"Feiyu Nuxia??"
"Woooo! Nuxia tiba!"
"Sudahkah Nuxia membentuk tim? Masih butuh jungler?"
"Pemain top lane menangis pingsan di sudut tembok..."
"Nuxia main posisi mana?"
"Nuxia bisa mengisi semua lane, tapi sepertinya dia harus satu tim dengan Riven. Kalau Riven main top, berarti Nuxia di mid atau bot? Jadi... Aku membaca lewat mantra jari, Nuxia pasti butuh support! Bagaimana kalau aku?"
"Aku juga support, Nuxia ayo kita buat tim!"
"Nuxia main mid saja, aku marksman, kita berdua tim!"
"Lebih baik Nuxia ke bot lane, aku mid..."
“……”
Ponsel di tangan Cheng Yun, Yin Nuxia duduk di sebelahnya, menatap tajam untaian pesan yang tiba-tiba memenuhi timeline grup karena keikutsertaan "Feiyu Nuxia", mengerutkan alis sambil bergumam: "Sepertinya ada beberapa nama yang terasa familiar..."
Cheng Yun bertanya: "Balasannya gimana?"
Yin Nuxia mengeluarkan suara "Hmm" panjang, menandakan ia sedang berpikir, namun setelah beberapa lama tak juga menghasilkan kesimpulan.
Tiba-tiba, supreme Riven mengirim pesan pribadi: "Kakak sulung, sudah ada kandidat untuk berkelompok?"
Yin Nuxia melirik pesan: "Belum..."
Cheng Yun membantu mengetik balasan: "Tidak ada."
supreme Riven berkata: "Sebagian besar orang-orang ini pernah kita temui, ada mid-jungle yang meninggalkan kesan mendalam? Atau yang ritmenya cocok dengan gaya bertarungmu?"
Yin Nuxia berpikir lama, lalu berkata: "Tak ingat sama sekali."
supreme Riven mengirimkan tanda elipsis "......", kemudian membuat grup diskusi baru dan mengundang Luohua bergabung.
Ketiga orang itu segera berdiskusi dalam grup.
Supreme Riven berkata: "Perbedaan kemampuan tiga penyiar mid lane memang ada. Yang paling ahli tekniknya jelas Lee Hee Eun. Selain itu dia juga lebih familiar dengan gaya bermain dan formula tim profesional, soalnya kan dia pensiunan atlet profesional. Jika kita sampai harus berhadapan dengan tim pro di final, dia seharusnya bisa memberikan banyak saran taktis buat kita."
Luohua menyetujui: "Lee Hee Eun memang bagus. Aku pernah satu kali satu tim dengannya, dia bisa mengantongi dua kali lima kill."
Supreme Riven menambahkan: "Tapi Niangao juga tidak kalah. Lagipula Niangago bisa main di posisi mid atau bawah. Jika berkelompok dengannya, formasi kita nanti akan lebih fleksibel. Kakak sulung bisa gantian main posisi dengannya."
Cheng Yun meniru nada bicara Yin Nuxia: "Aku juga kurang paham, kalian yang putuskan saja."
Supreme Riven mengirim emotikon ekspresi pasrah.
Luohua berkata: "Menurutku Lee Hee Eun mungkin akan membentuk tim dengan Andy. Hubungan mereka cukup baik, dan... kudengar dulu Lee Hee Eun pernah berselisih paham dengan kakak sulung."
Cheng Yun mendeskripsikan kebingungan Yin Nuxia: "Siapakah Lee Hee Eun ini?"
Supreme Riven memberi petunjuk: "Dulu kita pernah match dengannya, dia yang mulai memprovokasi, kemudian dipukuli habis-habisan, lalu mengira kamu pakai cheat, bilang mau laporkan. Meski sejak itu kita abaikan, masih banyak netizen gabut yang mengungkit-ungkit kasus ini sebagai bahan untuk menjatuhkan Lee Hee Eun, entah dia pendendam atau tidak."
Yin Nuxia tersadar, berkata "Ohhh" panjang penuh arti.
Baru teringat olehnya, di game waktu itu, karena mendengar orang ini pernah mengejek Supreme Riven, dia malah bermain variasi gaya untuk menghajarnya.
Supreme Riven menambahkan: "Tapi skillnya emang jago. Tapi Xiao Hua juga benar, aku akan coba komunikasi dulu dengannya."
Beberapa menit kemudian, Supreme Riven mengirim screenshot rekaman chat-nya dengan Lee Hee Eun.
Dalam screenshot, Lee Hee Eun menunjukkan bahwa dirinya sudah lebih dulu membuat janji dengan Andy, seorang streamer marksman legendaris yang punya hubungan baik dengannya. Ini berarti dia mustahil bergabung dengan regu Yin Nuxia.
