"Bisa dilepaskan sekarang..." Cheng Yun melirik Tang Qingying di sampingnya.
"Oh!" Tang Qingying buru-buru melepaskan genggamannya.
Menoleh ke menara jatuh itu, rasa takut masih tersisa di hatinya.
Tapi...
Gelombang ini tidak rugi!
Tang Qingying kembali menunduk melihat tangannya sendiri, lima jari dan telapak tangan menunjukkan warna kuning lilin pucat bercampur merah muda. Beberapa saat kemudian darah mengalir deras ke seluruh bagian, membuat telapak tangannya memerah darah. Seolah menceritakan betapa kuatnya ia mencengkeram tangan Cheng Yun tadi.
Setelah ketakutan yang mulai menghilang, tinggallah sensasi menegangkan dan kepuasan!
Tang Qingying masih merasakan sensasi tanpa bobot saat jatuh dari menara jatuh, juga kehangatan dari telapak tangan kakak iparnya. Melirik beberapa orang yang masih antri, ia mengumpulkan keberanian: "Kak, kita main lagi sekali!!"
Ekspresi tanda tanya muncul di wajah Cheng Yun.
Tang Qingying mengira ia tak mendengar, lalu mengulangi permintaannya: "Kak, ayo kita main sekali lagi!"
Kalimat yang begitu membangkitkan imajinasi.
Cheng Yun melirik ekspresi Cheng Yan di bawah, batuk kecil memutus imajinasinya sendiri, lalu berkata dengan serius: "Bukannya kamu sangat ketakutan tadi?"
"Tidak..." jawab Tang Qingying dengan patuh.
"Tidak takut tapi masih mencengkeram tanganku!" Cheng Yun teringat ucapan strategi "ketakutan taktis" miliknya.
"Kalau pegang tangan kakak ipar, nggak takut!" kata Tang Qingying.
"Ayo main yang lain."
"Oh, baiklah." Tang Qingying tampak kecewa, tapi tetap patuh menyetujui—terlalu banyak wahana ekstrem di taman hiburan ini.
Tang Qingying memandang Cheng Yan dengan belas kasihan.
Ternyata sahabatnya ini kemungkinan besar fobia ketinggian. Taman hiburan ini bukan untuk anak-anak, jadi penderita fobia ketinggian pasti kehilangan separuh lebih wahana yang bisa dinikmati.
Cheng Yan melirik mereka, tak berkata-kata, hanya mengibaskan ponsel: "Semua sudah kurekam."
Mata Tang Qingying langsung berbinar: "Benarkah? Tolong tunjukkan!"
Cheng Yan menatapnya dengan ekspresi datar, tetap diam.
Tang Qingying mengkerutkan leher dengan wajah "aku nggak nanya apa-apa", menggeser tubuhnya beberapa langkah ke samping.
Yin Nuxia bertanya: "Apa aku juga kerekam?"
"Ada!"
"Bagus nggak hasil rekamannya?"
“Bagus.”
“Aku lihat dong aku lihat!” Yin Nuxia berlari ke samping Cheng Yan.
“Nanti lihat saja di grup, aku akan posting di grup.” Cheng Yan berkata.
“Oh.”
Cheng Yun berjongkok di depan loli, mengelus kepala kecilnya. Melihat ekspresi kebingungan di wajahnya, hatinya luluh: “Mau tidak aku ajak naik komidi putar kayu?”
Loli juga tak tahu apa itu komidi putar kayu. Ditambah ada manusia yang menatap tajam ke arahnya, ia tak bisa mengangguk setuju. Hanya bisa pura-pura tak mengerti sambil menatap Cheng Yun.
“Baiklah, ayo kita naik komidi putar kayu!” Cheng Yun lalu bertanya ke yang lain, “Kalian ikut?”
“Bebas!” Tang Qingying berkata.
“Kalau gitu kami juga ikut!” Yin Nuxia sekaligus mewakili diri sendiri dan gadis kecil Yu Dian.
“Kekanak-kanakan!” Cheng Yan menyeringai menghina.
“Tapi yang tinggi-tinggi kan kamu takut naik. Selain komidi putar kayu, mobil bumper sejenis itu, kamu masih bisa main apa?” Cheng Yun meliriknya tak habis pikir, “Mau ikut nganterin main?”
“Bukan takut ketinggian! Takut kecelakaan!” Cheng Yan membela diri.
“Ada bedanya?”
“Ada!”
“Sudahlah, ayo pergi naik komidi putar kuda.”
“Aku tidak mau pergi!”
“……” Cheng Yun berjalan ke belakangnya, kedua tangan lurus menekan bahunya, langsung mendorongnya maju.
Si loli melirik Cheng Yun dengan keraguan, terpaksa mengikuti.
Beberapa saat kemudian, sekelompok orang kembali berlari menaiki komidi putar kuda.
