Baru kemarin dulu kupunya sekali, hanya menyisakan beberapa butir. Baru dua hari sudah berbuah sebanyak ini lagi!"
Sang Mage menundukkan kepala diam-diam.
Cheng Yun berkata tanpa perubahan ekspresi: "Ada makanan kok tidak mau?"
"Tentu mau!" Cheng Yan sangat menyukai buah asam-manis bertekstur sejuk ini yang kaya akan sari buah, "Cuma pertumbuhannya yang terlalu cepat ini tidak sesuai hukum alam, seperti pakai cheat. Aku merasa ini pasti ada yang tidak beres, jadi agak takut memakannya."
"Mana mungkin ada masalah! Berlebihan kamu!"
"Misalnya rekayasa genetika atau semacamnya?" Tang Qingying penasaran.
"Tidak tahu." Cheng Yan sambil mengambil sebutir buah dan memasukkannya ke mulut, melirik ke arah Tang Qingying, "Tapi orang-orang yang buta takut pada GMO, kebanyakan kaum kampungan yang gampang terhasut isu."
"Kamu sedang membicarakan siapa..." Tang Qingying wajahnya berubah hitam.
“Tidak menyebut siapa-siapa.” Cheng Yan mengambil sumpit, lalu menatap Cheng Yun, “Buah ini namanya apa? Aku akan mencari tahu.”
“Aku lupa.” Cheng Yun menunduk makan sayur.
“Lupa?”
“Ngomong-ngomong Yin Dan ada hal yang ingin disampaikan ke kalian.” Cheng Yun melirik Yin Nuxia, berkata.
“Hal apa?”
Semua orang memandang Yin Nuxia.
Yin Nuxia membelalakkan matanya, wajahnya penuh kebingungan: “Ha? Aku ada urusan?”
Tertegun sejenak, barulah dia bereaksi: “Oh aku ingat, begini ceritanya...”
Dia menceritakan tentang Kompetisi Profesi Anchor yang akan diadakan.
Tang Qingying membeku sesaat, dengan penuh perhatian mengungkapkan hal yang tidak enak diucapkannya: “Kalau Kak Yin Dan mau ikut, mungkin butuh beberapa hari. Dia tidak hafal jalan, pasti tidak boleh pergi sendirian, jadi kakak ipar harus antar dia. Selama itu lantai tiga hotel tidak ada yang bersih-bersih, menyuruh pekerja sementara kayaknya kurang tepat, jadi kalau Kak Yin Dan memutuskan ikut, kita bantu bersama mengerjakan tugasnya ya?”
Cheng Yan setelah mendengar langsung mengangguk: "Kalau ini bisa membantu usaha Kak Yin Dan, Tenang saja pergi, urusan sepele seperti ini kita masih bisa bantu selesaikan."
Gadis kecil Yu Dian tidak perlu dikatakan pasti menyetujui.
Sebagai satu-satunya pria yang selalu menetap di hotel selain kepala stasiun, Sang Mage tentu juga harus menunjukkan sifat kepriaannya: "Tidak ada masalah!"
Yin Nuxia agak malu-malu berkata: "Aku belum memutuskan mau pergi atau tidak!"
Cheng Yan berkata: "Situasi yang serba menguntungkan, kenapa tidak pergi."
Gadis kecil Yu Dian mengangguk: "Hm."
Tang Qingying juga setuju: "Benar, kalau aku pasti langsung pergi, bisa jalan-jalan sore bersama kakak ipar, panjat Tembok Besar, keliling Istana Kekaisaran, makan hot pot domba dan sumsum domba..."
Semakin dia bicara, semakin merasa ada yang tidak beres.
Melihat mata Yin Nuxia semakin berbinar, ekspresi Tang Qingying menjadi kaku, segera dia buru-buru menghibur diri di hati——
Kak Yin Dan benar-benar punya sifat suka bermain dan rakus ya!
Cheng Yan tetap tenang, masih mengingatkan Cheng Yun: "Ibukota begitu padat, jangan sampai Kak Yin Dan hilang di sana."
Cheng Yun membalikkan matanya.
Yin Nuxia juga tak bersuara lagi.
Tak lama kemudian, Cheng Yan tiba-tiba bertanya: "Kak Yin Dan sudah terkenal di industri penyiar, mengapa masih jadi petugas kebersihan? Bukankah lebih nyaman fokus jadi penyiar saja?"
Yin Nuxia mengerutkan kening, dua kata meluncur tanpa berpikir: "Omong kosong!"