Supreme Riven berkata: "Kalau begitu aku akan menghubungi Nian Gao."
Beberapa saat kemudian, dia mengirim OK dan berkata: "Orang ini sudah menunggu undangan kita. Untuk posisi jungler, Xiao Erduo bermain sangat agresif, cocok dengan gaya kita."
Yin Nuxia berkata: "Baiklah."
Luohua juga menyatakan tidak ada keberatan.
Maka Supreme Riven kembali berperan sebagai diplomat.
Luohua tidak bersuara di grup diskusi selama beberapa menit. Beberapa menit kemudian dia berkata: "Tadi pihak platform menghubungiku. Kesempatan ini tidak lepas dari kalian, terima kasih."
Supreme Riven mengirim emoji wajah puas diri.
Yin Nuxia menimpali: "Segan ngapain!"
Akhirnya, formasi mereka pun ditetapkan.
Orang-orang di grup juga perlahan mengetahui kabar bergabungnya mid lane "Niangao" dan jungler "Xiao Erdou" ke tim Srikandi Yin. Sisa streamer mid lane dan jungler hanya bisa pasrah, sementara dua streamer support justru lebih aktif menawarkan diri — Sejauh ini Srikandi Yin telah mengambil posisi jalur bawah, dan kekuatan komposisi tim mereka sangat kuat, tinggal mencari satu support lagi.
Tiba-tiba, sistem memberi pemberitahuan: Luohua telah bergabung ke grup chat.
Grup langsung mereda dalam keheningan.
Dua streamer support masing-masing mengirim emoji Momen Memalukan.
Cheng Yun buru-buru mengambil ponsel Srikandi Yin dan mengetik: "Terima kasih atas kepercayaannya, maaf telah merepotkan."
Supreme Riven juga keluar untuk melerai.
Kedua streamer tersebut menyatakan pengertian. Pada dasarnya Luohua memang sering main game bersama mereka. Jika Luohua ikut kompetisi, pasti mereka akan membentuk satu tim.
Segera "Xiao Erdou" dan "Nian Gao" diundang oleh supreme bergabung dalam grup diskusi, membahas nama tim meskipun nama ini "tidak ada gunanya sama sekali". Bersamaan, supreme dan Luohua tenggelam dalam kegembiraan bahwa ketiganya segera akan "bertemu langsung", dengan perasaan gelisah namun bersemangat membahas adegan pertemuan pertama sambil meminta Luohua mengirimkan beberapa swafoto berturut-turut.
Yin Nuxia juga membayangkan berjalan-jalan di Tembok Besar dan Istana Kekaisaran bersama Sang Kepala Stasiun, menyantap hot pot domba dan domba apa……
……
Pembagian grup segera diumumkan di situs web, sementara berbagai platform live streaming besar dan Tencent Game mulai mempromosikan "Turnamen Pertarungan Profesional Penyiar".
Platform live streaming besar mengirimkan total empat tim, di mana Sekte Xuandao menguasai hampir tiga di antaranya. Satu tim sisanya merupakan gabungan penyiar dari beberapa platform kecil. Karena sebagian besar penyiar berkemampuan tinggi berada di Sekte Xuandao, tim gabungan ini relatif lebih lemah. Setelah berunding, Yin Nuxia dan kawan-kawan memutuskan menamai tim mereka sebagai Regu Pendekar. Seluruh anggota tim mengklaim diri sebagai pendekar, sekaligus menegaskan pusat komando pasukan.
Dalam beberapa hari berikutnya, Yin Nuxia terus main game bersama anggota tim lainnya untuk memahami gaya masing-masing dan melatih kecocokan hati.
Suatu kali saat bermain lima orang, mereka bertemu dengan tim Lee Hee Eun. Meski akhirnya menang, kemenangan itu tidak mudah. Selain jalur bawah Yin Nuxia yang bisa mempertahankan keunggulan, jalur atas dan tengah Regu Pendekar bertarung dengan sangat sulit.
30 Mei, malam hari.
Cheng Yun menyiapkan dua set baju musim panas dan memasukkannya ke dalam koper. Si loli juga dengan manis menggigit dan membawa baju kecilnya, kalung, jepit rambut, lalu melemparkannya ke dalam koper.
Cheng Yun memandangnya dengan pasrah: "Musim panas begini, bulumu panjang-panjang, masih juga pakai baju, nggak kepanasan?"
Loli kecil membeku sejenak, lalu memalingkan wajah melirik tubuhnya: "Huu!"
"Aku manusia, kamu bukan manusia!"
"Huu!?"
