14 Juni, pagi hari.
Para penghuni hotel baru saja duduk di resepsionis hendak sarapan, ketika suara klakson memenuhi udara.
Cheng Qiuye memarkir mobil di depan pintu utama hotel, menggulung jendela, lalu turun sambil berkata pada yang sedang sarapan: "Ayo cepat!"
Cheng Yun menatapnya: "Kenapa kamu datang?"
"Kamu tanya kenapa aku datang!?"
"Hari ini berangkat?"
“Ya.” Cheng Qiuye mengangguk, melirik cuaca di luar yang agak mendung dan berangin, “Prakiraan Cuaca bilang hari ini mendung, kebetulan aku sudah selesai konser dan dapat cuti sehari dari perusahaan, kakakmu ini mau traktir kalian main ke taman hiburan.”
“Oh.” Cheng Yun menjawab dengan sikap acuh tak acuh.
Cheng Yan diam-diam menggigit roti kukus.
Sebaliknya, Yin Nuxia dan Feng Yujia tampak bersemangat.
Cheng Qiunya mengibaskan tangannya: “Siapa yang mau ikut? Cepat daftar! Semua biaya urusan kakakmu ini!”
“……” Ekspresi Cheng Yun tetap datar.
“Ada aku!” Feng Yujia mengangkat kepala sambil tersenyum malu.
“Aku juga mau!” seru Yin Nuxia.
“Bagus!” Cheng Qiuye mengangguk.
Yin Nuxia melirik gadis kecil Yu Dian di samping: “Nona Yu bilang dia juga mau ikut!”
“Aku…” Gadis Yu Dian kebingungan tak tahu harus berbuat apa, “Aku takut ketinggian… tidak bisa main apa-apa, mungkin percuma saja ikut!”
“Tidak apa-apa, ada yang tidak tinggi!” Sepupu perempuan dari pihak ayah itu berkata dengan nada tajir.
“Mendaftar!” Tang Qingying mengangkat tangannya sendiri. Setelah dua detik, dia juga mencengkeram tangan Cheng Yan dan mengangkatnya.
Sang loli memalingkan wajah sambil mengamati ekspresi Cheng Yun.
Sang Mage menguap panjang dengan malas: “Aku jaga shift hari ini, kalian saja yang bersenang-senang.”
Naqu tetap menyuap sarapannya dari awal sampai akhir tanpa bersuara.
Jumlah anggota akhirnya ditetapkan. Cheng Qiuye menyelak duduk di samping Feng Yujia sambil asal mengambil sebuah bakpao: “Kebetulan kakakmu ini belum sarapan pagi tadi...”
Cheng Yun berkata: “Kalau gitu cepatlah makan. Habis main nanti Yin Dan masih ada pekerjaan.”
……
Mengenai taman hiburan, Yin Nuxia punya sedikit pemahaman. Tahun lalu di festival lentera ada banyak wahana permainan yang membuat liburannya sampai enggan pulang. Tapi menurut Sang Kepala Stasiun dan Nona Yu, wahana di festival lentera itu cuma versi disederhanakan yang terlalu kecil, tidak sebagus yang ada di taman hiburan sebenarnya.
Maka Yin Nuxia sepanjang jalan dipenuhi harapan.
Saat tiba di pintu Happy Valley masih sangat pagi.
Cheng Yan dan Tang Qingying sama-sama mengeluarkan kartu mahasiswa, menyerahkannya pada Cheng Qiuye, ditambah kartu identitas.
Saat membeli tiket, Cheng Qiuye meneliti satu per satu kartu identitas semua orang, tidak menemukan unsur lucu yang membuatnya sedikit kecewa.
Tiket masuk Happy Valley tidak murah, tujuh orang menghabiskan seribu lebih, tapi Cheng Qiuye tidak merasa sakit hati. Malah semakin banyak dibelanjakan, semakin kuat rasa eksistensi sebagai kakak.
Memindai tiket lalu masuk.
Cheng Qiuye membawa Feng Yujia berjalan di posisi terdepan. Tang Qingying mendampingi Cheng Yun. Cheng Yan mengikuti di belakang Cheng Yun, terus mencoba berkomunikasi lewat tatapan dengan si loli di dalam tas kucing melalui kaca, namun semuanya berakhir dengan kegagalan.
Yin Nuxia menarik tangan gadis kecil Yu Dian, bagai Liu Laolao memasuki Grand View Garden melirik ke sana kemari, matanya membelalak lebar.
"Apa itu roda raksasa!? Besar sekali!"
“Kemungkinan bianglala...”
“Waah! Ada bebek besar di sana, bahkan pakai baju!”
“Itu pasti Donald Duck...”
“Waah!! Itu apa yang di langit?”
“Lintasan roller coaster kali...”
“Eh yang goyang-goyang itu kayaknya pernah aku naiki, tapi tidak sebesar ini!” Mata Yin Nuxia berbinar, tangannya menggenggam erat tangan gadis kecil Yu Dian, “Aku mau main semuanya! Tidak! Berkali-kali!”