Tapi saat Cheng Yan menanyakan alasannya, ia tak bisa menjawab... Lagipula itu tetap dianggapnya omong kosong.
Hanya Sang Mage yang menyuap nasi dengan lahap, sesekali melirik ke sekeliling. Dalam sekejap, nasi di ember stainless steel-nya sudah berkurang separuh. Bagian paha babi panggang paling kurus di meja, dan paha ayam dalam cabai pun lenyap tanpa disadari.
Cheng Yan juga tidak melanjutkan untuk memberi dilema berat pada Yin Nuxia, lalu bercerita tentang kejadian Naqu yang beberapa kali mengalami mimisan di klub hari ini.
Usai makan, hampir pukul tujuh tiga puluh.
Yin Nuxia kembali ke kamar untuk mencuci muka, membersihkan keringat akibat kepedasan saat makan dan minyak yang menempel di sekitar mulut, merapikan rambutnya lalu mengelapnya dengan handuk hingga kering, kemudian bersiap untuk siaran langsung. Dia tidak pernah merias wajah. Kulitnya yang bukan berwarna putih kertas standar selebritas internet melainkan warna gandum terang, justru lebih halus dibandingkan banyak penyiar wanita yang mengandalkan kecantikan bahkan setelah memakai bedak. Dari alur mata yang bersih dan segarnya masih terlihat bahwa ini adalah riasan alami murni.
Saat melewati sebuah dinding, tanpa sengaja dia melirik ke samping dan melihat sebuah lukisan.
Itu adalah hadiah dari penggemarnya yang juga teman sekelas Guru Yao Yao. Karena sangat menyukainya, Sang Kepala Stasiun pun memasang paku di dinding untuk menggantungkannya.
Dalam lukisan itu, dirinya duduk diam-diam di kursi dekat kereta bawah tanah, sementara Fiora di sampingnya berdiri tegak, kebanggaan yang menyilaukan melebihi pedang tajam.
Yin Nuxia menatap tajam beberapa saat, lalu bergegas turun menuju lokasi.
Menyalakan komputer, memulai live streaming dan permainan, ponsel yang telah membuka software live streaming diletakkan di bawah layar komputer.
Sejumlah besar komentar langsung melayang di layar.
Dua anak buah telah menunggu untuk bergabung dalam tim.
Setelah masuk ke tim, Supreme Riven mengirim pesan: "Kakak sulung hari ini online satu menit lebih lambat dari biasanya."
Luohua berkata: "Terlambat karena kencan dengan kepala stasiun ya?"
Supreme Riven terdiam.
Yin Nuxia menguap panjang, tak berkomentar lebih lanjut.
Permainan segera dimulai. Di sela-sela waktu tunggu, Supreme Riven bertanya lagi: "Kalian dapat undangan untuk kompetisi profesional tanggal 1 Juni?"
Yin Nuxia menjawab: "Ada."
Luohua berkata: "Aku tidak."
Supreme Riven bertanya: "Kakak sulung ikut gak? Kita bisa bikin satu tim. Kalau nanti kekurangan support, kita bisa merekomendasikan Xiao Hua ke perusahaan untuk ikut bertempur."
"Aku masih mempertimbangkan... Kamu pasti ikut kan?"
"Hm, aku udah mutusin buat ikut. Kesempatan sebaik ini tak boleh dilewatkan," kata Supreme Riven. "Cuma kalau sampe dihancurkan sama streamer lain di depan banyak penonton, agak malu sih hahaha."
"Oo..."
"Konon di tim pro ada muridmu tuh! Nanti kalau kalian berhadapan pasti seru banget!"
"Dia bukan muridku!" Yin Nuxia mengerutkan alis. Entah kenapa semua orang menganggap anak kecil itu sebagai muridnya. "Dia belum pernah menang lawan aku!"
"Belum pernah menang?"
"Hm, ah."
"Kasihanilah dikit! Anak buah kecil itu lumayan imut, dia juga sering bantu kamu pasang iklan di Weibo."
“Benarkah?” Yin Nuxia tidak tahu soal ini. Meski punya akun Weibo dan channel video sendiri yang sesekali mengunggah konten, semuanya diurus oleh Guru Yao Yao yang manis. “Tapi aku sudah banyak mengalah padanya. Tetap saja dia tidak bisa menang, dasar orang bodoh ini...”
“Kasih kelonggaran lagi.” Supreme Riven berkata.