"Di tubuhku nggak ada bulu sepanjang punyamu!"
"Huu?"
Loli kecil mengangkat kepala melirik rambutnya, kilau memancar dari mata besar yang indah.
Cheng Yun: "Yang penting kamu senang……"
Mendengar itu, loli kecil langsung berlari masuk ke kamar, mengeluarkan lonceng kecil perak dan boneka hiu kecil terakhir, sejenak berpikir sepertinya sudah lengkap, lalu dengan tenang lari ke samping Cheng Yun dan berbaring.
Tak lama, Yin Nuxia datang berlari sambil menggendong ransel baru, lincah seperti murid SD: "Kepala Stasiun, sudah siap?"
Cheng Yun mengangguk: "Sudah ditangani."
Yin Nuxia menatap kopernya terdiam sejenak: "Bawa barang sebanyak ini?"
Cheng Yun melirik si loli dengan pasrah.
Si loli memalingkan wajah dan menatapnya dengan tatapan polos.
Cheng Yun menggelengkan kepala, "Kalau semua barang sudah siap, kita turun sekarang ya?"
Yin Nuxia mengangguk sambil berjalan di sampingnya menuruni tangga, "Kapan kita akan mendaki Tembok Besar, jalan-jalan di Istana Kerajaan, makan hot pot domba?"
Mendengar itu, mata si loli langsung berbinar-binar menatap Cheng Yun.
Setelah berpikir sejenak, Cheng Yun menjawab, "Besok sore kamu harus registrasi di markas besar Sekte Xuandao. Besok pagi kita bisa ke Istana Kerajaan dulu, tidak akan lama. Siangnya kita makan hot pot domba, pagi hari bisa sarapan mie kecap campur atau luzhu."
"Oh! Ngomong-ngomong Istana Kerajaan itu apa sih?"
"Itu bekas kediaman kaisar zaman dulu."
"Wah istana! Boleh masuk gitu?"
"Tentu, di zaman sekarang sudah tidak ada kaisar lagi." Cheng Yun menjelaskan dengan sabar.
"Kalau Tembok Besar?"
"Tembok Besar adalah benteng pertahanan zaman dulu, berupa tembok yang dibangun di puncak gunung untuk menghalangi serangan musuh. Tembok di perbatasan juga bisa dipakai untuk melancarkan serangan." Cheng Yun menjelaskan, "Cuma lokasinya cukup jauh, besok pasti tidak sempat. Paling-paling tanggal 2 lomba kamu sudah selesai. Kalau berminat, kita bisa habiskan sehari untuk jalan-jalan di Simatai. Sepertinya Jinshanling belum dibuka... Tapi sebenarnya Tembok Besar juga tidak ada yang istimewa."
"Oh." Yin Nuxia masih ingin pergi.
Ia melirik si loli yang juga tenggelam dalam khayalan, dalam hati berharap kalau makhluk kecil ini tidak ikut pasti lebih baik. Kalau dia ikut... pasti akan bertengkar!
Turun ke lantai bawah, semua orang sudah berkumpul di resepsionis.
Melihat loli kecil melangkah riang di depan, ia telah mengenakan baju baru yang baru dibeli dua hari lalu—sebuah jaket tipis berwarna pink dengan dasi kupu-kupu, terlihat seperti hendak pergi ke acara resmi. Cheng Yan menunjukkan ekspresi yang campur aduk antara sudah tahu akan begini dan sedikit kecewa: "Ternyata loli ini memang ikut juga ya..."
Tang Qingying yang berdiri di samping berkomentar: "Bukankah ini sudah jelas! Target utama siluman ini dari awal sampai akhir cuma kakak ipar, sisanya cuma bonus yang kebetulan bisa dihabisi!"
Cheng Yan membalikkan matanya.
Loli kecil meliriknya sekilas dengan tatapan datar.
Tang Qingying sudah malas menanggapi keunikan gerakan loli itu, hanya berpesan pada Cheng Yun: "Kakak ipar, jaga keselamatan ya."
Cheng Yun tersenyum: "Kalian juga, jangan sampai kelaparan di hotel."
Yin Nuxia menyatukan tinju seraya berkata: "Hari-hari ini kuserahkan pada kalian! Tunggu aku kembali, pasti akan kuajak kalian makan enak, makan sebanyak yang kalian mau, makan apapun yang kalian inginkan!"
Cheng Yan tersenyum: "Baik, kucatat janjimu!"
Cheng Yun mengangkat koper keluar pintu, menoleh tajam sambil menggerakkan jari: "Akan kubawakan oleh-oleh khas untuk kalian."
Yin Nuxia menggendong tas mendampingi Sang Kepala Stasiun dari belakang.