“Aku... takut...” Wajah gadis kecil Yu Dian agak pucat, secara tak sadar berusaha menjauh dari Yin Nuxia.
“Aduh jangan takut, aku akan melindungimu!” Sifat maskulin Yin Nuxia meledak-ledak, sementara kekuatan dahsyatnya memudahkannya menarik kembali gadis kecil Yu Dian yang ingin kabur, sambil memperagakan gerakan ia berkata, “Cuma setinggi itu saja, kalau kau jatuh aku bisa menangkapmu!”
“Aku percaya setan sama kamu...”
Setelah melewati jembatan, sampailah di area utama wisata.
"Menara jatuh, roda raksasa, komidi putar kayu, rumah hantu, palu raksasa, kapal bajak laut dan lain-lain semuanya ada di sebelah sana."
Cheng Qiuye yang mengenakan masker bicara agak kurang jelas: "Hmm... kita datang pagi, pengunjung sepi, tidak perlu antri."
"Ada faktor hari kerja juga." Cheng Yun berkata datar.
"Aku mau naik komidi putar kayu!" seru Cheng Qiuye.
"Aku juga! Hari ini kita mulai dari wahana paling lembut dulu, komidi putar kayu!" Feng Yujia segera menyambut.
Cheng Yun lalu berkata ke yang lain: "Bagi kalian yang belum pernah ke Happy Valley, saranku naik roda raksasa dulu. Saat mencapai puncak, kalian bisa melihat seluruh taman hiburan dari atas. Setelah tahu letak fasilitasnya, nanti lebih mudah dicari. Soalnya area ini cukup luas."
Yin Nuxia segera menatap roda raksasa yang menjulang tinggi itu, berkata dengan wajah takjub: "Gimana caranya naik ini?"
"Dekat saja ke sana, nanti petugas yang buka pintu. Tidak perlu bayar lagi."
"Oh! Lalu bagaimana dengan Kepala Stasiun?"
“Kamu duluan saja, lagipula kalau traffic sedikit, ia takkan membiarkan kita sekelompok masuk satu koper yang sama.” Cheng Yun berkata.
“Baiklah, Nona Yu kita pergi!”
Yin Nuxia menarik gadis kecil Yu Dian langsung bergegas ke bawah kincir raksasa.
Cheng Yun mengalihkan pandangan ke Cheng Yan dan Tang Qingying: “Kalian bagaimana? Mau main apa?”
“Menurutku keduanya tidak seru.” Cheng Yan berkomentar.
“Larangan berputar memang agak kekanak-kanakan, tapi kincir raksasa... Yan-yan anggap tidak menarik, Kakak Ipar ayo kita coba sekali!” Tang Qingying menatap Cheng Yun dengan mata bersinar.
“Aku juga rasa materi ini tidak seru, tidak sengit juga tidak menghibur, cuma spot wisata biasa.” Cheng Yun menambahkan.
“Tapi aku ingin mencoba!” Tang Qingying memandangnya penuh harap, “Main sendirian kan tidak asyik.”
“Err... Cheng Yan ikut juga lah.”
“Aku tidak tertarik.” Cheng Yan menjawab tak beremosi.
Beberapa saat kemudian—
Tiga manusia satu makhluk duduk dalam kabin gantung yang sama. Cheng Yan tetap tak beremosi menginspeksi kekokohan kabin, sementara harapan Tang Qingying telah sirna——
Sejatinya bianglala tak ada yang menarik, kecuali jika naik bersama orang tercinta. Perlahan terangkat tinggi, saling merangkul, memandang pemandangan di kejauhan dengan decak kagum, "takut ketinggian" saat melihat ketinggian di bawah kaki... Lalu siswi gemetar sementara pemuda merangkul bahunya sambil menggodai atau menghibur...
Tapi kini... cuma jadi titik wisata biasa!
Cheng Yun justru memandang sekeliling, matanya menyipit tipis seolah tenggelam dalam kenangan masa lalu.
Tak lama kemudian, tiga manusia satu makhluk turun dari bianglala.
Yin Nuxia melambaikan tangan di pintu keluar: "Hei..."
Cheng Yan menghela napas lega, melirik Tang Qingying yang tak bersemangat. Lengkungan bibirnya menyungging saat memimpin langkah mendekati Yin Nuxia.
"Kulihat kalian naik bianglala!" seru Yin Nuxia.
"Oh, hebat sekali," kata Cheng Yan dengan datar.
“Kita mau main apa lagi?”
“Main menara jatuh saja.” Cheng Yan menunjuk menara jatuh yang ada di depan, lalu menarik napas dalam-dalam.
“Menara jatuh… ya, kayaknya aku pernah mainin ini!” Mata Yin Nuxia berbinar.
“Hm.”
Maka beberapa orang itu kembali bergegas menuju menara jatuh.
Sekarang di menara jatuh masih ada sekelompok orang yang sedang naik ke puncak. Menengadah ke atas, hanya terlihat jari-jari kaki yang bergoyang di ketinggian.