“Bagaimana mungkin itu bisa...” Yin Nuxia mengerutkan alis.
“Lupakan itu. Aku harap Kakak juga ikut. Kita bentuk tim, Kau main marksman atau mid lane, aku yang top lane. Baru ada harapan menang gelar.” Supreme Riven menambahkan, “Nanti aku traktir bebek panggang Beijing.”
“Iri sekali. Lebih baik aku ke ibukota nonton pertandingan dan menyemangati kalian! Uang tiket pesawat masih mampu kukeluarkan!” Luohua juga ikut bicara.
“Aku tadi serius, kalau kita kekurangan support, aku akan merekomendasikanmu ke perusahaan.” supreme Riven berkata serius, “Menurutku dengan cara undangan seperti ini, pasti banyak tim yang susunan pemainnya tidak ideal. Bukan ada yang kelebihan posisi, kekurangan posisi. Ditambah penyiar yang khusus main support dan jago juga jarang, kemungkinan besar jalur lain sudah siap tapi kurang support.”
“Tapi kalau Kakak sulung ikut, pasti semua penyiar pengin satu tim dengannya.” Luohua berkomentar.
“Belum tentu, ini juga tergantung hubungan.”
“Pokoknya terima kasih atas sikap dasar kalian, soal lainnya nanti kita lihat lagi.” Luohua menjawab dengan sopan santun.
“Kakak sulung bagaimana pendapatmu?”
“Aku belum memutuskan…” Yin Nuxia menghentikan bicaranya sejenak, “Tapi aku cukup ingin pergi. Nanti aku berunding dulu dengan kepala stasiun, lihat apakah dia bisa menyempatkan diri.”
“Kepala stasiun juga ikut?” Luohua tertegun.
“Iya.” Yin Nuxia agak malu-malu, “Ibukota jauh sekali, harus naik pesawat... Aku sendirian paling-paling cuma bisa naik bus…”
“……Kakak sulung adalah gadis kecil yang belum pernah keluar rumah?”supreme Riven tak tahan lagi mengkritik.
“Kakak sulung dan kepala stasiun hubungannya sangat intim ya.” Luohua mengeluarkan rasa iri yang tulus.
“……”
“Sama saja, ingatanku tidak bagus. Pergi sendirian pasti tersesat.” Yin Nuxia menjawab sambil memulai lane phase melawan lawan - meski di server Korea, para random yang bukan tim pro sulit mengancam trio mereka. Sambil farm minion, ia tetap bercakap-cakap dengan anggota grup tanpa buru-buru mencabut jiwa musuh.
……
Tanggal 21, Cheng Yun menyetujui untuk pergi ke ibukota bersama Yin Nuxia.
Daftar peserta penyiar yang lolos seleksi platform sudah ditentukan, semuanya memiliki kemampuan sangat kuat dan popularitas tinggi. Para streamer yang kurang di salah satu aspek tersebut tidak terpilih.
Setelah pukul 00:00 tanggal 22, daftar tersebut diunggah ke situs web. Tinggal menunggu waktu pengelompokan kelompok.
Karena di bidang live streaming, Sekte Xuandao memonopoli pasar dengan menguasai separuh langit, platform live streaming mereka mengerahkan tiga belas penyiar untuk acara ini. Platform lain hanya mengirim beberapa penyiar terpopuler dari divisi League of Legends mereka. Kontak acara Sekte Xuandao membuat grup dan menarik masuk ketiga belas penyiar agar bisa saling berdiskusi dan membentuk regu secara merdeka.
Seperti prediksi Supreme Riven, dari tiga belas penyiar hanya dua yang berperan sebagai support. Salah satunya bahkan lebih ahli sebagai jungler yang kadang merangkap support.
Rencana awal Sekte Xuandao adalah mengundang dua penyiar dari platform lain untuk membentuk tiga regu utuh. Supreme Riven pun memanfaatkan kesempatan ini untuk merekomendasikan Luohua ke perusahaan.
Pada dasarnya kemampuan Luohua tidak diapresiasi oleh lapisan atas, popularitasnya juga masih jauh dibandingkan penyiar top. Namun setelah Supreme Riven menunjukkan keinginan mereka (Yin Nuxia dan dirinya) untuk membentuk tim dengan Luohua, serta mempertimbangkan chemistry Luohua dengan Yin Nuxia selama live streaming biasa dan gaya yang cocok, akhirnya pihak platform memutuskan untuk mempertimbangkannya.