Cheng Yun berbicara baik-baik dengan staf, akhirnya diizinkan menggendong loli naik bersama. Tang Qingying ingin duduk dengan Cheng Yan, Yin Nuxia juga ingin bersama Yu Dian, tapi semua ditolak keras oleh staf.
Peraturan taman: satu orang satu kuda, baik dewasa maupun sosok kecil, kuda besar atau kuda kecil.
Tapi Cheng Yun benar-benar meremas keringat dingin untuk Yin Nuxia.
Terutama saat kuda putar bergerak atas-bawah, Cheng Yun memperhatikan bahwa amplitude gerakan kuda Yin Nuxia jelas berbeda dengan kuda lain. Pilar di atasnya mengeluarkan suara Ciiiit seolah roda gigi di puncak sudah tidak kuat menahan beban. Ia benar-benar khawatir Yin Nuxia akan merusak kuda itu dengan dudukannya.
Untungnya, kuda putar berhasil bertahan.
Setelah meninggalkan wahana, loli masih terus menoleh tajam, ekspresinya menunjukkan masih belum puas dan ingin bermain beberapa kali lagi.
Cheng Yun benar-benar bingung, bagi makhluk supernatural seperti ini, apa daya tarik dari benda yang hanya bergerak atas-bawah dan berputar-putar ini?
Tapi ia tetap berkata pada loli: "Kita coba wahana lain dulu, nanti aku ajak kamu kembali ke sini lagi, ya?"
Loli tidak mengerti.
Cheng Yun langsung menganggapnya setuju, lalu melanjutkan jalan.
"Palu raksasa! Palu raksasa!" Tang Qingying kini memiliki kecintaan khusus pada wahana dengan rangsangan ekstrem seperti ini.
“Palu raksasa!” Yin Nuxia mengangguk setuju berulang kali.
Cheng Yan dan gadis kecil Yu Dian saling memandang, sama-sama tidak bersuara.
Saat melewati rumah hantu dalam perjalanan ke palu raksasa, selain Yin si orang desa yang terlihat seperti sedang mengingat kenangan menakutkan karena teriakan horor, serta Yu Dian yang tampak bersalah, ketiga orang lainnya sama sekali tidak terpengaruh oleh ilusi palsu yang keterlaluan ini.
Namun jika bisa masuk bersama kakak ipar, Tang Qingying tetap bersedia berpura-pura menjadi perempuan penakut.
Tapi proposalnya divetokan oleh semua orang.
Tiba-tiba, dua orang berlari keluar sambil berteriak dari pintu keluar rumah hantu.
Cheng Yun menoleh dan melihat seorang siswi berpenampilan bersahaja serta perempuan bertopeng baseball berpostur proporsional - tak lain adalah Feng Yujia dan Cheng Qiuye.
"Kalian berdua... ini sedang apa?"
"Huff... huff..." Feng Yujia terus menarik napas dalam-dalam, wajahnya pucat pasi.
"Seram sekali seram sekali!" Cheng Qiuye terus mengulang.
"……" Cheng Yun tampak bingung.
"Benar-benar menakutkan!" Cheng Qiuye melihat ekspresinya lalu membujuk, "Kalian mau coba masuk?"
"Kau pikir semua orang pengecut seperti kalian?"
"Membosankan." Cheng Yan menambahkan, kali ini dia benar-benar merasa proyek ini tanpa rangsangan sama sekali.
"Coba sendiri baru tahu." Cheng Qioue tidak mau mengalah.
"Uh-huh!" Feng Yujia mengangguk cepat.
"Tak ada minat." Cheng Yan sama sekali tak ingin membuktikan betapa lemahnya mereka.
"Cih!" Kewibawaan sang sepupu tertantang.
"Mau main palu raksasa?" Cheng Yun bertanya.
"Apa itu palu raksasa?" Feng Yujia penasaran.
"……" Cheng Qioue diam sejenak, "Harus lepas topi untuk main itu, lebih baik tidak usah."
"Kalau begitu kami saja yang pergi." Cheng Yun menarik Feng Yujia pergi.
Saat tiba di bawah palu raksasa, wahana itu kebetulan berhenti. Feng Yujia pun tidak sempat melihat gerakan ayunannya yang spektakuler, juga tak mendengar teriakan para turis. Melihat semangat Yin Nuxia yang berkobar-kobar, dengan polosnya ia pun mengikuti naik ke wahana.
Cheng Yun dan Tang Qingying menyusul dari belakang.
Loli, Cheng Qiuye, gadis kecil Yu Dian, serta Cheng Yan tetap berdiri di bawah tanpa bergerak.
Palu raksasa di Happy Valley berukuran monumental. Saat berayun ke titik tertinggi, jaraknya dari permukaan tanah mungkin mencapai 20 meter. Untuk memperkuat efek ketakutan, desainer sengaja menggali lubang di bagian paling bawah. Setiap kali wahana menyapu rendah, para penumpang di kursi terbawah akan merasakan sensasi seolah hendak terlempar ke dalam jurang itu.