Cheng Yan tak bisa menahan bayangan: bagaimana jika benda ini kecelakaan dan semua orang tiba-tiba jatuh…
Baru saat menara jatuh mulai turun, terdengar teriakan menusuk telinga.
Telinga si loli bergetar hebat. Wajahnya terpaku menatap langit, tak paham maksud orang-orang biasa ini.
Ekspresi wajah Cheng Yan mulai tak karuan.
Gadis kecil Yu Dian bahkan wajahnya memucat pasi.
Di Happy Valley terdapat dua menara jatuh yang disebut "Pahlawan Langit dan Bumi". Satu menara memiliki gerakan lebih landai, naik ke puncak dan berhenti sesaat sebelum turun. Satunya lagi langsung naik-turun dengan kecepatan tinggi. Keduanya memiliki karakteristik unik masing-masing.
Cheng Yan memperhatikan raut wajah Yu Dian, "Kalau Kak Yu Dian takut, lebih baik tidak usah naik."
Yu Dian mengangguk cepat-cepat seperti mendapat pengampunan.
Yin Nuxia mengerutkan kening, tapi tidak berkomentar.
Cheng Yan melanjutkan, "Aku dan Kak Yu Dian akan berfoto untuk kalian di bawah."
Tang Qingying tertegun, "Hah? Bukannya kamu yang mengajak main menara jatuh?"
"Aku ubah keputusan."
"Kenapa?" Tang Qingying teringat kejadian di festival lentera dulu, "Waktu itu di wahana 10 meter saja kamu langsung menyeretku pergi. Apa kamu takut ketinggian?"
"Bukan urusanmu."
"Baiklah..."
"Kalau kamu takut?" Cheng Yan balik bertanya.
Tang Qingying semula ragu-ragu, mengingat ketinggian menara jatuh ini jauh lebih ekstrem dibanding saat festival lentera. Tapi setelah melirik Cheng Yun, dia mengumpulkan keberanian: "Kalau Kakak ipar naik, aku berani! Asal Kakak ipar duduk di sebelahku, aku tidak takut!"
"Jangan mimpi!"
Tak lama kemudian, gelintir orang sebelumnya turun dari menara jatuh dengan selamat, mendarat tanpa insiden. Hanya beberapa cewek yang wajahnya langsung pudar, beberapa pemuda berjalan bagai mengambang. Tapi ada juga yang terlihat biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.
Staf memberi isyarat untuk kelompok berikutnya naik.
Cheng Yun terpaksa berkata pada si loli: "Kau tunggu di bawah sini jaga dua manusia ini ya!"
Segera dia mempercayakan si loli kepada Cheng Yan.
Si loli hanya bisa terpaku membuka mulut lebar, menyaksikan mereka bertiga naik ke menara jatuh di depan matanya, sementara dirinya berdiri di bawah menunggu bodoh.
Tang Qingying akhirnya duduk di sebelah Cheng Yun. Cheng Yan pun tak bisa naik untuk mencubitnya pergi.
Mengunci pengaman, jantungnya mulai berdetak kencang, kedua tangan mencengkeram terbalik pengaman, berkata pada Cheng Yun: "Kak, aku agak takut..."
Cheng Yun memalingkan wajah: "Bukannya bilang tidak takut tadi?"
"Ini namanya ketakutan strategis..."
“……”
Seorang pemuda mendengar percakapan mereka jelas-jelas, tanpa sadar menatap Cheng Yun dengan ekspresi sinis.
Petugas memeriksa kembali pengaman, lalu memberi kode pada ruang kontrol.
Tang Qingying buru-buru menggunakan satu tangan untuk menggenggam tangan Cheng Yun, sepuluh jari mereka terkait erat, mengabaikan ekspresi Cheng Yan di bawah, berkata: "Kak, detak jantungku sangat kencang..."
Cheng Yun baru saja hendak berkata sesuatu, mendengar itu hanya bisa menghela napas, membiarkannya terus menggenggam.
Menara jatuh mulai melesat naik, permukaan tanah menjauh cepat dalam pandangan, Cheng Yan dan Yu Dian yang sedang berfoto dengan ponsel di bawah perlahan berubah menjadi titik hitam kecil, si loli bahkan sudah tak terlihat sama sekali.
Cheng Yun bisa merasakan genggaman Tang Qingying di tangannya semakin kencang. Ia menoleh ke Tang Qingying dan berkata, "Dengan kedua tangan memegang pengaman akan lebih baik."
Tang Qingying menggelengkan kepala.
Seketika, menara jatuh itu meluncur ke bawah!
Tang Qingying merasa seluruh tubuhnya seolah terbebas dari gravitasi bumi. Andai bukan karena sabuk pengaman yang menekannya kuat-kuat di kursi, mungkin dia akan terlempar keluar.
Kedekatan permukaan tanah yang semakin cepat, ruang seolah terkompresi, memberikan sensasi rangsangan yang ekstrem.
Tapi dia tetap erat menggenggam tangan Cheng Yun.
Beberapa saat kemudian, wahana itu mendarat. Langkah Tang Qingying sedikit goyah, namun dia menyunggingkan senyum puas.