Feng Yujia dan Tang Qingying duduk mengapit Cheng Yun di kedua sisinya, sementara Yin Nuxia mengambil posisi di sebelah Tang Qingying.
"Kakak ipar, kamu takut?" tanya Tang Qingying.
“Tidak takut.” Cheng Yun tenang, baginya ketinggian dan sensasi tanpa bobot ini terlalu kecil, untuk merasakan rangsangan tanpa bobot, dia bisa bermain sampai puas di ruang node.
“Aku takut.” Tang Qingying mengangguk kuat-kuat, lalu melirik tangan Cheng Yun.
Belum saatnya, harus menunggu sampai ayunan benar-benar tinggi, ketika ketakutan sudah nyata, baru waktunya memegang tangan secara wajar.
Bibir Tang Qingying mengembang senyum tipis—
Sepertinya palu raksasa ini akan berayun selama beberapa menit...
Maka staf mempersilakan semua mempersiapkan diri, hitungan mundur tiga, dua, satu, palu raksasa mulai berayun.
Awalnya amplitudo kecil, perlahan semakin besar, ayunan juga semakin tinggi. Staf terus memandu atmosfer turis, mengalihkan ketakutan mereka, mengajak menikmati keseruan ini.
Feng Yujia yang buta tentang palu raksasa wajahnya berubah pucat, mulai berteriak histeris, menjerit-jerit, kedua tangan mencengkeram erat sabuk pengaman, seolah jiwa nya hampir terlempar dari tubuh!
Tang Qingying menyambar tangan Cheng Yun sambil, lima jarinya menerobos masuk ke celah jari pria itu, lalu menggenggam erat hingga sepuluh jari terkait erat.
Di tengah terpaan angin yang mengacak-acak rambutnya, dia masih bisa menemukan posisi tangan Cheng Yun di balik helai-helai rambut yang menutupi pandangannya - benar-benar hebat.
Cheng Yun hanya bisa menghela napas pasrah.
Petugas berteriak lewat mikrofon: "Benar! Teman-teman turis silakan berteriak sekerasnya! Ayunkan kaki lebih tinggi, lebih tinggi lagi! Katakan, puas tidak?"
"Mau kami ayunkan lebih tinggi lagi?"
"Lebih tinggi?"
"Bisa lebih tinggi lagi lho!"
"Lihat ada gadis kecil yang tetap tenang... Eh pasangan ini berpegangan tangan, sangat harmonis ya!"
"Kreatif..." Cheng Qiuye di bawah menggerutu sambil mengecup bibir.
Cheng Yan tidak melihat palu raksasa, melainkan berjongkok di tanah terus berusaha meraba loli kecil yang berulang kali membentaknya. Dia takut jika mengangkat kepala dan melihat palu raksasa, pikirannya akan langsung terpancing spekulasi liar tentang benda ini melemparkan orang atau roda yang melayang keluar.
Gadis kecil Yu Dian sama sekali tak bisa melihat atau mendengar...
Tak lama kemudian, palu raksasa mulai turun perlahan.
Feng Yujia wajah memucat pasi, harus ditopang Cheng Yun baru bisa berjalan normal. Setelah sedikit pulih, dia merintih pada Cheng Yun: "Kesulitan loncatan ini terlalu ekstrim..."
Tang Qingying kondisinya jauh lebih baik, bahkan masih tersungging senyum di wajah.
Gelombang ini... tetap untung!
Yin Nuxia justru bersemangat mencoba untuk naik kali kedua.
Cheng Yun memandangi semua orang, merenung sebentar, lalu berkata: "Begini saja, kita main terpisah. Yang suka rangsangan silakan main proyek hiburan yang menantang, yang tidak suka pilih yang lebih santai. Kalau ada wahana yang bisa dimainkan bersama, kita main bareng. Kalau tidak ada, ya main sendiri-sendiri."
Kalimat ini memicu persetujuan bulat dari semua orang.
Bahkan Yin Nuxia yang selalu ingin dekat dengan Nona Yu pun dipaksa dipisahkan oleh Cheng Yun.
Gadis kecil Yu Dian, Cheng Qiuye, dan Feng Yujia pergi main mobil bumper, sementara Yin Nuxia dan Tang Qingying melanjutkan tantangan di palu raksasa.
Tang Qingying mengira Cheng Yun akan memilih bergabung dengan mereka di wahana ekstrem itu karena sama sekali tidak terlihat takut, tapi Cheng Yun malah mengangkat loli: "Aku mau cari proyek hiburan yang bisa bawa hewan peliharaan."
Tang Qingying langsung terpaku di tempat.
Saat dia sadar, yang tersisa di depan mata hanya punggung Cheng Yun, loli, dan Cheng Yan yang perlahan menjauh.
Seketika, Yin Nuxia mendekat di hadapannya, mata berbinar: "Guru Yao Yao, waktunya mulai! Ayo naik!"
Tang Qingying memonyongkan bibir mungilnya: "Aku takut..."
